Kaskus

News

BernandinAvatar border
TS
Bernandin
PILKADA "DAGELAN" di Kota Bondowoso
BONDOWOSO - Pemilihan kepala daerah (pilkada) Kabupaten Bondowoso tinggal empat hari lagi, namun situasi demokrasi makin tak menentu. Kabar soal adanya salah satu calon kepala daerah "boneka" juga makin menyeruak di Kota Tape ini.

Calon yang dianggap boneka agar tidak membuat pilkada Bondowoso itu gagal karena hanya ada satu pasangan calon saja itu diduga yakni pasangan calon Mustawiyanto–Abdul Manan atau Muna. Calon Muna sendiri awalnya diusung oleh PKNU saja. Sedangkan pasangan calon yang dianggap menciptakan calon boneka itu yakni pasangan calon Amin Said Husni-Syalwa Arifin atau Aswaja.

Calon Aswaja ini didukung 19 partai politik baik memiliki kursi di dewan maupun tidak. Amin juga merupakan calon bupati incumbent saat ini. Calon yang lain seperti Harisma yang diusung PDIP gagal mengusung calon karena kurangnya dukungan partai politik. Begitupula calon dari unsur independen, dari dua pasangan calon tidak bisa memenuhi dukungan riil yang ditunjukkan dengan KTP.

Dagelan Pilkada Bondowoso itu juga semakin kentara ketika DPC PKNU Bondowoso akhirnya menarik dukungannya terhadap pasangan cabup Muna. Muna sebelumnya diusung oleh PKNU ketika itu masih diketuai Achmad Dhofir. Dua pekan lalu Dhofir yang juga Ketua DPRD Bondowoso itu sudah loncat partai menjadi Ketua DPC PKB Bondowoso. Sedangkan dalam susunan Tim Sukses calon Muna, nama Dhofir sampai sekarang masih tercatat di data KPUD. Dipastikan calon Muna ini akhirnya melaju dalam Pilkada tanpa didukung satu partaipun.

Sayangnya, meski nampak kentara Pilkada sandiwara, KPUD dan Panwaskab juga diam tanpa mengambil tindakan sesuai kewenangan lembaga pemilu tersebut. PKNU ketika ke KPUD membawa sekitar seratus orang berasal dari PKNU Bondowoso. Mereka menyampaikan surat resmi penarikan dukungan terhadap pasangan calon Muna yang didukung dan diusung sebelumnya.

Selain mengantarkan surat penarikan dukungan, massa yang sebagian besar menggunakan kendaraan roda dua itu sempat berorasi selama beberapa saat di halaman kantor KPU. Mereka mengecam dan menyoroti kinerja KPUD dalam pelaksanaan Pilkada yang dinilai tidak netral dan diduga mendukung salah satu calon diduga yakni Aswaja.

Ketua DPC PKNU Bondowoso Khusairi mengatakan, berdasarkan rapat yang telah dilakukan di internal partainya, pelaksanaan Pilkada di Bondowoso dinilai sarat dengan rekayasa politik atau sandiwara Pilkada. "Selain itu, kami menilai telah terjadi intrik-intrik politik yang membunuh demokrasi yang ada di Bondowoso," kata Khusairi.

Tak hanya itu, menurutnya, bagaimana pasangan Muna bisa bertarung di Pilkada jika semuanya dikendalikan oleh pasangan lawan. Untuk atribut kampanye saja, Muna tidak ada karena kendala biaya. Sedangkakan untuk kampanye, calon Muna juga tidak melakukan itu dengan alasan pasif. "Ini merupakan konspirasi politik dan Pilkada akal-akalan saja," katanya.

Sekedar diketahui, Pilkada Bondiowoso bakal digelar 6 Mei 2013 mendatang. Pasca PKNU menarik dukungan terhadap Muna, partai berbasis nahdliyin itu belum ada kejelasan memberikan suaranya ke pasangan calon Aswaja.

Ketua DPC PKB Bondowoso Achmad Dhofir mengatakan, tidak mungkin calon Muna akan mundur dari pencalonan pilkada yang sudah ditetapkan KPUD. "Kalau mundur dari pencalonan bisa kena denda Rp 20 miliar dan saya perkirakan tidak mungkin mampu Muna membayar itu. Yang jelas pilkada Bondowoso ini sangat demokratis dan sesuai dengan kehendak mayoritas warga Bondowoso," tandas Dhofir.

Sedangkan Hadi Ismanto, salah satu Anggota KPUD membenarkan jumlah dan persebaran alat peraga kampanye antar dua pasang kandidat tersebut tak seimbang. Namun, KPU tak bisa berbuat apa-apa.

"Yang lebih memaksimalkan (kampanye seharusnya) pasangan tersebut, bukan kami. Persoalan banner di sekitar jalan yang mendominasi pasangan tertentu, itu hak mereka," kata Hadi.

Dia menambahkan, seharusnya duet Muna memiliki greget untuk berkampanye. "Bukan kami. KPUD sudah optimal. Kami sudah melakukan ajakan untuk mengurangi golput, dan melakukan sosialisasi hingga tingkat desa," katanya.


Komentar Ane....

Quote:


PERTAMA KALI DI INDONESIA, ADA PILKADA ALA SINETRON (KISAH NYATA)

CALON BUPATI BAYANGAN BONDOWOSO (BONEKA-nya Calon Incumbent) Minder Melihat Foto Spanduknya Sendiri

CALON BUPATI BAYANGAN BONDOWOSO dilarang berkampanye.
http://www.kaskus.co.id/show_post/51...a71b000006/27/

Bupati Bondowoso (CABUP INCUMBENT) : Cabup Bayangan Selamatkan Demokrasi!
http://www.kaskus.co.id/show_post/51...3020000001/28/

Sumber
http://surabaya.okezone.com/read/201...-ala-bondowoso
Diubah oleh Bernandin 06-05-2013 12:56
0
5.9K
46
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
KASKUS Official
691.4KThread56.7KAnggota
Tampilkan semua post
BernandinAvatar border
TS
Bernandin
#26
Weleh... Calon Bupati Bayangan Dilarang Kampanye

Bondowoso (beritajatim.com) - Politisi Partai Kebangkitan Nasional Ulama Mustawiyanto diminta mencalonkan diri menjadi bupati tanpa bertujuan menang dalam pemilihan umum kepala daerah Bondowoso, Jawa Timur. Ia berpasangan dengan calon wakil bupati Abdul Manan.

"Kendati tidak ada komitmen tertulis antara saya dengan Aswaja (Amin Said Husni - Salwa Arifin), saya memang diminta untuk mencalonkan diri tanpa sebuah pretensi menang. Karena itu, saya dilarang kampanye, dilarang memasang atribut yang berbau kampanye, dan saya konsisten dengan itu. Tidak ada satu rupiah pun, baik berupa atribut kampanye dan lain sebagainya, dari dana pribadi saya," kata Mustawiyanto.

Mustawiyanto dan Manan sengaja dimunculkan menjadi pasangan calon kepala daerah oleh calon bupati petahana atau incumbent Amin Said Husni, karena tak ada kandidat bupati dan wakil bupati lain yang diperkirakan bakal punya peluang mendaftarkan diri dalam pemilihan bupati Bondowoso. Suroso dan Darmaji yang maju dari jalur independen gagal memenuhi syarat kuota 4 persen suara pemilih yang ditunjukkan dengan bukti fotokopi kartu tanda penduduk.

Sementara itu, Haris Sonhaji dan Harimas terganjal, karena empat dari 13 partai yang hendak mencalonkan mereka mencabut dukungan sebelum masa pendaftaran. Ini mengakibatkan suara dukungan partai untuk mereka tak mencapai syarat 15 persen sebagaimana ditetapkan undang-undang.

Satu-satunya kandidat bupati dan wakil bupati yang memenuhi syarat adalah Amin Said Husni dan KH Salwa Arifin, yang dijuluki Aswaja (Amin Said - Salwa Jaya). Mereka didukung 20 partai politik. Amin saat ini menjabat bupati Bondowoso, dan Salwa adalah salah satu tokoh Nahdlatul Ulama di kota itu.

Undang-undang mengharuskan proses pemilihan kepala daerah ditunda dan dibuka kembali pendaftaran, jika hanya ada satu pasang peserta yang ditetapkan sebagai kandidat. Minimal harus ada dua pasangan yang ditetapkan menjadi peserta untuk memenuhi ketentuan aturan tersebut. Dengan kata lain, pemilukada Bondowoso dalam bahaya, jika hanya ada satu pasangan kandidat.

Mustawiyanto sendiri tidak melihat adanya manfaat jika berkampanye. "Saya berpikir, untuk apa saya kampanye dan pasang atribut. Toh sejak awal saya tidak ada itikad untuk mencalonkan diri. Saya mengukur keadaan saya, termasuk Pak Manan. Tak mungkin kami berkampanye. Dari mana biayanya? Kalau pun rumah saya dijual, tak cukup. Saya tidak punya kendaraan roda empat. Kendaraan saya roda dua," katanya.

Bahkan, Mustawiyanto dan Manan tidak punya tim kampanye yang dibentuk atas inisiatif sendiri, layaknya dilakukan kandidat dalam kontestasi politik. Tim kampanye mereka dibentuk sendiri oleh PKNU, dan tidak pernah ada kontak di antara kedua belah pihak secara intensif. Mustawiyanto baru mengontak tim suksesnya, jika ada acara seremonial yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum Bondowoso. Salah satunya membuatkan visi, misi, dan program untuk dipaparkan dalam sidang paripurna di DPRD Bondowoso.

"Soal strategi pemenangan dan kampanye, tidak ada kontak. Tidak ada sebuah diskusi atau rapat serius mengenai itu. Saya tidak melakukan kampanye sama sekali. Orang-orang yang datang ke rumah saya hanya silaturahmi," kata Mustawiyanto. Menjelang Hari-H pemungutan suara, ia menggelar khotmil quran atau pembacaan kitab suci Al quran hingga selesai oleh para penghafal ayat suci.

Ketidaklaziman ini sudah disinggung Mustawiyanto saat membacakan visi dan misi di hadapan DPRD Bondowoso, 19 April 2013. "Jauh sebelum ini, tak pernah terbayangkan hadir, sekalipun dalam mimpi kami, untuk menjadi calon bupati dan wakil bupati. Tetapi realitas politik 'supra rasional' menghendaki kami untuk naik gelanggang menjadi salah satu pasangan calon yang akan dipertandingkan di pentas politik pemilukada," katanya dalam acara itu.

"Sebuah fakta tentang ketidaklaziman, tetapi ketidaklaziman di tengah realitas yang tidak lazim, menjadi kelaziman tersendiri. Oleh desakan sebuah ego tertentu, arena politik dalam pemilukada menjadi kehilangan auranya, karena arena politik pemilukada berdiri di atas realitas dalam realitas (hyperreality)."

Mustawiyanto menyebut, pemilukada 6 Mei 2013 bukan keniscayaan bagi kemungkinan menang-kalah. "Peperangan sejatinya adalah melawan diri (persona) masing-masing, dari generasi yang lahir dari rahim yang sama. Bagaimana pun, Saudara Drs. H. Amin Said Husni adalah kakak senior bagi kekaderan kami, dan KH. Drs. Salwa Arifin adalah guru dan sekaligus kiai panutan kami," katanya.

Tepuk tangan bergema untuk Mustawiyanto dan Abdul Manan di ruang paripurna DPRD Bondowoso hari itu.

http://www.beritajatim.com/detailnew...arang_Kampanye
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.