- Beranda
- Stories from the Heart
3 KONTRAKAN 1 KOST
...
TS
audrianramanta
3 KONTRAKAN 1 KOST
3 KONTRAKAN 1 KOST
INTRO
Halo agan dan aganwati sekalian...setelah lama jadi silent reader akhirnya aku mutusin juga untuk nyeritain kisah hidupku yang kayak permen nano-nano (itu lho yang manis asem asin rame rasanya
). Sebelum aku nyeritain kisah ini aku mau kenalin diri dulu.Namaku Rian dan ini nama asli ku lho (terus agan harus bilang "wow" gitu?
).Cukup namaku aja yang asli dan nama tokoh-tokoh lain aku samarin ya (Takut kena UU Pencemaran Polusi Udara...eh Pencemaran Nama Baik maksudnya
).
Sekarang umurku 24 tahun dan baru aja masuk kuliah S2 di kota Jogja berhati nyaman
.Sebelumnya aku kuliah S1 Teknik Sipil di Malang.Kota yang dulunya kota bunga dan berubah jadi kota ruko sekarang...hehehehe.
Durasi kisah ini terjadi 6 tahun lalu saat aku masih unyu-unyu bau penyu (halah...
),masih jadi mahasiswa teknik yang penuh suka duka sampai aku jadi seperti ini (Seperti apa ya??
).Semoga aja aku bisa terus Update kisahnya ya...jangan lupa kalo berkenan bisa kasih
udah cukup kok apalagi yang ngasih
Intinya Selamat menikmati Kisah ini...
Index 2
Index 3
INTRO
Spoiler for NEW COVER:
Halo agan dan aganwati sekalian...setelah lama jadi silent reader akhirnya aku mutusin juga untuk nyeritain kisah hidupku yang kayak permen nano-nano (itu lho yang manis asem asin rame rasanya
). Sebelum aku nyeritain kisah ini aku mau kenalin diri dulu.Namaku Rian dan ini nama asli ku lho (terus agan harus bilang "wow" gitu?
).Cukup namaku aja yang asli dan nama tokoh-tokoh lain aku samarin ya (Takut kena UU Pencemaran Polusi Udara...eh Pencemaran Nama Baik maksudnya
).Sekarang umurku 24 tahun dan baru aja masuk kuliah S2 di kota Jogja berhati nyaman
.Sebelumnya aku kuliah S1 Teknik Sipil di Malang.Kota yang dulunya kota bunga dan berubah jadi kota ruko sekarang...hehehehe.Durasi kisah ini terjadi 6 tahun lalu saat aku masih unyu-unyu bau penyu (halah...
),masih jadi mahasiswa teknik yang penuh suka duka sampai aku jadi seperti ini (Seperti apa ya??
).Semoga aja aku bisa terus Update kisahnya ya...jangan lupa kalo berkenan bisa kasih
udah cukup kok apalagi yang ngasih
Intinya Selamat menikmati Kisah ini...

Quote:
Spoiler for PRAKONTRAKAN (Before 2007- 2007):
Spoiler for KONTRAKAN PERTAMA (2007-2008):
Spoiler for KONTRAKAN KEDUA (2008-2009):
Spoiler for KONTRAKAN KETIGA (2009-2011):
Index 2
Index 3
Polling
0 suara
Siapa karakter favorit agan di thread ini?
Diubah oleh audrianramanta 02-10-2013 06:58
bagasdiamara269 dan 29 lainnya memberi reputasi
30
1.3M
3.4K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
audrianramanta
#898
PART 22 Hati Kecil Rena (1)
Dua minggu berlalu kami membiasakan diri hidup dengan penghuni baru bernama Yusa. Dan ada 2 kata terlarang yang sengaja kami camkan baik-baik dipikiran kami.
MAMA dan RENA.
Dua kata yang gak boleh disebut di kontrakan. karena keduanya bakal berkibat buruk pada perseteruan antara Yusa,Mama dan Rena.Kami gak mau permasalahan ini berlarut-larut. Aku juga sebenarnya sudah terlalu pusing memikirkan masalah skripsiku yang gak kunjung usai.
Kami Jaga baik-baik janji kami kepada Mama, dan gak akan mengungkit-ungkit masalah Yusa. Semisal Dota, sekarang dia sudah terbiasa tinggal berdua, sekamar sama Yusa, mereka sudah jadi kembar dempet kemana-mana yang diomongkan IT dan IT, game dan Game, Hack dan Crak.
Kemudian tentang uang yang tiap minggu disetor ke rekeningku dari Mamanya Yusa, kami sengaja berbohong, kami katakan kepada Yusa, itu uang jasa yang harus diterimanya karena YUsa sudah pernah membantu kami menglahkan Jamban. Yusa juga untungnya gak bertanya apa-apa, dia juga butuh uang, dia juga bagaimanapun itu, numpang di kontrakan kami, dia juga harus tenggang rasa sesama penghuni kontrakan,
Sepertinya kehidupan kontrakan dan penghuninya berjalan normal...sepertinya demikian
Tapi...hidup itu punya rencana lain....kita gak bakal tau esok bakal ada apa lagi
"Huwaaaaaaa....Telat lagi!" aku teriak ngelihat jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi.Aku tendang jauh-jauh selimut empuk yang menyelimutiku seharian. Berusaha bangkit, terhuyung-huyung, padahal roh sama badan masih belum akur.
Aku buka pintu kamarku dan langsung sadar, bukan aku aja yang telat ke kampus hari ini.
DOK DOK DOK
"Oi...yang di kamar mandi cepetan, aku telat ke kampus" Dota sudah teriak bak orang kesetanan aja.Mukanya acak-acakan,kelihatan sekali baru bangun tidur.
"Iya cepetan woi, aku kebelet Boker" Ternyata Dedi di belakang Dota juga sudah main protes.
"Siapa sich ini lama bener di kamar mandi, pasti si Yanu!" ujarku kesal liat kejadian di depanku.
"Opo C*k aku disini!" Kebetulan Yanu ternyata baru keluar dari kamarnya..
"LHO??"
Kami Bermpat pandang-pandangan sejenak, siapa lagi kalo bukan Yusa yang di dalam kamar mandi.
"Eh...Robot, cepetan buka,lama amat di dalem, masak sampek sejam, aku tendang nih kamar mandi"
ujar Dedi, yang emang favoritnya main dobrak pintu kalau udah gak sabar.
Tapi cuma ada suara mengalir di dalam kamar mandi selebihnya sepi...
"Hadeeeeh...pagi-pagi bikin emosi aja, gak tau orang pada telat ngampus"
"Oke kita sama-sama dobrak aja pintunya rek, entar urunan ya benerin pintu"
"Oke...1...2..3"
"Apaan kalian pada rame aja" Yusa tiba-tiba keluar dengan wajah datarnya plus pasang tampang tanpa dosa.Badannya sudah wangi, besih tanpa noda.Dia juga sudah berpakaian rapi, pakai kemaja garis dan celana jins kesayangannya.
"Kamu itu, ngapain lama bener di kamar mandi"
"Oh itu, sorry bro tadi sempet ketiduran di dalem...ya udah ane mau pergi dulu ya, ada urusan bye" ujarnya bergegas akan meninggalkan kami.sedangkan,Anak-anak lain gak sempat emosi, mereka sudah pada rebutan masuk kamar mandi lagi.
"Eh bentar....Urusan apa Yus?"tanyaku, tumben-tumbennya Yusa ada acara pagi ini, bukannya sudah jelas Yusa berstatus pengangguran.Paling kerjaannya di kamar, nonton TV, ngerakit PC, Internetan dan segala urusan tetek bengek di kamarnya Dota.
"Ada aja...mau tau banget urusan orang, oh iya Bab 4 mu udah aku benerin, tuh aku taruh di meja"
"Yusa kamu memang pinter segalanya Bro..." ujarku terharu, sambil ngechek print-printan skripsi ku, yang sudah dibenarkan format,tulisannya dan segala halnya nyaris sempurna.
"Ah...biasa aja, kamu itu kalo nulis, makanya yang bener masak hampir tiap kalimat salah ketik"
"Hehehe....biasa, aku sukanya gak teliti Yus kalo masalah ginian, hmmm....ya udah hati-hati di jalan, jam berapa pulang?" tanyaku setengah berbasa-basi.
"Mungkin agak sorean, emang kenapa?"
"Gak apa-apa, cuma nanya aja Yus"
"Ooo...." ujarnya pendek dan berlalu meninggalkan kami.
* * *
Mbak Nadia melambai-lambaikan tangannya kepada ku dari kejauhan, senyumnya lebar, manis, semanis es teh yang diseruputnya saat itu.Disampingnya ada Riva sama Retno yang menemani.
"Mbak...udah lama nungguin ya?" ujarku langsung menghampiri mbak Nadia.
"Mana anak-anak lain?" tanya mbak Nadia.
"Masih di ruang dosen masing-masing pada ngurus skripsinya"
"Kalian itu ya, skripsi kok hobinya di lama-lama kan"
"Gak tau deh Mbak,Dosennya pada resek, Lho Riva sama Retno gak ada kuliah?"
"Gak ada,dosennya ngilang seharian, nih kita habis jalan-jalan ke mall"
"Dasar cewek, kerjaannya habisin duit, kasian cowoknya ngehasilin duit" ujarku becanda."Ini dalam rangka apa, mau kumpul-kumpul?"
"Aku mau ngajakin kalian jalan-jalan ke Surabaya,kita jalan-jalan ke Tunjungan, habis itu kita jenguk Tyo sama Vania yuk! soalnya Mbak habis dapet bonus gajian" ujar Mbak Nadia sumringah sambil ngelihatin bonus gajiannya di amplop.
"Asiiiik....kebetulan kita-kita udah stress banget mbak, butuh refreshing,kangen juga sama Bang Tyo dan Vania, BTW udah sewa mobil?"
"Udah dong, kalo masalah itu beres"
"Pasti aku yang nyetir nih" aku menebak-nebak.
"Udah tau nanya" kata Mbak Nadia sambil meluk bahuku becanda.
Tapi perasaanku sedikt beda, mungkin gejala Ambivalence mulai kumat..
"Terus Yusa sekalian kamu ajakin ya?" ujar Mbak Nadia
"Mana mau dia Mbak, lagian Yusa lagi ada urusan kemana gitu gak tau aku, terus Dedi kayaknya juga gak bisa ikut, ada acara di Lawang"
"Yah sayang banget, gak lengkap gak asik" Raut muka mbak Nadia terlihat sedikit kecewa.
"Nanti aku coba telpon Yusa, siapa tau bisa ikut" ujarku cepat-cepat.
* * *
Benar dugaanku,Yusa aku telpon berkali-kali, namun hapenya gak aktif, walhasil kami jalan-jalan di tunjungan tanpa dia. Kebetulan hari itu Tunjungan rame sekali, mungkin karena tanggal muda, semua orang berduyun-duyun, gak yang tua gak yang muda. Kami saat itu sudah capek, tenaga terkuras gara-gara jalan-jalan di Tunjungan yang besarnya kebangetan.
Belum lagi kalau ngajak Retno dan Riva penggila belanja, mau gak mau kami harus ikut mereka, beli ini beli itu, kal sudah gitu pasti yang capek para suami siaga, Dota dan Yanu.
Aku sama Mbak Nadia dasarnya gak gila belanja. Akhirnya memutuskan nongkrong di Starbuck, mengistirahatkan kaki
"Kita tunggu disini ya, jangan kelamaan jalan-jalannya" ujarku kepada dua pasang kekasih itu.
"Oke..." ujar mereka sambil berlalu
"Hahaha...kasihan Yanu sama Dota aslinya udah gak kuat tuh Mbak" ujarku
"Sekali-kali dong, cowok harus gitu Yan, nemenin ceweknya belanja, itung-itung latian sebelum jadi suami"
"Hahaha...bisa aja Mbak ini, kalo liat mereka jadi inget-inget aku dulu pas. nemenin cewekku belanja" ujarku
"Cieee....yang kangen ama mantan, siapa dulu nama cewekmu Sari ya, kamu gak pernah cerita ke Mbak tentang Sari itu."
"Panjang lah Mbak ceritanya"
"Masih sering hubungan?"
"Lumayan...cuma lewat Email aja, tapi sekarang jadi jarang lagi, mungkin anaknya udah lupa sama aku" Ujarku manyun "Eh kok jadi bahas Sari ya kita...Mbak gimana kerjaannya baik-baik aja kan?" aku tiba-tiba salah tingkah dan mengalihkan topik pembicaraan.
"Yah Alhamdulillah gini-gini aja yan, Masih disambi sama nyari Mbok, kamu tau kan temennya mbak yang di semarang, Mas Ardhi sama Mbak Widi, nah dua orang itu yang bantuin mbak, tapi sampek sekarang belum ada info sich"
"Mbak Nadia ini hebat ya, gak pantang menyerah nyari Mbok"
"Kan gara-gara kamu, Mbak akhirnya gak gampang putus asa lagi. Gara-gara omonganmu itu Yan, Hidup kita esok, adalah mimpi kita hari ini, jangan pernah berhenti mimpi"
"Yah itu mah kata-kataku nyontek dari internet"
"Tapi kalo kamu yang ngomong jadi beda Yan" Ujar Mbak Nadia menatapku dalam dan membuatku salah tingkah untuk kesekian kali.
"Udah ah, senengnya muji, entar aku gede kepala lagi, aduh rokokku habis lagi, tadi gak sempet beli di jalan" ujarku.
"Tuh...kebetulan ada SPG nawarin rokok, beli aja di Mbak itu" Ujar Nadia sambil nunjuk kerumunan SPG yang sedang promosi rokok.
"Oh iya ya....Mbak...mbak..." ujarku manggil seorang cewek SPG pakek hot pants di depanku, SPG itu sedang membelakangiku dan tiba-tiba terkejut dan membalikkan badannya ke arahku.
"Iya Mas mau beli....Lho!"
"Lho Rena....kamu kerja jadi SPG sekarang" ujarku sama Mbak Nadia kaget, ngelihat Rena di depan kami.
" Hai sayang gimana kabarnya?" Mbak Nadia bangkit sambil cupika-cupiki ke Rena.
"Baik Mbak Nadia, hai Yan, kebetulan banget kita ketemu ya, , iya nih aku nyoba part time jadi SPG, baru aja ker ja 2 hari"
" Yuk duduk ama kita-kita" ujarku hangat.
"Sorry, aku masih kerja Yan, entaran aja kalo udah kelar, kalian masih lama kan? cuma berdua aja?"
"Gak tadi bareng anak-anak, ada Dota,Yanu sama pacar mereka"
"Yusa gak ikut?" Rena tiba-tiba nanya, dan sumpah saat itu, wajah Rena berubah kayak berharap gitu.
"Gak ikut anaknya ada urusan katanya" ujarku cepat menetralisir keadaan.
"Ooh, tak pikir ikut, anaknya sehat aja kan?"
"sehat-sehat seperti biasa, emang gak pernah SMS kamu?"
Rena geleng-geleng sedih
"Dia gak mau ketemu aku lagi kayaknya...nggg... ya udah ya aku pergi dulu, mau muter-muter, Ini rokoknya" Rena memberikan Rokok kepadaku dan aku pun mengeluarkan uang untuk membayar "Sip uangnya pas, makasih, entar kalo aku udah selesai kerja kita ketemuan di lantai bawah TP 1 aja, kira-kira 2 jam lagi aku udah kelar....Bye..." Rena melambaikan tangan kepada kami.
(BERSAMBUNG)
Dua minggu berlalu kami membiasakan diri hidup dengan penghuni baru bernama Yusa. Dan ada 2 kata terlarang yang sengaja kami camkan baik-baik dipikiran kami.
MAMA dan RENA.
Dua kata yang gak boleh disebut di kontrakan. karena keduanya bakal berkibat buruk pada perseteruan antara Yusa,Mama dan Rena.Kami gak mau permasalahan ini berlarut-larut. Aku juga sebenarnya sudah terlalu pusing memikirkan masalah skripsiku yang gak kunjung usai.
Kami Jaga baik-baik janji kami kepada Mama, dan gak akan mengungkit-ungkit masalah Yusa. Semisal Dota, sekarang dia sudah terbiasa tinggal berdua, sekamar sama Yusa, mereka sudah jadi kembar dempet kemana-mana yang diomongkan IT dan IT, game dan Game, Hack dan Crak.
Kemudian tentang uang yang tiap minggu disetor ke rekeningku dari Mamanya Yusa, kami sengaja berbohong, kami katakan kepada Yusa, itu uang jasa yang harus diterimanya karena YUsa sudah pernah membantu kami menglahkan Jamban. Yusa juga untungnya gak bertanya apa-apa, dia juga butuh uang, dia juga bagaimanapun itu, numpang di kontrakan kami, dia juga harus tenggang rasa sesama penghuni kontrakan,
Sepertinya kehidupan kontrakan dan penghuninya berjalan normal...sepertinya demikian
Tapi...hidup itu punya rencana lain....kita gak bakal tau esok bakal ada apa lagi
* * *
"Huwaaaaaaa....Telat lagi!" aku teriak ngelihat jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi.Aku tendang jauh-jauh selimut empuk yang menyelimutiku seharian. Berusaha bangkit, terhuyung-huyung, padahal roh sama badan masih belum akur.
Aku buka pintu kamarku dan langsung sadar, bukan aku aja yang telat ke kampus hari ini.
DOK DOK DOK
"Oi...yang di kamar mandi cepetan, aku telat ke kampus" Dota sudah teriak bak orang kesetanan aja.Mukanya acak-acakan,kelihatan sekali baru bangun tidur.
"Iya cepetan woi, aku kebelet Boker" Ternyata Dedi di belakang Dota juga sudah main protes.
"Siapa sich ini lama bener di kamar mandi, pasti si Yanu!" ujarku kesal liat kejadian di depanku.
"Opo C*k aku disini!" Kebetulan Yanu ternyata baru keluar dari kamarnya..
"LHO??"
Kami Bermpat pandang-pandangan sejenak, siapa lagi kalo bukan Yusa yang di dalam kamar mandi.
"Eh...Robot, cepetan buka,lama amat di dalem, masak sampek sejam, aku tendang nih kamar mandi"
ujar Dedi, yang emang favoritnya main dobrak pintu kalau udah gak sabar.
Tapi cuma ada suara mengalir di dalam kamar mandi selebihnya sepi...
"Hadeeeeh...pagi-pagi bikin emosi aja, gak tau orang pada telat ngampus"
"Oke kita sama-sama dobrak aja pintunya rek, entar urunan ya benerin pintu"
"Oke...1...2..3"
"Apaan kalian pada rame aja" Yusa tiba-tiba keluar dengan wajah datarnya plus pasang tampang tanpa dosa.Badannya sudah wangi, besih tanpa noda.Dia juga sudah berpakaian rapi, pakai kemaja garis dan celana jins kesayangannya.
"Kamu itu, ngapain lama bener di kamar mandi"
"Oh itu, sorry bro tadi sempet ketiduran di dalem...ya udah ane mau pergi dulu ya, ada urusan bye" ujarnya bergegas akan meninggalkan kami.sedangkan,Anak-anak lain gak sempat emosi, mereka sudah pada rebutan masuk kamar mandi lagi.
"Eh bentar....Urusan apa Yus?"tanyaku, tumben-tumbennya Yusa ada acara pagi ini, bukannya sudah jelas Yusa berstatus pengangguran.Paling kerjaannya di kamar, nonton TV, ngerakit PC, Internetan dan segala urusan tetek bengek di kamarnya Dota.
"Ada aja...mau tau banget urusan orang, oh iya Bab 4 mu udah aku benerin, tuh aku taruh di meja"
"Yusa kamu memang pinter segalanya Bro..." ujarku terharu, sambil ngechek print-printan skripsi ku, yang sudah dibenarkan format,tulisannya dan segala halnya nyaris sempurna.
"Ah...biasa aja, kamu itu kalo nulis, makanya yang bener masak hampir tiap kalimat salah ketik"
"Hehehe....biasa, aku sukanya gak teliti Yus kalo masalah ginian, hmmm....ya udah hati-hati di jalan, jam berapa pulang?" tanyaku setengah berbasa-basi.
"Mungkin agak sorean, emang kenapa?"
"Gak apa-apa, cuma nanya aja Yus"
"Ooo...." ujarnya pendek dan berlalu meninggalkan kami.
* * *
Mbak Nadia melambai-lambaikan tangannya kepada ku dari kejauhan, senyumnya lebar, manis, semanis es teh yang diseruputnya saat itu.Disampingnya ada Riva sama Retno yang menemani.
"Mbak...udah lama nungguin ya?" ujarku langsung menghampiri mbak Nadia.
"Mana anak-anak lain?" tanya mbak Nadia.
"Masih di ruang dosen masing-masing pada ngurus skripsinya"
"Kalian itu ya, skripsi kok hobinya di lama-lama kan"
"Gak tau deh Mbak,Dosennya pada resek, Lho Riva sama Retno gak ada kuliah?"
"Gak ada,dosennya ngilang seharian, nih kita habis jalan-jalan ke mall"
"Dasar cewek, kerjaannya habisin duit, kasian cowoknya ngehasilin duit" ujarku becanda."Ini dalam rangka apa, mau kumpul-kumpul?"
"Aku mau ngajakin kalian jalan-jalan ke Surabaya,kita jalan-jalan ke Tunjungan, habis itu kita jenguk Tyo sama Vania yuk! soalnya Mbak habis dapet bonus gajian" ujar Mbak Nadia sumringah sambil ngelihatin bonus gajiannya di amplop.
"Asiiiik....kebetulan kita-kita udah stress banget mbak, butuh refreshing,kangen juga sama Bang Tyo dan Vania, BTW udah sewa mobil?"
"Udah dong, kalo masalah itu beres"
"Pasti aku yang nyetir nih" aku menebak-nebak.
"Udah tau nanya" kata Mbak Nadia sambil meluk bahuku becanda.
Tapi perasaanku sedikt beda, mungkin gejala Ambivalence mulai kumat..
"Terus Yusa sekalian kamu ajakin ya?" ujar Mbak Nadia
"Mana mau dia Mbak, lagian Yusa lagi ada urusan kemana gitu gak tau aku, terus Dedi kayaknya juga gak bisa ikut, ada acara di Lawang"
"Yah sayang banget, gak lengkap gak asik" Raut muka mbak Nadia terlihat sedikit kecewa.
"Nanti aku coba telpon Yusa, siapa tau bisa ikut" ujarku cepat-cepat.
* * *
Benar dugaanku,Yusa aku telpon berkali-kali, namun hapenya gak aktif, walhasil kami jalan-jalan di tunjungan tanpa dia. Kebetulan hari itu Tunjungan rame sekali, mungkin karena tanggal muda, semua orang berduyun-duyun, gak yang tua gak yang muda. Kami saat itu sudah capek, tenaga terkuras gara-gara jalan-jalan di Tunjungan yang besarnya kebangetan.
Belum lagi kalau ngajak Retno dan Riva penggila belanja, mau gak mau kami harus ikut mereka, beli ini beli itu, kal sudah gitu pasti yang capek para suami siaga, Dota dan Yanu.
Aku sama Mbak Nadia dasarnya gak gila belanja. Akhirnya memutuskan nongkrong di Starbuck, mengistirahatkan kaki
"Kita tunggu disini ya, jangan kelamaan jalan-jalannya" ujarku kepada dua pasang kekasih itu.
"Oke..." ujar mereka sambil berlalu
"Hahaha...kasihan Yanu sama Dota aslinya udah gak kuat tuh Mbak" ujarku
"Sekali-kali dong, cowok harus gitu Yan, nemenin ceweknya belanja, itung-itung latian sebelum jadi suami"
"Hahaha...bisa aja Mbak ini, kalo liat mereka jadi inget-inget aku dulu pas. nemenin cewekku belanja" ujarku
"Cieee....yang kangen ama mantan, siapa dulu nama cewekmu Sari ya, kamu gak pernah cerita ke Mbak tentang Sari itu."
"Panjang lah Mbak ceritanya"
"Masih sering hubungan?"
"Lumayan...cuma lewat Email aja, tapi sekarang jadi jarang lagi, mungkin anaknya udah lupa sama aku" Ujarku manyun "Eh kok jadi bahas Sari ya kita...Mbak gimana kerjaannya baik-baik aja kan?" aku tiba-tiba salah tingkah dan mengalihkan topik pembicaraan.
"Yah Alhamdulillah gini-gini aja yan, Masih disambi sama nyari Mbok, kamu tau kan temennya mbak yang di semarang, Mas Ardhi sama Mbak Widi, nah dua orang itu yang bantuin mbak, tapi sampek sekarang belum ada info sich"
"Mbak Nadia ini hebat ya, gak pantang menyerah nyari Mbok"
"Kan gara-gara kamu, Mbak akhirnya gak gampang putus asa lagi. Gara-gara omonganmu itu Yan, Hidup kita esok, adalah mimpi kita hari ini, jangan pernah berhenti mimpi"
"Yah itu mah kata-kataku nyontek dari internet"
"Tapi kalo kamu yang ngomong jadi beda Yan" Ujar Mbak Nadia menatapku dalam dan membuatku salah tingkah untuk kesekian kali.
"Udah ah, senengnya muji, entar aku gede kepala lagi, aduh rokokku habis lagi, tadi gak sempet beli di jalan" ujarku.
"Tuh...kebetulan ada SPG nawarin rokok, beli aja di Mbak itu" Ujar Nadia sambil nunjuk kerumunan SPG yang sedang promosi rokok.
"Oh iya ya....Mbak...mbak..." ujarku manggil seorang cewek SPG pakek hot pants di depanku, SPG itu sedang membelakangiku dan tiba-tiba terkejut dan membalikkan badannya ke arahku.
"Iya Mas mau beli....Lho!"
"Lho Rena....kamu kerja jadi SPG sekarang" ujarku sama Mbak Nadia kaget, ngelihat Rena di depan kami.
" Hai sayang gimana kabarnya?" Mbak Nadia bangkit sambil cupika-cupiki ke Rena.
"Baik Mbak Nadia, hai Yan, kebetulan banget kita ketemu ya, , iya nih aku nyoba part time jadi SPG, baru aja ker ja 2 hari"
" Yuk duduk ama kita-kita" ujarku hangat.
"Sorry, aku masih kerja Yan, entaran aja kalo udah kelar, kalian masih lama kan? cuma berdua aja?"
"Gak tadi bareng anak-anak, ada Dota,Yanu sama pacar mereka"
"Yusa gak ikut?" Rena tiba-tiba nanya, dan sumpah saat itu, wajah Rena berubah kayak berharap gitu.
"Gak ikut anaknya ada urusan katanya" ujarku cepat menetralisir keadaan.
"Ooh, tak pikir ikut, anaknya sehat aja kan?"
"sehat-sehat seperti biasa, emang gak pernah SMS kamu?"
Rena geleng-geleng sedih
"Dia gak mau ketemu aku lagi kayaknya...nggg... ya udah ya aku pergi dulu, mau muter-muter, Ini rokoknya" Rena memberikan Rokok kepadaku dan aku pun mengeluarkan uang untuk membayar "Sip uangnya pas, makasih, entar kalo aku udah selesai kerja kita ketemuan di lantai bawah TP 1 aja, kira-kira 2 jam lagi aku udah kelar....Bye..." Rena melambaikan tangan kepada kami.
(BERSAMBUNG)
Diubah oleh audrianramanta 14-03-2013 16:12
jenggalasunyi dan 7 lainnya memberi reputasi
8









