- Beranda
- Stories from the Heart
3 KONTRAKAN 1 KOST
...
TS
audrianramanta
3 KONTRAKAN 1 KOST
3 KONTRAKAN 1 KOST
INTRO
Halo agan dan aganwati sekalian...setelah lama jadi silent reader akhirnya aku mutusin juga untuk nyeritain kisah hidupku yang kayak permen nano-nano (itu lho yang manis asem asin rame rasanya
). Sebelum aku nyeritain kisah ini aku mau kenalin diri dulu.Namaku Rian dan ini nama asli ku lho (terus agan harus bilang "wow" gitu?
).Cukup namaku aja yang asli dan nama tokoh-tokoh lain aku samarin ya (Takut kena UU Pencemaran Polusi Udara...eh Pencemaran Nama Baik maksudnya
).
Sekarang umurku 24 tahun dan baru aja masuk kuliah S2 di kota Jogja berhati nyaman
.Sebelumnya aku kuliah S1 Teknik Sipil di Malang.Kota yang dulunya kota bunga dan berubah jadi kota ruko sekarang...hehehehe.
Durasi kisah ini terjadi 6 tahun lalu saat aku masih unyu-unyu bau penyu (halah...
),masih jadi mahasiswa teknik yang penuh suka duka sampai aku jadi seperti ini (Seperti apa ya??
).Semoga aja aku bisa terus Update kisahnya ya...jangan lupa kalo berkenan bisa kasih
udah cukup kok apalagi yang ngasih
Intinya Selamat menikmati Kisah ini...
Index 2
Index 3
INTRO
Spoiler for NEW COVER:
Halo agan dan aganwati sekalian...setelah lama jadi silent reader akhirnya aku mutusin juga untuk nyeritain kisah hidupku yang kayak permen nano-nano (itu lho yang manis asem asin rame rasanya
). Sebelum aku nyeritain kisah ini aku mau kenalin diri dulu.Namaku Rian dan ini nama asli ku lho (terus agan harus bilang "wow" gitu?
).Cukup namaku aja yang asli dan nama tokoh-tokoh lain aku samarin ya (Takut kena UU Pencemaran Polusi Udara...eh Pencemaran Nama Baik maksudnya
).Sekarang umurku 24 tahun dan baru aja masuk kuliah S2 di kota Jogja berhati nyaman
.Sebelumnya aku kuliah S1 Teknik Sipil di Malang.Kota yang dulunya kota bunga dan berubah jadi kota ruko sekarang...hehehehe.Durasi kisah ini terjadi 6 tahun lalu saat aku masih unyu-unyu bau penyu (halah...
),masih jadi mahasiswa teknik yang penuh suka duka sampai aku jadi seperti ini (Seperti apa ya??
).Semoga aja aku bisa terus Update kisahnya ya...jangan lupa kalo berkenan bisa kasih
udah cukup kok apalagi yang ngasih
Intinya Selamat menikmati Kisah ini...

Quote:
Spoiler for PRAKONTRAKAN (Before 2007- 2007):
Spoiler for KONTRAKAN PERTAMA (2007-2008):
Spoiler for KONTRAKAN KEDUA (2008-2009):
Spoiler for KONTRAKAN KETIGA (2009-2011):
Index 2
Index 3
Polling
0 suara
Siapa karakter favorit agan di thread ini?
Diubah oleh audrianramanta 02-10-2013 06:58
bagasdiamara269 dan 29 lainnya memberi reputasi
30
1.3M
3.4K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
audrianramanta
#683
PART 14 Insiden Mendebarkan...
[H-1 Operasi Skak Mat]
"Jadi udah jelas semua ya,jobnya masing-masing" Yusa berkacak pinggang di depan kami berempat,tak ketinggalan pula Rena yang duduk disampingku..
"Terus aku mau nanya satu Bro, uang kami berempat yang 6 juta itu, gimana caranya balikin"
"Uang kalian yang diperas si Jamban? tenang itu bagian ane, bagian ente berempat, ikut Jamban ke Surabaya besok, ke Club Tavern,seperti rencana semula"
"Rena....kamu standby di loungenya ya jam 11 an lah, nanti kamu di contact sama Rian kalo mobil mereka sudah sampai di parkiran" ujar Yusa ke arah Rena.
"Oke...gak usah dibilangin lagi deh Yus" Ujar Rena mantap.
"Terus kamu Yus? kamu dimana posisinya besok" tanyaku ke manusia Robot.
"Ane dimana aja juga bisa" Yusa menjelaskan sedikti membanggakan diri.
"Oke, kalo udah jelas semua, gak ada pertanyaan, berarti rapat dibubarkan,
Deal...?"
"Deal" ujar kami semua di ruangan.
* * *
[Hari 'H' Operasi Skak Mat]
Aku parkirkan mobil sewaan itu di depan rumah Jamban, namun ada yang beda, tak biasanya, pagar rumahnya terbuka dan lebih gak biasa lagi Jamban sudah nungguin, dia sudah rapi, perlente dan gak ketinggalan rambutnya disisir lebih klimis dari biasanya.
"Waduh bro....Jamban tuh, udah nungguin di depan semangat bener" Dota menimpali, agak was-was , takut rencana kami gak berhasil hari ini.
" Tenang, ada Dedi, bisa kan Ded kamu improvisasi dikit" tanyaku ke arah Dedi.
"Sip....beres" ujar Dedi.
"Ya udah kita buka pintu mobil bersikap biasa aja rek" ujarku kepada mereka bertiga.
Kami pun berbarengan membuka pintu mobil yang khusus kami sewa 2 hari untuk operasi Skak Mat ini. Belum ada sedetik kami keluar dari Mobil, Jamban sudah menghampiri kami.
"You. berempat lama sekali, I tunggu setengah jam gak muncul-muncul, nanti kalau telat, I gak kebagian wanita cantik salah You pokoknya!" ujar Jamban galak.
"Sorry pak, tadi balik lagi ke rumah, soalnya ada barang yang ketinggalan" ujarku berbohong, padahal kami bahkan sudah sejam yang lalu sudah berada deket tempatnya jamban, semuanya gara-gara kejadian tak terduga, perubahan rencana, ternyata Pen Cam di kamar Jamban menurutnya habis baterai.
Ternyata seorang seperti Yusa bisa lupa ngecharge full tuh Pen Cam (Dasar kampreeet...) so... kami mau gak mau, harus masuk ke kamarnya Jamban untuk menukar Pen Cam yang lama dengan Pen Cam yang baru, kalo gak sia-sia rencana ngejebak si Jamban.
Masalah lebih beratnya lagi kami gak punya kunci kamar si Jamban
.
"Pak...saya numpang ke kamar mandi, boleh gak pak" tanya Dedi ke Jamban.
"Aduh, You bikin lambat aja"
"Bentar aja pak kebelet banget"
"Saya juga pak, kebelet" Yanu menimpali.
"Ya sudah... masuk aja ke rumah I, I tunggu disini" ujar Jamban nyerah
" bisa pinjem kunci rumahnya pak?, kita gak bisa masuk kalao gak ada kunci...hehehe" jawab Dedi, kentara ketawanya ,maksa banget.
"iya, bentar I bukakan pintu rumah I"
"Eh....biar saya saja yang buka pak, biar cepet, bapak tunggu aja di dalam mobil sama Rian dan Dota" jawab Yanu sambil main samber kunci segepok dari tangan Jamban.
"Oooh...terserah kalian saja gimana enaknya, You ngerti kunci pintu depan rumah I yang mana?soalnya kunci rumah, I campur semua" ujar Jamban tanpa curiga.
"Ngerti pak, Yuk Ded" Yanu mengajak Dedi bergegas masuk ke rumahnya Jamban.
Fiuh....bagian ini untungnya lancar, moga-moga mereka gak ada kendala di dalem sana. Sementara itu Jamban sudah masuk ke mobil bagian belakang sambil duduk nyantai ala bos besar.
Aku dan Dota di depan sudah keringet dingin, gak konsen. Kami bertiga nunggu di dalam mobil kira-kira 5 menit, namun Dedi sama Yanu gak muncul-muncul membuat keringat dingin di punggungku mengalir lebih deras lagi.
"Lama sekali 2 orang itu, You nyalakan lah... lagu di mobil You, biar I gak boring" ujar Jamban terlihat raut mukanya sudah tidak sabar.
"eh,,,,iya pak, bentar, tapi lagunya gak ada yang asik sich pak, maksud saya lagunya pop-pop indo, mungkin bapak gak selera" ujarku.
"Oke, I ambilkan kaset favorit I di kamar dulu, tunggu bentar"
"Jangaaaaaan.....!!" ujar aku dan Dota berteriak serentak menghentikan si Jamban yang tangannya akan membuka pintu mobil.
"Lho? You kok ngelarang I!" ujar Jamban heran bercampur emosi.
"Maksud saya, gak usah pak, nih ternyata kita ada lagu bagus di mobil,
bentar...bentar, ini pak ada lagunya ABBA yang Dancing Queen, bapak seneng kan" ujarku panik tingkat dewa.
"Alright play it!" jawab Jamban, gak jadi keluar dari mobil.
Fiuuuh...hampir aja, batinku, Dedi sama Yanu kok lama ya.......hiks.
[Di dalam Rumah Jamban]
"Ja*ok kunci ne kok akeh, sing endi iki kunci kamar e !
(Ja*ok kuncinya jamban kok banyak sekali yang mana sich kunci kamarnya!) " teriak Yanu putus asa sambil nyobain kunci segepok satu-satu, tapi gak ada yang cocok.
Bayangkan saja, kunci rumah Jamban ada sekitar 12 kunci, mengingat rumahnya Jamban itu besar banget, khas rumah-rumah orang konglomerat.
"Apa, kunci kamarnya Jamban di sendirikan ya sama orangnya, kan biasanya ada orang yang kunci kamar gak digabung sama kunci lain" Ujar Dedi gak kalah panik, sedikit-sedikit kepalanya menoleh ke arah pintu depan, takutnya Jamban tiba-tiba masuk rumah.
"Iya bodoh banget kita gak mikir ke sana, apa gini aja, kamu coba cari kunci kamarnya di dalam rumah ini, biasanya kalau orang rumahku, kunci kamar ditaruh di atas kulkas atau gak digantung di dinding" Yanu mencoba memberikan solusi.
Maka Dedi pun tanpa pikir panjang sudah melesat ke arah dapur belakang di rumah itu, mencoba mencari kunci kamarnya Jamban yang sama sekali ia tak tahu wujudnya. Yanu sementara itu masih mencoba-coba segepok kunci itu, berdoa semoga pintu kamarnya terbuka.Tapi.....anjrit, kuncinya gak ada yang cocok
.....gimana ini?
[Di dalam Mobil]
Kami pura-pura asik ngobrol, sambil nyetel full house music kenceng-kenceng, untungnya Jamban seperti menikmati, kepalanya ngangguk-ngangguk gak jelas mengikuti ritme lagu. Tapi aku sadar, kondisi seperti ini gak akan mungkin bertahan lama, pasti Jamban bakal nanyain keberadaan Dedi dan Yanu, soalnya Jamban keliatan banget sudah horny hari ini. Aku diam-diam SMS ke Hapenya Dedi,
"C*k ndang metu (C*k cepetan keluar)
Tapi SMS ku gak dibales sama Dedi, Yanu pun gak membalasnya, apa mungkin aku juga harus pura-pura masuk ya? tapi aku takutnya Jamban malah tambah curiga, soalnya keliatan banget kami dari tadi seperti mengulur-ngulur waktu.
"Ah....F*ck, masak ke kamar mandi saja lama, sudah I keluar aja"
"Bentar pak, mungkin Dedi kebeletnya totalitas" ujarku mengeluarkan alasan entah yang kesekian saat itu.
"Iya pak, biasanya Dedi, itu agak lama kalo ke kamar mandi, apalagi Yanu pak...aduh jangan ditanya dah" ujar Dota sok mendramatisir alasan
"Saya telpon dulu ya pak anaknya, apa saya aja yang keluar, cuma mastiin aja pak, bapak tunggu disini sama Dota"
"Tidak usah! You diem saja disini" Jamban sudah marah besar dan membuka pintu mobilnya.
Gawaaaaaat!! teriakku dalam hati.
[Di dalam Rumah Jamban]
"Bro sudah tinggalin aja tuh pintu kamar, kesini cepetan!" ujar Dedi dari kejauhan. Yanu pun bergegas menghampiri Dedi.
"Gimana, ketemu gak kuncinya?" ujar Yanu
"Gak ketemu....tapi aku ada ide, kayaknya kita lewat sini aja deh" Dedi menunjuk sebuah jendela yang setengah terbuka dan ternyata jendela itu nyambung ke dalam kamar Jamban
Mungkin dewi fortuna sedang berbaik hati kepada kami hari itu.
Tanpa menyia-nyiakan kesempatan Yanu yang badannya lebih ramping dibandingkan Dedi, mencoba masuk lewat jendela dengan susah payah dan... berhasil!!
"Nu, kamu ternyata ada bakat maling gak bilang-bilang" ujar Dedi kegirangan.
"Mana Pen Cam nya? cepetan!" Yanu berteriak dari dalam kamar Jamban.
"Nih Pen Cam nya, jangan lupa taruh di kumpulan pulpen di meja kerjanya Jamban, jangan salah taruh" Dedi mengeluarkan Pen Cam dari sakunya dan menyerahkannya ke Yanu lewat celah jendela.
"Oke....tapi kok kamarnya gelap ya, mataku gak keliatan, " Ujar Yanu, sambil memircingkan mata mencari tombol saklar di dalam kamar remang-remang itu
Aku dan Dota keluar dari mobil, berlari cepat mengejar pak Jamban yang tinggal sejengkal lagi sudah berada dalam rumahnya. Mungkin ini yang dinamakan takdir, rencana yang kami buat susah payah, harus berakhir tragis secepat ini....ujarku dalam hati. Aku dan Dota pasrah mengikuti Jamban masuk ke dalam rumah....inilah akhir dari segalanya....namun....
"Ah...You lama sekali di kamar mandi, sudah selesai kan?" ujar Jamban jengkel kepada Yanu dan Dedi di depannya, yang pasang tampang polos, sambil pura-pura merapikan celana seperti habis keluar dari kamar mandi.
"Sorry pak, perut saya agak mules tadi, ya udah yuk kita berangkat" ujar Dedi kepada kami di ruangan itu, aku tidak perlu mikir panjang lagi, dari kerlipan mata Yanu dan Dedi saat itu, aku menduga bahwa Pen Cam itu sudah terpasang sempurna di kamar Jamban.
Aku gak perlu menanyakan cara mereka melakukannya. Yang jelas rencana kami sampai detik ini masih terbungkus rapi.
Mobilpun aku pacu cepat,gak lupa pasang lagu full house music keras-keras,sekedar mengurangi pressure dari insiden mendebarkan tadi
Surabaya i'm coming....
(BERSAMBUNG)
[H-1 Operasi Skak Mat]
"Jadi udah jelas semua ya,jobnya masing-masing" Yusa berkacak pinggang di depan kami berempat,tak ketinggalan pula Rena yang duduk disampingku..
"Terus aku mau nanya satu Bro, uang kami berempat yang 6 juta itu, gimana caranya balikin"
"Uang kalian yang diperas si Jamban? tenang itu bagian ane, bagian ente berempat, ikut Jamban ke Surabaya besok, ke Club Tavern,seperti rencana semula"
"Rena....kamu standby di loungenya ya jam 11 an lah, nanti kamu di contact sama Rian kalo mobil mereka sudah sampai di parkiran" ujar Yusa ke arah Rena.
"Oke...gak usah dibilangin lagi deh Yus" Ujar Rena mantap.
"Terus kamu Yus? kamu dimana posisinya besok" tanyaku ke manusia Robot.
"Ane dimana aja juga bisa" Yusa menjelaskan sedikti membanggakan diri.
"Oke, kalo udah jelas semua, gak ada pertanyaan, berarti rapat dibubarkan,
Deal...?"
"Deal" ujar kami semua di ruangan.
* * *
[Hari 'H' Operasi Skak Mat]
Aku parkirkan mobil sewaan itu di depan rumah Jamban, namun ada yang beda, tak biasanya, pagar rumahnya terbuka dan lebih gak biasa lagi Jamban sudah nungguin, dia sudah rapi, perlente dan gak ketinggalan rambutnya disisir lebih klimis dari biasanya.
"Waduh bro....Jamban tuh, udah nungguin di depan semangat bener" Dota menimpali, agak was-was , takut rencana kami gak berhasil hari ini.
" Tenang, ada Dedi, bisa kan Ded kamu improvisasi dikit" tanyaku ke arah Dedi.
"Sip....beres" ujar Dedi.
"Ya udah kita buka pintu mobil bersikap biasa aja rek" ujarku kepada mereka bertiga.
Kami pun berbarengan membuka pintu mobil yang khusus kami sewa 2 hari untuk operasi Skak Mat ini. Belum ada sedetik kami keluar dari Mobil, Jamban sudah menghampiri kami.
"You. berempat lama sekali, I tunggu setengah jam gak muncul-muncul, nanti kalau telat, I gak kebagian wanita cantik salah You pokoknya!" ujar Jamban galak.
"Sorry pak, tadi balik lagi ke rumah, soalnya ada barang yang ketinggalan" ujarku berbohong, padahal kami bahkan sudah sejam yang lalu sudah berada deket tempatnya jamban, semuanya gara-gara kejadian tak terduga, perubahan rencana, ternyata Pen Cam di kamar Jamban menurutnya habis baterai.
Ternyata seorang seperti Yusa bisa lupa ngecharge full tuh Pen Cam (Dasar kampreeet...) so... kami mau gak mau, harus masuk ke kamarnya Jamban untuk menukar Pen Cam yang lama dengan Pen Cam yang baru, kalo gak sia-sia rencana ngejebak si Jamban.
Masalah lebih beratnya lagi kami gak punya kunci kamar si Jamban
."Pak...saya numpang ke kamar mandi, boleh gak pak" tanya Dedi ke Jamban.
"Aduh, You bikin lambat aja"
"Bentar aja pak kebelet banget"
"Saya juga pak, kebelet" Yanu menimpali.
"Ya sudah... masuk aja ke rumah I, I tunggu disini" ujar Jamban nyerah
" bisa pinjem kunci rumahnya pak?, kita gak bisa masuk kalao gak ada kunci...hehehe" jawab Dedi, kentara ketawanya ,maksa banget.
"iya, bentar I bukakan pintu rumah I"
"Eh....biar saya saja yang buka pak, biar cepet, bapak tunggu aja di dalam mobil sama Rian dan Dota" jawab Yanu sambil main samber kunci segepok dari tangan Jamban.
"Oooh...terserah kalian saja gimana enaknya, You ngerti kunci pintu depan rumah I yang mana?soalnya kunci rumah, I campur semua" ujar Jamban tanpa curiga.
"Ngerti pak, Yuk Ded" Yanu mengajak Dedi bergegas masuk ke rumahnya Jamban.
Fiuh....bagian ini untungnya lancar, moga-moga mereka gak ada kendala di dalem sana. Sementara itu Jamban sudah masuk ke mobil bagian belakang sambil duduk nyantai ala bos besar.
Aku dan Dota di depan sudah keringet dingin, gak konsen. Kami bertiga nunggu di dalam mobil kira-kira 5 menit, namun Dedi sama Yanu gak muncul-muncul membuat keringat dingin di punggungku mengalir lebih deras lagi.
"Lama sekali 2 orang itu, You nyalakan lah... lagu di mobil You, biar I gak boring" ujar Jamban terlihat raut mukanya sudah tidak sabar.
"eh,,,,iya pak, bentar, tapi lagunya gak ada yang asik sich pak, maksud saya lagunya pop-pop indo, mungkin bapak gak selera" ujarku.
"Oke, I ambilkan kaset favorit I di kamar dulu, tunggu bentar"
"Jangaaaaaan.....!!" ujar aku dan Dota berteriak serentak menghentikan si Jamban yang tangannya akan membuka pintu mobil.
"Lho? You kok ngelarang I!" ujar Jamban heran bercampur emosi.
"Maksud saya, gak usah pak, nih ternyata kita ada lagu bagus di mobil,
bentar...bentar, ini pak ada lagunya ABBA yang Dancing Queen, bapak seneng kan" ujarku panik tingkat dewa.
"Alright play it!" jawab Jamban, gak jadi keluar dari mobil.
Fiuuuh...hampir aja, batinku, Dedi sama Yanu kok lama ya.......hiks.
* * *
[Di dalam Rumah Jamban]
"Ja*ok kunci ne kok akeh, sing endi iki kunci kamar e !
(Ja*ok kuncinya jamban kok banyak sekali yang mana sich kunci kamarnya!) " teriak Yanu putus asa sambil nyobain kunci segepok satu-satu, tapi gak ada yang cocok.Bayangkan saja, kunci rumah Jamban ada sekitar 12 kunci, mengingat rumahnya Jamban itu besar banget, khas rumah-rumah orang konglomerat.
"Apa, kunci kamarnya Jamban di sendirikan ya sama orangnya, kan biasanya ada orang yang kunci kamar gak digabung sama kunci lain" Ujar Dedi gak kalah panik, sedikit-sedikit kepalanya menoleh ke arah pintu depan, takutnya Jamban tiba-tiba masuk rumah.
"Iya bodoh banget kita gak mikir ke sana, apa gini aja, kamu coba cari kunci kamarnya di dalam rumah ini, biasanya kalau orang rumahku, kunci kamar ditaruh di atas kulkas atau gak digantung di dinding" Yanu mencoba memberikan solusi.
Maka Dedi pun tanpa pikir panjang sudah melesat ke arah dapur belakang di rumah itu, mencoba mencari kunci kamarnya Jamban yang sama sekali ia tak tahu wujudnya. Yanu sementara itu masih mencoba-coba segepok kunci itu, berdoa semoga pintu kamarnya terbuka.Tapi.....anjrit, kuncinya gak ada yang cocok
.....gimana ini?* * *
[Di dalam Mobil]
Kami pura-pura asik ngobrol, sambil nyetel full house music kenceng-kenceng, untungnya Jamban seperti menikmati, kepalanya ngangguk-ngangguk gak jelas mengikuti ritme lagu. Tapi aku sadar, kondisi seperti ini gak akan mungkin bertahan lama, pasti Jamban bakal nanyain keberadaan Dedi dan Yanu, soalnya Jamban keliatan banget sudah horny hari ini. Aku diam-diam SMS ke Hapenya Dedi,
"C*k ndang metu (C*k cepetan keluar)
Tapi SMS ku gak dibales sama Dedi, Yanu pun gak membalasnya, apa mungkin aku juga harus pura-pura masuk ya? tapi aku takutnya Jamban malah tambah curiga, soalnya keliatan banget kami dari tadi seperti mengulur-ngulur waktu.
"Ah....F*ck, masak ke kamar mandi saja lama, sudah I keluar aja"
"Bentar pak, mungkin Dedi kebeletnya totalitas" ujarku mengeluarkan alasan entah yang kesekian saat itu.
"Iya pak, biasanya Dedi, itu agak lama kalo ke kamar mandi, apalagi Yanu pak...aduh jangan ditanya dah" ujar Dota sok mendramatisir alasan
"Saya telpon dulu ya pak anaknya, apa saya aja yang keluar, cuma mastiin aja pak, bapak tunggu disini sama Dota"
"Tidak usah! You diem saja disini" Jamban sudah marah besar dan membuka pintu mobilnya.
Gawaaaaaat!! teriakku dalam hati.
* * *
[Di dalam Rumah Jamban]
"Bro sudah tinggalin aja tuh pintu kamar, kesini cepetan!" ujar Dedi dari kejauhan. Yanu pun bergegas menghampiri Dedi.
"Gimana, ketemu gak kuncinya?" ujar Yanu
"Gak ketemu....tapi aku ada ide, kayaknya kita lewat sini aja deh" Dedi menunjuk sebuah jendela yang setengah terbuka dan ternyata jendela itu nyambung ke dalam kamar Jamban
Mungkin dewi fortuna sedang berbaik hati kepada kami hari itu.
Tanpa menyia-nyiakan kesempatan Yanu yang badannya lebih ramping dibandingkan Dedi, mencoba masuk lewat jendela dengan susah payah dan... berhasil!!
"Nu, kamu ternyata ada bakat maling gak bilang-bilang" ujar Dedi kegirangan.
"Mana Pen Cam nya? cepetan!" Yanu berteriak dari dalam kamar Jamban.
"Nih Pen Cam nya, jangan lupa taruh di kumpulan pulpen di meja kerjanya Jamban, jangan salah taruh" Dedi mengeluarkan Pen Cam dari sakunya dan menyerahkannya ke Yanu lewat celah jendela.
"Oke....tapi kok kamarnya gelap ya, mataku gak keliatan, " Ujar Yanu, sambil memircingkan mata mencari tombol saklar di dalam kamar remang-remang itu
* * *
Aku dan Dota keluar dari mobil, berlari cepat mengejar pak Jamban yang tinggal sejengkal lagi sudah berada dalam rumahnya. Mungkin ini yang dinamakan takdir, rencana yang kami buat susah payah, harus berakhir tragis secepat ini....ujarku dalam hati. Aku dan Dota pasrah mengikuti Jamban masuk ke dalam rumah....inilah akhir dari segalanya....namun....
"Ah...You lama sekali di kamar mandi, sudah selesai kan?" ujar Jamban jengkel kepada Yanu dan Dedi di depannya, yang pasang tampang polos, sambil pura-pura merapikan celana seperti habis keluar dari kamar mandi.
"Sorry pak, perut saya agak mules tadi, ya udah yuk kita berangkat" ujar Dedi kepada kami di ruangan itu, aku tidak perlu mikir panjang lagi, dari kerlipan mata Yanu dan Dedi saat itu, aku menduga bahwa Pen Cam itu sudah terpasang sempurna di kamar Jamban.
Aku gak perlu menanyakan cara mereka melakukannya. Yang jelas rencana kami sampai detik ini masih terbungkus rapi.
Mobilpun aku pacu cepat,gak lupa pasang lagu full house music keras-keras,sekedar mengurangi pressure dari insiden mendebarkan tadi
Surabaya i'm coming....

(BERSAMBUNG)
Diubah oleh audrianramanta 09-03-2013 17:33
jenggalasunyi dan 3 lainnya memberi reputasi
4








