pagi ini masih berjemur di hangatnya matahari pagi stadion maguwoharjo sleman, sudah 3 minggu saya meninggalkan semua yg saya miliki di ibukota, pekerjaan, bisnis, kawan sahabat dan cinta. sleman memang telah memikatku hingga ke sebuah memory yang aku sebut past away sentimental. sebuah cerita tentang mimpi bapakku untuk anak - anaknya diakui oleh keluarga ibunya. mimpi seorang bapak yang sederhana utuk ke lima anaknya. bapakku orang yang sederhana sehingga doi tidak suka golf, tenis ataupun bowling yang rata - rata disukai relasi - relasi beliau. bapakku cinta mati ama sepakbola, sepakbola sleman yang ada M Eksan dan bagong katanya dulu. bapak selalu mengajakku nonton d std tridadi sambil selalu bilang ” PSS ini harus juara, tapi PSS ngga akan juara kalau masih dikelola seperti ini “

saat itu aku ngga pernah paham maksud bapak, krn perhatianku saat itu hanya ke lapangan saja. waktu berlalu dan pekerjaan harus membawa bapak dan aku k ibukota. 2007 bapakku pensiun dan kembali pulang ke muntilan, di tahun yang sama saat ultahku bapak mengajakku ke manchester untuk melihat sir alex, kalimatnya untuk melihat sir alex lho bukan ferdinand atau paul scholes. ibuku menentang keras saat itu karena ibu ingin umroh saja biar aku lebih tertib ibadahnya (mlipir alus) . awal 2008 tiket sudah terbeli waktu itu. seminggu sebelum keberangkatan bapak jatuh sakit. saat aku akan membatalkan keberangkatan beliau bilang “mangkato le…kapan meneh iso nonton Sir Alex bengak - bengok ” duh kok Sir Alex maneh to iki ?

tak perlulah saya ceritakan ngapain saja saya di sana, sepulangnya dari sana saya baru tahu kenapa saya harus melihat Sir Alex… Bapakku ki cen sangar tenan lik…

mei 2008 bapakku pulang ke RumahNYA… dengan meninggalkan segudang pekerjaan bagiku tentang Sir Alex… tak ada tangis yang sia - sia hari itu, semua pesan bapak aku lupakan, benar aku lupakan karena aku terlalu lama mengejar mimpiku sendiri.

2012 saya dipertemukan dengan temen - temen slemania batavia dengan segudang cerita tentang PSS Sleman.seketika saya teringat pesan bapak dulu. tekad sudah saya bulatkan untuk membuat super elang jawa terbang tinggi menyapa bapak di atas sana. juara adalah satu - satunya cara.

tidak mudah memang menyiapkan semuanya untuk PSS Sleman, diremehkan bahkan oleh temen - temen slemania batavia sendiri dengan konsep suporter industri saya dulu adalah salah satu tantangannya. dituduh ingin cari untung itu juga pernah, duh kalau cari uang saya ngga akan k PSS. gaji saya yg sudah 7 digit di jakarta lebih dari cukup untuk saya hidup di ibukota. dituduh oleh manajemen pss sendiri juga pernah lho… tapi semakin saya diremehkan semakin keras keinginan saya untuk maju.

saya mulai ambil sikap untuk melibatkan orang - orang hebat di luar sepakbola yang sedang tidak sehat. singkat kata terbukalah jalan sehingga saya bisa membantu pihak manajemen pss sleman. berbenah adalah yang utama, mulai dari pemain, sistem manajerial dan panpel pertandingan dirubah pelan - pelan.

sekarang 10% perjalanan untuk membawa elang jawa ini terbang tinggi, terpaan, cacian, tuduhan bermacam - macam singgah di muka saya ini. pagi ini telpon dari ibu berdering, teror sudah sampai ke telinga beliau. dan beliau cuma bilang ” le…wis rasah diteruske meneh, ora kabeh wong iso nompo niat apik..bali wae neng jakarta po muntilan. bapakmu mesti wis seneng ndelok kowe wis usaha”

seketika saya cuma bisa mrebes mili, memang sehebat apapun teman atau kawan bersama, seorang ibu tetaplah yang utama. kaderisasi sudah saya jalankan di sini, cara bikin proposal, negosiasi, local organizer dan branding management. semoga bisa temen - temen semua lanjutkan. badanku memang akan pergi tapi pemikirankau akan terus berjalan.

trimakasih sleman, trimakasih sudah memberikanku tempat yang luar biasa di sini. kalian luarrrr biasaaaa

suatu sudut tribun di maguwoharjo international stadium