Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

haha.heheAvatar border
TS
haha.hehe 
REBORN Sepasang Kaos Kaki Hitam by pujangga.lama [old thread version]
Quote:



Quote:
Diubah oleh haha.hehe 14-07-2017 14:20
xue.shan
blackcloverss
junti27
junti27 dan 84 lainnya memberi reputasi
81
4M
4.7K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Tampilkan semua post
haha.heheAvatar border
TS
haha.hehe 
#537
Part 48
"Kayaknya asyik ya kalo kita bisa ngeliat masa depan kita kayak apa," tiba-tiba Meva nyeletuk memecah kesunyian pagi.

Gw melirik ke arahnya dan tersenyum lebar.

"Bener banget tuh Va," sahut gw. "Gw pengen liat siapa bini gw di masa depan nanti."

Dan gw tertawa.

"Bukannya sekarang lo udah liat yaa??" Indra menyenggol kaki gw. Melirik Meva, lalu ke gw lagi, dan akhirnya nyengir nggak jelas.

Gw sih ngerti maksud senggolan dan lirikan Indra itu. Itu yg bikin gw tertawa lagi.

"Kalian kenapa??" Meva bingung.

"Ah, enggak enggak. Nggak usah dipikirin," gw langsung berfikir mencari topik lain.

"Emangnya," Indra memotong. "Apa yg mau lo liat dari masa depan?" tanyanya ke Meva. Dia mendapatkan topik pengalih yg tepat.

"Emmmhh...kalo gw yaa, gw pengen tau, jadi apa gw setelah lulus kuliah??" jawab Meva sumringah.

"Oke, kalo lo Ri?" tanya Indra ke gw.

"Udah gw bilang tadi," jawab gw.

"Oke. Jadi gini loh," katanya. "Menurut gw, bisa ngeliat masa depan tuh nggak sepenuhnya baik buat kita."

"Kenapa nggak baik? Bukannya justru itu bagus ya? Kan kita bisa mencegah sesuatu yg buruk yg terjadi di masa depan?" sergah gw. Gw nggak setuju dengan pendapat Indra.

"Ari bener banget tuh. Gw setuju," kata Meva.

Indra tertawa pelan.

"Oke. Sekarang gini, misalnya lo tau, di masa yg akan datang, tahun 2020 misalnya, akan ada wabah penyakit yg mematikan di negeri ini... Apa yg akan lo lakuin? Yah anggep aja lo adalah presiden."

"Gw," gw berpikir. "Kalo gw, gw akan mengumpulkan semua orang sakit di negeri ini untuk diobati. Jadi, wabah itu nggak akan pernah ada. Gw berhasil mencegahnya sebelum terjadi. Itu yg gw maksud 'melihat masa depan' dul!"

Indra tersenyum senang.

"Gw setuju sama Ari," kata Meva.

"Nggak kreatif ah daritadi lo cuma bilang setuju aja," ujar gw.

Meva nyengir bloon.

"Nah kalo loe Va," Indra bertanya ke Meva. "Seandainya lo tau sepuluh tahun yg akan datang lo akan jadi wanita karir yg sukses, apa yg akan lo lakukan sekarang?"

"Jelas gw enjoy laah!" jawab Meva bersemangat. "Gw bisa lebih santai ngejalanin hidup. Gw bisa sedikit males-malesan. Toh gw udah dapet kepastian gw akan jadi orang sukses nantinya."

"Gw setuju sama Meva," kata gw disambut cibiran Meva.

Indra malah ketawa.

"Nggak ada salahnya kalian berpendapat kayak gitu," katanya. "Tapi apa kalian sadar sesuatu yg penting, dari 'melihat masa depan'? Ketika kita tau ada sesuatu yg buruk yg terjadi di masa depan, yg kita lakukan sekarang justru adalah mewujudkannya terjadi, bukan mencegahnya. Dan ketika kita mendapatkan kabar baik, justru kita malah membuatnya nggak terjadi."

Gw dan Meva diam.

"Maksud lo? Gw belum ngerti," komentar gw.

"Dengan mengumpulkan semua orang sakit di seluruh negeri, itu bukan mencegah, tapi justru dari situlah wabah mematikan itu lahir. Iya kan? Ribuan virus yg orang-orang sakit itu bawa, akan bercampur dan jadi wabah mematikan. Itu dia yg gw maksud, kita malah membuat itu benar-benar terjadi," Indra menjelaskan panjang lebar. "Nah, soal wanita karir yg sukses.. Dengan lo malas-malasan kayak yg lo bilang itu Va, apa mungkin dengan malas lo akan bisa jadi orang sukses di masa depan?"

Meva menggelengkan kepala.

"Mana ada orang males bisa sukses? Iya kan?" lanjut Indra.

Gw merasakan kebenaran dari penjelasan Indra barusan.

"Lo bener juga dul.." kata gw.

Indra tersenyum penuh kemenangan. Gw lirik Meva. Nampaknya dia satu pikiran dengan gw.

"Dari dulu gw benci sama yg namanya peramal," kata Indra. "Menurut gw, masa depan itu adalah misteri. Jadi dengan memberitahukan masa depan orang lain, justru dia merampas harapan orang itu untuk berusaha mewujudkannya. Iya kan?"

Lagi-lagi gw terdiam. Gw setuju banget kali ini.

"Buat gw, lebih baik nggak pernah tau apa yg akan terjadi di masa depan. Karena dengan begitu gw masih punya harapan tentang misteri hidup gw. Gw masih bebas berharap, akan jadi apa gw kelak. Dan gw juga bisa bebas memilih impian gw."

Well, pagi ini gw seperti sedang mendengar motivator yg bicara, dan bukan sahabat gw.

"Buat sebagian orang, hidup itu berawal dari mimpi," lanjutnya. "Tapi buat gw, hidup justru berawal ketika gw baru memejamkan mata. Gw yg memilih mau mimpi apa gw malam ini. Gw yg menentukan mimpi buat hidup gw, bukan mimpi yg menentukan hidup gw."

Gw dan Meva saling pandang. Cukup lama, kami mencoba menelaah omongan Indra tadi.

"Ah, ngomong apa sih gw??" Indra tertawa lagi. "Udahlah anggep aja gw tadi lagi mabok dan ngoceh nggak jelas. Nggak usah terlalu dipikirin lah."

"Thanks dul buat sedikit wejangannya. Emang ya, yg namanya orang tua itu pasti banyak pengalamannya?"

"Maksud lo, gw tua dong??"

Kami bertiga tertawa. Dan setelah sedikit membahas tentang masa depan yg tadi dijelaskan Indra, kami mulai ngobrol nggak jelas. Ketawa-ketiwi sesukanya, sejenak melupakan bahwa momen kebersamaan ini mungkin akan segera berakhir. Tapi satu yg gw yakini, semua akan berakhir indah nantinya...............
fabillillah
itkgid
andiyann
andiyann dan 20 lainnya memberi reputasi
21
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.