TS
Zaxion
[Fanfict] RF Online- The Hero Of Novus
misi semua numpang posting fanfict 
gw bikinnya udh lama sih waktu sma dulu pas rf lagi ngetop
udh ada beberapa chapter gw post di web lain sih cuma sepi sekali
jadi post di sini juga deh
mohon kritikan dan komennya ya
episode 1
episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
episode 10
Epiode 11
episode 12
Interlude
Episode 13
part 1
part 2
part 3

gw bikinnya udh lama sih waktu sma dulu pas rf lagi ngetop

udh ada beberapa chapter gw post di web lain sih cuma sepi sekali

jadi post di sini juga deh
mohon kritikan dan komennya ya
Spoiler for Index:
Spoiler for The Beginning Arc:
Prolog
part 1
part 2
Episode 1
part 1
part 2
Episode 2
part 1
part 2
Episode 3
part 1
part 2
Episode 4
part 1
part 2
Episode 5
part 1
part 2
Episode 6
Part 1
Part 2
Episode 7
Part 1
Part 2
Episode 8
part 1
part 2
Episode 9
1 part doang
Episode 10
Part 1
part 2
Episode 11
part 1
part 2
Episode 12
part 1
part 2
episode 13
part 1
part 2
Episode 14
part 1
part 2
Episode 15
part 1
part 2
part 3
Episode 16
part 1
part 2
Episode 17
part 1
part 2
episode 18
part 1
part 2
episode 19
part 1
part 2
part 3
part 4
episode 20
part 1
part 2
episode 21
part 1
part 2
episode 22
part 1
part 2
episode 23
part 1
part 2
episode 24
part 1
part 2
part 3
Epiloge
part 1
part 2
part 3
part 4
part 1
part 2
Episode 1
part 1
part 2
Episode 2
part 1
part 2
Episode 3
part 1
part 2
Episode 4
part 1
part 2
Episode 5
part 1
part 2
Episode 6
Part 1
Part 2
Episode 7
Part 1
Part 2
Episode 8
part 1
part 2
Episode 9
1 part doang
Episode 10
Part 1
part 2
Episode 11
part 1
part 2
Episode 12
part 1
part 2
episode 13
part 1
part 2
Episode 14
part 1
part 2
Episode 15
part 1
part 2
part 3
Episode 16
part 1
part 2
Episode 17
part 1
part 2
episode 18
part 1
part 2
episode 19
part 1
part 2
part 3
part 4
episode 20
part 1
part 2
episode 21
part 1
part 2
episode 22
part 1
part 2
episode 23
part 1
part 2
episode 24
part 1
part 2
part 3
Epiloge
part 1
part 2
part 3
part 4
Spoiler for The Vegeance Arc:
Spoiler for Prologue:
episode 1
Spoiler for :
episode 2
Spoiler for :
Episode 3
Spoiler for :
Episode 4
Spoiler for :
Episode 5
Spoiler for :
Episode 6
Spoiler for :
Episode 7
Spoiler for :
Episode 8
Spoiler for :
Episode 9
Spoiler for :
episode 10
Spoiler for :
Epiode 11
Spoiler for :
episode 12
Spoiler for :
Interlude
Spoiler for :
Episode 13
part 1
part 2
part 3
Spoiler for side story:
Diubah oleh Zaxion 14-01-2016 15:57
0
95.1K
Kutip
521
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•347Anggota
Tampilkan semua post
TS
Zaxion
#1
The Hero Of Novus
Prologue
Prologue
Spoiler for part 1:
Novus, sebuah planet kecil yang indah dengan pemandangan alamnya, hamparan gunung yang menjulang ke langit, padang rumput yang membentang luas sejauh mata memandang, daratan ajaib Ether yang melayang di angkasa, gurun sette yang merah dan lain sebagainya.
Planet ini juga di huni oleh berbagai spesies kehidupan mulai yang imut-imut hingga yang buas dan mengerikan. Planet ini selalu di penuhi dengan kedamaian hingga ke 3 bangsa asing tiba, mereka membuat pemukiman dan memulai peperang di seluruh permukaan planet ini demi mengambil alih kepenguasaan atas Crag Mine yang kaya dengan mineral berharganya.
Dan ini adalah sebuah kisah, seseorang dari bangsa Bellato, sebuah kisah kehidupannya,perjuangannya dan akhir hayatnya hingga dia di kenal sebagai “The Hero Of Novus “
Sinar mentari pagi yang hangat menyinari daratan solus, warga solus suda menjalankan aktivitas harian mereka. Max Daybreak baru saja bersiap untuk melakukan patroli di gurun Sette, sebagai seorang Maximus yang merupakan pangkat tertinggi yang di berikan kepada para prajurit Bellato Union dia sangat jarang mendapatkan tugas, para Maximus hanya mendapat tugas-tugas penting yang mempengaruhi kekuatan Bellato Union, sehingga mereka lebih sering mendapatkan waktu luang walau ada beberapa Maximus yang di tunjuk untuk menjadi instruktor para prajurit muda yang baru saja lulus dimana mereka bertugas untuk melatih mereka dan melindungi mereka di pertempuran sesungguhnya dan memberi penilaian kualitas para prajurit muda tersebut, pada akhirnya para prajurit muda akan di tempatkan dimana tergantung pada laporan para Maximus tersebut.
“baiklah, tameng tidak ada kerusakan, obat-obatan lengkap, peta juga, alat komunikasi tidak ada masalah “
Sebagai seorang Shield Miller tameng sudah seperti bagian tubuhnya sendiri, dia selalu merawat tamengnya dengan hati-hati dan memastikan tidak ada baretan padanya.
Merasa persiapannya sudah cukup Max segera beranjak dari rumahnya dan menuju portal benteng solus, di sana dia memencet tujuannya
Bellato HQ
Markas pusat Bellato Union untuk kependudukan novus, di sinilah segala aktivitas dan kegiatan militer penting Bellato di lakukan dan di sinilah terdapat Portal utama menuju ke berbagai tempat di novus terleta.
Beberapa bellato yang melihat dengan segera menyingkir memberi jalan, Max cukup di segani atau lebih tepatnya di takuti oleh para Bellato lain yang tidak terlalu akrab dengannya hal ini karena sifatnya yang selalu diam selalu berwajah serius jarang berbicara dan sangat buas di pertempuran, baginya hal itu bukan lah masalah malahan dia sangat senang jika di jauhi karena dengan begitu dia merasa lebih bebas.
“hoiiiiiiii Max “ dari kejauhan terdengar suara seseorang memanggilnya suara yang tidak asing lagi bahkan sangat akrab baginya.
Seorang Berserker Bellato datang menghampirinya dia adalah Ranzaya teman lama Max dari kecil, dia terlihat bersama rombongan pasukan bells lainnya
“kau seharusnya memanggilku Maximus prajurit “jawab Max dingin
“kau memang dingin seperti biasanya, ayolah kita kan 1tim sejak di akademi “ jawab Ranzaya sambil memukul bahu Max
“anggota tim kita yang lain sudah mendapatkan pangkat yang cukup tinggi, bahkan kau di kalahkan oleh adikmu sendiri, ini akibat kau bergabung dengan guild kacau itu Ran, aku sarankan kau keluar dan segera bereskan semua misimu agar dapat promosi kenaikan pangkat, bahkan Raina saja sudah menjadi Royal kau masih Major “
“ah, pangkat itu tidak penting bagiku, aku lebih suka kebebasan, ngomong-ngomong aku dengar kau di calonkan sebagai anggota dewan perang pemilihan tahun depan ya, selamat Max kau memang hebat kawan “
“ya “ jawabnya singkat, orang lain mungkin akan merasa tersinggu dengan jawabannya karena terkesan sombong tapi sebenarnya itulah sifat alami Max sejak dulu, tidak banyak bicara dan hanya menjawab sesingkat mungkin.
“tapi hati-hati lah, beberapa orang yang di calonkan mati terbunuh, sepertinya ada konspirasi untuk memastikan seseorang berhasil menjadi dewan, mungkin juga kau akan di incar Max “ bisik Ranzaya pelan
Sudah 4 orang yang di calonkan sebagai anggota dewan perang terbunuh dalam 5 bulan belakangan ini, awalnya mereka mengira hanya perkelahian biasa namun semua korban yang mati memiliki 1 kesamaan, karena itu mulai muncul teori ada konspirasi di dalam tubuh union, penjagaan sudah di tingkatkan namun tidak berhasil di temukan petunjuk sedikitpun ini semakin menguatkan dugaan adanya orang dalam petinggi Union yang terlibat
“aku tidak akan mati semudah itu Ran, ngomong-ngomong bisa kah kau membiarkan aku pergi, ini sudah hampir siang aku ingin segera berangkat “
“oh maaf kalo begitu sampai jumpa, lain kali datanglah ke rumahku untuk makan malam, ibuku akan senang menyambutmu “
Tanpa menjawabnya dia segera menuju Portal dan berangkat menuju Gurun Sette
5 orang bells rombongan Ranzaya segera menghampiri Ranzaya
“cih sombong sekali dia mentang-mentang Maximus “ jawab salah satu dari mereka dengan kesal
“tau tu, padahal Ranzaya sudah berbaik hati menyapanya tapi dia cetus begitu, sebaiknya kau tinggalkan saja dia Ran “ jawab yang lain
“ ya, dia teman baikku sejak kecil, dulu dia tidak seperti itu sih, dia dulu sangat ceria tapi semenjak bencana terus menimpa keluarganya dia jadi berubah, kau tau ayahnya tewas 18 tahun yang lalu di Elan, ibunya meninggal 1 tahun setelahnya kemudian 10 tahun yang lalu adik perempuannya tewas terbunuh di depan matanya di gurun sette sejak saat itu dia jadi dingin, dia menjadi haus akan kekuataan, dia tidak ingin kehilangan lagi orang yang dia sayangi di luar dia tampak dingin dan penyendiri tapi sebenarnya dia kesepian “ jawaban Ranzaya membuat mereka terdiam dan merasa bersalah karena selama ini sering mengolok-olok Max dari belakang
“tunggu namanya Max Daybreak kan jangan-jangan dia anak Maximilliam Daybreak yang tewas di Elan 18 tahun lalu, sang pahlawan Union itu ? “ tanya seorang perempuan di antara mereka
Ranzaya mengangukan kepalanya sebagai jawabannya
Gurun Sette
Cahaya matahari yang terik membakar kulit Max begitu dia sampai, di sertai dengan tiupan angin yang gersang dan kering, Max segera mengaktifkan alat pendingin di armornya untuk menurunkan suhu tubuhnya
“gila, gurun ini semakin lama semakin terasa panas saja “ keluh Max, beberapa Pasukan penjaga portal menyapanya, dia melambaikan tangan membalasnya
“ya setidaknya aku harus bersyukur karena tidak perlu berada di gurun ini selama 12 jam untuk berjaga-jaga “, Max segera melanjutkan perjalannya, dia membuka GPSnya untuk memastikan posisinya, dia memutuskan untuk pergi ke reruntuhan Sette yang berada di pusat gurun, tidak ada yang tahu reruntuhan apa itu sebenarnya seklias seperti sebuah menara raksasa namun kini tidak lebih dari sebuah reruntuhan bebatuan, bangunan itu tampak sudah berusia ratusan tahun, tidak ada yang tahu siapa yang membangunnya dan untuk tujuan apa, dan Bellato Union tidak tertarik untuk menelitinya karena hanya akan membuang-buang waktu dan tenaga karena di gurun sette kerap terjadi pertempuran 3 bangsa dan itu tentu akan menghambat penelitian.
Wilyah reruntuhan Sette sangat sepi, tidak ada apapun selain Max, dia pun memutuskan untuk memeriksa dataran Nadir, wilayah itu sangat penting bagi Union karena harus di lewati sebelum memasukin cauldron volcano, wilayah gunung berapi yang sering di gunakan untuk berburu, beberapa monster di sana memiliki bahan-bahan yang sangat di perlukan untuk membuat persenjataan dan armor, dan tentu saja ke 3 bangsa juga kerap bertempur di sana untuk memperbutkan kekuasaan dan dominasi tidak lebih tepatnya hampir seluruh wilayah novus selalu menjadi ajang pertempuran dan tidak ada istilah perdamaian di novus itu sendiri.
Di dataran Nadir Max melihat 3 orang Cora, yang dari armornya keliatanya masih dalam tingkatan Expert, tingkatan dimana mereka sudah lulus dari akademi dan mulai di berikan misi yang tidak terlalu berbahaya, keliatanya mereka di tugaskan untuk membasmi Bulky Lunker yang ada di sini, Bulky Lunker adalah monster berbentuk raptor, Bulky Lunker di Setter berukuran cukup besar namun sangat lemah namun mereka cukup merepotkan dalam 1 minggu bisa berkembang biak dengan cepat dan langsung menjadi dewasa, karena itu ke 3 bangsa sering mengutus pasukan Expert mereka untuk membersihkan tempat ini.
Max memandangi mereka, walau Expert mereka semua masih bisa di golongkan anak-anak, rata unit Expert Cora dan Bellato berusia 13-18 tahun sebelum akhirnya di angkat menjadi Elit walau ada beberapa kasus seseorang di angkat menjadi elit di usia yang sangat muda.
Max tampak ragu untuk menyerang dan membunuh mereka, bagaimanapun mereka masih terlalu muda, tapi apa boleh buat ini perang, pihak Cora sendiri juga sudah banyak membunuh pasukan muda Bellato jadi tentu saja sebagai prajurit Max tidak boleh terbawa perasaannya dan menjadi lunak terhadap pihak Musuh
Max mengeluarkan Hora Shield dan Hora Knife nya, dengan cepat dia berlari menerjang ke 3 cora muda tersebut, seorang lelaki ranger muda menjadi target pertamanya, dia berada paling dekat dari posisi Max.
POWER CLEAVE
Dengan 1 sabetan pisaunya Cora Muda itu tewas seketika, di serang dari belakang tanpa sempat menghindar dia terkena sabetan telak di lehernya dan terlempar beberapa centi dari posisi awalnya, darah berhamburan dari lehernya yang nyaris putus
“KYAAAAAAAAAAAAA” Spritualis wanita Cora itu berteriak dengan histeris melihat temannya mati, dengan tatapan dingin Max memandangnya, namun salah satu Cora lain yang tampaknya seorang Warrior berlari menghadang Max, dia berusaha melindung wanita itu
“kau cukup berani juga, melindungi rekanmu walau kau sendiri sangat ketakutan, keliatanya kau akan menjadi prajurit yang hebat sayang sekali kau akan mati di sini” Seru Max ketika melihat kaki si cora gemetaran, tentu saja mustahil dia bisa mengerti bahasa Max.
Cora lelaki itu tampak mengatakan sesuatu pada si wanita, keliatanya dia menyuruhnya kabur, tapi si wanita mengelengkan kepala keliatanya dia tidak ingin meninggalkan temannya, wanita itu mengayunkan tongkat sihirnya, sesaat kemudian, sesuatu mengikat kaki Max, akar-akar tanaman dengan cepat melilit kakinya bocah perempuan cora itu menggunakan Ensare untuk memperlambat gerakan Max, si laki-laki menggunakan pedangnya berusaha menyerang Max, bagi Max yang sudah sangat berpengalaman dalam pertempuran sangat mudah untuk menahan serangan anak itu dengan tamengnya, dan kemudian memanfaatkan celah yang ada dari kurangnya pengalaman si cora itu Max membalas serangannya
Shining Cut
3 serangan dengan cepat bak petir yang menyambar meyambat tubuhnya, di akhiri dengan tusukan di perutnya, Max mendorong tubuhnya yang berlumurah darah ke tanah, bocah Cora itu tampak sekarat, dia mengatakan sesuatu dalam bahasa Cora dan kemudian mati dengan bergelimpangan darahnya.
Perempuan Cora itu berteriak kembali, kali ini di iringi dengan tangisan, dia memandang Max, bukan dengan tatapan pasrah dengan putus asa, sebaliknya dengan tatapan berapi-api dan tampak sangat marah serta membenci Max, Max sedikit tertekan melihat tatapan anak itu sekilas dia merasa takut namun dengan cepat membuangnya
“diamlah, dan biarkan aku mengakhirnya dengan cepat “ ucap Max, namun Cora itu mengayunkan kembali tongkatnya, sebuah lingkaran sihir muncul di atas Max, dia menyadari dan mengali formasi lingkaran sihir itu
“METEOR!!!” teriak Max dengan terperajat, dia mengangkat tamengnya dan seketika bebatuan yang dilumuri api berjatuhan menimpa Max. beruntung Meteor itu tidak sempurna jadi tidak menghasilkan luka yang berarti bagi Max, tapi hal itu tetap saja mengejutkan, dari usianya dan pakaiannya anak itu sudah pasti hanya seorang Expert, tapi bisa menggunakan Meteor yang merupakan Force atau sihir tingkatan Elit, jelas dia bukanlah anak sembarangan
“kau orang yang sangat berbahaya nak, jika tidak membunuhmu sekarang kau akan mengancam Union di masa depan “ kata Max.
Max mengangkat Hora Knife nya, dan bersiap untuk menebasnya, menggunakan Meteor tadi jelas menghabiskan tenaga anak itu, dia keliatan sangat letih dan tidak bisa bergerak lagi
“ARGGGGGGGGGGGGGGGGGG” sebuah teriakan keras terdengar dari kejauhan, seorang Templar Cora berlari menuju Max dan kemudian melompat tinggi sambil melakukan putaran salto
Pressure Bomb
Max menahannya dengan cepat menggunakan tamengnya
BRUAAAK
Benturan tombak sang templar dan tameng Max menghasilkan retakan di pijakan Max, tangan Max menjadi kesemutan akibatnya, templar itu langsung menyerangnya kembali
Whirlwind
Dia memutarkan tubuhnya lalu membantingkan tombaknya pada Max yang lagi –lagi berhasil di tahannya, Max melompat mundur 2 serangan tadi membuat tangan kirinya terasa sakit, lalu seorang perempuan Grazier Cora mendekati perempuan muda yang nyaris di bunuh Max, dia mengeluarkan Inanna, sebuah Animus yang memiliki kemapuan untuk menyembuhkan luka, Grazier itu memerintahkan Inanna untuk mengobatinya
“cih tidak aku sangka bakal datang sesuatu yang merepotkan “ keluhnya, melihat situasi sekarang Max sadar dia harus membereskan si Templar secepatnya, sebelum si Grazier selesai mengobati si bocah perempuan, jika tidak dia akan memanggil Isis dan itu akan merepotkannya
Max memfokuskan pikiran dan dia menggunakan kemampuan khusus para Shield Miller
Build Defense
Sebuah teknik khusus yang akan meningkatkan pertahanan tubuh, dan dia bersiap untuk menerima serangan selanjutnya si Templar, tidak Max memutuskan untuk tidak bertahan, dia berlari ke arah si Templar yang secara kebetulan melakukan hal yang sama, Templar itu mengayunkan tombaknya menyerang bahu kanan Max, Max memutarkan tubuhnya, mengarahkan tamengnya menahan tombak tersebut lalu dengan segara menggunakan Hora Knifenya dia menebas tangan kanan si templar yang tanpa pertahanan, lalu
Hysteria
Max menghantamkan Hore Knifenya kebahu kiri si templar, hantaman keras dan menimbulkan getaran yang kuat ke seluruh penjuru tubuh si templar yang langsung terjatuh kesakitan, di tambahan dengan hantaman Hore Shieldnya ke kepalanya dengan sangat kuas *BUAK*
Templar itu terpental ke tanah dan tidak berdiri lagi, tapi masih bernafas
“sekarang tinggal mengakhirinya “ di saat Max berjalan mendekatinya si Grazier berlari kearah si templar, lalu dia mengepakan ke 2 tanganya menghadang Max mendekati si Templar, pada matanya tergambarkan dengan jelas ketakutannya namun wanita Grazier itu tetap engan untuk menyingkir.
“kau, kenapa kau melindunginya seperti itu, apa dia kekasihmu, tunggu tidak wajah kalian sangat mirip jangan bilang kalian bersaudara” kondisi dimana si wanita melindungi si pria mengingatkan Max pada kenangan lamannya, 10 tahun yang lalu dimana saat itu Max dan adik perempuannya menjalankan misi ke Gurun Sette, di sana mereka di serang oleh satu unit Accretia, tentu saja mereka berdua bukan tandingannya, Max berusaha melawan untuk mengulur waktu agar adiknya bisa lari, namun yang terjadi di saat-saat terakhir dimana Max mengira dirinya akan mati, adiknya menghadang serangan dari Accretia tersebut, mengorbankan dirinya untuk menolong sang kakak.
“keparat kau membuatku mengingat luka lama” Max menyimpan senjatanya lalu segera meninggalkan mereka dan berjalan kembali menuju Portal Bellato
Max tidak akan pernah bisa melupakannya kejadian itu terus menghantuinya selama 10 tahun ini, dia gagal sebagai seorang kakak gagal melindungi adiknya sendiri, dia terus menyalahkan dirinya sendiri, jika saja saja waktu itu dia lebih kuat maka hal itu tidak perlu terjadi
“kenapa kau tidak lari Astaria, kenapa kau berbuat bodoh seperti ini “ seru Max dengan tangisan
“aku.....aku menyayangi kakak, aku tidak ingin kakak terluka, karena itu aku....aku “ tanpa sempat menyelesaikan kalimatnya, Astaria meninggal di pelukan kakaknya sendiri, di luapi kemarahan Max menyerang Accretia tersebut dan berhasil meninggalkan luka goresan di dahinya walau tidak parah, namun entah mengapa Accretia tersebut tidak membunuh Max, namun meninggalkannya seorang begitu saja seolah dia terharu melihat pengorbanan Astaria atau mungkin bisa di katakan menyesal, sejak saat itu Max berusaha menjadi lebih kuat agar hal seperti itu tidak terjadi, dan bersumpah untuk membalas Accretia tersebut.
Planet ini juga di huni oleh berbagai spesies kehidupan mulai yang imut-imut hingga yang buas dan mengerikan. Planet ini selalu di penuhi dengan kedamaian hingga ke 3 bangsa asing tiba, mereka membuat pemukiman dan memulai peperang di seluruh permukaan planet ini demi mengambil alih kepenguasaan atas Crag Mine yang kaya dengan mineral berharganya.
Dan ini adalah sebuah kisah, seseorang dari bangsa Bellato, sebuah kisah kehidupannya,perjuangannya dan akhir hayatnya hingga dia di kenal sebagai “The Hero Of Novus “
Sinar mentari pagi yang hangat menyinari daratan solus, warga solus suda menjalankan aktivitas harian mereka. Max Daybreak baru saja bersiap untuk melakukan patroli di gurun Sette, sebagai seorang Maximus yang merupakan pangkat tertinggi yang di berikan kepada para prajurit Bellato Union dia sangat jarang mendapatkan tugas, para Maximus hanya mendapat tugas-tugas penting yang mempengaruhi kekuatan Bellato Union, sehingga mereka lebih sering mendapatkan waktu luang walau ada beberapa Maximus yang di tunjuk untuk menjadi instruktor para prajurit muda yang baru saja lulus dimana mereka bertugas untuk melatih mereka dan melindungi mereka di pertempuran sesungguhnya dan memberi penilaian kualitas para prajurit muda tersebut, pada akhirnya para prajurit muda akan di tempatkan dimana tergantung pada laporan para Maximus tersebut.
“baiklah, tameng tidak ada kerusakan, obat-obatan lengkap, peta juga, alat komunikasi tidak ada masalah “
Sebagai seorang Shield Miller tameng sudah seperti bagian tubuhnya sendiri, dia selalu merawat tamengnya dengan hati-hati dan memastikan tidak ada baretan padanya.
Merasa persiapannya sudah cukup Max segera beranjak dari rumahnya dan menuju portal benteng solus, di sana dia memencet tujuannya
Bellato HQ
Markas pusat Bellato Union untuk kependudukan novus, di sinilah segala aktivitas dan kegiatan militer penting Bellato di lakukan dan di sinilah terdapat Portal utama menuju ke berbagai tempat di novus terleta.
Beberapa bellato yang melihat dengan segera menyingkir memberi jalan, Max cukup di segani atau lebih tepatnya di takuti oleh para Bellato lain yang tidak terlalu akrab dengannya hal ini karena sifatnya yang selalu diam selalu berwajah serius jarang berbicara dan sangat buas di pertempuran, baginya hal itu bukan lah masalah malahan dia sangat senang jika di jauhi karena dengan begitu dia merasa lebih bebas.
“hoiiiiiiii Max “ dari kejauhan terdengar suara seseorang memanggilnya suara yang tidak asing lagi bahkan sangat akrab baginya.
Seorang Berserker Bellato datang menghampirinya dia adalah Ranzaya teman lama Max dari kecil, dia terlihat bersama rombongan pasukan bells lainnya
“kau seharusnya memanggilku Maximus prajurit “jawab Max dingin
“kau memang dingin seperti biasanya, ayolah kita kan 1tim sejak di akademi “ jawab Ranzaya sambil memukul bahu Max
“anggota tim kita yang lain sudah mendapatkan pangkat yang cukup tinggi, bahkan kau di kalahkan oleh adikmu sendiri, ini akibat kau bergabung dengan guild kacau itu Ran, aku sarankan kau keluar dan segera bereskan semua misimu agar dapat promosi kenaikan pangkat, bahkan Raina saja sudah menjadi Royal kau masih Major “
“ah, pangkat itu tidak penting bagiku, aku lebih suka kebebasan, ngomong-ngomong aku dengar kau di calonkan sebagai anggota dewan perang pemilihan tahun depan ya, selamat Max kau memang hebat kawan “
“ya “ jawabnya singkat, orang lain mungkin akan merasa tersinggu dengan jawabannya karena terkesan sombong tapi sebenarnya itulah sifat alami Max sejak dulu, tidak banyak bicara dan hanya menjawab sesingkat mungkin.
“tapi hati-hati lah, beberapa orang yang di calonkan mati terbunuh, sepertinya ada konspirasi untuk memastikan seseorang berhasil menjadi dewan, mungkin juga kau akan di incar Max “ bisik Ranzaya pelan
Sudah 4 orang yang di calonkan sebagai anggota dewan perang terbunuh dalam 5 bulan belakangan ini, awalnya mereka mengira hanya perkelahian biasa namun semua korban yang mati memiliki 1 kesamaan, karena itu mulai muncul teori ada konspirasi di dalam tubuh union, penjagaan sudah di tingkatkan namun tidak berhasil di temukan petunjuk sedikitpun ini semakin menguatkan dugaan adanya orang dalam petinggi Union yang terlibat
“aku tidak akan mati semudah itu Ran, ngomong-ngomong bisa kah kau membiarkan aku pergi, ini sudah hampir siang aku ingin segera berangkat “
“oh maaf kalo begitu sampai jumpa, lain kali datanglah ke rumahku untuk makan malam, ibuku akan senang menyambutmu “
Tanpa menjawabnya dia segera menuju Portal dan berangkat menuju Gurun Sette
5 orang bells rombongan Ranzaya segera menghampiri Ranzaya
“cih sombong sekali dia mentang-mentang Maximus “ jawab salah satu dari mereka dengan kesal
“tau tu, padahal Ranzaya sudah berbaik hati menyapanya tapi dia cetus begitu, sebaiknya kau tinggalkan saja dia Ran “ jawab yang lain
“ ya, dia teman baikku sejak kecil, dulu dia tidak seperti itu sih, dia dulu sangat ceria tapi semenjak bencana terus menimpa keluarganya dia jadi berubah, kau tau ayahnya tewas 18 tahun yang lalu di Elan, ibunya meninggal 1 tahun setelahnya kemudian 10 tahun yang lalu adik perempuannya tewas terbunuh di depan matanya di gurun sette sejak saat itu dia jadi dingin, dia menjadi haus akan kekuataan, dia tidak ingin kehilangan lagi orang yang dia sayangi di luar dia tampak dingin dan penyendiri tapi sebenarnya dia kesepian “ jawaban Ranzaya membuat mereka terdiam dan merasa bersalah karena selama ini sering mengolok-olok Max dari belakang
“tunggu namanya Max Daybreak kan jangan-jangan dia anak Maximilliam Daybreak yang tewas di Elan 18 tahun lalu, sang pahlawan Union itu ? “ tanya seorang perempuan di antara mereka
Ranzaya mengangukan kepalanya sebagai jawabannya
Gurun Sette
Cahaya matahari yang terik membakar kulit Max begitu dia sampai, di sertai dengan tiupan angin yang gersang dan kering, Max segera mengaktifkan alat pendingin di armornya untuk menurunkan suhu tubuhnya
“gila, gurun ini semakin lama semakin terasa panas saja “ keluh Max, beberapa Pasukan penjaga portal menyapanya, dia melambaikan tangan membalasnya
“ya setidaknya aku harus bersyukur karena tidak perlu berada di gurun ini selama 12 jam untuk berjaga-jaga “, Max segera melanjutkan perjalannya, dia membuka GPSnya untuk memastikan posisinya, dia memutuskan untuk pergi ke reruntuhan Sette yang berada di pusat gurun, tidak ada yang tahu reruntuhan apa itu sebenarnya seklias seperti sebuah menara raksasa namun kini tidak lebih dari sebuah reruntuhan bebatuan, bangunan itu tampak sudah berusia ratusan tahun, tidak ada yang tahu siapa yang membangunnya dan untuk tujuan apa, dan Bellato Union tidak tertarik untuk menelitinya karena hanya akan membuang-buang waktu dan tenaga karena di gurun sette kerap terjadi pertempuran 3 bangsa dan itu tentu akan menghambat penelitian.
Wilyah reruntuhan Sette sangat sepi, tidak ada apapun selain Max, dia pun memutuskan untuk memeriksa dataran Nadir, wilayah itu sangat penting bagi Union karena harus di lewati sebelum memasukin cauldron volcano, wilayah gunung berapi yang sering di gunakan untuk berburu, beberapa monster di sana memiliki bahan-bahan yang sangat di perlukan untuk membuat persenjataan dan armor, dan tentu saja ke 3 bangsa juga kerap bertempur di sana untuk memperbutkan kekuasaan dan dominasi tidak lebih tepatnya hampir seluruh wilayah novus selalu menjadi ajang pertempuran dan tidak ada istilah perdamaian di novus itu sendiri.
Di dataran Nadir Max melihat 3 orang Cora, yang dari armornya keliatanya masih dalam tingkatan Expert, tingkatan dimana mereka sudah lulus dari akademi dan mulai di berikan misi yang tidak terlalu berbahaya, keliatanya mereka di tugaskan untuk membasmi Bulky Lunker yang ada di sini, Bulky Lunker adalah monster berbentuk raptor, Bulky Lunker di Setter berukuran cukup besar namun sangat lemah namun mereka cukup merepotkan dalam 1 minggu bisa berkembang biak dengan cepat dan langsung menjadi dewasa, karena itu ke 3 bangsa sering mengutus pasukan Expert mereka untuk membersihkan tempat ini.
Max memandangi mereka, walau Expert mereka semua masih bisa di golongkan anak-anak, rata unit Expert Cora dan Bellato berusia 13-18 tahun sebelum akhirnya di angkat menjadi Elit walau ada beberapa kasus seseorang di angkat menjadi elit di usia yang sangat muda.
Max tampak ragu untuk menyerang dan membunuh mereka, bagaimanapun mereka masih terlalu muda, tapi apa boleh buat ini perang, pihak Cora sendiri juga sudah banyak membunuh pasukan muda Bellato jadi tentu saja sebagai prajurit Max tidak boleh terbawa perasaannya dan menjadi lunak terhadap pihak Musuh
Max mengeluarkan Hora Shield dan Hora Knife nya, dengan cepat dia berlari menerjang ke 3 cora muda tersebut, seorang lelaki ranger muda menjadi target pertamanya, dia berada paling dekat dari posisi Max.
POWER CLEAVE
Dengan 1 sabetan pisaunya Cora Muda itu tewas seketika, di serang dari belakang tanpa sempat menghindar dia terkena sabetan telak di lehernya dan terlempar beberapa centi dari posisi awalnya, darah berhamburan dari lehernya yang nyaris putus
“KYAAAAAAAAAAAAA” Spritualis wanita Cora itu berteriak dengan histeris melihat temannya mati, dengan tatapan dingin Max memandangnya, namun salah satu Cora lain yang tampaknya seorang Warrior berlari menghadang Max, dia berusaha melindung wanita itu
“kau cukup berani juga, melindungi rekanmu walau kau sendiri sangat ketakutan, keliatanya kau akan menjadi prajurit yang hebat sayang sekali kau akan mati di sini” Seru Max ketika melihat kaki si cora gemetaran, tentu saja mustahil dia bisa mengerti bahasa Max.
Cora lelaki itu tampak mengatakan sesuatu pada si wanita, keliatanya dia menyuruhnya kabur, tapi si wanita mengelengkan kepala keliatanya dia tidak ingin meninggalkan temannya, wanita itu mengayunkan tongkat sihirnya, sesaat kemudian, sesuatu mengikat kaki Max, akar-akar tanaman dengan cepat melilit kakinya bocah perempuan cora itu menggunakan Ensare untuk memperlambat gerakan Max, si laki-laki menggunakan pedangnya berusaha menyerang Max, bagi Max yang sudah sangat berpengalaman dalam pertempuran sangat mudah untuk menahan serangan anak itu dengan tamengnya, dan kemudian memanfaatkan celah yang ada dari kurangnya pengalaman si cora itu Max membalas serangannya
Shining Cut
3 serangan dengan cepat bak petir yang menyambar meyambat tubuhnya, di akhiri dengan tusukan di perutnya, Max mendorong tubuhnya yang berlumurah darah ke tanah, bocah Cora itu tampak sekarat, dia mengatakan sesuatu dalam bahasa Cora dan kemudian mati dengan bergelimpangan darahnya.
Perempuan Cora itu berteriak kembali, kali ini di iringi dengan tangisan, dia memandang Max, bukan dengan tatapan pasrah dengan putus asa, sebaliknya dengan tatapan berapi-api dan tampak sangat marah serta membenci Max, Max sedikit tertekan melihat tatapan anak itu sekilas dia merasa takut namun dengan cepat membuangnya
“diamlah, dan biarkan aku mengakhirnya dengan cepat “ ucap Max, namun Cora itu mengayunkan kembali tongkatnya, sebuah lingkaran sihir muncul di atas Max, dia menyadari dan mengali formasi lingkaran sihir itu
“METEOR!!!” teriak Max dengan terperajat, dia mengangkat tamengnya dan seketika bebatuan yang dilumuri api berjatuhan menimpa Max. beruntung Meteor itu tidak sempurna jadi tidak menghasilkan luka yang berarti bagi Max, tapi hal itu tetap saja mengejutkan, dari usianya dan pakaiannya anak itu sudah pasti hanya seorang Expert, tapi bisa menggunakan Meteor yang merupakan Force atau sihir tingkatan Elit, jelas dia bukanlah anak sembarangan
“kau orang yang sangat berbahaya nak, jika tidak membunuhmu sekarang kau akan mengancam Union di masa depan “ kata Max.
Max mengangkat Hora Knife nya, dan bersiap untuk menebasnya, menggunakan Meteor tadi jelas menghabiskan tenaga anak itu, dia keliatan sangat letih dan tidak bisa bergerak lagi
“ARGGGGGGGGGGGGGGGGGG” sebuah teriakan keras terdengar dari kejauhan, seorang Templar Cora berlari menuju Max dan kemudian melompat tinggi sambil melakukan putaran salto
Pressure Bomb
Max menahannya dengan cepat menggunakan tamengnya
BRUAAAK
Benturan tombak sang templar dan tameng Max menghasilkan retakan di pijakan Max, tangan Max menjadi kesemutan akibatnya, templar itu langsung menyerangnya kembali
Whirlwind
Dia memutarkan tubuhnya lalu membantingkan tombaknya pada Max yang lagi –lagi berhasil di tahannya, Max melompat mundur 2 serangan tadi membuat tangan kirinya terasa sakit, lalu seorang perempuan Grazier Cora mendekati perempuan muda yang nyaris di bunuh Max, dia mengeluarkan Inanna, sebuah Animus yang memiliki kemapuan untuk menyembuhkan luka, Grazier itu memerintahkan Inanna untuk mengobatinya
“cih tidak aku sangka bakal datang sesuatu yang merepotkan “ keluhnya, melihat situasi sekarang Max sadar dia harus membereskan si Templar secepatnya, sebelum si Grazier selesai mengobati si bocah perempuan, jika tidak dia akan memanggil Isis dan itu akan merepotkannya
Max memfokuskan pikiran dan dia menggunakan kemampuan khusus para Shield Miller
Build Defense
Sebuah teknik khusus yang akan meningkatkan pertahanan tubuh, dan dia bersiap untuk menerima serangan selanjutnya si Templar, tidak Max memutuskan untuk tidak bertahan, dia berlari ke arah si Templar yang secara kebetulan melakukan hal yang sama, Templar itu mengayunkan tombaknya menyerang bahu kanan Max, Max memutarkan tubuhnya, mengarahkan tamengnya menahan tombak tersebut lalu dengan segara menggunakan Hora Knifenya dia menebas tangan kanan si templar yang tanpa pertahanan, lalu
Hysteria
Max menghantamkan Hore Knifenya kebahu kiri si templar, hantaman keras dan menimbulkan getaran yang kuat ke seluruh penjuru tubuh si templar yang langsung terjatuh kesakitan, di tambahan dengan hantaman Hore Shieldnya ke kepalanya dengan sangat kuas *BUAK*
Templar itu terpental ke tanah dan tidak berdiri lagi, tapi masih bernafas
“sekarang tinggal mengakhirinya “ di saat Max berjalan mendekatinya si Grazier berlari kearah si templar, lalu dia mengepakan ke 2 tanganya menghadang Max mendekati si Templar, pada matanya tergambarkan dengan jelas ketakutannya namun wanita Grazier itu tetap engan untuk menyingkir.
“kau, kenapa kau melindunginya seperti itu, apa dia kekasihmu, tunggu tidak wajah kalian sangat mirip jangan bilang kalian bersaudara” kondisi dimana si wanita melindungi si pria mengingatkan Max pada kenangan lamannya, 10 tahun yang lalu dimana saat itu Max dan adik perempuannya menjalankan misi ke Gurun Sette, di sana mereka di serang oleh satu unit Accretia, tentu saja mereka berdua bukan tandingannya, Max berusaha melawan untuk mengulur waktu agar adiknya bisa lari, namun yang terjadi di saat-saat terakhir dimana Max mengira dirinya akan mati, adiknya menghadang serangan dari Accretia tersebut, mengorbankan dirinya untuk menolong sang kakak.
“keparat kau membuatku mengingat luka lama” Max menyimpan senjatanya lalu segera meninggalkan mereka dan berjalan kembali menuju Portal Bellato
Max tidak akan pernah bisa melupakannya kejadian itu terus menghantuinya selama 10 tahun ini, dia gagal sebagai seorang kakak gagal melindungi adiknya sendiri, dia terus menyalahkan dirinya sendiri, jika saja saja waktu itu dia lebih kuat maka hal itu tidak perlu terjadi
“kenapa kau tidak lari Astaria, kenapa kau berbuat bodoh seperti ini “ seru Max dengan tangisan
“aku.....aku menyayangi kakak, aku tidak ingin kakak terluka, karena itu aku....aku “ tanpa sempat menyelesaikan kalimatnya, Astaria meninggal di pelukan kakaknya sendiri, di luapi kemarahan Max menyerang Accretia tersebut dan berhasil meninggalkan luka goresan di dahinya walau tidak parah, namun entah mengapa Accretia tersebut tidak membunuh Max, namun meninggalkannya seorang begitu saja seolah dia terharu melihat pengorbanan Astaria atau mungkin bisa di katakan menyesal, sejak saat itu Max berusaha menjadi lebih kuat agar hal seperti itu tidak terjadi, dan bersumpah untuk membalas Accretia tersebut.
Diubah oleh Zaxion 10-11-2014 11:45
0
Kutip
Balas