- Beranda
- Stories from the Heart
-Catatan Untuk Riyani-
...
TS
azelfaith
-Catatan Untuk Riyani-
CATATAN UNTUK RIYANI

Sebuah Skripsi

Quote:

(dengerin lagunya dulu ya biar meleleh)

Prologue
Sebut saja namaku Boy, 23 tahun. Penulis? Jelas bukan. Aku hanyalah seorang anak laki-laki yang tumbuh tegak ke atas bersama waktu, soalnya kalau melebar kesamping berarti tidak sesuai kayak iklan Boneto. Dilecut dalam romantika kehidupan labil (bahkan sampai sekarang.
-Editor).Tulisan ini kupersembahkan untuk seorang gadis, sebut saja Bunga. Eh, jangan. Nama Bunga sudah terlalu mainstream dan negatif, Sebut saja Riyani, itu lebih indah dibaca dan tanpa konotasi negatif berita kriminal. (iya gimana sih..
- Editor)Ya, Riyani itu kamu. Bukan Riyani yang lain. (Emang Riyani ada berapa gan?
- Editor) Aku menulis ini karena aku tak punya harta materi (Hiks..kasihan
- Editor). Karena aku tak punya apapun. Karena aku bahkan tak ingat apa yang jadi favoritmu. Aku hanya tahu kau suka membaca, maka aku hanya bisa mempersembahkan tulisan ini sebagai ungkapan terima kasihku untukmu Riyani, seseorang yang akan kunikahi nanti. (Ciyyeeee.. suit-suit dah mau kimpoi nih..
- Editor)Dan kau Riyani, perhatikanlah bagaimana kuceritakan masa-masa dimana aku tumbuh dewasa hingga kutitipkan kepingan hati terakhirku padamu. Masa-masa dimana aku belajar, ditempa, jatuh remuk, dan kembali bangkit karenamu.. (Ceiileee romantisnyaaa...
- Editor).
DAFTAR ISI
Quote:
INTERLUDE
Quote:

RULES
Quote:

Q & A
Quote:

Jangan lupa komen, rates, dan subscribe.
Ijo-ijo belakangan mah gak masalah.

Diubah oleh azelfaith 04-07-2016 15:20
septyanto memberi reputasi
2
110.5K
623
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
azelfaith
#106
2.5. Morning Shock 4
Aku berlari menembus debu lapangan sekolah yang beterbangan bak gurun sahara.
Hari masih pagi tapi matahari telah bersinar dengan panasnya. Tiba-tiba perjalananku dihadang seorang siluman jahat nan buruk rupa.
Oke, berhenti deh sesi lebaynya. Di tengah pelarianku menuju tempat plotting, Ongki menghadangku. Dia terus-terusan memperingatkanku agar jangan kesana. Dia kuatir nanti aku sakit jantung, jatuh pingsan, koma, kemudian wassalam. Tapi aku tetap berkeras untuk melihat hasilnya.
Sampai disana tampak kerumunan anak-anak berkumpul persis orang-orang mengerumuni korban kecelakaan. Aku tak kebagian tempat untuk melihat hasil plotting. Alhasil aku nekat memaksa masuk. Disinilah efek belajar ilmu ninjutsu dari komik Ninja Hattori bermanfaat, dengan ilmu slempat slempit ditambah badan kurus aku berhasil menyusup masuk.
“Permisi ada orang ganteng mau lewat, missii..ada artis lewat..” kataku sembari mendorong tubuh-tubuh yang berdesakan. Lumayan juga pas dapat yang empuk-empuk, tapi setelah cek dan ricek dengan mukanya ternyata yang empuk itu perut gendut si Ridho, walhasil bukan bahagia tapi meranalah hatiku.
Dengan teliti kulihat daftar nama anak-anak per kelas. Mencari dikelas mana aku berada. Dahulu, pembagian kelas disesuaikan dengan rating intelejensi. Jadi kalo agak-agak lola ben bego ya masuknya kelas paling bontot, sedangkan yang pinter masuk kelas 3A. Ketika sedang melakukan screening tiba-tiba aku tertegun, shock…
Yey! Dengan tangan terkepal ke atas aku berteriak.
So much win! Gue masuk 3A coy, terbukti sudah kalau gue itu anak jenius bukan idiot.
Tetapi kemudian kebahagiaanku surut 1 level ketika kubaca nama-nama anak sekelasku, ternyata tidak ada cewek-cewek kece yang sekelas. Sepertinya teori Gito benar bahwasanya tampang kece berbanding terbalik dengan kemampuan intelejensi. Kata Gito lho ya.. bukan kataku.
Aku melanjutkan membaca nama-nama anak sekelasku, ada beberapa teman dari kelas 1 juga dan juga ada nama Lia disitu. Dan 1 hal yang benar-benar menyurutkan kebahagiaanku ke level yang paling bawah adalah: Aku sekelas dengan Hanum. Haiiissh…!!!
Sebenarnya aku tidak terlalu memikirkan sekelas atau tidaknya, hanya saja aku paling benci dengan one magic word yang diucapkan teman-temannya, yaitu: CIIIIYEEE…
Dan benar, baru sedetik aku memalingkan muka ada Lia tepat berdiri de depanku sambil nyengir ala troll face..
Hari masih pagi tapi matahari telah bersinar dengan panasnya. Tiba-tiba perjalananku dihadang seorang siluman jahat nan buruk rupa.
Quote:
Oke, berhenti deh sesi lebaynya. Di tengah pelarianku menuju tempat plotting, Ongki menghadangku. Dia terus-terusan memperingatkanku agar jangan kesana. Dia kuatir nanti aku sakit jantung, jatuh pingsan, koma, kemudian wassalam. Tapi aku tetap berkeras untuk melihat hasilnya.
Sampai disana tampak kerumunan anak-anak berkumpul persis orang-orang mengerumuni korban kecelakaan. Aku tak kebagian tempat untuk melihat hasil plotting. Alhasil aku nekat memaksa masuk. Disinilah efek belajar ilmu ninjutsu dari komik Ninja Hattori bermanfaat, dengan ilmu slempat slempit ditambah badan kurus aku berhasil menyusup masuk.
“Permisi ada orang ganteng mau lewat, missii..ada artis lewat..” kataku sembari mendorong tubuh-tubuh yang berdesakan. Lumayan juga pas dapat yang empuk-empuk, tapi setelah cek dan ricek dengan mukanya ternyata yang empuk itu perut gendut si Ridho, walhasil bukan bahagia tapi meranalah hatiku.
Dengan teliti kulihat daftar nama anak-anak per kelas. Mencari dikelas mana aku berada. Dahulu, pembagian kelas disesuaikan dengan rating intelejensi. Jadi kalo agak-agak lola ben bego ya masuknya kelas paling bontot, sedangkan yang pinter masuk kelas 3A. Ketika sedang melakukan screening tiba-tiba aku tertegun, shock…
Yey! Dengan tangan terkepal ke atas aku berteriak.
So much win! Gue masuk 3A coy, terbukti sudah kalau gue itu anak jenius bukan idiot.Tetapi kemudian kebahagiaanku surut 1 level ketika kubaca nama-nama anak sekelasku, ternyata tidak ada cewek-cewek kece yang sekelas. Sepertinya teori Gito benar bahwasanya tampang kece berbanding terbalik dengan kemampuan intelejensi. Kata Gito lho ya.. bukan kataku.
Aku melanjutkan membaca nama-nama anak sekelasku, ada beberapa teman dari kelas 1 juga dan juga ada nama Lia disitu. Dan 1 hal yang benar-benar menyurutkan kebahagiaanku ke level yang paling bawah adalah: Aku sekelas dengan Hanum. Haiiissh…!!!
Sebenarnya aku tidak terlalu memikirkan sekelas atau tidaknya, hanya saja aku paling benci dengan one magic word yang diucapkan teman-temannya, yaitu: CIIIIYEEE…
Dan benar, baru sedetik aku memalingkan muka ada Lia tepat berdiri de depanku sambil nyengir ala troll face..
Quote:
1



aku menyingkir cepat dan BRUK..aku menabrak seseorang, untung dia tidak jatuh. Tapi adegan selanjutnya benar-benar membuat kesal. Ternyata yang kutabrak itu Hanum, dan dia tersenyum-senyum malu.
Tanpa dikomando lagi, one magic word echoes again.
Tolong.." Aku mengangkat tangan ke arah kamera.