K2 memiliki mesin MTU MB-883 Ka500 yang diproduksi di bawah lisensi, menghasilkan 1.500 horsepower. K2 dapat bergerak dengan kecepatan hingga 70 km/jam di permukaan jalan raya. Akselerinya dari 0 – 32 km/jam dalam waktu 7 detik. Kecepatan di kondisi off-roadnya hingga 52 km/jam. K2 juga dapat mendaki lerengan 60 derajat dan dapat melewati halangan vertikal setinggi 1,3 m. Karena desain mesin yang relatif kompak, desainer dapat memasang mesin gas turbin Samsung Techwin tambahan ke dalam sisa ruang pada kompartemen. Mesin gas turbin ini dapat menghasilkan 400 tenaga kuda dan bertahan bakar ketika diam dan meminimalkan jejak panas dan suara tank.
Tank dapat menyeberangi perairan denga kedalaman hingga 4,2m dengan menggunakan sistem snorkel, yang juga berfunsi sebagai menara komando bagi tank komando. MBT K1 dan K1A1 tidak memiliki fitur ini. Sistem Snorkel ini memerlukan kira-kira 30 menit untuk persiapannya dan dapat membuat tank menyelam sepenuhnya. Turret menjadi kedap air ketika sedang fording, tetapi chassisnya dapat diisi dengan 440 (116 galon) air untuk mencegah terjadinya kelebihan daya apung dari udara yang berada di dalam tank dan menjaga track tetap berada di dasar perairan. Lebih lanjut, tank dapat segera masuk ke status siap-tempur setelah kembali ke permukaan.
K2 memiliki sistem suspensi canggih yang disebut sebagai In-arm Suspension Unit (ISU), yang memungkinkan setiap bogie di track dikontrol secara individual. Hal ini membuat K2 dapat “duduk”, “berdiri” dan “belutut”, serta “miring” pada suatu sisi atau ke suatu sudut. Fitur ini memberikan banyak keuntungan, selain itu sistem suspensi ini diklaim lebih mudah dalam perawatan, jika dibandingkan dengan sistem suspensi tradisional. "Duduk" memberikan tank profil yang lebih rendah dan menawarkan pengendalian superior di atas jalanan. "Berdiri" memberikan tank kemampuan melewati halangan vertikal yang lebih tinggi untuk manuverabilitas di lingkungan keras. "Berlutut" menambah jarak angular yaitu menambah derajat naik turun laras meriam utama tank, memungkinkan tank untuk menembakkan meriam utamanya menuruni bukit dan juga menembak pesawat yang terbang rendah dengan lebih efektif. Unit suspensi juga menjadi semacam bantalan yang melindungi chassis dari getaran ketika bergerak di daerah yang tidak rata.
Pada awalnya, K2 akan memiliki powerpack yang terdiri dari mesin diesel 12 silinder Doosan Infracore Corporation 1,500 horsepower (1,100 kW) dan sistem transmisi S&T Dynamics. Akan tetapi, powerpack ini tidak siap pada fase awal pengujian purwarupa yang kemudian MTU-890 digunakan sebagai solusi sementara. Ketika powerpack ini akhirnya diimplementasikan, powerpack mengalami masalah teknis yang terus berulang selama masa pengujian, yang membuat Defense Acquisition Program Administration (DAPA) menunda pengoperasian K2 hingga 2013.
Spoiler for Kemampuan Serang:
K2 dengan Meriam L55-nya (foto: [url]www.military-today.com[/url])
Kemampuan Serang
Desain K2 ternyata tidak sepenuhnya hasil dari dalam negeri karena desain turret-meriam dibuat oleh Rheinmetall dari Jerman yang juga mendesain meriam yang sama pada K1A1, meriam smoothbore 120mm L/44 Rheinmetall. Akan tetapi, K2 Black Panther memiliki model yang lebih baru yaitu meriam utamasmoothbore 120mm L/55 Rheinmetall. Awalnya spesifikasi desain K2 Black Panther diharapkan memiliki meriam 140mm, akan tetapi kemudian direvisi karena Rheinmetall menyatakan bahwa L/55 masih merupakan meriam yang lebih baik jika dibandingkan dengan meriam 140mm. Tank memiliki auto-loader yang serupa dengan desain yang dimiliki Leclerc Perancis; yang dikonfirmasi oleh kontraktor Giat Industries. Walaupun serupa, tapi banyak komponen kedua autoloader ini tidak saling menggantikan.
Persenjataan Utama:
Meriam smoothbore 120mm L/55 Rheinmetal, dikembangkan di bawah lisensi oleh ADD dan dibuat oleh World Industries Ace Corporation. Meriam smooth bore kaliber 55 dapat menembakkan 40 amunisi dengan berbagai tipe amunisi dari SABOT hingga HEAT. Amunisi yang paling menonjol adalah amnisi buatan Korea yang disebut sebagai KSTAM atau Korean Smart Top-Attack Munition. Tank dapat menembakkan amunisi ini dengan kondisi tank terhalangi. Amunisi ini memiliki sirip penstabil dan jika amunisi sudah sampai di atas target parasut terbuka dan mengurangi kecepatan amunisi di atas target. Amunisi ini. Untuk mendukung penggunaan amunisi ini, tank harus memiliki sistem milimeter band radar. Amunisi untuk meriam utama diisi pada magasin 16-shell. Autoloader-nya membuat tank dapat menembak 15 kali per menit, atau satu per empat detik, tanpa terpengaruh oleh sudut meriam.
Persenjataan Sekunder:
Tank memiliki sebuah senapan mesin koaksial 7.62mm dengan kapasitas 12.000 amunisi. Tank ini juga memiliki senapan mesin berat 12.7mm yang terpasang di atap. Senapan ini diturunkan dari senapan mesin berat M2 Browning, tetapi diproduksi secara lokal di bawah lisensi dengan nama K6. Kapasitas amunisi senjata ini adalah 3.200 amunisi. Selanjutnya, K6 memiliki sistem otomatis yang dapat mengidentidikasi teman di antara musuh.
Amunisi anti-tank utama milik K2 adalah amunisi penetrator energi kinetik APFSDS tungsten yang sudah diupgrade dan dikembangkan secara lokal. Amunisi baru ini menawarkan daya penetrasi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan amunisi tungsten generasi saat ini melalui penanganan panas yang lebih baik untuk campuran logam tungsten dan teknik yang dikenal sebagai "self-sharpening process". Teknik tersebut membuat inti tungsten semakin tajam dan bukan hancur selama penetrasi lapis baja. Untuk menyerang target biasa, K2 dapat menggunakan amunisi energi kimia HEAT serba guna, serupa amunisi M830A1 HEAT MP-T milik AS, memberikan kemampuan ofensif yang sangat baik melawan personel, kendaraan tak berlapis baja dan berlapis baja ringan untuk target darat maupun helikopter yeng terbang rendah.
KSTAM (Korean Smart Top-Attack Munition) adalah sebuah amunisi anti-tank top-attack, fire-and-forget dengan jarak 2-8 km, dan dikembangkan khusus untuk MBT Black Panther. Amunisi ini diluncurkan sebagai amunisi energi kinetik, ditembakkan dari meriam utama dengan profil lintasan peluru tinggi seperti pada mortar. Ketika sudah sampai di atas target, sebuah parasut mengembang, kemudian menyerahkan pada milimeter band radar, IR dan sensor radiometer mencari dan membidik target diam maupun bergerak. Seperti prinsip yang serupa dengan amunisi anti-tank yang diluncurkan dengan mortar. Ketika target sudah didapatkan dan dibidik, sebuah explosively formed penetrator ditembakkan dari posisi top-down, untuk mengarah pada lapis baja atap tank yang lebih lemah. Pembidikan target juga dapat diarahkan secara manual oleh awak melalui remote-link. Karakteristik ini mebuat tank tetap dapat tersembunyi pada saat menembakkan amunisi ke arah musuh dengan sukses, atau membeikan penembakan tidak langsung yang efektif terhadap target yang tersembunyi di balik penghalang dan bangunan. Amunisi ini ditenagai oleh energi kinetik dari saat amunisi keluar dari laras meriam.
Spoiler for Sistem Kontrol Penembakan dan Optik:
Sistem Kontrol Penembakan dan Optik
K2 dilengkapi dengan sistem kontrol penembakan (FCS) canggih yang terhubung dengan sistem millimeter band radar yang dipasang di busur frontal turret, bersama dengan laser rangefinder tradisional dan sensor crosswind. Sistem mampu melakukan mode "lock-on", yang dapat membidik dan melacak target hingga jarak 9,8 km menggunakan optik termal. Hal ini membuat awak dapat menembak secara akurat ketika tank bergerak dan juga pesawat yang terbang rendah. FCS juga terhubung dengan stabiliser meriam canggih dan trigger-delay mechanism untuk mengoptimalkan akurasi pada saat bergerak di daerah yang tidak rata. Jika trigger ditarik pada saat tank sedang berada di daerah yang tidak biasa, goyangan pada laras meriam dapat menyebabkan ketidakselarasan antara pemancar laser di bagian atas laras dengan sensor di bagian bawah.Trigger-delay mechanism akan menunda FCS dalam mengaktivasi tembakan hingga keduanya tersejajarkan kembali, sehingga meningkatkan kemungkinan tembakan mengenai sasaran.
KGPS (Korean Gunner's Primary Sight) dan KCPS (Korean Commander's Panoramic Sight) terdapat di Black Panter seperti pada MBT seri K1A1. Sistem optik pada Black Panther akan dimodifikasi lebih lanjut.
Komandan tank memiliki kemampuan untuk mengambil alih komando dalam mengontrol turret dan meriam dari gunner. Lebih lanjut, laporan yang belum dikonfirmasi menyebutkan bahwa dalam keadaan darurat, tank dapat dioperasikan hanya oleh dua atau bahkan seorang awak. Terdapat spekulasi bahwa FCS dapat secara otomatis mencari dan membidik target visibel, membandingkannya dengan jaringan data kendaraan kawan untuk mencegah terjadinya kesalahan target, dan menembakkan meriam utamanya tanpa input manual.
Spoiler for Kemampuan Bertahan:
Kemampuan Bertahan
Detail dari lapis baja komposit milik Black Panther dirahasiakan. Lapis baja frontalnya yerbukti efektif dalam mengalahkan amunisi APFSDS 120mm yang ditembakkan dari meriam L55. Blok ERA juga digunakan dengan tambahan Non-Explosive Reactive Armor yang direncanakan untuk versi K2 PIP.
Pertahanan terhadap misil yang datang saat ini disediakan oleh sistem anti-misil “soft-kill”. K2 PIP rencananya akan menggunakan sistem pertahanan anti-misil “hard-kill” jika tank ini dioperasikan dalam beberapa tahun ke depan.
Sistem millimeter band radar yang bterpasang di turret dapat beroperasi sebagai Missile Approach Warning System (MAWS). Komputer milik tank pada gilirannya dapat melakukan pelacakan pada proyektil yang datang, dan dengan cepat memperingatkan awak dan menembakkan granat Visual and Infrared Screening Smoke (VIRSS), yang dapat secara efektif memblok jejak optik, inframerah dan radar. Setelah sistem AMS “hard-kill” dipasang, sistem radar juga akan bertanggung jawab untuk melacak dan membidik misil yang datang. K2 juga memiliki sebuah Radar Warning Receiver (RWR) dan radar jammer.
Sebuah sistem pemadam kebakaran otomatis diprogram untuk mendeteksi dan memadamkan kebakaran yang terjadi, dan sensor atmospheric memperingatkan awak jika memasuki lingkungan berbahaya.
Spoiler for Pertimbangan Network-sentris:
Pertimbangan Network-sentris
K2 memiliki fitur sebagai berikut yang membantu meningkatkan kewaspadaan situasional bagi awak:
Uplink C4I (Command, Control, Communications, Computers, and Intelligence).
Uplink GPS (Global Positioning Satellite).
Sistem IFF/SIF (Identification Friend or Foe/Selective Identification Feature) bersama dengan STANAG 4579. Terletak di mantlet meriam utama, di atas meriam. Sistem menembakkan sebuah gelombang 38 GHz searah dengan meriam untuk respon dari target. Jika sinyal respon yang tepat ditunjukkan oleh target, sistem kontrol penembakan secara otomatis mengidentifikasinya sebagai kawan. Jika target gagal memberikan sinyal yang tepat, maka target dianggap musuh.
Sistem Manajemen Tempur (serupa dengan Inter-Vehicular Information System yang digunakan oleh militer AS) yang mengijinkan kendaraan untuk berbagi data dengan unit kawan, termasuk dengan kendaraan lapis baja lain dan helikopter.
Proyek juga sedang dijalankan untuk mengintegrasikan XAV unmanned wheeled reconnaissance vehicle ke dalam sistem Black Panther, memberikan awak tank kemampuan untuk mengintai area musuh secara remot tanpa harus memperlihatkan posisi tank.
Spoiler for K2 PIP:
K2 Product Improvement Program (K2 PIP)
K2 PIP adalah versi perbaikan dari model produksi awal K2 yang akan diluncurkan dalam beberapa tahun ke depan. Perbaikannya termasuk:
Upgrade unit suspensi Semi-Active In-arm menjadi unit suspensi Active In-arm Suspension Unit
Integrasi sistem high-resolution terrain-scanning ke sistem suspensi tank. Hal ini diklaim akan dapat membuat tank dapat "plan ahead" dengan memindai lingkungan sekitar dalam jarak 50m dari semua arah dan mengkalkulasi posisi optimal bagi bogies dengan maksud untuk meningatkan kinerja tank di atas lingkungan yang tidak rata.
Integrasi sistemj anti-misil hard-kill.
Penambahan Non-Explosive Reactive Armor (NERA).
Potensi penggantian meriam 120 mm / L55 dengan meriam electrothermal-chemical, yang akan dapat meningkatkan daya tembak tank.
Spoiler for Isu Teknis:
Isu Teknis
Pada Maret 2011, Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Selatan menyatakan bahwa produksi masal MBT K2 Black Panther, yang diharapkan oleh AD untuk dapat dioperasikan pada 2012, tidak akan terjadi hingga 2013 karena masalah mekanis pada mesin dan transmisi. Produksi masal MBT yang direncanakan menggantikan M48 yanag sudah ketinggalan jaman, awalnya direncanakan pada 2009, tetapi karena masalah pada mesin dan transmisi buatan dalam negeri membuatnya ditunda.
“Power pack” Black Panther, berdasar MTU-890 buatan Jerman, yang terdiri dari mesin 1,500-horsepower dan transmisi. Menurut juru bicara DAPA Jeong Jae-un, Korea akan menggantikan suku cadang buatan Korea yang cacat dengan suku cadang buatan Jerman jika tidak dapat diperbaiki pada Oktober 2011.
Republik Korea Selatan – Setidaknya 3 purwarupa telah dibuat. AD Korea Selatan berencana untuk mengoperasikan 397 K2 Black Panthers setelah produksi massal-skala-penuh.
Operator Potensial
Setelah bersaing dengan Leclerc dan Leopard 2, K2 akhirnya mendapatkan konsumen ekspor pertamanya di Turki. Pada Juni 2007, Korea Selatan dan Turki berhasil membuat perjanjian senilai ₩500 miliar (sekitar US$540 juta) untuk mendapat lisensi desain K2, serta untuk ekspor 40 (+15) pesawat latih KT-1 ke Turki. Pada 30 Juli 2008, Rotem (Korea Selatan) dan Otokar (Turki) menandatangani kontrak senilai $540 juta untuk asistensi teknologi dan desain, serta transfer teknologi untuk sebagian suku cadang K2. Teknologi akan digunakan MBT masa depan Turki, MİTÜP Altay. Pada Mei 2009, tidak ada detail desain yang dipublikasi. Walaupun berbagi banyak subsistem dengan K2, seperti lapis baja dan meriam utama, diharapkan MBT masa depan Turki ini memiliki karakteristik penampilan dan performa yang berbeda. As of May, 2009, no design details of the Altay tank have been made public.
Pada Juli 2011, AD Indonesia menyatakan ketertarikannya untuk membeli K-2 untuk MEF hingga 2014. Update terakhir, Indonesia pada akhirnya memilih Leopard 2.
SPESIFIKASI ROTEM K2 (BLACK PANTHER)
Dimensi:
Panjang: 32.81 kaki (10.00m)
Lebar: 10.17 kaki (3.10m)
Tinggi: 7.22 kaki (2.20m)
Struktur:
Awak: 3
Berat: 60.6 US Short Tons (55,000kg; 121,254lbs)
Persenjataan:
1 x meriam utama smoothbore 120mm
1 x senapan mesin berat anti-pesawat K6 12.7mm
1 x senapan mesin koaksial anti-infantri 7.62mm
Amunisi:
40 x proyektil 120mm
3,200 x amunisi 12.7mm
12,000 x amunisi 7.62mm
Powerplant:
Engine: 1 x mesin diesel berpendingin-air 4-siklus, 12-silinder yang menghasilkan 1,500hp.
Performance:
Kecepatan Maksimum: 43mpj (70 km/j)
Jarak Maksimum: 280 mil (450 km)