TS
Zaxion
[Fanfict] RF Online- The Hero Of Novus
misi semua numpang posting fanfict 
gw bikinnya udh lama sih waktu sma dulu pas rf lagi ngetop
udh ada beberapa chapter gw post di web lain sih cuma sepi sekali
jadi post di sini juga deh
mohon kritikan dan komennya ya
episode 1
episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
episode 10
Epiode 11
episode 12
Interlude
Episode 13
part 1
part 2
part 3

gw bikinnya udh lama sih waktu sma dulu pas rf lagi ngetop

udh ada beberapa chapter gw post di web lain sih cuma sepi sekali

jadi post di sini juga deh
mohon kritikan dan komennya ya
Spoiler for Index:
Spoiler for The Beginning Arc:
Prolog
part 1
part 2
Episode 1
part 1
part 2
Episode 2
part 1
part 2
Episode 3
part 1
part 2
Episode 4
part 1
part 2
Episode 5
part 1
part 2
Episode 6
Part 1
Part 2
Episode 7
Part 1
Part 2
Episode 8
part 1
part 2
Episode 9
1 part doang
Episode 10
Part 1
part 2
Episode 11
part 1
part 2
Episode 12
part 1
part 2
episode 13
part 1
part 2
Episode 14
part 1
part 2
Episode 15
part 1
part 2
part 3
Episode 16
part 1
part 2
Episode 17
part 1
part 2
episode 18
part 1
part 2
episode 19
part 1
part 2
part 3
part 4
episode 20
part 1
part 2
episode 21
part 1
part 2
episode 22
part 1
part 2
episode 23
part 1
part 2
episode 24
part 1
part 2
part 3
Epiloge
part 1
part 2
part 3
part 4
part 1
part 2
Episode 1
part 1
part 2
Episode 2
part 1
part 2
Episode 3
part 1
part 2
Episode 4
part 1
part 2
Episode 5
part 1
part 2
Episode 6
Part 1
Part 2
Episode 7
Part 1
Part 2
Episode 8
part 1
part 2
Episode 9
1 part doang
Episode 10
Part 1
part 2
Episode 11
part 1
part 2
Episode 12
part 1
part 2
episode 13
part 1
part 2
Episode 14
part 1
part 2
Episode 15
part 1
part 2
part 3
Episode 16
part 1
part 2
Episode 17
part 1
part 2
episode 18
part 1
part 2
episode 19
part 1
part 2
part 3
part 4
episode 20
part 1
part 2
episode 21
part 1
part 2
episode 22
part 1
part 2
episode 23
part 1
part 2
episode 24
part 1
part 2
part 3
Epiloge
part 1
part 2
part 3
part 4
Spoiler for The Vegeance Arc:
Spoiler for Prologue:
episode 1
Spoiler for :
episode 2
Spoiler for :
Episode 3
Spoiler for :
Episode 4
Spoiler for :
Episode 5
Spoiler for :
Episode 6
Spoiler for :
Episode 7
Spoiler for :
Episode 8
Spoiler for :
Episode 9
Spoiler for :
episode 10
Spoiler for :
Epiode 11
Spoiler for :
episode 12
Spoiler for :
Interlude
Spoiler for :
Episode 13
part 1
part 2
part 3
Spoiler for side story:
Diubah oleh Zaxion 14-01-2016 15:57
0
95.1K
Kutip
521
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•347Anggota
Tampilkan semua post
TS
Zaxion
#5
Quote:
Original Posted By Lagoonate►Dulu saya cuma pernah main RF ampe lv 20 jd g gitu ngerti ceritanya, tapi mayan la Zax buat prologuenya 

ya unsur gamenya mau gw minimalisir jadi org yg g main juga bisa ngerti
Quote:
Original Posted By rienoir►di post disini juga.wkkwk.
disitu sepi sih, makanya saya juga pindahin kesini.LOL
disitu sepi sih, makanya saya juga pindahin kesini.LOL
makin sepi malah skrg gara2 abis di update

btw lanjut deh
Episode 1 Mentor
Spoiler for part 1:
1 Minggu sudah berlalu sejak aku keluar dari rumah sakit, atas perintah militer aku tidak di izinkan untuk keluar dari daerah kependudukan Union. Aku bisa mengerti alasannya pembunuhan terhadap prajurit dengan pangkat Maximus semakin meningkat dan 2 orang lagi sudah tewas minggu ini, tentu saja Union tidak mau kehilangan aset militer yang berharga lebih banyak lagi karena itu aku di suruh untuk bersiaga, ya aku juga merasa beruntung bisa bersantai.
Tapi entah kenapa Ranzaya jarang terlihat di sekitar solus ataupun markas pusat, biasanya dia selalu nongkrok tanpa tujuan apa akhirnya dia menuruti nasehatku untuk menjalankan misi agar cepat mendapatkan kenaikan pangkat ya tapi itu mustahil, bukan Ranzaya namanya jika dia rajin, jujur saja aku sedikit membencinya. Kenapa ? karena dia tipe orang yang membuatku muak dia punya kemampuan dan kekuatan yang mungkin melebihiku tapi dia tidak mau menggunakannya untuk kepentingan Union dia lebih memilih bermalas-malasan daripada mengabdikan kemampuannya demi Union,sementara aku harus mati-matian berjuang dan berlatih hingga bisa mencapai posisiku sekarang, aku merasa terhina jika dia berjuang sepertiku bukan hal yang mustahil dia bisa melebihiku.
“kau tampak murung Max, apa lukamu masih sakit ? “ pertanyaan itu membuyarkan lamunanku, seorang wanita berambut pirang sebahunya mengenakan seragam pelayan berwarna hitam dengan pinggiran bermotifkan bunga berwarna putih, dia memandangku dengan penuh kekhawatiran, wajah cemasnya membuatku merasa sedikit bersalah entah mengapa
“tidak hanya saja ada beberapa hal yang membuatku pusing “
Dia bernama Marina pelayan di restoran bernama “ Youngster Flem “ restoran kecil yang berada di solus aku sudah berlangganan di sini selama 10tahun lebih, sehingga aku dan Marina cukup akrab walau siapa juru masak restoran ini masih misterius karena tidak pernah muncul di publik dan tidak seorangpun selain Marina boleh masuk kedalamnya, tapi bagiku bukan masalah selama makanannya enak dan harganya terjangkau
“ kau yakin tidak apa-apa ? seluruh union masih ramai membicarakan tentang pertarunganmu dengan Zaxion di sette waktu itu, kau bertarung imbang dengannya kan, kau memang hebat Max “ pujiannya entah mengapa membuatku seolah tertusuk oleh Hora Lance, apanya yang imbang aku di buat babak belur seperti itu, yah paling kerjaan Ranzaya dan teman-temannya yang melebih-lebihkan tapi sudahlah.
“aku pesan yang biasa ya “ jawabku singkat
“dan aku juga memesan yang biasa saja “ ucap seorang pria yang duduk di meja sampingku
Dia seorang pria berusia 45tahun, tampangnya sama sekali tidak bersemangat dan ogah-ogahan tipikal orang pemalas walau sebenarnya dia jenius, dia mengenakan tuxedo hitam berkelas yang sudah sedikit memudar karena tua, dengan topi khasnya berbentuk V yang di hiasin lonceng kecil di ujang sehingga tiap kali dia bergerak selalu menghasilkan bunyi deringan yang menggangu
“kenapa kau kemari pak tua “ aku memandangnya dengan sinis, orang yang paling tidak ingin aku temui muncul di hadapanku, dia bernama Van. Dia adalah rekan 1 tim ayahku dulu
“ sebelum kau di bikin oleh ayah dan ibumu aku sudah datang kemari dan selalu makan di sini nak “ ucapannya pedas seperti biasa.
“baiklah tunggu sebentar ya pesanan kalian akan segera datang
Marina segera beranjak menuju dapur
“ kau masih mengenakan pakaian seperti itu setelah puluhan tahun ya “ aku membuka pembicaraan
“ ya, aku berjanji padanya untuk terus mengenakannya kemanapun sampai kami menikah, dan seorang pria akan selalu menepati janji “ jawabnya
Van mengenakan Tuxedo itu bukanlah untuk fashion atau semacamnya, ayah pernah menceritakannya padaku tragedi yang di alaminya, suatu hari Van akan menikah dan Tuxedo itu di berikan oleh calon istrinya, para hari yang sudah di tetapkan Van sedikit telat karena harus mengurus administrasi militer, calon istrinya dan beberapa orang memutuskan untuk pergi mengambil bunga di bukit grim yang berada tidak jauh dari solus, namun ternyata pada hari itu, Cora melancarkan serangan besar-besaran ke Solus, calon istrinya dan mereka yang menemaninya terbunuh secara keji, mereka di mutilasi lalu kepala mereka di tancapkan di balok kayu di bukit tersebut, perang besar terjadi hari itu walau berhasil mengusir para Cora cukup banyak pasukan Bellato yang tewas hari itu, dan tentu saja Van yang paling menderita hari itu seharusnya menjadi hari bahagianya hancur berantakan, menjadi sebuah tragedi yang memilukan, seminggu setelah itu Van seorang diri menyerang istana Numerus yang merupakan wilayah Cora, dia membunuh cukup banyak Cora untuk menyalurkan kemarahannya, dia terus membenci Cora sejak hari itu dan setelah beberapa tahun dia mengundurkan diri dari kemiliteran, dan sejak hari kematian calon istrinya itu dia terus memakai Tuxedo tersebut.
Van memandangku, terkadang pandanganya seperti hewan buas yang siap menerkam mangsanya, namun terkadang dia memandangku dengan lembut, seolah ada konflik di batinya setiap dia melihatku, yah aku bisa mengerti sih alasannya.
“ kau sangat mirip ayahmu sewaktu muda Max, dan matamu mirip dengan ibumu “ ucapnya pelan
Salah satu penyebabku suka ke restoran ini adalah karena suasanya yang menyejukan hati
Banyaknya tanaman hijau di dalam ruangan dan tertata dengan rapih, dinding yang berlukisan pemandangan pegunungan yang indah dan terkesan sangat nyata, siapapun yang ada di dalam sini pasti akan merasa tenang dan damai seolah pertempuran tidak pernah terjadi, namun hanya ada aku dan Van disini, cukup meyedihkan juga Restoran sebagus ini sangat sepi, jika bukan aku atau Van tidak ada seorangpun kemari seolah hanya kami saja yang makan di sini selama bertahun-tahun
“silakan menikmati “ Marina meletakan sebuah piring berisikan potongan steak daging flem, aku bisa mencium bau daging yang di masak dengan sempurna itu membuatku semakin lapar dan tida sabar untuk menyantapnya.
Namun belum setengah porsi aku menyantapnya selera makanku hilang akibat tingkah seseorang, Van dia memasukan garam,merica,lada,mayones,minyak sayur,saos tomat, saos sambel dan berbagai bumbu lainnya kemakanannya menghilangkan kesa elegan dari makanan tersebut dan sekarang terlihat seperti gundukan sampah, meliatnya saja membuatku mual
“TIDAK BISA KAH KAU SEPERTI ORANG NORMAL “ teriakku padanya
Dia mengacuhkanku dan menyantapnya seolah tidak ada apa-apa, aku heran kenapa perutnya bisa kuat setiap hari makannya seperti itu.
Alat komunikasiku berdering dan aku segera membukanya, sebuah perintah yang menyuruhku menemui salah satu dewan perang, keliatanya aku akhirnya akan mendapatkan tugas. Aku segera menyelesaikan makanku
“baiklah ini bayarannya Marina “ aku menyerahkan sejumlah uang padanya
“terima kasih Max datang lagi ya “ jawabnya tersenyum manis
“ya, aku akan senang datang kemari jika dia kau banned dari restoran ini “ seiring aku berjalan keluar entah kenapa aku berpikir jangan-jangan alasan restoran ini selalu sepi karena keberadaan Van yang tiap hari datang kemarin selama puluhan tahun membuat pengunjung lainnya tidak betah karena cara dia makan mempengaruhi selera mereka.
Bellato HQ
Aku segera beranjak menuju kantor pusat kemiliteran, menurut pesan yang aku terima tadi aku harus menemui Orideca, dewan militer bagian Support, dia cukup terkenal karena sifatnya yang unik dan kudengar dia seorang jenius.
Aku mengetuk pintu ruangannya tiga kali
“masuk “ dan aku menurutinya
Aku melihat sosok orang yang aneh, dia duduk berjongkok di kursinya, sambi membaca tumpukan kertas yang ada di mejanya, ruangan ini sangat berantakan di penuhi berbagai berkas di lantai, meja,lemari bahkan kursi untuk tamu, keliatanya dia orang yang sagat rajin bekerja atau menyukai pekerjaan semacam workholic begitu.
“aku M-“
“tidak usah memperkenalkan diri silakan duduk dimanapun kau mau “ dia menyelaku, keliatanya dia sudah mengenaliku walau tidak melihatku, aku segera menyingkirkan beberapa tumpukan kerta dari sofa dan duduk di situ
“jadi siapakah kau ? “ keliatanya penilainku salah
“Max Daybreak, seorang Shield Miller dengan pangkat Maximus “ jawabku
Dia menyingkirkan lembaran yang di bacanya, aku melihat mukanya dengan jelas, matanya besar seperti burung hantu dengan kantong mata yang sangat hitam tanda dia sangat kurang tidur, rambutnya acak-acakan seolah tidak pernah di rawat, dia mengenakan kaos putih yang kebesaran, tidak ada kesan elit atau wibawa sedikitpun darinya orang yang tidak mengenalnya pasti mengira dia hanya seorang pria aneh, ya benar kata orang-orang, dia pria yang sangat unik.
“jadi kau Max ya, senang berkenalan denganmu Max “ dia sama sekali tidak menyebut namanya sendiri bagaimana bisa ini di sebut berkenalan, ya aku sudah mengenalnya sih tapi tetap saja rasanya aneh
“aku sudah dengar cerita bagaimana kau di pecundangi di gurun sette oleh satu unit Accretia “ wah dia orang yang sangat jujur
“aku tidak mengerti, kau nekat atau bodoh menantang Zaxion yang di takuti itu seorang diri, bahkan Arcon kita Amaterazu saja kesulitan menghadapinya seorang diri, kau harus pikirkan posisimu bodoh kau seorang Maximus, unit militer dengan pangkat tertinggi jika dewan militer di abaikan tindakan bodoh seperti yang kau lakukan akan itu akan merugikan Union kau mengertikan bodoh “ wah, keliatanya aku akan membencinya
“tapi sudahlah, tidak ada gunanya membahas itu lagi, seperti kata orang-orang yang bodoh akan tetap bodoh walau si jenius mengajari si bodoh “
Dia berjalan mendekatiku dan menyerahkan beberapa lembaran kertas, aku segera membacanya dengan seksama.
“kau mengerti tugasmu kan “
“merepotkan sekali, kenapa aku harus melakukan ini apa tidak ada orang lain yang bisa melakukan ini “
“ Max Daybreak, mulai hari ini kau akan menjadi kapten sebuah kelompok pasukan militer kita yang baru lulus akademi, masa depan mereka ada di tanganmu “ entah mengapa dia tersenyum puas aku merasa dia mengerjaiku, aku yang selama ini berkerja sendirian bahkan meninggalkan kelompok ku sendiri di paksa untuk mengurus anak-anak yang bahkan mungkin belum pernah menginjakan kaki mereka di luar area pendudukan, merepotkan sekali
“kau keberatan ? “
Aku membaca biodata mereka semua dengan seksama
“4 orang ? bukanya biasanya pasukan expert selalu berisikan 5 orang, dengan 1 atasan mereka ? “ tanyaku
“ya, tahun ini yang lulus sedikit, kami tidak mau mengambil resiko mengirim prajurit yang belum kompeten ke medan perang, dan ini sangat membuatku pusing karena itu aku memilihmu, dengan kemampuanmu aku yakin kau bisa mengatasi kurangnya 1 orang lagi dalam kelompokmu “ yah, kalo begitu mau tidak mau aku terpaksa menerima tugas ini, sepertinya menarik juga melatih mereka, anak-anak yang masih hijau dan belum tahu apa-apa tentang kegerian medan perang
“baik, aku akan segera mengumpulkan mereka “ aku segera berdiri dan bersiap pergi
“aku akan memberi tahu mereka dimana mereka harus berkumpul, dan Max jika menurutmu mereka tidak punya kemampuan laporkanlah, aku tidak ingin lagi melihat para generasi muda mati konyol di pertempuran “
Tapi entah kenapa Ranzaya jarang terlihat di sekitar solus ataupun markas pusat, biasanya dia selalu nongkrok tanpa tujuan apa akhirnya dia menuruti nasehatku untuk menjalankan misi agar cepat mendapatkan kenaikan pangkat ya tapi itu mustahil, bukan Ranzaya namanya jika dia rajin, jujur saja aku sedikit membencinya. Kenapa ? karena dia tipe orang yang membuatku muak dia punya kemampuan dan kekuatan yang mungkin melebihiku tapi dia tidak mau menggunakannya untuk kepentingan Union dia lebih memilih bermalas-malasan daripada mengabdikan kemampuannya demi Union,sementara aku harus mati-matian berjuang dan berlatih hingga bisa mencapai posisiku sekarang, aku merasa terhina jika dia berjuang sepertiku bukan hal yang mustahil dia bisa melebihiku.
“kau tampak murung Max, apa lukamu masih sakit ? “ pertanyaan itu membuyarkan lamunanku, seorang wanita berambut pirang sebahunya mengenakan seragam pelayan berwarna hitam dengan pinggiran bermotifkan bunga berwarna putih, dia memandangku dengan penuh kekhawatiran, wajah cemasnya membuatku merasa sedikit bersalah entah mengapa
“tidak hanya saja ada beberapa hal yang membuatku pusing “
Dia bernama Marina pelayan di restoran bernama “ Youngster Flem “ restoran kecil yang berada di solus aku sudah berlangganan di sini selama 10tahun lebih, sehingga aku dan Marina cukup akrab walau siapa juru masak restoran ini masih misterius karena tidak pernah muncul di publik dan tidak seorangpun selain Marina boleh masuk kedalamnya, tapi bagiku bukan masalah selama makanannya enak dan harganya terjangkau
“ kau yakin tidak apa-apa ? seluruh union masih ramai membicarakan tentang pertarunganmu dengan Zaxion di sette waktu itu, kau bertarung imbang dengannya kan, kau memang hebat Max “ pujiannya entah mengapa membuatku seolah tertusuk oleh Hora Lance, apanya yang imbang aku di buat babak belur seperti itu, yah paling kerjaan Ranzaya dan teman-temannya yang melebih-lebihkan tapi sudahlah.
“aku pesan yang biasa ya “ jawabku singkat
“dan aku juga memesan yang biasa saja “ ucap seorang pria yang duduk di meja sampingku
Dia seorang pria berusia 45tahun, tampangnya sama sekali tidak bersemangat dan ogah-ogahan tipikal orang pemalas walau sebenarnya dia jenius, dia mengenakan tuxedo hitam berkelas yang sudah sedikit memudar karena tua, dengan topi khasnya berbentuk V yang di hiasin lonceng kecil di ujang sehingga tiap kali dia bergerak selalu menghasilkan bunyi deringan yang menggangu
“kenapa kau kemari pak tua “ aku memandangnya dengan sinis, orang yang paling tidak ingin aku temui muncul di hadapanku, dia bernama Van. Dia adalah rekan 1 tim ayahku dulu
“ sebelum kau di bikin oleh ayah dan ibumu aku sudah datang kemari dan selalu makan di sini nak “ ucapannya pedas seperti biasa.
“baiklah tunggu sebentar ya pesanan kalian akan segera datang
Marina segera beranjak menuju dapur
“ kau masih mengenakan pakaian seperti itu setelah puluhan tahun ya “ aku membuka pembicaraan
“ ya, aku berjanji padanya untuk terus mengenakannya kemanapun sampai kami menikah, dan seorang pria akan selalu menepati janji “ jawabnya
Van mengenakan Tuxedo itu bukanlah untuk fashion atau semacamnya, ayah pernah menceritakannya padaku tragedi yang di alaminya, suatu hari Van akan menikah dan Tuxedo itu di berikan oleh calon istrinya, para hari yang sudah di tetapkan Van sedikit telat karena harus mengurus administrasi militer, calon istrinya dan beberapa orang memutuskan untuk pergi mengambil bunga di bukit grim yang berada tidak jauh dari solus, namun ternyata pada hari itu, Cora melancarkan serangan besar-besaran ke Solus, calon istrinya dan mereka yang menemaninya terbunuh secara keji, mereka di mutilasi lalu kepala mereka di tancapkan di balok kayu di bukit tersebut, perang besar terjadi hari itu walau berhasil mengusir para Cora cukup banyak pasukan Bellato yang tewas hari itu, dan tentu saja Van yang paling menderita hari itu seharusnya menjadi hari bahagianya hancur berantakan, menjadi sebuah tragedi yang memilukan, seminggu setelah itu Van seorang diri menyerang istana Numerus yang merupakan wilayah Cora, dia membunuh cukup banyak Cora untuk menyalurkan kemarahannya, dia terus membenci Cora sejak hari itu dan setelah beberapa tahun dia mengundurkan diri dari kemiliteran, dan sejak hari kematian calon istrinya itu dia terus memakai Tuxedo tersebut.
Van memandangku, terkadang pandanganya seperti hewan buas yang siap menerkam mangsanya, namun terkadang dia memandangku dengan lembut, seolah ada konflik di batinya setiap dia melihatku, yah aku bisa mengerti sih alasannya.
“ kau sangat mirip ayahmu sewaktu muda Max, dan matamu mirip dengan ibumu “ ucapnya pelan
Salah satu penyebabku suka ke restoran ini adalah karena suasanya yang menyejukan hati
Banyaknya tanaman hijau di dalam ruangan dan tertata dengan rapih, dinding yang berlukisan pemandangan pegunungan yang indah dan terkesan sangat nyata, siapapun yang ada di dalam sini pasti akan merasa tenang dan damai seolah pertempuran tidak pernah terjadi, namun hanya ada aku dan Van disini, cukup meyedihkan juga Restoran sebagus ini sangat sepi, jika bukan aku atau Van tidak ada seorangpun kemari seolah hanya kami saja yang makan di sini selama bertahun-tahun
“silakan menikmati “ Marina meletakan sebuah piring berisikan potongan steak daging flem, aku bisa mencium bau daging yang di masak dengan sempurna itu membuatku semakin lapar dan tida sabar untuk menyantapnya.
Namun belum setengah porsi aku menyantapnya selera makanku hilang akibat tingkah seseorang, Van dia memasukan garam,merica,lada,mayones,minyak sayur,saos tomat, saos sambel dan berbagai bumbu lainnya kemakanannya menghilangkan kesa elegan dari makanan tersebut dan sekarang terlihat seperti gundukan sampah, meliatnya saja membuatku mual
“TIDAK BISA KAH KAU SEPERTI ORANG NORMAL “ teriakku padanya
Dia mengacuhkanku dan menyantapnya seolah tidak ada apa-apa, aku heran kenapa perutnya bisa kuat setiap hari makannya seperti itu.
Alat komunikasiku berdering dan aku segera membukanya, sebuah perintah yang menyuruhku menemui salah satu dewan perang, keliatanya aku akhirnya akan mendapatkan tugas. Aku segera menyelesaikan makanku
“baiklah ini bayarannya Marina “ aku menyerahkan sejumlah uang padanya
“terima kasih Max datang lagi ya “ jawabnya tersenyum manis
“ya, aku akan senang datang kemari jika dia kau banned dari restoran ini “ seiring aku berjalan keluar entah kenapa aku berpikir jangan-jangan alasan restoran ini selalu sepi karena keberadaan Van yang tiap hari datang kemarin selama puluhan tahun membuat pengunjung lainnya tidak betah karena cara dia makan mempengaruhi selera mereka.
Bellato HQ
Aku segera beranjak menuju kantor pusat kemiliteran, menurut pesan yang aku terima tadi aku harus menemui Orideca, dewan militer bagian Support, dia cukup terkenal karena sifatnya yang unik dan kudengar dia seorang jenius.
Aku mengetuk pintu ruangannya tiga kali
“masuk “ dan aku menurutinya
Aku melihat sosok orang yang aneh, dia duduk berjongkok di kursinya, sambi membaca tumpukan kertas yang ada di mejanya, ruangan ini sangat berantakan di penuhi berbagai berkas di lantai, meja,lemari bahkan kursi untuk tamu, keliatanya dia orang yang sagat rajin bekerja atau menyukai pekerjaan semacam workholic begitu.
“aku M-“
“tidak usah memperkenalkan diri silakan duduk dimanapun kau mau “ dia menyelaku, keliatanya dia sudah mengenaliku walau tidak melihatku, aku segera menyingkirkan beberapa tumpukan kerta dari sofa dan duduk di situ
“jadi siapakah kau ? “ keliatanya penilainku salah
“Max Daybreak, seorang Shield Miller dengan pangkat Maximus “ jawabku
Dia menyingkirkan lembaran yang di bacanya, aku melihat mukanya dengan jelas, matanya besar seperti burung hantu dengan kantong mata yang sangat hitam tanda dia sangat kurang tidur, rambutnya acak-acakan seolah tidak pernah di rawat, dia mengenakan kaos putih yang kebesaran, tidak ada kesan elit atau wibawa sedikitpun darinya orang yang tidak mengenalnya pasti mengira dia hanya seorang pria aneh, ya benar kata orang-orang, dia pria yang sangat unik.
“jadi kau Max ya, senang berkenalan denganmu Max “ dia sama sekali tidak menyebut namanya sendiri bagaimana bisa ini di sebut berkenalan, ya aku sudah mengenalnya sih tapi tetap saja rasanya aneh
“aku sudah dengar cerita bagaimana kau di pecundangi di gurun sette oleh satu unit Accretia “ wah dia orang yang sangat jujur
“aku tidak mengerti, kau nekat atau bodoh menantang Zaxion yang di takuti itu seorang diri, bahkan Arcon kita Amaterazu saja kesulitan menghadapinya seorang diri, kau harus pikirkan posisimu bodoh kau seorang Maximus, unit militer dengan pangkat tertinggi jika dewan militer di abaikan tindakan bodoh seperti yang kau lakukan akan itu akan merugikan Union kau mengertikan bodoh “ wah, keliatanya aku akan membencinya
“tapi sudahlah, tidak ada gunanya membahas itu lagi, seperti kata orang-orang yang bodoh akan tetap bodoh walau si jenius mengajari si bodoh “
Dia berjalan mendekatiku dan menyerahkan beberapa lembaran kertas, aku segera membacanya dengan seksama.
“kau mengerti tugasmu kan “
“merepotkan sekali, kenapa aku harus melakukan ini apa tidak ada orang lain yang bisa melakukan ini “
“ Max Daybreak, mulai hari ini kau akan menjadi kapten sebuah kelompok pasukan militer kita yang baru lulus akademi, masa depan mereka ada di tanganmu “ entah mengapa dia tersenyum puas aku merasa dia mengerjaiku, aku yang selama ini berkerja sendirian bahkan meninggalkan kelompok ku sendiri di paksa untuk mengurus anak-anak yang bahkan mungkin belum pernah menginjakan kaki mereka di luar area pendudukan, merepotkan sekali
“kau keberatan ? “
Aku membaca biodata mereka semua dengan seksama
“4 orang ? bukanya biasanya pasukan expert selalu berisikan 5 orang, dengan 1 atasan mereka ? “ tanyaku
“ya, tahun ini yang lulus sedikit, kami tidak mau mengambil resiko mengirim prajurit yang belum kompeten ke medan perang, dan ini sangat membuatku pusing karena itu aku memilihmu, dengan kemampuanmu aku yakin kau bisa mengatasi kurangnya 1 orang lagi dalam kelompokmu “ yah, kalo begitu mau tidak mau aku terpaksa menerima tugas ini, sepertinya menarik juga melatih mereka, anak-anak yang masih hijau dan belum tahu apa-apa tentang kegerian medan perang
“baik, aku akan segera mengumpulkan mereka “ aku segera berdiri dan bersiap pergi
“aku akan memberi tahu mereka dimana mereka harus berkumpul, dan Max jika menurutmu mereka tidak punya kemampuan laporkanlah, aku tidak ingin lagi melihat para generasi muda mati konyol di pertempuran “
0
Kutip
Balas