MBT K1 milik Korea Selatan telah beroperasi sejal 1987 dan masih digunakan hingga sekarang apalagi dengan adanya tank upgrade bernama K1A1 yang memiliki perbaikan dan upgrade desain terkemuka. K1 awalnya dioperasikan untuk menggantikan Sherman, sebuah tank tua yang terlibat dan beraksi pada era PD II. Kebutuhan mendesak untuk pengganti Sherman milik Korea Selatan menghasilkan pengembangan dan produksi K1. K1 dikembangkan oleh Hyundai Precision yang kemudian berganti nama menjadi Hyundai Rotem setelah merjer dengan perusahaan serupa lainnya. Desain tanknnya berdasar dari M1 Abrams yang diproduksi oleh General Dynamics Corp, karena sebelumnya Korea Selatan tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mendesain tank dalam negeri yang unik, sehingga mereka harus belajar dan membeli desain dari luar.
Hyundai terus mengembangkan, meng-upgrade dan mempercanggih MBT yang diproduksinya ini dengan menggunakan pengalaman dalam mengembangkan dan memproduksi K1 dan kendaraan lain. Pada awal 1996, Hyundai berhasil menyelesaikan pembuatan dua purwarupa K1A1 yang berdasar dari mobilitas dan sistem kontrol penembakan yang sudah teruji dari MBT M1 terdahulu. Dua purwarupa ini berhasil melewati semua pengujian yang dilaksanakan pada Februari 1997. Uji coba ini dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan di bawah cuaca dan medan yang bervariasi. K1A1 adalah versi upgrade dari MBT K1. Letalitas dan jarak tembak tempurnya jauh lebih meningkat dengan dipakainya meriam smoothbore 120mm sebagai persenjataan utamanya, kemampuan Hunter-Killer's siang/malam yang lebih canggih, Sistem Penggerak Turret/Meriam yang lebih baik dan komputer balistik baru untuk amunisi 120mm. K1A1 pada dasarnya mempertahankan manuveraibilitas yang sangat bagus dan sistem kontrol penembakan berorientas teknologi dari MBT K1.
K1A1 memiliki berbagai macam fungsi canggih jika dibandingkan dengan K1 yang ada, termasuk persenjataan utamanya yang menggandakan kemampuan penetrasinya. Meriam 120mm baru milik tank ini dapat menembus hingga 600mm ketebalan lapis baja, sementara meriam lama 105mm hanya mampu menembus 300mm. Jarak penembakan efektifnya juga meningkat menjadi 2km dari sebelumnya hanya 1,2km. Meriam utama KM68 diganti dengan meriam utama KM256 120 mm (sebuah model produksi berlisensi dari. M256 AS, yang juga merupakan model produksi berlisensi dari Rheinmetall L44), meriam utama yang juga digunakan pada M1A1 dan M1A2. Sebagai tambahan sistem kontrol penembakan, laser rangefinder, stabilisasi turret dan meriam, serta lapis baja tank ini telah ditingkatkan,membuat tank ini memiliki survivabilitas dan letalitas yang lebih baik. Lapis baja yang ditingkatkan ini diberi nama 'Korean Special Armour Plate (KSAP)'. Berat tank bertambah dikarenakan upgrade ini, dan rasio tenaga-ke-berat dan kecepatannya sedikit turun, padahal tenaga-ke-berat dan kecepatan K1 juga dianggap terlalu rendah untuk medan berat di Korea oleh beberapa kritikus.
K1A1 memiliki performa daya tembak yang lebih baik dari K1 MBT karena adopsi dari Korean Commander's Panoramic Sight (KCPS) yang dikembangkan secara lokal. KCPS memiliki performa dan fungsi yang sangat meningkat jika dibandingkan Commander's Panoramic Sight (CPS) milik K1.
Spesifikasi KCPS milik K1A1 adalah sebagai berikut:
Zoom: 3× / 10× (siang & malam)
Sudut Scan Vertikal (besarnya sudut yang mana alat optik dapat digerakkan ke atas dan ke bawah): +/- 35˚
Sudut Scan Horizontal (besarnya sudut yang mana alat optik dapat diputar): 360˚
Zoom Penglihatan Gunner Alternatif: 8×
Spesifikasi laser rangefinder karbon dioksida sebagai berikut:
arak: 200 ~ 7,990 m
Pembesaran Siang: 1× / 10×
Pembesaran malam: 3× / 10×
K1A1 dapat dengan mudah dibedakan dari K1 melalui bentuk meriam, lokasi senapan mesin koaksial, bentuk penglihatan panorama milik komandan dan bentuk angular keseluruhan dari turret. (K1A1 memiliki permukaan melengkung yang lebih banyak jika dibandingkan dengan K1). Meriam smoothbore 120 mm lebih tebal dari pada meriam rifled 105 mm dan memiliki thermal sleeve yang lebih tebal. Senapan mesin koaksia pada K1A1 berlokasi pada titik yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang ada pada K1. K1A1 juga memiliki semacam KGPS siang/malam berbentuk-kerucut dibanding milik K1 yang berbentuk tabung.
Dalam kompartemen mesin K1A1, thermocouple wire menggantikan sensing wire milik K1 untuk meningkatkan survivabilitas ketika, sementara wire race bearings digunakan pada sambungan antara turret dan hull untuk mengurangi gesekan pada race ring.
K1A1 pertama dengan meriam 120mm mulai dibuat oleh Hyundai pada 03 April 1996. Pengembangan K1A1 dengan meriam 120mm mengalami kesulitan dalam mengupdate meriam 120mm. Produksi K1A1 mulai berjalan pada awal 2000. HYUNDAI MOBIS melaporkan bahwa pada 13 Oktober 2001 telah dilakukan upacara yang dihadiri oleh perwakilan militer dan bisnis yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Nasional Kim Dong-sin dan Presiden HYUNDAI MOBIS Park Jeong-in,dalam rangka pengiriman K1A1. K1A1 dikirim setelah proses produksi oleh HYUNDAI MOBIS melalui pengembangan kooperatif dengan Agency for Defense Development, serta melalui quality management oleh Defense Quality Assurance Agency.
Item fungsional seperti perangkat utama yang dapat diakses, principal accessible devices, sarung tangan khusus, amunisi yang dikembangkan dengan teknologi domestik dan perangkat lain yang diharapkan sangat membantu kemampuan tempur militer Korea dengan MBTnya. Dengan menempatkan K1A1 dengan meriam 120 mm yang dipersenjatai dengan teknologi terbaik dunia, militer Korea Selatan sekarang mempunyai kesempatan unruk memperkuat sistem pertahanan nasional dengan senjata yang elebih canggih dari pada sebelumnya dan setara dengan setara dengan negara produsen tank seperti AS, Jerman dan UK dalam aspek teknologi.
Karakteristik utama MBT K1A1 dapat diringkas sebagai berikut:
Peningkatan penetrasi lapis baja dan jarak penembakan tempur dengan pemakaian meriam smoothbore 120mm.
Peningkatan performa penggerakan dan stabilisasi meriam dan turret dengan sistem penggerak turret dan meriam yang lebih baik untuk meriam 120mm.
Kecepatan pemrosesab dan kemampuan komputer balistik yang diperbaiki dan dipercanggih.
Kemampuan tempur malam dan operasi yang lebih baik dengan penambahan kemampuan imaging termal untuk penglihatan panorama komandan.
Kemampuan sealing yang lebih baik dalam operasi penyeberangan perairan dan karakteristik slewing turret selama bergerak dengan pengembangan race ring (atau turret bearing) serta peningkatan survivabilitas awak dengan adopsi sistem pemadam kebakaran termasuk thermal wire sensor untuk kompartemen mesin.
Perawatan yang lebih mudah dengan biaya yang lebih rendah dengan penggunaan track yang memakai replaceable pad
MBT Masa Depan
Berdasarkan kemampuan dan pengalaman riset dan pengembangan K1 dan K1A1, Korea akan berusaha mengembangkan konsep MBT baru yang nantinya dioperasikan pada medan tempur abad ke-21. Sementara belum ada karakteristik yang diungkapkan pada saat itu, faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
Pengembangan signifikan untuk daya tembak dengan meriam utama yang menggunakan teknologi meriam tercanggih dan terbaru.
Peningkatan signifikan untuk survivabilitas awak dengan pengadopsian lapis baja spesial yang menggunakan material baru dan sistem pertahanan aktif.
Sistem kontrol penembakan otomatis dan cerdas, serta sistem kontrol lainnya.
Memaksmalkan efisiensi pertempuran dengan pengadopsian vetronic dan sistem manajemen medan tempur.
ADD, sebuah agensi pemerintah Korea dan Hyunday, kontraktor utama MBT K1 dan K1A1, melakukan pembelajaran dan pencarian konsep untuk MBT masa depan (FMBT) bagi pemerintah Korea.
K1: Varian produksi pertama. 1,027 unit diproduksi antara 1985 hingga 1998.
K1M: Varian ekspor yang diusulkan untuk Malaysia. Pada 1997, Malaysia menunjukkan ketertarikan besar untuk membeli K1, dan ROK merespon dengan memperlihatkan konsep untuk K1M, yang memiliki fitur yang tidak dimiliki oleh K1, termasuk sistem peringatan laser dan unit AC. Varian ini mempunyai berat 49.7 tons, sementara kapasitas total amunisi berkurang menjadi 41 amunisi. ROK menawarkan kontrak untuk 210 K1M, tetapi Malaysia merasa jumlah tersebut terlalu banyak, kemudian pilihan jatuh kepada PT-91M pada 2003. K1 PIP(Product Improvement Program): Upgrade dari K1.
K1A1: Varian upgrade keseluruhan pertama, seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya. 484 unit dibuat antara 1999 hingga 2010.
K1A1 PIP(Product Improvement Program): Upgrade dari K1A1.
K1 ARV (foto: [url]www.military-today.com[/url])
K1 ARV: K1 Armored Recovery Vehicle berdasar dari K1. ARV ini memiliki sistem derek, kerekan dan dozer. ARV ini dikembangkan dengan bantuan dari Krupp Mak Maschinenbau GmbH (sekarang Rheinmetall Landsysteme GmbH) antara 1988 hingga 1992, dengan ARV pertama dioperasikan pada 1993. Penampilan ARV ini mirip dengan ARV yang berdasar pada chassis Leopard 1 dan Leopard 2 yang dikembangkan oleh MaK untuk memenuhi kebutuhan AB Jerman. Peralatan standarnya termasuk dozer/bilah stabiliser terpasang di depan, kerekan utamanya mempunyai kapasitas maksimum 35 ton (70 ton dengan katrol) dan kabel sepanjang 150 m, dengan derek yang terpasang di bagian depan kanan hull. Ketika bergerak, kerekan akan disimpan di bagian kanan hull. Kerekan dapat diputar horizontal sebanyak 270° dan memiliki berat angkatan maksimum 25 ton. Sebuah kerekan tambahan, unit tenaga tambahan, electric impact wrench dan peralatan patri juga tersedia. Pada November 1991, Hyundai, kontraktor utama keluarga K1, memberikan kontrak produksi pada MaK System Gesellschaft mbH untuk subsystems K1 ARV. Setelah ujicoba ekstensif purwarupa K1 ARV dengan menggunakan peralatan recovery yang didesain oleh MaK System Gesellschaft mbH, MaK diberikan kontrak produksi untuk peralatan recovery kecuali komponen-komponen yang sudah diproduksi secara lokal. Produksi ARV ini dilakukan di fasilitas MaK System Gesellschaft mbH di Kiel, dengan pengiriman pertamanya dilakukan pada akhir 1993. Kendaraan ini sekarang sudah dioperasikan, dengan pesanan pertama sebanyak 90 unit dan yang kedua sebanyak 59 unit. Peralatan recoverynya diintegrasikan dengan chassis oleh Hyundai yang kemudian mengirimkan kendaraaan yang sudah komplet ke AB Korea Selatan. Hyundai membuat peralatan recovery yang tersisa seperti sistem dozer, kerekan dan derek di Korea Selatan sebagai bagian transfer teknologi dari MaK System Gesellschaft mbH. K1 ARV memiliki awak sebanyak 4 orang dan mempunyai berat 51 ton atau 56 ton ketika membawa suku cadang power pack. ARV ini dipersenjatai dengan senapan mesin 12.7 mm yang dioperasikan oleh komandan ARV.
K1 AVLB (foto: [url]www.military-today.com[/url])
K1 AVLB: varian Armoured Vehicle-Launched Bridge Vehicle K1 menggunakan sistem jembatan bertipe gunting yang terpasang di chassis. Varian ini dikembangkan dari 1988 hingga 1992 dengan bantuan Vickers Defense Systems.AVLB akan meluncurkan jembatan yang mirip dengan tank jembatan No 8 milik Inggris dan diluncurkan di depan Chieftain. Jembatan ini mempunyai panjang total 22 m dan dapat membentang pada celah hingga selebar 20.5 m tergantung pada medan. Sistem jembatan dan peluncurannya dibuat di fasilitas Vickers Defence Systems di Newcastle-di-Tyne dan dikirim ke Korea Selatan pada 1990 yang mana sistem ini diintegrasikan dengan chassis milik K1 yang didesain oleh Hyundai Precision and Industry Co Ltd. Pada akhir 1993, Hyundai memberikan kontrak pada Vickers Defence Systems senilai £23 juta untuk mensuplai jembatan bagi K1 AVLB. Kontraknya untuk delapan jembatan dan 41 mekanisme peluncuran jembatan. Sistem keseimbangan jembatan dan mekanisme peluncuran akan dibuat di Korea Selatan oleh Hyundai di bawah perjanjian transfer teknologi. Total kebutuhan Korea Selatan sebanyak 56 K1 AVLB. Jembatan membutuhkan tiga menit untuk diluncurkan dan 10 menit untuk ditekuk kembali, dengan perbedaan tinggi tepian sungai 2,4 m. K1 AVLB memiliki berat total 49.6 ton dan pada konfigurasi bergerak mempunyai panjang 12.5 m, lebar 4.0 m dan tinggi 4.0 m. Berat jembatannya sendiri 12.9 ton dan berkelas 66 (artinya kapasitas maksimum jembatannya untuk kendaraan seberat 60 ton). K1 AVLB memiliki awak sebanyak 2 orang dan dipersenjatai dengan senapan mesin M60D 7.62 mm.
K1 mineclearing vehicle, untuk kebutuhan ujicoba dan dipasangi dengan sistem penyapu ranjau bertipe roller di bagian depan hull.
K1 Combat mobility vehicle, studi telah dijalankan untuk versi combat mobility dari K1 yang akan menggunakan hull yang dimilar dengan K1 ARV tetapi akan membawa peralatan khusus untuk menjalankan peran engineer.
Dimensi:
Panjang Keseluruhan: 31.73 kaki (9.67m)
Lebar: 11.78 kaki (3.59m)
Tinggi: 7.35 kaki (2.24m)
Struktur:
Awak: 4
Berat: 56.2 US Short Tons (51,000kg; 112,436lbs)
Persenjataan: K1:
1 x meriam utama KM68A1 105mm
1 x senapan mesin anti-pesawat K6 12.7mm
1 x senapan mesin koaksial M60E2-1 7.62mm
1 x M60D GPMG 7.62mm di kupola loader
2 x 6 pelontar granat asap K1A1:
1 x meriam utama KM256 120mm
1 x senapan mesin anti-pesawat K6 12.7mm
1 x senapan mesin koaksial M60E2-1 7.62mm
1 x M60D GPMG 7.62mm di kupola loader
2 x 6 pelontar granat asap
Amunisi: K1:
47 x proyektil 105mm
1,000 x amunisi 12.7mm
8,800 x amunisi 7.62mm
12 x granat asap K1A1:
32 x proyektil 120mm
1,000 x amunisi 12.7mm
8,800 x amunisi 7.62mm
12 x granat asap
Powerplant:
Mesin: 1 x mesin diesel MTU 871 Ka-501 yang menghasilkan 1,200hp pada 2,600rpm.
Performa:
Kecepatan Maksimum: 40mpj (65 km/jam)
Jarak Maksimum: 284 mil (457 km)