- Beranda
- Stories from the Heart
3 KONTRAKAN 1 KOST
...
TS
audrianramanta
3 KONTRAKAN 1 KOST
3 KONTRAKAN 1 KOST
INTRO
Halo agan dan aganwati sekalian...setelah lama jadi silent reader akhirnya aku mutusin juga untuk nyeritain kisah hidupku yang kayak permen nano-nano (itu lho yang manis asem asin rame rasanya
). Sebelum aku nyeritain kisah ini aku mau kenalin diri dulu.Namaku Rian dan ini nama asli ku lho (terus agan harus bilang "wow" gitu?
).Cukup namaku aja yang asli dan nama tokoh-tokoh lain aku samarin ya (Takut kena UU Pencemaran Polusi Udara...eh Pencemaran Nama Baik maksudnya
).
Sekarang umurku 24 tahun dan baru aja masuk kuliah S2 di kota Jogja berhati nyaman
.Sebelumnya aku kuliah S1 Teknik Sipil di Malang.Kota yang dulunya kota bunga dan berubah jadi kota ruko sekarang...hehehehe.
Durasi kisah ini terjadi 6 tahun lalu saat aku masih unyu-unyu bau penyu (halah...
),masih jadi mahasiswa teknik yang penuh suka duka sampai aku jadi seperti ini (Seperti apa ya??
).Semoga aja aku bisa terus Update kisahnya ya...jangan lupa kalo berkenan bisa kasih
udah cukup kok apalagi yang ngasih
Intinya Selamat menikmati Kisah ini...
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
INDEX (1)
PROLOG :SENANG = SEDIH
[URL="http://www.kaskus.co.id/show_post/510fa9c9ea74b4d57700000d
/5/"]PART 1[/URL]
PART 2
PART 3
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CERITA 1 : PERJALANAN INI MASIH PANJANG
CERITA 2 : LOG VS ANTILOG
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART SPECIAL
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CERITA 3 A TRIANGULAR LOVE
PART 1 Kita Harus Ngontrak !
PART 2 Dua Sisi Mata Uang
PART 3 Tante Vina
PART 4 Alter Ego
PART 5 Everything Has a Price to Pay
PART 6 Masalah,masalah dan masalah
PART 7 You Must be Strong
PART 8 The King of Dugem
PART 9 Sometimes Life Like Telenovela
PART 10 A Triangular Love ??
MLM (Multi Level Masalah)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CERITA 4 BOYS DON'T CRY
PART 1 Lebih Rendah dari Jomblo
PART 2 Aku Udah Siap...
PART 3 I Don't Wanna Hear Your Answer
PART 4 Tentang Sari dan Aku
PART 5 You are Different
PART 6 Kalung Berinisial "T"
PART 7 Close to You
PART 8 Someone with Something
PART 9 Huruf "T" Untukmu
PART 10 You Always Make Me amazed
PART 11 Boys Don't Cry
CERITA 7 Satu Molekul Cinta
PART 1 New House
PART 2 Kerajaan Kampus
PART 3 Pak Jamban...
PART 4 Algoritma Canggih
PART 5 Observation
PART 6 Algorithm Diffusion
PART 7 Infection
PART 8 SKAK MAT
PART 9 Celah Kecil Algoritma
PART 10 Renungan di Ruang Tengah
PART 11 Cinta Tanpa Syarat
Serpihan 1 - Serpihan 2 - Serpihan 3 - Serpihan 4- Serpihan 5- Serpihan 6 - Serpihan 7
PART 12 Impian
PART 13 Ambivalence
PART 14 Insiden Mendebarkan
Index 2
Index 3
INTRO
Spoiler for NEW COVER:
Halo agan dan aganwati sekalian...setelah lama jadi silent reader akhirnya aku mutusin juga untuk nyeritain kisah hidupku yang kayak permen nano-nano (itu lho yang manis asem asin rame rasanya
). Sebelum aku nyeritain kisah ini aku mau kenalin diri dulu.Namaku Rian dan ini nama asli ku lho (terus agan harus bilang "wow" gitu?
).Cukup namaku aja yang asli dan nama tokoh-tokoh lain aku samarin ya (Takut kena UU Pencemaran Polusi Udara...eh Pencemaran Nama Baik maksudnya
).Sekarang umurku 24 tahun dan baru aja masuk kuliah S2 di kota Jogja berhati nyaman
.Sebelumnya aku kuliah S1 Teknik Sipil di Malang.Kota yang dulunya kota bunga dan berubah jadi kota ruko sekarang...hehehehe.Durasi kisah ini terjadi 6 tahun lalu saat aku masih unyu-unyu bau penyu (halah...
),masih jadi mahasiswa teknik yang penuh suka duka sampai aku jadi seperti ini (Seperti apa ya??
).Semoga aja aku bisa terus Update kisahnya ya...jangan lupa kalo berkenan bisa kasih
udah cukup kok apalagi yang ngasih
Intinya Selamat menikmati Kisah ini...

Quote:
Spoiler for PRAKONTRAKAN (Before 2007- 2007):
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
INDEX (1)
PROLOG :SENANG = SEDIH
[URL="http://www.kaskus.co.id/show_post/510fa9c9ea74b4d57700000d
/5/"]PART 1[/URL]
PART 2
PART 3
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CERITA 1 : PERJALANAN INI MASIH PANJANG
CERITA 2 : LOG VS ANTILOG
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART SPECIAL
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Spoiler for KONTRAKAN PERTAMA (2007-2008):
CERITA 3 A TRIANGULAR LOVE
PART 1 Kita Harus Ngontrak !

PART 2 Dua Sisi Mata Uang

PART 3 Tante Vina

PART 4 Alter Ego

PART 5 Everything Has a Price to Pay

PART 6 Masalah,masalah dan masalah

PART 7 You Must be Strong

PART 8 The King of Dugem

PART 9 Sometimes Life Like Telenovela
PART 10 A Triangular Love ??

MLM (Multi Level Masalah)

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CERITA 4 BOYS DON'T CRY
PART 1 Lebih Rendah dari Jomblo
PART 2 Aku Udah Siap...
PART 3 I Don't Wanna Hear Your Answer
PART 4 Tentang Sari dan Aku
PART 5 You are Different
PART 6 Kalung Berinisial "T"
PART 7 Close to You
PART 8 Someone with Something
PART 9 Huruf "T" Untukmu
PART 10 You Always Make Me amazed
PART 11 Boys Don't Cry
Spoiler for KONTRAKAN KEDUA (2008-2009):
CERITA 5 Good Luck Boy
PART 1 Every Little Thing Gonna be Alright !
PART 2 Dota Bisa Jatuh Cinta
PART 3 Lampu Hijau Buat Dota
PART 4 First Date Dota
PART 5 Good Luck Boy
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CERITA 6 Love Loves to Love Love
PART 1 What Happen with Vania?
PART 2 Where are You?
PART 3 Please Bring Him to Me ]
PART 4 Misteri Terungkap
PART 5 Kenyataan...
PART 6 Love Loves to Love Love
Aku Belajar Darinya [Intermezzo]
PART 7 Tyo Bergejolak
PART 8 Surat Untuk Tyo
PART 9 Good Night and Sleep Tight
PART 1 Every Little Thing Gonna be Alright !
PART 2 Dota Bisa Jatuh Cinta
PART 3 Lampu Hijau Buat Dota
PART 4 First Date Dota
PART 5 Good Luck Boy
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CERITA 6 Love Loves to Love Love
PART 1 What Happen with Vania?
PART 2 Where are You?
PART 3 Please Bring Him to Me ]
PART 4 Misteri Terungkap
PART 5 Kenyataan...
PART 6 Love Loves to Love Love
Aku Belajar Darinya [Intermezzo]
PART 7 Tyo Bergejolak
PART 8 Surat Untuk Tyo
PART 9 Good Night and Sleep Tight
Spoiler for KONTRAKAN KETIGA (2009-2011):
CERITA 7 Satu Molekul Cinta
PART 1 New House
PART 2 Kerajaan Kampus
PART 3 Pak Jamban...
PART 4 Algoritma Canggih
PART 5 Observation
PART 6 Algorithm Diffusion
PART 7 Infection
PART 8 SKAK MAT
PART 9 Celah Kecil Algoritma
PART 10 Renungan di Ruang Tengah
PART 11 Cinta Tanpa Syarat
Serpihan 1 - Serpihan 2 - Serpihan 3 - Serpihan 4- Serpihan 5- Serpihan 6 - Serpihan 7
PART 12 Impian
PART 13 Ambivalence
PART 14 Insiden Mendebarkan
Index 2
Index 3
Polling
0 suara
Siapa karakter favorit agan di thread ini?
Diubah oleh audrianramanta 02-10-2013 06:58
bagasdiamara269 dan 29 lainnya memberi reputasi
30
1.3M
Kutip
3.4K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
audrianramanta
#846
--Serpihan 15--
Quote:
Virus
Bukannya kehidupan itu cuma sebuah algoritma bagi Yusa ? hanya ada pola-pola teratur dalam ketidakteraturannya, hanya ada jawaban Ya dan Tidak tanpa ada warna abu-abu ditengahnya.
Bukankah Kehidupan setiap manusia bergerak dalam jalurnya sendiri-sendiri, pasti ada kalanya, kehidupan itu harus berbenturan dengan kehidupan yang lain, di ruang dunia yang sempit ini.
Hidup gak akan jauh dari benturan konflik, Yusa sadar akan itu, maka Yusa lah orang yang biasanya bisa menghindari tabrakan itu pada awalnya, namun sekarang ia seakan-akan tak bisa menghindari sebuah tabrakan kecil dalam dirinya.
Tabrakan itu mungkin yang dinamakan cinta, Cinta yang mungkin gak ada dalam kamus Yusa, yang sudah menjadi sebuah Virus kecil dalam ruang kepalanya saat ini, dan sekarang Virus itupun menjalar kemana-keman bahkan sampai menjangkit perasaanya dan Di moment ini Yusa akhirnya kalah,.Ia tidak punya anti virus ampuh untuk ini.
Kenapa hanya Rena yang ada dipikirannya saat ini?, bukannya ia sekarang harusnya sudah bisa tersenum melihat Mama balik lagi di rumah ini.Namun nyatanya ada sesuatu yang kurang dan terlewatkan dan semua ini pasti gara-gara Rena.
* * *
Kupu-kupu malam
Malam itu kota Surabaya memperlihatkan sisi gelapnya seperti biasa, club-club malam mulai menampakkan batang hidungnya, tak bisa dipungkiri lagi, seakan-akan nafsu sudah menjadi nafas di kota itu.
Friska salah satu wanita malam di Club itu sedang asik menghisap rokoknya, akhir-akhir ini langganan lagi sepi, mungkin lagi bulan tua, atau mungkin moral laki-laki zaman sekarang sudah pada bener.
Friska gak paham itu, namun yang jelas Maminya sudah nyuruh Friska standby lebih awal, di club,menurut Mami karena bulan ini lagi sepi pelanggan, Friska harus jemput bola lebih awal. Friska benerin lipstik di bibirnya yang sensual, ia juga harus tampil cantik, dan selalu tersenyum kepada pelanggan, gimana-gimana kepuasan pelanggan adalah tanggung jawabnya.
Sedang asik-asik benerin dandanannya, Tiba-tiba ada mobil Taxi yang berhenti di depan Friska. Pintu terbuka dan tampak sosok cantik yang Friska kenal.
"Teteh Rena....!" teriak Friska antusias, ia mendekati Rena yang baru saja turun dari Taxi,sambil cupika cupiki.
"Friska kangen sama Teteh, habis udah lama gak kesini, pelanggan pada nyariin Teteh loh"
"Iya, Teteh juga udah kangen berat sama kalian, kamu gak apa-apa toh, sehat-sehat aja kan?" tanya Rena.
"Gak apa-apa Mbak, paling minggu lalu aja sempat ada insiden, Friska mau dibawa kabur sama cowok ngakunya tajir, eh ternyata dompetnya tebel isinya cuma kertas Bon doang, hehehehe"
"Makaya kamu itu, jaga jarak sama pelanggan, jangan dibawa perasaan, harus professional dong"
"Iya Teh, kan teteh sendiri yang selalu ngajarin Friska, ngomong-ngomong ada angin apa kesini Teh?"
"Teteh mau ketemu Mamimu, beliaunya ada?"
"Ada lagi briefing anak baru di mess belakang, Yuk Friska anterin" Ujar Friska sambil geret tangan Rena, menyusuri pintu belakang Club. Rena sudah hafal sama tata letak Club ini, walaupun dia gak terikat kontrak sama Mami, Rena sudah sering ke Club ini sekedar bantuin Mami kalo kekurangan stok cewek.
"Rena....kemana aja loe, tiba-tiba ngilang, " ujar Mami yang lagi duduk di sofa sambil ngitungin duit di Mess itu, mungkin ada belasan cewek-cewek dibawah umur, semuanya di mata Rena adalah cewek baru.
"Wah...Rena, Rena, kamu itu ya, ngilang, padahal Mami itu butuh bantuan kamu, liat sendiri Mami kehabisan Stok"
"Sorry Mi, Rena akhir-akhir ini sibuk, biasa ada proyekan lain" ujar Rena sambil nyalain Rokok dan duduk disamping Mami.
"Hahaha....kamu itu pasti laris ya, gak salah emang jadi primadona, coba aja kamu mau ikut manajemen Mami"
"Mami kan tau sendiri Rena gak bisa ikut orang"
"Ngomomg-mgomong ada angin apa nih loe dateng ke sini? butuh duit? "
Rena ngangguk-ngangguk kecil.
" butuh berapa sich?"
"5 juta Mi"
"Buat adikmu ya? ada apa lagi?"
"Rudi sekarang udah tambah besar, udah nginjak remaja, kebutuhannya tambah banyak Mi, belum lagi obatnya" ujar Rena kepada Mami, mungkin cuma Mami yang tahu tentang Rudi, itupun terpaksa Rena cerita, mengingat Mami orangnya gak mau ngutangin orang kalo orang itu gak mau nyeritain masalahnya.
Selain Mami Rena gak mau cerita sama orang lain.
"Sorry Ren, Mami juga gak bisa ngutangin kamu, liat aja pelanggan lagi pada sepi kalo bulan tua"
"Gitu ya Mi?" Ujar Rena tampak sedih
"Tapi kamu jangan bingung dulu, gimana kalo malem ini kamu disini aja bantuin Mami nyari pelanggan, nanti keuntungannya Mami share setengahnya buat kamu, jadi kamu gak harus ngutang sama Mami, anggep aja bales budi Mami ke kamu yang udah nolongin Mami bulan-bulan lalu"
"Beneran Mi?" Rena sudah mulai seneng lagi.
"Iya....Cantik, sana dandanan dulu terus langsung aja on action 10 menit lagi"
"Makasih Mi" ujar Rena sambil meluk Mami.
* * *
Rena sudah tampil cantik dan memikat, wangi parfumnya menggelitik hidung lelaki hidung belang di club malam itu. Semaunya terpesona melihat kecantikan Rena.Tubuhnya sintal, lekuknya udah seperti guitar spanyolnya antonio banderas di film desperado, belum lagi bajunya yang minim sana-sini menciptkan visualisasi menggiurkan pada mata yang memandangnya.
Rena behasil tampil cuek namun tetap sensual di club malam itu. Itulah strategi yang dilakukannya untuk menarik minat, ditatapnya beberapa mata dari kejauhan yang gak berkedip melihatnya. Dan ia tahu pasti, tatapan seperti itu berujung dengan tawar menawar harga untuk tubuh Rena.
"Ren, kamu masuk ke ruangan bilik aja ada yang mau nawar tuh" ujar Mami kepada Rena, sambil nunjuk Om-om perlente yang pasang tampang mesum sembari menciptakan gerakan-gerakan aneh yang maksudnya ' Kamu sama aku malam ini'
"Oke Mi" ujar Rena singkat, meletakan minumannya di meja dan berlalu ke ruangan transaksi berupa bilik-bilik.
Rena mengeluarkan cermin dari tas tangannya, ia memeriksa makeup, mungkin masih ada yang belum sempurna, ia harus tetap tampil cantik agar pelanggan gak kecewa sama harga tawaran yang bakal diajuin Rena.
Makeupnya sudah sempurna tanpa cacat, Rena pun menyalakan rokoknya yang kesekian. Sambil menunggu Om yang jadi bakal calon penunggangnya nanti malem di kamar hotel.
Ada langkah kecil mendekat yang tertangkap dari luar bilik, Rena sudah pasang posisi sensual yang ia bisa lakukan. Pintu terbuka dan munculah sosok itu de depan Rena.
"Ren...ayo keluar dari sini"
"Yusa!!ngapain kamu disini" Rena kaget, ia membayangkan bakal ada Om kepala botak bertampang mesum yang bakal ada di hadapannya, namun nyatanya....
"Udah, gak usah pakek nanya-nanya, cepetan ikut aku sekarang" Yusa menarik tangan Rena dengan cepat. Tangan Yusa kuat juga menggenggamnya sampai-sampai Rena gak kuasa memberontak.
Mami yang ngelihat ada gejala gak beres di depan matanya langsung nyamperin mereka berdua.
"Eh...eh mas, jangan seenaknya, cewek yang satu ini sudah di booking orang cari yang lain dong" ujar Mami sewot
"Berapa biasanya kamu dibayar?" Yusa bertanya datar ke arah Rena, sambil mengeluarkan dompetnya.
"B-bentar Yus,bukan kayak gitu caranya" ujar Rena bingung dan malu.
"Bu, Laki-laki yang open harga ke Rena, dia berani buka harga berapa?" Mami juga jadi ikut bingung ditanyain seperti itu oleh Yusa
"Ditanyain kok....saya juga punya hak pelanggan disini "
"Anu...mas 3 juta" ujar Mami lugas.
"Ya udah saya bayar 5 juta tapi Rena ikut saya, gimana?"
"T-tapi Mas..."
Yusa ngeluarin segepok duit dan diserahkan ke Mami, Rena yang sedari tadi gak bisa ngomong apa-apa, akhirnya lari meninggalkan Yusa dan Mami.
"Rena...tunggu?!" Yusa mengejar Rena sampai ke kerumunan hingar-bingar club, yang sudah mulai ramai. Secepat itu rena berlari padahal jarak waktunya cuma beberapa detik aja, tapi Yusa memprediksi Rena gak akan jauh-jauh dari sini, susah bagi seorang wanita berhak tinggi untuk berlari secepat itu.
Yusa pun memutuskan berlari keluar sampai ke pelataran parkir dan benar dugaannya, Rena berada di depannya, sedang memungut sepatu yang hak tingginya terlepas.
"Rena...bentar dulu aku mau ngomong, Rena!"
Rena gak menggubris Yusa ia sekarang bertelanjang kaki dan masih berjalan cepat berusaha kabur dari Yusa namun kalah cepat. Yusa sudah megang pundak Rena.
"Kamu gak ada berhentinya ya bikin aku sakit hati!" Rena menepis tangan Yusa dan mulai menangis, air matanya membuat luntur makeup di wajah Rena.
"Ren, aku nyariin kamu seharian nanya sana-sini, aku mau ketemu kamu"
" Udah kan, kamu udah ketemu aku, sekarang kamu pergi aja, biarin aku kerja lagi!"
"Gak gitu Ren, aku gak mau kamu kerja kayak gini lagi"
"Maksudmu apaan! dulu kamu cuek aja, sama pekerjaanku, katamu itu privasiku, sekarang maksudmu apa ngomong kayak gini, gak puas ya kamu nyakitin aku?"
"Aku minta maaf sama kelakuanku, beneran aku minta maaf, sudah egois" ujar Yusa
" Oooh...Jadi kamu niat ketemu aku, terus ngasih uang 5 juta tadi cuma sebagai permintaan maaf, asal tau aja ya, aku udah maafin kamu Yus dari dulu malahan, tapi kalo nyuruh aku berhenti sama pekerjaan ini, kayaknya gak bakal!"
"Bisa gak kita ngomong enak-enakan, gak di tempat ini, malu sama orang"
"Hah! manusia robot kayak kamu punya malu, sejak kapan Yus"
"Aku kesini bukan sebagai manusia robot, aku kesini sebagai Yusa yang mau minta maaf sama seorang Rena, please Ren, aku janji cuma ngomong bentar aja sama kamu, setelah itu aku gak bakal ganggu kamu lagi, kamu boleh jadi apapun yang kamu mau, gimana?"
Rena pun luluh juga, selain itu dia capek juga debat campur nangis saat itu. Akhirnya ia ngangguk-ngangguk pasrah.
"Ya udah, aku anter kamu pulang, kita pakek motorku aja, tapi kamu ganti baju dulu, gak enak liat kamu pakek kayak ginian" Ujar Yusa sambil memegan tangan Rena membawanya pergi dari tempat itu.
(BERSAMBUNG)
Bukannya kehidupan itu cuma sebuah algoritma bagi Yusa ? hanya ada pola-pola teratur dalam ketidakteraturannya, hanya ada jawaban Ya dan Tidak tanpa ada warna abu-abu ditengahnya.
Bukankah Kehidupan setiap manusia bergerak dalam jalurnya sendiri-sendiri, pasti ada kalanya, kehidupan itu harus berbenturan dengan kehidupan yang lain, di ruang dunia yang sempit ini.
Hidup gak akan jauh dari benturan konflik, Yusa sadar akan itu, maka Yusa lah orang yang biasanya bisa menghindari tabrakan itu pada awalnya, namun sekarang ia seakan-akan tak bisa menghindari sebuah tabrakan kecil dalam dirinya.
Tabrakan itu mungkin yang dinamakan cinta, Cinta yang mungkin gak ada dalam kamus Yusa, yang sudah menjadi sebuah Virus kecil dalam ruang kepalanya saat ini, dan sekarang Virus itupun menjalar kemana-keman bahkan sampai menjangkit perasaanya dan Di moment ini Yusa akhirnya kalah,.Ia tidak punya anti virus ampuh untuk ini.
Kenapa hanya Rena yang ada dipikirannya saat ini?, bukannya ia sekarang harusnya sudah bisa tersenum melihat Mama balik lagi di rumah ini.Namun nyatanya ada sesuatu yang kurang dan terlewatkan dan semua ini pasti gara-gara Rena.
* * *
Kupu-kupu malam
Malam itu kota Surabaya memperlihatkan sisi gelapnya seperti biasa, club-club malam mulai menampakkan batang hidungnya, tak bisa dipungkiri lagi, seakan-akan nafsu sudah menjadi nafas di kota itu.
Friska salah satu wanita malam di Club itu sedang asik menghisap rokoknya, akhir-akhir ini langganan lagi sepi, mungkin lagi bulan tua, atau mungkin moral laki-laki zaman sekarang sudah pada bener.
Friska gak paham itu, namun yang jelas Maminya sudah nyuruh Friska standby lebih awal, di club,menurut Mami karena bulan ini lagi sepi pelanggan, Friska harus jemput bola lebih awal. Friska benerin lipstik di bibirnya yang sensual, ia juga harus tampil cantik, dan selalu tersenyum kepada pelanggan, gimana-gimana kepuasan pelanggan adalah tanggung jawabnya.
Sedang asik-asik benerin dandanannya, Tiba-tiba ada mobil Taxi yang berhenti di depan Friska. Pintu terbuka dan tampak sosok cantik yang Friska kenal.
"Teteh Rena....!" teriak Friska antusias, ia mendekati Rena yang baru saja turun dari Taxi,sambil cupika cupiki.
"Friska kangen sama Teteh, habis udah lama gak kesini, pelanggan pada nyariin Teteh loh"
"Iya, Teteh juga udah kangen berat sama kalian, kamu gak apa-apa toh, sehat-sehat aja kan?" tanya Rena.
"Gak apa-apa Mbak, paling minggu lalu aja sempat ada insiden, Friska mau dibawa kabur sama cowok ngakunya tajir, eh ternyata dompetnya tebel isinya cuma kertas Bon doang, hehehehe"
"Makaya kamu itu, jaga jarak sama pelanggan, jangan dibawa perasaan, harus professional dong"
"Iya Teh, kan teteh sendiri yang selalu ngajarin Friska, ngomong-ngomong ada angin apa kesini Teh?"
"Teteh mau ketemu Mamimu, beliaunya ada?"
"Ada lagi briefing anak baru di mess belakang, Yuk Friska anterin" Ujar Friska sambil geret tangan Rena, menyusuri pintu belakang Club. Rena sudah hafal sama tata letak Club ini, walaupun dia gak terikat kontrak sama Mami, Rena sudah sering ke Club ini sekedar bantuin Mami kalo kekurangan stok cewek.
"Rena....kemana aja loe, tiba-tiba ngilang, " ujar Mami yang lagi duduk di sofa sambil ngitungin duit di Mess itu, mungkin ada belasan cewek-cewek dibawah umur, semuanya di mata Rena adalah cewek baru.
"Wah...Rena, Rena, kamu itu ya, ngilang, padahal Mami itu butuh bantuan kamu, liat sendiri Mami kehabisan Stok"
"Sorry Mi, Rena akhir-akhir ini sibuk, biasa ada proyekan lain" ujar Rena sambil nyalain Rokok dan duduk disamping Mami.
"Hahaha....kamu itu pasti laris ya, gak salah emang jadi primadona, coba aja kamu mau ikut manajemen Mami"
"Mami kan tau sendiri Rena gak bisa ikut orang"
"Ngomomg-mgomong ada angin apa nih loe dateng ke sini? butuh duit? "
Rena ngangguk-ngangguk kecil.
" butuh berapa sich?"
"5 juta Mi"
"Buat adikmu ya? ada apa lagi?"
"Rudi sekarang udah tambah besar, udah nginjak remaja, kebutuhannya tambah banyak Mi, belum lagi obatnya" ujar Rena kepada Mami, mungkin cuma Mami yang tahu tentang Rudi, itupun terpaksa Rena cerita, mengingat Mami orangnya gak mau ngutangin orang kalo orang itu gak mau nyeritain masalahnya.
Selain Mami Rena gak mau cerita sama orang lain.
"Sorry Ren, Mami juga gak bisa ngutangin kamu, liat aja pelanggan lagi pada sepi kalo bulan tua"
"Gitu ya Mi?" Ujar Rena tampak sedih
"Tapi kamu jangan bingung dulu, gimana kalo malem ini kamu disini aja bantuin Mami nyari pelanggan, nanti keuntungannya Mami share setengahnya buat kamu, jadi kamu gak harus ngutang sama Mami, anggep aja bales budi Mami ke kamu yang udah nolongin Mami bulan-bulan lalu"
"Beneran Mi?" Rena sudah mulai seneng lagi.
"Iya....Cantik, sana dandanan dulu terus langsung aja on action 10 menit lagi"
"Makasih Mi" ujar Rena sambil meluk Mami.
* * *
Rena sudah tampil cantik dan memikat, wangi parfumnya menggelitik hidung lelaki hidung belang di club malam itu. Semaunya terpesona melihat kecantikan Rena.Tubuhnya sintal, lekuknya udah seperti guitar spanyolnya antonio banderas di film desperado, belum lagi bajunya yang minim sana-sini menciptkan visualisasi menggiurkan pada mata yang memandangnya.
Rena behasil tampil cuek namun tetap sensual di club malam itu. Itulah strategi yang dilakukannya untuk menarik minat, ditatapnya beberapa mata dari kejauhan yang gak berkedip melihatnya. Dan ia tahu pasti, tatapan seperti itu berujung dengan tawar menawar harga untuk tubuh Rena.
"Ren, kamu masuk ke ruangan bilik aja ada yang mau nawar tuh" ujar Mami kepada Rena, sambil nunjuk Om-om perlente yang pasang tampang mesum sembari menciptakan gerakan-gerakan aneh yang maksudnya ' Kamu sama aku malam ini'
"Oke Mi" ujar Rena singkat, meletakan minumannya di meja dan berlalu ke ruangan transaksi berupa bilik-bilik.
Rena mengeluarkan cermin dari tas tangannya, ia memeriksa makeup, mungkin masih ada yang belum sempurna, ia harus tetap tampil cantik agar pelanggan gak kecewa sama harga tawaran yang bakal diajuin Rena.
Makeupnya sudah sempurna tanpa cacat, Rena pun menyalakan rokoknya yang kesekian. Sambil menunggu Om yang jadi bakal calon penunggangnya nanti malem di kamar hotel.
Ada langkah kecil mendekat yang tertangkap dari luar bilik, Rena sudah pasang posisi sensual yang ia bisa lakukan. Pintu terbuka dan munculah sosok itu de depan Rena.
"Ren...ayo keluar dari sini"
"Yusa!!ngapain kamu disini" Rena kaget, ia membayangkan bakal ada Om kepala botak bertampang mesum yang bakal ada di hadapannya, namun nyatanya....
"Udah, gak usah pakek nanya-nanya, cepetan ikut aku sekarang" Yusa menarik tangan Rena dengan cepat. Tangan Yusa kuat juga menggenggamnya sampai-sampai Rena gak kuasa memberontak.
Mami yang ngelihat ada gejala gak beres di depan matanya langsung nyamperin mereka berdua.
"Eh...eh mas, jangan seenaknya, cewek yang satu ini sudah di booking orang cari yang lain dong" ujar Mami sewot
"Berapa biasanya kamu dibayar?" Yusa bertanya datar ke arah Rena, sambil mengeluarkan dompetnya.
"B-bentar Yus,bukan kayak gitu caranya" ujar Rena bingung dan malu.
"Bu, Laki-laki yang open harga ke Rena, dia berani buka harga berapa?" Mami juga jadi ikut bingung ditanyain seperti itu oleh Yusa
"Ditanyain kok....saya juga punya hak pelanggan disini "
"Anu...mas 3 juta" ujar Mami lugas.
"Ya udah saya bayar 5 juta tapi Rena ikut saya, gimana?"
"T-tapi Mas..."
Yusa ngeluarin segepok duit dan diserahkan ke Mami, Rena yang sedari tadi gak bisa ngomong apa-apa, akhirnya lari meninggalkan Yusa dan Mami.
"Rena...tunggu?!" Yusa mengejar Rena sampai ke kerumunan hingar-bingar club, yang sudah mulai ramai. Secepat itu rena berlari padahal jarak waktunya cuma beberapa detik aja, tapi Yusa memprediksi Rena gak akan jauh-jauh dari sini, susah bagi seorang wanita berhak tinggi untuk berlari secepat itu.
Yusa pun memutuskan berlari keluar sampai ke pelataran parkir dan benar dugaannya, Rena berada di depannya, sedang memungut sepatu yang hak tingginya terlepas.
"Rena...bentar dulu aku mau ngomong, Rena!"
Rena gak menggubris Yusa ia sekarang bertelanjang kaki dan masih berjalan cepat berusaha kabur dari Yusa namun kalah cepat. Yusa sudah megang pundak Rena.
"Kamu gak ada berhentinya ya bikin aku sakit hati!" Rena menepis tangan Yusa dan mulai menangis, air matanya membuat luntur makeup di wajah Rena.
"Ren, aku nyariin kamu seharian nanya sana-sini, aku mau ketemu kamu"
" Udah kan, kamu udah ketemu aku, sekarang kamu pergi aja, biarin aku kerja lagi!"
"Gak gitu Ren, aku gak mau kamu kerja kayak gini lagi"
"Maksudmu apaan! dulu kamu cuek aja, sama pekerjaanku, katamu itu privasiku, sekarang maksudmu apa ngomong kayak gini, gak puas ya kamu nyakitin aku?"
"Aku minta maaf sama kelakuanku, beneran aku minta maaf, sudah egois" ujar Yusa
" Oooh...Jadi kamu niat ketemu aku, terus ngasih uang 5 juta tadi cuma sebagai permintaan maaf, asal tau aja ya, aku udah maafin kamu Yus dari dulu malahan, tapi kalo nyuruh aku berhenti sama pekerjaan ini, kayaknya gak bakal!"
"Bisa gak kita ngomong enak-enakan, gak di tempat ini, malu sama orang"
"Hah! manusia robot kayak kamu punya malu, sejak kapan Yus"
"Aku kesini bukan sebagai manusia robot, aku kesini sebagai Yusa yang mau minta maaf sama seorang Rena, please Ren, aku janji cuma ngomong bentar aja sama kamu, setelah itu aku gak bakal ganggu kamu lagi, kamu boleh jadi apapun yang kamu mau, gimana?"
Rena pun luluh juga, selain itu dia capek juga debat campur nangis saat itu. Akhirnya ia ngangguk-ngangguk pasrah.
"Ya udah, aku anter kamu pulang, kita pakek motorku aja, tapi kamu ganti baju dulu, gak enak liat kamu pakek kayak ginian" Ujar Yusa sambil memegan tangan Rena membawanya pergi dari tempat itu.
(BERSAMBUNG)
Diubah oleh audrianramanta 12-03-2013 20:20
jenggalasunyi dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Kutip
Balas