"udah udah gw udah disini."
"temenin gw, gw takut."
"iye iye, gw paham. lu takut kenapa?"
"gw takut mati lampu ini."

apa ini? hanya gara gara ini saya jadi datang pada orang seperti itu? shiit! buang waktu. cuman gara gara mati lampu gw harus datang pada kondisi seperti ini. ini cewek emang kelewat manja dan nyusahin. emang kondisi rumah tua menjadi sangat menyeramkan ketika gelap. seperti rumah hantu. tapi kenapa gw yang harus dipanggil oleh cewek satu ini? bukannya gw baru dia kenal? udah ah gw gabertanya tanya lagi. yang ada bikin patah hati ketemu orang kayak gini.

setelah gw parkir motor gw diparkiran deket teras, gw langsung beranjak dan duduk di kursi goyang bertemankan lilin. Putri duduk bersebrangan sama agak jauh. ya emang gw yang sengaja menjauh. mengingat kejadian kejadian yang gak diinginkan selalu terjadi diantara gw dan nih cewek over.

gw liat Putri dengan pandangan kosong mengarah ke lilin. seperti ada trauma terselip diantara mata matanya. sebuah cerita yang tak pernah dibayangkan sama gw sendiri. apa yang terjadi dengannya? gw sih gak habis pikir. gw tau dia sedang dalam kondisi yang tidak nyaman, dan kegunaan dia disini cuman memberi rasa nyaman. kalo dia emang tak mau berbicara ke gw, ya gw bakal diem aja daripada terus membuka pembicaraan.

gw nyalain rokok surya kesayangan gw, dan gw puter lagu dari hp gw biar suasana tak terlalu tenang. gw takut kesurupan.

"kik, lu mau minum?" suara itu memecahkan keheningan manusia.
"hah? ini yang gw tunggu. ada minuman apa?"
"lu mau vodka, absolute, red label, ato anggur merah?"
"hah?" gw sedikit tercengang.
"emang kenapa kok gitu?"
"emang lu ada?"
"selalu ada dikulkas gw kik hahaha."
"oke, gw pilih red label ajadeh. kesukaan gw tuh."
"tapi gw kok lagi pingin amer ya kik?"
"yaudah amer."
"sip sip, mumpung gw lagi ada permen relaxa nih kik, buat campuran hahaha."
"okedeh"

gw liat Putri mengangkat lilin dan mencoba masuk kedalam rumah belanda itu. tiba tiba terhenti. rasa ragu untuk menginjakan kaki kedalam. pandangan kosong itu kembali terpancar. dan akhirnya gw dateng kearah wanita berbibir tipis itu.

"napa put?"
"temenin gw kik, gw gaberani."
"okelah."

ya pikir gw, kapan lagi ada minuman gratis nih. kan jarang jarang tuh hahaha. gw mengantarkan dia mengambil minuman dikulkas, dan kedapur buat ngambil gelas. dua pasang amer, di tambah 2 gelas sloki. gw pun terus ngikutin dia berjalan kemana pun dia mau. hingga akhirnya dia pergi kembali kearah kursi goyang tua itu lagi. diletakannya minuman berserta sloki, dan dia rogoh permen relaxa 4 bungkus.

mulai diremukan permen relaxa dengan sepatunya yang dari tadi terletak disebelah keset rumah tua itu. dan kemudian, dia mulai memasukannya didalam amer. 2 bungkus relaxa untuk satu amer. dia putar putar botol amer hingga pecahan permen relaxa mulai larut, dan begitu hingga botol kedua.

"udah kik, ayo kita minum."

dia tuang minuman ke sloki gw dan dia. dia perlahan menyerahkan minuman ke gw. suara ricuh jalan raya sayu sayu terdengar ribut. angin angin kecil mendayu dayu menerpa lilin lilin yang menyinari kedua orang yang ingin melayang. dingin perlahan hangat merasuk dalam otak otak, dan sela sela usus dalam perut. kerongkongan mencetak rasa khas dari minuman beralkohol. hidung terasa isi dengan rasa mint dari relaxa yang dia racik.

pandangan elegi itu perlahan berganti dengan adanya efek samping dari alkohol. terlihat wajah putihnya memerah. pandangan pandangan itu menjadi sesosok yang benar benar berbeda dari Putri yang tadi gw liat. bibir tipis yang mulai tertarik ke arah senyum. gingsul drakula yang mulai keluar dari sela sela bibirnya. lubang pipinya mulai menghipnotis orang yang memandangnya.

Tyas, itu yang gw ingat saat melihatnya tersenyum. gadis mungil yang tak pernah berani untuk gw sekedar mengajak jalan. sesosok seperti Tyas saat pertama kali dia menyapaku. apakah ini yang disebut mendayu ndayu karena minuman? gw buang pandangan gw, dan berharap didepan gw bener bener ada Tyas. tapi sayang, pagar itu menghalangi semuanya. gw bener bener tak tau apa yang bener bener muter dikepala gw.

rasa rasanya gw bener bener terhanyut dalam nuansa indah malam ini. cahaya bumi terkalahkan oleh bulatnya bulan. cahaya lampu berganti bintang yang berkedip. basa basi diantara dua orang yang baru bertemu dan terus berbincang hingga akhirnya lampu lampu kuning mulai menyala.

listrik yang padam telah menyala dan menggantikan indahnya langit. terlihat tawa tawa dari Putri. aku benar terlena oleh indahnya anggur yang aku minum. baru sadar entah sejak kapan Putri terus mengisi hingga ada botol ke 4 gw minum dengan dia.

sedikit gw pejamkan mata gw, dan mulai mengarungi nuansa mimpi sejenak. hembus halus nafas hangat mengalir di leher gw. terasa geli, dan cukup mengangkat imajinasi gw kearah alam bawah sadar. tangan tangan mulai bergeriliya memegang tepat dibawah kuping gw. gw buka mata gw yang terpejam, dan gw liat Putri tepat dihadapan gw. mata yang sayu memandang gw, seakan meminta sesuatu. gw agak jauhkan pandangan gw.

"kik, untuk kali ini jangan nolak ya?"
"Put lu mau apa?"
"kita udah bertemu cukup lama, kita sudah berbincang cukup dalam, kita telah tertawa bersama, dan lu udah ngijinin gw menangis dihadapan lu. sekarang ijinin gw untuk sekedar mencium bibir lu ....."
"..."
"gw termasuk pencium handal kok kik."
",,,,"