Judul Buku : 5 cm.
Penulis : Donny Dhirgantoro
Penerbit : PT.Grasindo
Tahun terbit : Februari 2006
Tebal Buku : 381 halaman

Sinopsis

Novel “5 cm.” menceritakan tentang lima orang anak manusia yang telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Mereka adalah Arial yang paling tampan, Riani sebagai satu-satunya wanita dalam kelompok itu, Zafran yang berlagak seperti seorang penyair, Ian yang paling subur badannya, dan Genta yang dianggap sebagai leader dalam kelompok itu. Kegemaran mereka adalah mengeksekusi hal-hal yang tidak mungkin dan mencoba segala hal, mulai dari kafe paling terkenal di Jakarta, sampai nonton layar tancap. Semuanya penggemar film, dari film Hollywood sampai film yang nggak kelas—kecuali film India karena mereka punya prinsip bahwa semua persoalan di dunia atau masalah pasti ada jalan keluarnya, tapi bukan dalam bentuk joget.

Suatu saat, karena terdorong oleh rasa bosan di antara satu dan yang lain, mereka memutuskan untuk tidak saling berkomunikasi dan bertemu satu sama lain selama tiga bulan. Selama tiga bulan berpisah itulah telah terjadi banyak hal yang membuat hati mereka lebih kaya dari sebelumnya. Pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa kangen akhirnya terjadi dan dirayakan dengan sebuah perjalanan. Sebuah perjalanan yang penuh dengan keyakinan, mimpi, cita-cita, dan cinta. Sebuah perjalanan yang telah mengubah mereka menjadi manusia sesungguhnya, bukan cuma seonggok daging yang bisa berbicara, berjalan, dan punya nama.

Resensi

Pepatah “Don’t judge the book by its cover” rasanya cocok untuk novel yang satu ini. Buku ini sebenarnya sudah dibeli jauh sebelum filmnya dibuat. Namun dikarenakan kesibukan keseharian, buku ini pun terlupakan. Sejujurnya, sampul dari novel inilah yang membuat saya penasaran dengan isi dari buku ini. Ditambah dengan iming-iming ‘Best Seller’, rasa penasaran saya pun menjadi semakin tinggi. Jadilah akhirnya saya membeli buku ini.

Namun setelah membacanya, ternyata kenyataan tidak sama dengan harapan yang saya berikan pada buku ini. Di luar dari permasalahan sepele seperti penggunaan tanda baca yang sering salah, satu hal yang membuat saya terganggu adalah tidak adanya peran utama pada cerita. Tidak masalah bagi saya bila penulis ingin membuat karakter yang banyak dalam ceritanya, namun setiap cerita memiliki satu pemeran utama. Sementara di sini, fokus dari cerita tidak terlihat sama sekali. Ini menyebabkan banyaknya dialog yang mengalir di cerita, sehingga membuat cerita tidak terlihat fokus.

Tidak hanya itu saja, tokoh-tokoh yang dibuat terkesan tidak nyata. Mungkin saya terdengar skeptis atau sinis, namun tokoh-tokoh yang dihadirkan bersifat archetypal atau generik, bahkan terlihat klise. Ini yang membuat tokoh-tokoh dari cerita ini tidak terasa hidup dan nyata.

Hal lain yang mengganggu bagi saya dari buku ini adalah jumlah kutipan yang terlalu banyak. Memberikan kutipan-kutipan inspiratif sering digunakan oleh penulis. Akan tetapi bila terlalu banyak, ini akan mempengaruhi rasa cerita. Hal ini dapat dirasakan pada dialog-dialog para tokoh. Tidak hanya terkesan memaksa dan tidak natural, tetapi juga cenderung self-righteous dan agak sedikit menggurui.

Masih bicara mengenai kutipan, buku ini juga suka mengutip lirik lagu-lagu yang sepertinya inspiratif bagi penulis. Namun sayangnya, lagi-lagi seperti kutipan, penulis mengutip terlalu banyak lirik lagu. Terlalu banyak kutipan lagu yang dapat membuat orang awam kesulitan, karena tidak familiar dengan lagu-lagu tersebut. Ini juga yang membuat cerita ini terkesan mencoba puitis namun gagal.

Walaupun begitu, buku ini tetap memiliki kelebihannya sendiri. Cerita bertema persahabatan yang terkesan ringan, ternyata memiliki rasa nasionalisme dan nilai moral yang kental. Namun sayang diakhiri dengan akhir cerita yang memberi kesan ‘naif’. Sementara dari segi bahasa, novel ini menggunakan kata-kata yang sering digunakan di keseharian, sehingga membuat novel ini ringan dibaca.

Secara keseluruhan, novel “5 cm.” cukup menarik untuk dibaca. Tidak perlu khawatir dengan bahasa yang rumit, karena novel ini memberikan cerita sederhana namun bermakna. Di luar dari kelemahan yang ada, novel ini tetap bisa menggelitik rasa ingin tahu pembaca mengenai tanah air. Tapi mungkin ini dikarenakan saya terbius dengan sinematografi film dari novel ini, dibandingkan novelnya sendiri.

Rating : 2/5