“Ini pesanan mu, Sepasang katar Jahmadar, Damascus Dagger, Gladius Dager. 3 Bom Asap lempar, 5 Buah Awakening dan Concentration potion..dan antidote penangkal racun..” Seru pria tua itu.

“Dan Armor special yang kau pesan sudah siap juga, Armor itu baru saja jadi tadi pagi setelah aku membuatnya semalaman.”

Pria tua bernama barney tersebut membuka lemari yang cukup besar dan memperlihatkan Armor pesanan ku yang dia buat. Armor ini berdesain sama persis dengan Armor milik Assasin Cross, tetapi armor buatan barney agak berbeda dari armor milik Assasin Cross yang berwarna Cokelat gelap kesilveran. Sedangkan buatan barney memiliki warna biru gelap dan cokelat kehitaman, Serta armor ini sudah di perkuat 5 kali beurut-turut dengan batu mulia elunium.

Perbedaan mencolok juga terdapat di sepatu dari armor resmi Assasin Cross dan Armor yang di buat oleh barney, Jika Armor resmi milik Assasin Cross memiliki mata pisau pada punggung sepatu berbeda dengan Armor khusus yang dibuat barney yang memiliki 2 mata pisau pada tumit sepatu.

Dengan segera aku memasukan semua senjata, obat-obatan dan Armor yang ada di meja kedalam tas hitam yang cukup besar. Setelah selesai merapihkan semua barang-barang pesanan ku, aku memberikan sejumlah Zenny yang sudah ku janjikan untuknya dan pergi meninggalkan work shop tersebut.

Kusimpan barang-barang yang kubawa dari workshop itu didalam kamar ku. Aku mulai memasukan semua perlengkapan yang aku pesan kedalam tas perjalanan yang di berikan ibu kepada ku. Semua persiapan sudah lengkap, Sekarang aku sedang berjalan membawa seikat bunga menuju ke makam ayah.

“Ayah, Nanti malam aku akan pergi untuk membalaskan dendam mu…Mungkin aku akan menjadi anak yang tidak berbakti karena melanggar semua janji yang kubuat dengan ayah, Tetapi aku sudah memutuskan untuk membuat mereka mambayar apa yang ia lakukan kepada mu dan ibu..”

Maafkan aku ayah.

Setelah selesai mengunjungi makam ayah, aku kembali menuju ke klinik untuk menjenguk sehabat ku Soeen yang masih dirawat di klinik dan menjalani terapi. Ku ketuk pintu kamarnya tetapi tidak ada jawaban muncul dari dalam kamar, Karena tidak ada jawaban aku langsung memasuki ruangan itu tanpa permisi dan ternyata Soeen tidak ada di dalam kamar.

Salah satu dari perawat mengatakan bahwa dia berada di taman bunga lantai 1 setelah menjalani terapi, Perawat itu mengatakan bahwa dia di temani oleh seorang gadis yang biasa menemaninya terapi, Dengan segera aku menuju taman bunga yang ada di lantai satu. Dalam perjalanan ku aku melewati satu ruangan kelas dimana para anak-anak sedang belajar baca tulis dan berhitung.

Aku berhenti sejenak dan tertegun karena melihat wanita berambut panjang sepunggung yang memiliki warna rambut ungu gelap sedang mengajar anak-anak itu. Suaranya yang sangat merdu dan wajahnya yang sangat cantik benar-benar membuatku hanyut dalam pemandangan ini.

Alma..

Tanpa sadar mata kami saling bertemu, Alma yang tadi terlihat sangat tenang kini kelihatan gugup dan kini menghindari tatapan mata ku yang saat ini masih memperhatikannya. Wajahnya kini berubah merah merkah dan terlihat sedih. Mungkin dia membenci ku ya? Sudah 2 bulan ini aku tidak berbicara sama sekali dengannya.

Benar juga, malam itu dia melihat wujudku yang mengerikan itu..

Dia pasti takut mendekati ku sekarang..

Tetapi kenapa waktu aku tidak sadarkan diri, Dia berada di samping ku?

Aku benar-benar tidak mengerti isi hati wanita, Dan aku tidak punya waktu lagi untuk memikirkan hal yang hanya membuat ku kebingungan itu. Aku harus focus kepada tujuan ku semula. Akhirnya aku memutuskan untuk meneruskan perjalanan ku yang tertunda untuk menemui Soeen.

Sesampai ditaman bunga di belakang panti aku tidak dapat menemukan keberadaan sahabat ku ini, Aku berjalan menelusuri taman bunga yang terlihat sepi di sore hari ini. Akhirnya lumayan lama aku berjalan mencarinya, Aku dapat melihat keberadaannya. Dia sedang duduk di atas kursi roda bersama seorang gadis yang di pangkunya.

Mereka terlihat melakukan sesuatu, Tetapi aku tidak mengetahui apa yang ia berdua lakukan. Mereka terlihat dekat dan menempel satu sama lain. “Yo, sedang apa kalian berdua” Seru ku sambil berjalan mendekati mereka. Mereka berdua terkejut mendengar suara ku bahkan sang wanita yang tadi duduk di pangkuan soeen pun terjatuh ketanah.

“O…oi Jean, jangan bikin kaget begitu dong…kau ini mengganggu saja sih” Seru soeen berteriak kepada ku.

Gadis yang tadi terjatuh langsung merapihkan pakaiannya yang terlihat agak terbuka dan juga rambutnya yang terlihat acak-acakan, “Ah...eh selamat sore Jean..” Seru wanita bernama Hilda ini kepada ku. Hilda adalah kekasih Soeen yang belakangan ini di gaet olehnya, Seingat ku kekasih sebelumnya bernama Stella. Dalam kurun waktu 2 bulan dia sudah berganti kekasih lagi.

“Ah selamat sore..” Seru ku sambil membungkukkan badan.

“Sayang, Bisa kamu tinggalkan kami berdua? Ada hal penting yang harus ku bicarakan dengan Jean..” Serunya dengan nada serius kepada Hilda. Hilda menyanggupi permintaan Soeen dan berjalan menjauh meninggalkan kami berdua.

“Jadi sudah memutuskan untuk berkelana?” Seru Soeen kepada ku.

“Ya, Dan aku tidak tahu akan kembali kesini kapan..Jadi aku ingin..” Belum selesai aku berbicara Soeen sudah memotong ucapan ku.

“Tidak perlu khawatir tentang kapal ayah mu, Ayah ku akan mengurus semuanya begitu juga aku.. Lalu aku akan mengawasi dan menjaga ibu mu..”

“Terima kasih kawan..”

“Aku tau apa tujuan mu berkelana, Kamu itu mudah sekali ditebak karena polos bodoh..Aku tidak punya hak untuk menghentikan mu karena setiap manusia memiliki alasan tersendiri untuk melakukan suatu hal..” Serunya serius kepada ku.

“Tapi aku hanya ingin mengingatkan mu satu hal..Jangan mati, Pastikan kamu kembali..”

“Ya..” Seru ku sambil tersenyum kepada orang yang kupercaya ini.

“Hoi!!...Tangkap ini, Gunakan itu dalam perjalanan mu nanti..” Seru Soeen sambil melemparkan sesuatu kearah ku.

Aku berhasil menangkap benda yang dilemparkan Soeen ke arah ku. Benda ini adalah Dagger Damascus yang terbungkus rapih pada sarung pisaunya. Kutarik Dagger ini keluar dari sarungnya dan betapa kagetnya aku, Pisau Damascus ini berwarna merah merkah dan terang lalu terlihat sangat kokoh dan kuat.

“Itu adalah hasil latihan ku dalam menempa selama ini, Akhirnya aku berhasil menggabungkan batu Elemen Flame Heart dengan senjata. Tahun ini aku akan mengikuti ujian di akademi Black Smith..”

“Jadi ini ya senjata terhebat yang ingin kau buat dan selalu kau ceritakan pada ku?” Seru ku sambil tersenyum takjub melihat Dagger yang sekarang sedang ku pegang.

“Belum, ini hanya contoh.. Aku akan membuat yang lebih hebat dan kuat saat aku menjadi Black Smith nanti hahaha, kau harus bangga mempunyai teman jenius dan tampan seperti ku”

Aku hanya tersenyum menanggapi apa yang ia katakan dan mulai berjalan meninggalkan teman baik ku ini. “Jika aku pulang dengan selamat, Bisakah kau mengajari ku cara merayu wanita?” Seru ku kepada teman baik ku yang duduk terdiam di kursi rodanya.

“Tentu saja, Kau akan ku ajari sampai menjadi penahluk wanita generasi kedua setelah aku haha” Serunya membalas kata-kata ku sambil tertawa.

Aku kembali berjalan sambil tersenyum kepadanya. Sebelum aku berjalan terlalu jauh darinya dia kembali memanggil ku dan megacungkan jempol kanannya kepada ku

“Selamat jalan kawan baik ku..”