Kondisi sepak bola Indonesia saat ini berada pada fase yang menyedihkan bagaimana tidak? ada dualisme liga, kesulitan club untuk menggaji pemain dan officialnya bahkan sampai ada korban jiwa karena hal ini adapun club yang bisa menggaji pemainya namun dengan suntikan APBD yang semestinya APBD bukan untuk menghidupi sebuah club hingga ketidak dewasaan supporter dan pemain yang akhir akhir ini aksi pemukulan ke wajah wasit bisa “go international”. Beginilah jika sepakbola dijadikan alat politik sarana kampanye bagi penguasa lihatlah di TV berapa banyak papan sponsor terpasang wajah kepala daerah dan sebenarnya bukan rahasia lagi liga yang dulunya punya jargon jegeer dan sekarang jiwa laki ini ditumpangi kampanye capres 2014. Mirisnya hal media kampanye ini menjanjikan bagaimana tidak kepala daerah memberikan APBD untuk club dan lucu nya yang tersohor adalah kepala daerahnya padahal kita tau APBD adalah anggaran daerah yang semestinya diperuntukan untuk yang lebih membutuhkan. Apakah kita tidak merasa malu kita sorak sorai bersenang - senang di stadion sedangkan teman kita disana masi sulit untuk makan bahkan putus sekolah? memang sejatinya APBD diperuntukan untuk mereka yang membutuhkan. Sudah saatnya kita membuka mata, telinga dan hati kita untuk merubah ini semua. Banyak club di IPL mengeluh karena mereka susah mencari sponsor karena tidak adanya siaran langsung dan club di ISL pun banyak juga yang sulit mendapatkan sponsor walaupun ada siaran langsung kebanyakan dari mereka pun masih menggunakan APBD atau hibah anggaran daerah lebih halusnya namun saya menemukan club kecil jarang nongol di TV beritanya pun sulit kita dapat di media nasional bisa menghidupi club dengan sangat profesional club itu adalah PSS Sleman. Mungkin aneh melihat PSS mengapa sangat mudah menarik hati sponsor untuk menggoreskan tanda tanganya untuk PSS padahal tim ini jarang nongol di media berada di kasta kedua IPL pula. Mungkin PSS bisa jauh lebih “sehat” di banding tim tim kasta tertinggi di IPL maupun ISL bagaimana tidak 4 perusahaan menjadi sponsor utama bagi PSS belum lagi sponsor pendamping dan ketertiban penonton untuk membayar tiket di loket untuk tim nya yang dikenal di sleman “No Ticket No Game”. Lalu bagaimana kita bisa mencontoh sleman dalam hal profesional financial ini? berikut beberapa point penting yang saya rasa menjadi modal utama PSS bisa menjadi tim yang sehat seperti sekarang.

1. Kedewasaan Penonton

Faktor ini menurut saya pengaruhnya bisa sampai 80%. Kedewasaan penonton yang sadar akan membayar tiket dan berperilaku sangat membantu tim. Di Indonesia terkadang saya merasa heran jika tim mereka kalah justru mereka akan merusak stadion dan mereka pun mungkin tidak membayar tiket saat pertandingan itu, coba dihitung berapa club harus mengeluarkan pengeluaran untuk hal semacam itu. Di Sleman kedewasaan penonton sangat bagus selain mereka menelurkan No Ticket No Game mereka juga sadar saat tim mereka kalah bukan sikap anarki namun kreatifitas yang membantu club tampil lebih baik dan memompa semangat tim. PSS mempunyai 2 supporter kreatif yakni Brigata Curva Sud di tribun kuning dan Slemania di tribun hijau, kreatifitas yang luar biasa sering menyedot perhatian sehingga tribun merah dan biru menjadi sepadat tribun kuning dan hijau (stadion PSS yakni MIS terbagi menjadi 4 tribun). Hal ini membuat sponsor percaya untuk beriklan di PSS karena animo yang bagus serta kedewasaan penonton menjadikan sponsor mendapatkan juga image yang baik sebagai bagian media promosi mereka.



2. Manajemen yang Profesional

Manajemen juga menjadi faktor penting selanjutnya, manajemen yang mau bekerja keras dan cerdik melihat peluang bisnin untuk club menjadi faktor utama di bagian ini. Transparansi keuangan terutama pemasukan tiket masuk juga sangat penting untuk mendapat kepercayaan dari penonton untuk mau membeli tiket. Di Sleman saya salut dengan menejemen yang sekarang mau bekerja keras dan juga transparan dengan hasil pemasukan tiket. Manajemen juga pintar membidik pemain yang bisa menjual untuk mendatangkan sponsor dan penonton contoh dengan membidik Noh Alam Syah walaupun sudah tidak setajam dulu namun karisma nya membuat nilai jual pemain ini tinggi tentunya berani modal tinggi namun juga pandai melihat peluang dari sana itulah yang dibutuhkan sebuah club.



3. Stadion

Stadion pengaruhnya lumayan besar untuk mendatangkan pemasukan dari segi kapasitas hingga kualitas. Stadion yang mempunyai kapasitas yang luas tentunya sangat menguntungkan pemasukan dari tiket jika tiket sampai sold old . Kualitas lapangan juga bisa menjadikan sponsor terpikat menyewa papan board, jika lapangan jelek terjadi hujan dan banjir maka pertandingan harus ditunda besok hari ini merugikan sponsor karena pasti animonya tidak sepadat biasanya. Sleman beruntung mempunyai stadion Maguwo International Stadion (MIS) yang berkapasitas 35.000 penonton serta mempunyai lapangan yang sangat bagus dan juga desainya unik. Mungkin jika stadion PSS ini mempunyai papan neon box di luar stadion bisa menjadikan pemasukan lagi bagi PSS.



Menutut saya tiga faktor diatas bisa menjadi modal penting bagaimana sebuah club jika ingin sehat secara financial. Tentunya masi banyak tahapan lagi untuk menjadi tim yang profesional tapi paling tidak tiga modal diatas sudah cukup untuk berpijak menjadi awal sebuah tim menjadi profesional. Pemain juga pasti nyaman jika ada garansi bermain di club yang sehat apa gunanya main untuk klub besar namun “kerja bakti” gaji telat dan akhirnya direalisasi belum lagi jika kalah dicemooh bahkan dilempari, di Sleman semua itu tidak terjadi supporter pasti tidak rela pemainya “kelaparan” jika club sedang tertekan atau kalah mereka pasti memberikan semangatnya dengan kreatifitasnya. Mungkin banyak yang mencela apa yang saya tulis ini namun jika ingin merasakanya sendiri datang saja ke MIS saat PSS berlaga rasakan euforianya dan pelajari apa yang mereka bangun saat ini. Selamat untuk Slemania dan Brigata Curva Sud yang ueforianya masuk dalam 4 Besar dunia ultras supporter kami tunggu kreatifitasnya yang luar biasa lagi, Slamat buat kemenangan PSS juga atas PERSIWON kami tunggu aksi aksinya di panggung hijau.

Go Big PSS Sleman..

Dari Sleman untuk Indonesia..

Forza Sleman Ale Ale..