LEOPARD 2A6
Leopard 2A6, German Bundeswehr, saat manuver
Leopard 2A6 mempunyai sebuah meriam L55 yang lebih panjang, sebuah mesin pelengkap, proteksi ranjau yang ditingkatkan dan sebuah sistem AC (pengatur suhu udara) AD Jerman mengupgrade 225 2A5 menjadi konfigurasi 2A6 yang dikirim pertama kali pada Maret 2001. AD Belanda juga memesan upgrade 180 tank 2A5 menjadi 2A6, yang tank pertamanya mulai beroperasi pada Februari 2003.
Pada Maret 2003, AD Yunani memesan 170 Leopard HEL (sebuah versi dari 2A6EX) untuk dikirim antara 2006 dan 2009.
Leopard 2E, milik AD Spanyol, memperlihatkan lapis baja ekstra di depan hull dan meriam L55 120mm baru
Spanyol memesan 219 Leopard 2E (sebuah versi dari Leopard 2A6 dengan proteksi lapis baja yang lebih besar) dan 16 kendaraan recovery Leopard 2ER, dan empat kendaraan trainer pengemudi Leopard 2. 30 pertama dibuat oleh Krauss-Maffei Wegmann GmbH dan sisanya akan dibuat dibawah lisensi di Spanyol oleh General Dynamics, Santa Barbara Sistemas (GDSBS). Pengiriman batch pertama dimulai pada 2004 dan akan selesai pada 2008.
Leopard 2E, memperlihatkan penambahan panjang laras penuh 130 cm dari meriam L55 120mm baru
Versi Spanyol mempunyai beberapa perubahan dari model A6 dasar, di samping lebih bayak lapis baja, termasuk sistem Indra/KAE LINCE C2, Indra 2nd gen TI untuk penembak dan Komandan, teleskop pasif Indra 3rd gen baru untuk pengemudi dan Spanish PR4GE (dibuat dibawah lisensi radio hopping frekuensi digital 2ng gen PR4G) dengan modem data untuk transmisi data aman nirkabel.
DAYA TEMBAK
Leopard 2E milik AD Spanyol-menembakkan meriam L55 120mm baru
Sebuah meriam smooth bore, meriam L55 120mm, dikembangkan oleh Rheinmetall GmbH di Ratingen, Jerman untuk menggantikan meriam smoothbore L44 120mm milik Leopard yang lebih pendek.
Laras meriam L44 120mm mempunyai panjang 530cm dan berat 1.190kg. Berat meriam keseluruhan 3.780kg. Sebagai perbandingan, laras meriam L55 120mm mempunyai panjang 660cm dan berat 1.374 kg. Berat keseluruhannya 4.160kg. Pertambahan banjang L44 ke L55 adalah 130cm, menghasilkan porsi yang lebih besar dari energi yang tersedia untuk dikonversikan ke kecepatan proyektil yang ditembakkan.
Sebuah karakteristik penting dari meriam L55 adalah kompabilitasnya dengan sistem senjata Leopard 2, yang berarti bahwa meriam ini terintegrasi tanpa alterasi substansial. Geometri eksternal dari meriam ini didesain untuk meminimalkan fenomena pelengkungan statis, untuk menghasilkan lekukan konstan optimal. Dari daktor ini, bentuk laras yang dipilih untuk L55 memainkan peran kritis. Hal ini merupakan prasyarat untuk sistem yang mempunyai probabilitas “first-shot hit” yang tinggi. L55 dapat menembakkan proyektil 120mm standar apapun.
Khusus ketika menggunakan proyektil DM 53 KE, L55 mampu meningkatkan performa 30% jika dibandingkan dengan sistem konvensional. Sebagai contoh, ketika ditembakkan laras yang lebih panjang, DM 53 (LKE II) KE dapat mencapai kecepatan 1.750m/detik.
Meriam smoothbore L55, yang dilengkapi dengan selongsong termal, ekstraktor asap dan sistem referensi mocong meriam, kompatible dengan amunisi 120mm yang ada saat ini dan amunisi penetrasi tinggi baru.
Amunisi energi kinetik yang sudah dikembangkan dikenal sebagai LKE II dikembangkan sebagai hasil dari Tactical Requirement di November 1987, dan menggunakan meriam dengan laras yang lebih panjang. Efek proyektil energi kinetik pada target musuh tergantung pada 1) panjang penetrator, masa proyektil dan kecepatan saat tabrakan dan 2) interaksi antara proyektil dengan target. Bahan proyektilmerupakan serbuk tungsten berat di dalam sebuah struktur monoblok. Amunisi energi kinetik yang sudah dikembangkan mempunyai energi moncong dan gaya hentakan yang lebih besar.
Amunisi terbaru yang dikembangkan Rheinmetall untuk Leopard 2 termasuk peluru DM 43 A1 120mm KE, DM 53 120mm LKE dan 120 MP.
Efektifitas letalitas Leopard 2A6 terutama dikarenakan karena pengembangan sistem meriam oleh Rheinmetall. Berdasarkan kebutuhan militer untuk daya tembak yang lebih besar, Rheinmetall W & M selanjutnya meningkatkan performa meriam ini dan amunisi-KE. Penambahan 130 cm dan beberapa modifikasi lain dari meriam sebelumnya (ruang pada laras mampu mendukung tekanan yang lebih tinggi dari bahan bakar peluru baru) menghasilkan kecepatan peluru yang lebih tinggi dan meningkatkan performa KE. Perkiraan energi kinetik moncong, ketika menembakkan APFSDS DM 53 (LKE II), sekitar 18-20 megajoule (MJ). Meriam L55 120mm kompatibel dengan tipe-MBT modern, termasuk yang beroperasi untuk NATO, dan meriam ini juga dapat diganti dengan meriam lama.
Meriam hiper-velocity L55 120mm
Peningkatan performa lanjut dari Leopard 2A6 dihasilkan dari pengenalan peluru penetrator tangkai panjang tungsten DM 53 (LKE II). Peluru ini mempunyai kemampuan penetrasi yang lebih tinggi dari pada peluru KE yang ada sebelumnya dan menjadi contoh bagi pengembangan perlengkapan saat ini atau masa datang. Perkiraan kemampuan penetrasi peluru penetrator tangkai panjang tungsten DM 53 (LKE II) yang ditembakkan dari meriam L55 120mm adalah 750mm pada jarak 2.000m.
Peluru sekunder yang bisanya dipakai adalah peluru sekunder ultra-modern (HE and MP).
PROTEKSI
Leopard 2A, walaupun dilakukan penambahan berat dari kelas militer 60 ton menjadi 70 ton, MBT ini tetap mempertahankan manuverabilitasnya. Gambar di atas menunjukkan kemampuan Leopard 2 untuk menyeberangi sungai kecil.
Leopard 2A6 dilindungi dengan lapis baja komposit generasi ketiga, dengan penambahan penguatan di bagian depan dan samping turret dengan modul lapis baja add-on terpasang secara eksternal. Jika penetrasi peluru menembus lapis baja, sebuah “spall liner” mengurangi jumlah fragmen dan fragmen kerucut tajam. “Spall liner” juga mampu menjadu insulasi kebisingan dan termal. Penguatan pada lapis baja menghasilkan perlindungan dari serangan berlapis, peluru energi kinetik dan “shaped charges”.
Leopard 2A4-Pekiraan Level Proteksi Lapis Baja (Akhir 1990an):
Terhadap Energi Kinetik (dalam mm of RHAe):
Turret: 590-690
Glacis: 600
Hull badian bawah depan: 600
Terhadap Energi Kimia (dalam mm of RHAe):
Turret: 810-1.290
Glacis: 710
Hull badian bawah depan: 710
Leopard 2A5-A6-Pekiraan Level Proteksi Lapis Baja (2002-2004):
Terhadap Energi Kinetik (dalam mm of RHAe):
Turret: 920-940
Glacis: 620
Hull badian bawah depan: 620
Terhadap Energi Kimia (dalam mm of RHAe):
Turret: 1.730-1.960
Glacis: 750
Hull badian bawah depan: 750
RHAe=Rolled Homogeneous Armor Equivalent: sebuah perbandingan ketebalan RHA dari tipe lapis baja terhadap penembusan misil/amunisi ke lapis baja.
Leopard 2A6 merupakan salah satu MBT dengan perlindungan terbaik di dunia, sama seperti M1A2 Abrams SEP milik AS.