Kurasakan sayatan besar mendarat tepat di punggung ku, Darah kental berwarna merah menyembur keluar dari punggung ku yang tersayat. Dengan kondisi ku yang sedang mengaktifkan sensor panas aku sama sekali tidak bisa bereaksi karena tenaga ku yang tiba-tiba saja habis dan melemas.

Aku terpental jauh beberapa petak karena serangan Back Stab yang dilancarkan sang Rogue kepada ku, Pandangan ku mulai buram dan mata ku juga mulai berat untuk ku buka. Kulihat Nyonya Rin berlari kearah ku dengan wajah penuh kekhawatiran, Setelah menyerang ku Rogue tersebut tiba-tiba menghilang dari pandangan ku. Tunel Drive?

“Jean, Bertahanlah Jean Jea...n Je..aan” Suara Nyonya Rin yang terdengar sangat nyaring kini benar-benar menghilang, Sial!! Apakah aku tewas hanya dengan luka seperti ini.

Hangat... Aku merasakan sesuatu yang hangat di samping kiri ku. Apa itu?. Aku berusaha membuka mata ku tetapi sangat sulit dan berat, Rasa sakit yang kurasakan tidak kunjung hilang.

Kupaksa membuka mata ku yang sangat berat ini, Dan akhirnya aku berhasil. Kupandangi sekeliling ku, Aku dapat melihat perapian yang terang berwana merah dan oranye. Jadi ini benda yang membuat tubuh ku hangat?.

“Kamu sudah sadar Jean?” Seru Nyonya Rin kepada ku dan membuat ku terkejut.

Aku yang mencoba bangun ditahan oleh Nyonya Rin. “Jangan banyak bergerak, Nanti luka mu terbuka lagi.. Walaupun luka mu sudah lumayan menutup tapi kamu belum boleh bergerak Jean..”

Kuturuti perintah Nyonya Rin dan tetap tidur dalam pangkuannya. “Apa yang terjadi dengan pertarungannya Mentor? Apakah Mentor baik-baik saja?” Tanya ku kepada Nyonya Rin bertubi-tubi.

Aku yang dapat melihat wajahnya langsung dari tempat aku tertidur ini dapat melihat senyum lega yang kecil dan cantik.” Ini bukan waktunya kamu menghawatirkan orang yang jauh lebih kuat dari pada kamu Jean...Aku baik-baik saja kok coba lihat..” Jawabnya sambil tersenyum dan mengelus-elus rambut ku.

Syukurlah, Perasaan ku benar-benar lega setelah mengetahui tidak ada luka apa pun yang diterima oleh Nyonya Rin.

“Lalu apa yang terjadi dengan Rogue yang menyerang ku..?”

“Aku membunuhnya...” Jawab Nyonya Rin pelan kepadaku.

Berarti ke 6 Rogue yang menyerang kami semuanya terbunuh, Nyonya Rin membunuh 5 diantaranya dan aku membunuh 1 orang dari mereka. Ini pertama kalinya aku membunuh manusia dengan tangan ku ini, Perasaan yang bercampur aduk masuk dan menghantui pikiran ku. Perasaan takut, Menyesal dan rasa berdosa yang sangat berbeda di saat aku membunuh Manusia buatan di Bio lab Lighthalzen.

Apa yang akan dikatakan Miss Leina jika ia mengetahui bahwa aku membunuh manusia? Apakah dia akan membenci ku?.

Kupandangi tangan kanan ku yang tadi kugunakan untuk menikam Sang Rogue yang berusaha membunuh ku juga. Apa yang aku lakukan ini salah? Miss Leina mengatakan bahwa aku bukan mesin pembunuh, Dia percaya bahwa aku adalah manusia dan anak biasa. Tapi Nyatanya aku tetaplah mesin pembunuh.

Tanpa kusadari air mata ku jatuh membasahi pipi ku, Rasa sesal karena telah mengkhianati apa yang dipercayai Miss Leina bahwa aku hanya seorang manusia biasa dan bukan mesin pembunuh benar-benar menghantui ku.

“Kau menyesal membunuh Rogue itu?” Tanya Nyonya Rin kepada ku dengan wajah sedih.

Aku menjawab dengan sedikit terbata-bata karena aku masih dalam keadaan menangis “Ak..Aku ti..dak tahu Mentor, A..aku hanya menyesal karena telah menghianati orang yang mempercayai ku.”

“Dengarkan Aku baik-baik Jean, Kamu tidak salah.. Apa yang kamu lakukan adalah untuk membela diri saja, Jadi jangan salahkan dirimu karena membunuh orang itu.” Sambil mengucapkan hal itu Nyonya Rin menghapus air mata yang membasahi pipi ku.

“Manusia adalah mahluk yang tidak bisa di tebak Jean, Mereka memiliki keinginan dan ambisinya sendiri dan terkadang untuk mencapainya mereka rela melakukan apapun termasuk membunuh sesama manusia.”

Aku hanya diam sambil mendengarkan Nyonya Rin berbicara. “Janganlah bersedih dan takut Jean, Semua akan baik-baik saja..Aku yang akan menanggung semua dosa-dosa mu.”

Entah mengapa setelah mendengar kata-kata yang terucap dari bibir Nyonya Rin aku merasa menjadi tenang dan lega, Air mata ku yang di hapus olehnya kini suda bersih dan tidak tersisa sedikit pun. Aku benar-benar beruntung karena telah diselamatkan oleh wanita ini, Dia tidak hanya menyelamatkan tubuh ku tapi juga jiwa ku yang hampir hancur dan putus asa.

Kugenggam tangannya dengan erat menggunakan kedua tangan ku dan menaruhnya tepat di dahi ku. “Terima kasih Mentor, Terima kasih karena Mentor selalu menyelamatkan ku. Terima kasih karena Mentor selalu berada disamping ku.”

“Biacara apa kamu Jean, Itu adalah tugas wajib seorang mentor..untuk menjaga dan melindungi muridnya.” Sambil tersenyum dia menjawab kata-kata ku.

“Hari sudah larut, Mari kita istirahat untuk perjalanan besok. Kamu juga harus beristirahat untuk memulihkan tenaga mu Jean.” Seru Nyonya Rin kepada ku.



Cahaya matahari yang terang dan hangat menembus udara sejuk dan lembab dari hutan, Aku yang merasa silau karena cahaya matahari akhirnya terbangun dan membuka mata ku. Aku melihat Nyonya Rin yang masih tertidur lelap menyandarkan dirinya ke pohon, Aku mencoba bangun perlahan dari pangkuannya supaya tidak membangunkan tidurnya yang nyenyak.

Aku berhasil bangun tanpa membangunkan Nyonya Rin yang tertidur sangat nyenyak ini, Mungkin dia sangat lelah sehabis bertarung semalam. Wajahnya sangat damai dan cantik disaat dia tidur, Berbeda sekali saat dia sedang bertarung wajah tanpa ekspresi yang dingin dan memunculkan aura teror yang kuat.

Rasa perih dari luka ku kini sudah benar-benar menghilang, Kelihatannya sistem regenerasi telah berhasil menyembuhkan total luka yang ku terima semalam. Aku mengambil sepotong roti yang ada di dalam tas pinggang ku dan mulai menyantapnya sambil memandangi wajah Nyonya Rin.

Dalam lamunanku saat memandang Nyonya Rin tertidur aku dikejutkan oleh suara Nyonya Rin yang ternyata sudah bangun dan menyapa ku. “Selamat pagi Jean, Apa yang kamu lakukan dengan memandangi ku tertidur?” Tanyanya sambil bangun dari duduknya.

“Ah tidak Mentor, Aku hanya ingin membiarkan mentor istirahat sebentar lagi karena Mentor terlihat lelah..” Jawab ku gugup

“Tenang saja, Aku sudah medapat tidur yang cukup.. Setelah aku sarapan kita akan langsung meneruskan perjalanan Jean.” Serunya kepada ku sambil mengambil Roti isi yang ada didalam tasnya.

Setelah Nyonya Rin selesai menyantap Roti isinya, Kami segera melanjutkan perjalanan kami yang tertunda akibat pertarungan dengan para Rogue semalam. Kami berjalan dan berjalan menyusuri jalan setapak yang ada di hutan.

Setelah berjalan cukup lama kami akhirnya keluar dari hutan yang terasa lembab itu, Sekarang di depan ku hanya ada padang rumput yang lumayan luas dan hijau. Hanya ada beberapa pepohonan di padang rumput ini, Lalu aku sama sekali tidak melihat adanya tanda-tanda monster disini.

“Sedang kamu apa Jean?, Ayo kita bergegas.. Kita masih lumayan jauh dari Kota Juno..” Seru Nyonya Rin kepada ku sambil berjalan pelan.

“Baik Mentor, Tadi aku hanya mengawasi keadaan sekeliling.” Jawab ku cepat sambil melangkah di belakang Nyonya Rin.

“Oh iya Jean, Jika kamu melihat monster harpy atau pun goat jangan pedulikan mereka. Tetaplah bejalan lurus dan jangan banyak melihat mereka.” Jelas Nyonya Rin kepada ku.

“Goat dan Harpy?” Tanya ku heran kepada Nyonya Rin.
“Mereka adalah monster agresif yang lumayan merepotkan, Kalau bisa aku ingin kita menghindari pertarungan sampai kita tiba di kota..” Jelas Nyonya Rin kepada ku.

Setelah berjalan cukup lama dari kejauhan aku dapat melihat tangga besar dan gerebang besar yang bertuliskan Juno di atasnya. Itukah kota Juno? Tapi ada yang aneh dengan kota itu!! Ucapku kaget dalam hati.

Kota itu melayang di udara!?