- Beranda
- The Lounge
[Real Story] Kasihan ayahku, dengan anak-anaknya dan warisan keluarga
...
TS
01092011
[Real Story] Kasihan ayahku, dengan anak-anaknya dan warisan keluarga
Pagi kaskuser semuanya,
Mungkin udah banyak yang buat trit dengan embel" tagline 'Real Story'. Bukan bermaksud untuk latah, tapi ane sendiri udah mikirin dari tahun lalu untuk share cerita ini.
Mungkin udah banyak yang buat trit dengan embel" tagline 'Real Story'. Bukan bermaksud untuk latah, tapi ane sendiri udah mikirin dari tahun lalu untuk share cerita ini.
Quote:
Monggo untuk yang mau baca, Monggo juga yang kurang berkenan. Kiranya ada nilai hikmah dari kisah hidup ini
Spoiler for ayahku:
Quote:
Tepat 80 tahun yang lalu, ayahku dilahirkan ke dunia dimana dalam kondisi hidup di perkampungan nan jauh di Sumatra Utara. Sosok yang tegas, watak keras dan suara nya yang lantang menjadi ciri khasnya.
Ayahku sempat merasakan hidup dijaman penjajahan Belanda dulu. Tidak heran, dia bisa menguasai sedikit bahasa tersebut. Ayahku sosok yang pekerja keras, sampai akhirnya dia menikah dengan alm.Ibu tiriku. Mengapa ibu tiri? Semua akan ane ceritakan berurutan.
Dari pernikahannya dengan alm.Ibu tiriku, ayah mempunyai 7 orang anak, 4 perempuan dan 3 laki-laki.
usaha yang dibangun ayahku dulu masih terbilang jarang, sehingga pada jaman itu usaha ayahku tergolong sukses. Setelah menetap puluhan tahun di Sumatra, ayahku pindah ke Jawa, tepatnya Bandung. Sebelum itu menetap beberapa tahun di Palembang.
Anak-anaknya dibesarkan dalam hidup berkecukupan, tergolong mewah pada zaman itu.
Cukup lama tinggal di Bandung, ayah memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Ayah membeli rumah yang cukup besar di daerah timur jakarta. Selang beberapa tahun, kemudian ayah membeli lagi sebuah rumah persis didepan rumah kami, bangunan yang cukup luas dan panjang. Memang rumah tersebut milik artis yang cukup populer di jaman itu, mungkin sekarang umurnya sudah tua.
Usaha yang dibangun ayah masih terus berjalan dan anak-anaknya pun membantu ayahku. Bagian depan rumah kami, dijadikan ruang kantor.
Gaji ayahku terbilang besar yaitu Rp 1.000.000,00 di jaman itu. Merangkap sebagai bos, pergi pagi dan pulang sore.
Ayahku tipe orang yang suka bekerja dan bertanggungjawab terhadap keluarganya.
Usaha yang dijalankan ayah yaitu menyewakan truk-truk besar untuk mengangkut ban-ban besar. di kala itu ayah memiliki 20 truk dan tiap hari ia rutin mengecek pengiriman barang yang masuk dan siap diantarkan dengan estimasi jarak tempuh luar jawa.
Ayahku sempat merasakan hidup dijaman penjajahan Belanda dulu. Tidak heran, dia bisa menguasai sedikit bahasa tersebut. Ayahku sosok yang pekerja keras, sampai akhirnya dia menikah dengan alm.Ibu tiriku. Mengapa ibu tiri? Semua akan ane ceritakan berurutan.
Dari pernikahannya dengan alm.Ibu tiriku, ayah mempunyai 7 orang anak, 4 perempuan dan 3 laki-laki.
usaha yang dibangun ayahku dulu masih terbilang jarang, sehingga pada jaman itu usaha ayahku tergolong sukses. Setelah menetap puluhan tahun di Sumatra, ayahku pindah ke Jawa, tepatnya Bandung. Sebelum itu menetap beberapa tahun di Palembang.
Anak-anaknya dibesarkan dalam hidup berkecukupan, tergolong mewah pada zaman itu.
Cukup lama tinggal di Bandung, ayah memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Ayah membeli rumah yang cukup besar di daerah timur jakarta. Selang beberapa tahun, kemudian ayah membeli lagi sebuah rumah persis didepan rumah kami, bangunan yang cukup luas dan panjang. Memang rumah tersebut milik artis yang cukup populer di jaman itu, mungkin sekarang umurnya sudah tua.
Usaha yang dibangun ayah masih terus berjalan dan anak-anaknya pun membantu ayahku. Bagian depan rumah kami, dijadikan ruang kantor.
Gaji ayahku terbilang besar yaitu Rp 1.000.000,00 di jaman itu. Merangkap sebagai bos, pergi pagi dan pulang sore.
Ayahku tipe orang yang suka bekerja dan bertanggungjawab terhadap keluarganya.
Usaha yang dijalankan ayah yaitu menyewakan truk-truk besar untuk mengangkut ban-ban besar. di kala itu ayah memiliki 20 truk dan tiap hari ia rutin mengecek pengiriman barang yang masuk dan siap diantarkan dengan estimasi jarak tempuh luar jawa.
Quote:
Diubah oleh 01092011 07-03-2013 10:39
0
2.2K
Kutip
12
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•103.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
01092011
#9
Spoiler for warisan=musibah:
Quote:
Di dalam suku kami, anak laki-laki tentunya memiliki hak yang lebih dari anak perempuan. Itulah sebabnya, ayah memberi modal berupa rumah yang siap dihuni dengan perabotan lengkap di dalamnya. Setiap bulan bahan makanan di stok secara rutin ke rumah mereka.
Ya, mungkin saja ayahku salah mendidik. Hidup yang serba ada membuat anak-anak menjadi terlena dan malas bekerja. Alm.ibu tiriku buta huruf, ia tidak tau -menau tentang nilai-nilai anaknya pada saat di sekolah. ia hanya tau memasak dan mengurus anak-anaknya, sementara ayah yang sibuk tidak bisa mengontrol mereka satu per satu dimana usaha ayah tengah berkembang pesat.
Anak laki-laki ayah dibelikan mobil satu per satu sedangkan yang perempuan dipekerjakan supir yang siap mengantar jemput.
Mungkin dibenak ane saat diceritakan seperti itu, ada perasaan iri dimana keadaan sekarang ini tidak seperti di masa itu.
Ketika ane masih kecil, selalu aja ada masalah yang datang.
Ketika kakak ane datang dari Banten hendak meminta uang dan ditolak oleh ayah, memang ia meminta sedikit memaksa dan dalam kondisi mabuk. Ia marah dan pergi ke dapur mengambil pisau dan mengarahkan ke muka ayah ane. Jujur ane yang masih TK, saat itu menjadi trauma. Bagaimana ia tega membunuh ayahnya sendiri. Saat itu ane menjadi benci dengan abang ane. Anak kecil memiliki daya ingat yang lama dengan pengalaman buruk dan akan terbawa sampai ia tumbuh besar nanti.
Yang ane sedih lagi, istrinya bukannya mencegah tapi malah menjadi kompor dan terus memanas-manasi suaminya. Sungguh ironis!
tahun berikutnya ada kejadian dimana abang ane (yang lain) meminjam uang ratusan juta serta menggadaikan rumahnya secara diam-diam kepada pihak bank tanpa adanya konfirmasi ke ayah ane. Memang rumah tersebut diberikan untuk dia tapi apakah ia tidak menghargai ayah? Sampai akhirnya semua terkuak dan ia tidak bisa melunasi cicilannya ke bank. Ia beralasan bahwa uang tersebut ia gunakan sebagai modal usaha nya
Ane yakin itu cuma sekedar alasan, dalam kurun waktu 4 bulan uang tersebut sudah habis digunakan tanpa tujuan yang jelas.
Di suatu hari minggu,mereka (suami dan istri) datang ke rumah untuk meminta bantuan ke ayah dan mohon kebijaksanaan.
Yang ane cuma pikir saat itu, kenapa saat sulit mereka datang dan meminta pemecahan masalah sedangkan sewaktu menghambur-hamburkan uang tersebut mereka menutup diri dari keluarga?
Ketika itu, nyokap ane yang akan melunasi cicilan tiap bulannya hingga lunas dengan syarat uang tersebut harus diganti.
Selama beberapa tahun, nyokap ane mencicil dan menyisihkan uangnya supaya rumah itu tidak disita bank.Hingga cicilan itu pun lunas, dan apa balasan mereka? terima kasih pun tidak sama sekali ke nyokap ane.
Mungkin ane rada gimana gitu sama abang ane yang satu ini, karena wataknya yang bener-bener gak masuk di akal.
Ya, mungkin saja ayahku salah mendidik. Hidup yang serba ada membuat anak-anak menjadi terlena dan malas bekerja. Alm.ibu tiriku buta huruf, ia tidak tau -menau tentang nilai-nilai anaknya pada saat di sekolah. ia hanya tau memasak dan mengurus anak-anaknya, sementara ayah yang sibuk tidak bisa mengontrol mereka satu per satu dimana usaha ayah tengah berkembang pesat.
Anak laki-laki ayah dibelikan mobil satu per satu sedangkan yang perempuan dipekerjakan supir yang siap mengantar jemput.
Mungkin dibenak ane saat diceritakan seperti itu, ada perasaan iri dimana keadaan sekarang ini tidak seperti di masa itu.
Ketika ane masih kecil, selalu aja ada masalah yang datang.
Ketika kakak ane datang dari Banten hendak meminta uang dan ditolak oleh ayah, memang ia meminta sedikit memaksa dan dalam kondisi mabuk. Ia marah dan pergi ke dapur mengambil pisau dan mengarahkan ke muka ayah ane. Jujur ane yang masih TK, saat itu menjadi trauma. Bagaimana ia tega membunuh ayahnya sendiri. Saat itu ane menjadi benci dengan abang ane. Anak kecil memiliki daya ingat yang lama dengan pengalaman buruk dan akan terbawa sampai ia tumbuh besar nanti.
Yang ane sedih lagi, istrinya bukannya mencegah tapi malah menjadi kompor dan terus memanas-manasi suaminya. Sungguh ironis!
tahun berikutnya ada kejadian dimana abang ane (yang lain) meminjam uang ratusan juta serta menggadaikan rumahnya secara diam-diam kepada pihak bank tanpa adanya konfirmasi ke ayah ane. Memang rumah tersebut diberikan untuk dia tapi apakah ia tidak menghargai ayah? Sampai akhirnya semua terkuak dan ia tidak bisa melunasi cicilannya ke bank. Ia beralasan bahwa uang tersebut ia gunakan sebagai modal usaha nya

Ane yakin itu cuma sekedar alasan, dalam kurun waktu 4 bulan uang tersebut sudah habis digunakan tanpa tujuan yang jelas.
Di suatu hari minggu,mereka (suami dan istri) datang ke rumah untuk meminta bantuan ke ayah dan mohon kebijaksanaan.
Yang ane cuma pikir saat itu, kenapa saat sulit mereka datang dan meminta pemecahan masalah sedangkan sewaktu menghambur-hamburkan uang tersebut mereka menutup diri dari keluarga?
Ketika itu, nyokap ane yang akan melunasi cicilan tiap bulannya hingga lunas dengan syarat uang tersebut harus diganti.
Selama beberapa tahun, nyokap ane mencicil dan menyisihkan uangnya supaya rumah itu tidak disita bank.Hingga cicilan itu pun lunas, dan apa balasan mereka? terima kasih pun tidak sama sekali ke nyokap ane.
Mungkin ane rada gimana gitu sama abang ane yang satu ini, karena wataknya yang bener-bener gak masuk di akal.
0
Kutip
Balas