Ritual dan Budaya Seks yang Ekstrim dalam Berbagai Agama + Peradaban Kuno
TS
xiao88
Ritual dan Budaya Seks yang Ekstrim dalam Berbagai Agama + Peradaban Kuno
Spoiler for pertama-tama:
Spoiler for kedua:
Bukan jaminan 100%
Pada jaman dahulu, seks bukanlah barang yang ditabukan seperti sekarang. Orang jaman dahulu memiliki pandangan yang berbeda dengan jaman modern. Mungkin agan sekarang kalau menilik ritual dan budaya masa lalu (yang beberapa masih eksis sampai sekarang) tentang seks, bakalan melotot, bengong, jijik, mau muntah, atau malah 'Wow... mau dong!'
Di sini ane akan membahas berbagai macam budaya dan ritual seks yang agak ekstrim dari berbagai peradaban kuno. Silakan dibaca dan dinikmati dengan seksama, dan sering-seringlah mengecek karena akan selalu diupdate sampai kehabisan bahan.
Spoiler for Hieros Gamos:
Hieros Gamos berarti 'pernikahan sakral'. Tapi pernikahan di jaman dahulu tidak sama dengan jaman sekarang. Engga ada prosesi perkimpoian macam pesta-pestaan, ijab kabul, daftar KUA, dll. Wong huruf saja masih hieroglyph. Pernikahan di sini berarti persetubuhan.
Ritual Hieros Gamos paling terkenal berasal dari Sumeria, menyimbolkan persetubuhan antara dewi Inanna, dewi kesuburan dan cinta dalam mitologi Sumeria, raja legendaris dari Sumeria yang dipercaya merupakan pasangan sang dewi, yang memerintah pada masa sebelum banjir Nuh. Menurut legenda, Dumuzid memerintah Sumeria selama 36.000 tahun.
Pada setiap kuil Inanna, terdapat beberapa gadis-gadis yang menyerahkan hidup mereka seluruhnya untuk melayani dan memuja sang dewi, disebut Priestesses of Inanna. Pemimpin mereka, sang High Priestess, akan melakukan ritual Hieros Gamos setiap Spring Equinox, yang terjadi setiap tanggal 20 Maret, dengan raja Sumeria yang memerintah pada masa itu, yang melambangkan Dumudzi. High Priestess of Inanna akan bersetubuh dengan sang raja di hari kesepuluh setelah Spring Equinox di kuil tersebut, dalam proses ritual pemujaan dewi Inanna.
Hubungan seks itu disaksikan oleh rakyat, yang akan menyerukan semacam seruan penghormatan mereka ketika klimaks (ikutan orgasme kali).
Hubungan ini melambangkan bahwa sang Dewi menerima raja yang memerintah di masa itu sebagai penguasa yang mengayomi rakyatnya. Berhubungannya juga nggak sembarangan, sang High Priestess dan rajanya harus mengucapkan mantra dulu(kayak puisi sih) seperti ini:
Ucapan High Priestess kepada sang raja:
My vulva, the horn,
The boat of Heaven,
Is full of eagerness like the young moon.
My untilled land lies fallow.
As for me, Inanna,
Who will plow my vulva?
Who will plow my high field?
Who will plow my wet ground?
As for me, the young woman,
Who will plow my vulva?
Who will station the ox there?
Who will plow my vulva?
Sang raja kemudian membalas:
Great Lady, the king will plow your vulva,
I, Dumuzi the King, will plow your vulva
High Priestess sebagai avatar Inanna menjawab:
Then plow my vulva, man of my heart
Plow my vulva.
My eager impetuous caresser of the navel,
My caresser of the soft thighs;
He is the one my womb loves best,
My high priest is ready for the holy loins.
My lord Dumuzi is ready for the holy loins.
The plants and herbs in his field are ripe.
O Dumuzi, Your fullness is my delight.
High Priestess kemudian akan menyerukan agar tempat tidur disiapkan (di hadapan rakyatnya, di atas semacam panggung sakral) :
Let the bed that rejoices the heart be prepared
Let the bed that sweetens the loins be prepared
Let the bed of kingship be prepared!
Let the bed of queenship be prepared!
Let the royal bed be prepared!
Tempat tidur kemudian disiapkan oleh pembantu raja. High Priestess melanjutkan ucapannya (sambil ditusuk repot amat yah ditusuk aja harus sambil ngafalin dan ngucapin puisi) :
He shaped my loins with his fair hands,
The shepherd Dumuzi filled my lap with cream and milk.
He stroked my pubic hair.
He watered my womb.
He laid his hands on my holy vulva,
He smoothed my black boat with cream,
He quickened my narrow boat with milk.
He caressed me on the bed.
The King went with lifted head to the holy loins.
He went with lifted head to the loins of Inanna
He went to the queen with lifted head.
He opened wide his arms to the holy priestess of heaven.
We rejoiced together.
He took his pleasure of me.
He laid me down on the fragrant honey-bed
My sweet love, lying by my heart,
Tongue-playing, one by one,
My fair Dumuzi did so fifty times.
Now, my sweet love is sated.
Klimaksnya harus disesuaikan dengan kalimat terakhir. (ribet bener, susah lho ngontrol ejakulasi)
Spoiler for Aphrodite and Babylonia:
Babylonia terkenal dengan taman gantungnya yang luar biasa, sempat menjadi tujuh keajaiban dunia. Namun ada sisi kelam budaya Babylonia yang orang tak banyak tahu: budaya pramuriaan.
Sekali dalam hidupnya, wanita Babylonia diharuskan pergi ke kuil dewi Aphrodite dan berhubungan seks dengan seorang pria asing. Sang wanita akan pergi ke kuil Aphrodite mengenakan pakaian indah dan berdandan cantik, lalu duduk di dalamnya. Pria-pria akan pergi ke kuil, memilih seorang wanita yang diinginkannya, melemparkan uang ke pangkuan wanita tersebut sambil berkata, 'Aku mengundangmu atas nama Aphrodite.' Sang wanita tidak boleh menolak, dan tidak peduli berapapun jumlah uang yang dilemparkan. Ia harus mengikuti pria tersebut keluar kuil dan berhubungan seks dengannya, kemudian diperbolehkan pulang ke rumahnya karena dianggap sudah menuntaskan tugasnya terhadap dewi Aphrodite.
Wanita-wanita cantik menjalankan ritual ini dengan sangat cepat, sedangkan wanita yang biasa-biasa saja bisa menunggu di sana berbulan-bulan, bahkan bisa bertahun-tahun, karena mereka tidak diperbolehkan pulang ke rumahnya sebelum berhubungan seks dengan seorang pria (kalo wanita yang lagi ritualnya kayak Dakota Fanning atau Anne Hathaway gitu baru lima menit udah boleh pulang kali ya). Menolak pria yang melemparkan uang adalah dosa besar, dan uang yang diterima si wanita dianggap suci, dan tidak boleh dibuang atau digunakan.
Spoiler for image Floralia:
Spoiler for Floralia:
Romawi kuno memiliki dewi cantik bernama Flora, yang melambangkan bunga dan musim semi. Tanggal 27 April adalah hari festival untuknya, disebut Floralia. Pada hari ini, para pramuria akan menari erotis di jalan untuk menyambut sang dewi. Dengan dandanan cantik, perhiasan emas menghiasi tangan, leher, kepala dan kaki, dan kain yang membalut tubuh, mereka menari melenggok sambil melepas pakaian mereka sampai benar-benar telanjang. Tarian ini bisa berlangsung berjam-jam, seperti ditulis oleh seorang penulis Lactantius : 'and this they continue until full satiety comes to the shameless lookers-on, holding their attention with their wriggling buttocks.'
Di Ghana, kuil setempat akan mengambil anak gadis perawan dari keluarga yang ingin meminta pengampunan, atau menebus dosa, atau meminta berkah. Gadis-gadis ini disebut 'fetish slave' dan para imam disebut 'fetish priest'. Gadis-gadis tersebut 'dinikahkan dengan dewa kuil' dan menjadi pelayan dewa seumur hidupnya, walaupun pada kenyataannya mereka diharuskan melayani para 'fetish priests', mengerjaan semua pekerjaan di kuil termasuk mencari kayu bakar dan mencangkul sawah (semua keuntungan penjualan barang-barang ini masuk ke kantong para 'fetish priest'), serta melayani hubungan seksual dengan para 'fetish priests' di kuil tersebut.
Walaupun dalam adat setempat mereka disebut 'istri dewa' ataupun 'ratu', kehidupan mereka tak ubahnya seperti budak, bahkan para 'fetish priests' tersebut juga mengakui gadis-gadis itu adalah budak mereka, seperti yang diwawancarai oleh BBC pada tahun 2001.
Jika gadis pelayan dewa ini melarikan diri atau meninggal, kuil itu akan meminta pengganti gadis tersebut dari keluarganya. Terkadang dalam satu keluarga sampai ada empat gadis yang menjadi 'fetish slaves' karena pendahulunya semuanya melarikan diri. Mereka percaya gadis-gadis yang diberikan kepada dewa akan berfungsi sebagai semacam 'living sacrifice', dan selama mereka melayani dewa di kuil, keluarganya akan terhindar dari kemarahan dewa.
Terkadang, ketika gadis-gadis ini tumbuh besar dan berubah menjadi jelek, atau tidak cukup cantik untuk memuaskan 'fetish priest' yang harus dilayani, gadis ini akan diberi 'ijin keluar' untuk tinggal di luar kuil. Namun seluruh hidupnya tetap harus dipersembahkan kepada kuil, semua keputusannya harus atas persetujuan 'fetish priest', dan setiap tahun diharuskan memberikan persembahan kepada dewa dalam bentuk barang (yang terkadang membutuhkan gadis ini bekerja setahun penuh untuk membelinya). Ada juga kuil yang membolehkan gadis pelayannya keluar dari kuil dengan membayar 'biaya pengampunan', yang percuma saja, karena biayanya sangat tinggi sehingga tidak akan sanggup terbayar.
Orang-orang juga beranggapan membicarakan tentang 'slave fetish' adalah tabu, dan bisa membangkitkan kemurkaan dewa, sehingga tidak banyak yang mengetahui praktik ini, sampai Ghana melarang praktik Ritual Servitude pada tahun 1998 dengan hukuman tiga tahun penjara. Namun hukum pun tidak mempan terhadap dewa, gadis-gadis tetap dipersembahkan sebagai 'istri dewa' sampai sekarang.
Waktu si Koffi Anan jadi Sekjen PBB kenapa ini praktik kagak diancurin sekalian ya..? -.-"a
Spoiler for Image Slaves:
Gadis-gadis kecil yang direnggut kehidupannya
Spoiler for Ancient American:
Pemimpin religius suku Aztec mempraktikkan heterosexual celibacy, dimana mereka tidak melakukan hubungan seks dengan wanita, namun melakukan hubungan homoseksual satu sama lain. Dewa Xociphilli merupakan dewa para homoseksual dan pramuria laki-laki. Patung-patung dewa di kuil Aztec terkadang digambarkan sedang melakukan hubungan homoseksual.
Sedangkan suku Inca terkadang mempersembahkan anak-anak lelaki yang masih berusia belasan sebagai pelayan dewa. Mereka mengenakan pakaian wanita, dan para tetua suku serta pemimpin religus akan berhubungan seks dengan mereka sebagai bagian dari upacara religius.