3 KONTRAKAN 1 KOST

Beranda

...

Stories from the Heart
3 KONTRAKAN 1 KOST

Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

Stories from the Heart

32.7KThread•51.9KAnggota

Tampilkan semua post

audrianramanta

02-04-2013 21:17

#1478

Part 6 Love ? or Stupid ? (2)

Setelah bibir Nindi salah target, bibirnya pun berusaha lagi membidik bibirku dan kali ini aku nyatakan berhasil. Karena beberapa detik kemudian bibir kami sudah bertemu, dan Nindi berusaha melumat habis setiap rongga mulutku emoticon-Shutup

.

Ciuman itu, gak memberiku ruang untuk berpikir, terlalu dalam sensasinya dan aku yakin saat itu fungsi waktu sedang berhenti, karena sensasinya berasa lama di otakku dan tentunya Otong yang sempat no comment dalam kegelapan, mulai menggeliat penuh arti dan berbicara padaku entah dari mana.

"Rian....apakah engkau bisa mendengarkanku anak muda? kaskus-image

" ujar otong, suaranya menggema

"Otong, kaukah itu otong? kaskus-image

" ujarku

"Benar Yan...aku otong, teman lamamu, yang selalu engkau elu-elukan di zaman keemasan, maaf memanggilmu, tapi otong pengen bertanya sesuatu padamu Rian"

"Apa otong?"

"Siapakah cewek yang sedang asik denganmu itu, berani-beraninya dia membangunkanku dalam kegelapan, padahal otong sedang menikmati masa pensiun kaskus-image

"

"Maafin Rian tong, itu namanya Nindi, kamu merasa terganggu dengannya?"

"Oh....tidak, justru Otong nampaknya Rela dibangunkan saat ini, baiklah lepaskan Otong Yan, Otong sudah siap...temp...aduh!! tolong Yan, ane dipegang ama tuh cewek....help gak bisa nafas kaskus-image

"ujar Otong tiba-tiba, karena ternyata tangan si Nindi udah mulai menggerayangi bagian bawahku dengan kasar dan akupun tersadar dari adegan ini,

Fungsi waktu yang tadi berhenti nampaknya udah berjalan lagi...

"Apaan sich Nin, kamu kok horny banget" ujarku sambil dorong-dorong mukanya menjauhi mukaku.

Apa dunia sudah terbalik. Untuk pertama kalinya, ada cewek yang mau merudapaksaku.

Setelah pergulatan dan aksi dorong-dorongan cukup panjang akhirnya Nindi nyerah juga dan malah menangis di tepian kasur. Aku jadi heran sama kelakuannya, yang kelewat ababil ini....ralat...beringas lebih tepatnya. kaskus-image

"Kamu kenapa sich Nin, sebelumnya kamu ngomel-ngomel, selanjutnya kamu nafsuan terus sekarang kamu nangis-nangis !" ujarku jelas jengkel.

"Kamu gak sayang aku ya?" ujarnya sambil nutup muka cantiknya.

"Kok bisa ngomong gitu?"

"Habis, kamu diajak ML gak mau" ujarnya ceplas ceplos.

"Masak, harus ML buat nunjukin rasa sayang Nin emoticon-Cape d... (S)

" ujarku kayak ngajarin anak SD belajar mengeja.

"Halah...biasanya kan cowok gitu" ujar Nindi kekeh pendirian sambil menatapku bengis."...apa aku kurang cantik ya Yan?" ujarnya kali ini terisak dan membuatku gak berkutik.

"Bukan gitu Nin...tapi aku..."

"Bullshit deh Yan, bilang aja kamu gak berani nyentuh aku" ujar Nindi malah motong pembicaraanku dan ngompor-ngomporin

Aku pun langsung menarik badannya mendekat padaku, dan mulai membuka kancing bajunya satu persatu, Nindi nampak pasrah, ketika akhirnya tak ada satu benangpun yang menempel dari tubuhnya, dan sepertinya ia mendadak risih ketika aku mulai menciumi setiap jengkal kulitnya dengan kasar, mulai dari leher perlahan menuju ke semua lekukan tubuhnya dan sampai lekukan terakhir akhirnya dia gak kuat lagi sama ketidaknyamanan ini dan giliran dia yang mendorong badanku menjauh.

"Apaan sich Yan, kamu gila ya emoticon-Mad (S)

!" ujar Nindi marah sambil menutup badannya pakai tangan.

Aku gak langsung jawab pertanyann Nindi namun aku sejenak mengambil baju-bajunya yang berserakan di kasur kemudian menaruh di pangkuannya.

"Nin.... Aku gak munafik, aku gak suci-suci amat jadi cowok,kalo aku mau dari dulu aku udah maksa ML sama kamu Nin, persis kayak yang aku lakuin barusan, tapi paling gak aku masih bisa ngehargain kamu sebagai cewekku sampai sekarang" ujarku tanpa menatap wajahnya sedikitpun "tolong kali ini kamu renungin lagi ucapanmu sama aku tadi...kamu masih harus belajar banyak Nin, buat bisa bedain cinta atau egomu itu "

Nindi melongo, setelah mendengar kata-kataku.

"Yan, kamu mau kemana?" tanyanya, saat melihatku membuka pintu kamar

Alih-alih repot menjawab pertanyaannya, aku bergegas pergi, keluar dari kontrakan, berjalan menyusuri gelapnya malam dan menyalakan sebatang rokok,

Pikiranku sibuk dengan sebuah pertanyaan : apakah hidup yang aku jalani bersama Nindi ini adalah sebuah cinta atau kebodohan?

Aku gak bisa jawab....karena dua-duanya sedang beda tipis, persis seperti kabut yang menemaniku di malam menjelang subuh itu.... emoticon-norose

(BERSAMBUNG)

Diubah oleh audrianramanta 08-04-2013 00:53

jenggalasunyi dan 4 lainnya memberi reputasi

Kutip

Balas