- Beranda
- Stories from the Heart
3 KONTRAKAN 1 KOST
...
TS
audrianramanta
3 KONTRAKAN 1 KOST
3 KONTRAKAN 1 KOST
INTRO
Halo agan dan aganwati sekalian...setelah lama jadi silent reader akhirnya aku mutusin juga untuk nyeritain kisah hidupku yang kayak permen nano-nano (itu lho yang manis asem asin rame rasanya
). Sebelum aku nyeritain kisah ini aku mau kenalin diri dulu.Namaku Rian dan ini nama asli ku lho (terus agan harus bilang "wow" gitu?
).Cukup namaku aja yang asli dan nama tokoh-tokoh lain aku samarin ya (Takut kena UU Pencemaran Polusi Udara...eh Pencemaran Nama Baik maksudnya
).
Sekarang umurku 24 tahun dan baru aja masuk kuliah S2 di kota Jogja berhati nyaman
.Sebelumnya aku kuliah S1 Teknik Sipil di Malang.Kota yang dulunya kota bunga dan berubah jadi kota ruko sekarang...hehehehe.
Durasi kisah ini terjadi 6 tahun lalu saat aku masih unyu-unyu bau penyu (halah...
),masih jadi mahasiswa teknik yang penuh suka duka sampai aku jadi seperti ini (Seperti apa ya??
).Semoga aja aku bisa terus Update kisahnya ya...jangan lupa kalo berkenan bisa kasih
udah cukup kok apalagi yang ngasih
Intinya Selamat menikmati Kisah ini...
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
INDEX (1)
PROLOG :SENANG = SEDIH
[URL="http://www.kaskus.co.id/show_post/510fa9c9ea74b4d57700000d
/5/"]PART 1[/URL]
PART 2
PART 3
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CERITA 1 : PERJALANAN INI MASIH PANJANG
CERITA 2 : LOG VS ANTILOG
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART SPECIAL
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CERITA 3 A TRIANGULAR LOVE
PART 1 Kita Harus Ngontrak !
PART 2 Dua Sisi Mata Uang
PART 3 Tante Vina
PART 4 Alter Ego
PART 5 Everything Has a Price to Pay
PART 6 Masalah,masalah dan masalah
PART 7 You Must be Strong
PART 8 The King of Dugem
PART 9 Sometimes Life Like Telenovela
PART 10 A Triangular Love ??
MLM (Multi Level Masalah)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CERITA 4 BOYS DON'T CRY
PART 1 Lebih Rendah dari Jomblo
PART 2 Aku Udah Siap...
PART 3 I Don't Wanna Hear Your Answer
PART 4 Tentang Sari dan Aku
PART 5 You are Different
PART 6 Kalung Berinisial "T"
PART 7 Close to You
PART 8 Someone with Something
PART 9 Huruf "T" Untukmu
PART 10 You Always Make Me amazed
PART 11 Boys Don't Cry
CERITA 7 Satu Molekul Cinta
PART 1 New House
PART 2 Kerajaan Kampus
PART 3 Pak Jamban...
PART 4 Algoritma Canggih
PART 5 Observation
PART 6 Algorithm Diffusion
PART 7 Infection
PART 8 SKAK MAT
PART 9 Celah Kecil Algoritma
PART 10 Renungan di Ruang Tengah
PART 11 Cinta Tanpa Syarat
Serpihan 1 - Serpihan 2 - Serpihan 3 - Serpihan 4- Serpihan 5- Serpihan 6 - Serpihan 7
PART 12 Impian
PART 13 Ambivalence
PART 14 Insiden Mendebarkan
Index 2
Index 3
INTRO
Spoiler for NEW COVER:
Halo agan dan aganwati sekalian...setelah lama jadi silent reader akhirnya aku mutusin juga untuk nyeritain kisah hidupku yang kayak permen nano-nano (itu lho yang manis asem asin rame rasanya
). Sebelum aku nyeritain kisah ini aku mau kenalin diri dulu.Namaku Rian dan ini nama asli ku lho (terus agan harus bilang "wow" gitu?
).Cukup namaku aja yang asli dan nama tokoh-tokoh lain aku samarin ya (Takut kena UU Pencemaran Polusi Udara...eh Pencemaran Nama Baik maksudnya
).Sekarang umurku 24 tahun dan baru aja masuk kuliah S2 di kota Jogja berhati nyaman
.Sebelumnya aku kuliah S1 Teknik Sipil di Malang.Kota yang dulunya kota bunga dan berubah jadi kota ruko sekarang...hehehehe.Durasi kisah ini terjadi 6 tahun lalu saat aku masih unyu-unyu bau penyu (halah...
),masih jadi mahasiswa teknik yang penuh suka duka sampai aku jadi seperti ini (Seperti apa ya??
).Semoga aja aku bisa terus Update kisahnya ya...jangan lupa kalo berkenan bisa kasih
udah cukup kok apalagi yang ngasih
Intinya Selamat menikmati Kisah ini...

Quote:
Spoiler for PRAKONTRAKAN (Before 2007- 2007):
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
INDEX (1)
PROLOG :SENANG = SEDIH
[URL="http://www.kaskus.co.id/show_post/510fa9c9ea74b4d57700000d
/5/"]PART 1[/URL]
PART 2
PART 3
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CERITA 1 : PERJALANAN INI MASIH PANJANG
CERITA 2 : LOG VS ANTILOG
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART SPECIAL
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Spoiler for KONTRAKAN PERTAMA (2007-2008):
CERITA 3 A TRIANGULAR LOVE
PART 1 Kita Harus Ngontrak !

PART 2 Dua Sisi Mata Uang

PART 3 Tante Vina

PART 4 Alter Ego

PART 5 Everything Has a Price to Pay

PART 6 Masalah,masalah dan masalah

PART 7 You Must be Strong

PART 8 The King of Dugem

PART 9 Sometimes Life Like Telenovela
PART 10 A Triangular Love ??

MLM (Multi Level Masalah)

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CERITA 4 BOYS DON'T CRY
PART 1 Lebih Rendah dari Jomblo
PART 2 Aku Udah Siap...
PART 3 I Don't Wanna Hear Your Answer
PART 4 Tentang Sari dan Aku
PART 5 You are Different
PART 6 Kalung Berinisial "T"
PART 7 Close to You
PART 8 Someone with Something
PART 9 Huruf "T" Untukmu
PART 10 You Always Make Me amazed
PART 11 Boys Don't Cry
Spoiler for KONTRAKAN KEDUA (2008-2009):
CERITA 5 Good Luck Boy
PART 1 Every Little Thing Gonna be Alright !
PART 2 Dota Bisa Jatuh Cinta
PART 3 Lampu Hijau Buat Dota
PART 4 First Date Dota
PART 5 Good Luck Boy
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CERITA 6 Love Loves to Love Love
PART 1 What Happen with Vania?
PART 2 Where are You?
PART 3 Please Bring Him to Me ]
PART 4 Misteri Terungkap
PART 5 Kenyataan...
PART 6 Love Loves to Love Love
Aku Belajar Darinya [Intermezzo]
PART 7 Tyo Bergejolak
PART 8 Surat Untuk Tyo
PART 9 Good Night and Sleep Tight
PART 1 Every Little Thing Gonna be Alright !
PART 2 Dota Bisa Jatuh Cinta
PART 3 Lampu Hijau Buat Dota
PART 4 First Date Dota
PART 5 Good Luck Boy
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
CERITA 6 Love Loves to Love Love
PART 1 What Happen with Vania?
PART 2 Where are You?
PART 3 Please Bring Him to Me ]
PART 4 Misteri Terungkap
PART 5 Kenyataan...
PART 6 Love Loves to Love Love
Aku Belajar Darinya [Intermezzo]
PART 7 Tyo Bergejolak
PART 8 Surat Untuk Tyo
PART 9 Good Night and Sleep Tight
Spoiler for KONTRAKAN KETIGA (2009-2011):
CERITA 7 Satu Molekul Cinta
PART 1 New House
PART 2 Kerajaan Kampus
PART 3 Pak Jamban...
PART 4 Algoritma Canggih
PART 5 Observation
PART 6 Algorithm Diffusion
PART 7 Infection
PART 8 SKAK MAT
PART 9 Celah Kecil Algoritma
PART 10 Renungan di Ruang Tengah
PART 11 Cinta Tanpa Syarat
Serpihan 1 - Serpihan 2 - Serpihan 3 - Serpihan 4- Serpihan 5- Serpihan 6 - Serpihan 7
PART 12 Impian
PART 13 Ambivalence
PART 14 Insiden Mendebarkan
Index 2
Index 3
Polling
0 suara
Siapa karakter favorit agan di thread ini?
Diubah oleh audrianramanta 02-10-2013 06:58
bagasdiamara269 dan 29 lainnya memberi reputasi
30
1.3M
Kutip
3.4K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
audrianramanta
#659
Quote:
--Serpihan 7--
[Vania Kadang Bermisteri]
Perjalanan hidup itu seperti sebuah cerita misteri, hari ini kamu gak bakal tau apa yang terjadi nantinya. Vania mengalami perjalanan misteri itu, dia belajar banyak dari segala kejadian yang dialaminya. Suatu hari aku menelpon Vania, rasanya udah lama banget gak denger suara adikku itu.
Aku: Vani, sombong ya, gak pernah main ke kostnya Mbak
Vania: Mbak....sorry lagi sibuk banget.
Aku: Sekarang gak sibuk kan? aku main ke kontrakanmu ya?
Vania: Jangan Mbak, lagi ngadain operasi khusus disini, panjang lah ceritanya, ada penghuni baru di tempatku, namanya Sari ada hubungannya sich sama cowok yang aku pernah bilang Rian.
Aku:Eh siapa lagi itu?
"Vania: makanya itu ceritanya panjang lah, nanti aja kalo sempet aku cerita, bye...mbak
Telpon ditutup, Siapa lagi Sari..siapa lagi Rian.. aku cuma mengangkat bahu dan melanjutkan perjalananku ke kampus.
________________________________________________________________
Hari-hari normal yang aku jalani, sempat digegerkan oleh satu kejadian penting, saat itu Vania udah nangkring di kamarku sambil nangis-nangis.
"Apa lagi sich Van, mbok dateng ke Kostku salam kek" ujarku sambil membelai rambut Vania.
"Mbak..aku kayaknya kacau banget akhir-akhir ini, aku malah udah ngehancurin hubungan orang lain"
"Siapa? Rian sama Sari itu?"
"Iya Mbak"
Maka Vania pun bercerita panjang lebar bagaimana dia bertemu dengan Rian,bagaimana mereka kerja sama untuk memisahkan hubungan mamanya sama seorang cowok bernama Tyo, bagaimana Vania sempat ricuh di sebuah bar dan bagaimana juga permasalahan ini berakhir di sebuah kasur ketika Rian dan Vania kepergok Sari sedang tidur berdua.
"Kamu itu aneh-aneh aja, apa mbak harus turun tangan"
"Gak usah, mbak kan gak ada hubungannya sama masalah ini, biar aku aja yang nyelesaiin"
"Ya udah saran mbak jangan hari ini, besok pagi aja kamu ke tempatny si Rian itu"
"Rian gak mau ketemu sama aku kayaknya"
"Kan belum dicoba, atau kamu ke tempatnya Sari aja minta maaf sama anaknya, emang sich pasti bakal gak enak jadinya, tapi kalo mau nyelesaikan masalah harus berani tanggung jawab, lagian juga Si Rian ini tetep aja salah, intinya kalian bertiga harus nyelesaikan masalah lah"
Keesokan paginya Vania sudah pamitan ke aku, dia berkata bakalan nyelesaikan masalah dan kalau ada apa-apa pasti Vania bakal cerita ke aku.
Sudah seminggu Vania gak ada kabar dan aku tidak tahan untuk tidak menelponnya.
Aku: Van, gimana masalahnya udah kelar belu, kok gak ada kabar
Vania: Rian masuk rumah sakit harus di opname mbak, kalo aku sama Sari udah kelar kok masalahnya, tapi aku gak bisa cerita banyak gimana caranya aku nyelesaikan masslsh ini, aku udah janji ke Sari. Intinya masalahnya aman terkendali mbak.
Aku: Terus masalahmu sama Mamamu gimana? terus yang Tyo itu
Vania:Aku gak berharap banyak sich mbak, tapi aku udah bisa kok nyelesaikannya sendiri
Aku: Ya udah hati-hati, kalo ada apa-apa telpon Mbak.
Kadang aku gak ngerti jalan pikiran Vania yang misterius.
[Kadang aku iri]
Aku penasaran sama 2 orang pria yang sering disebut.-sebut Vania Kenapa bisa Vania yang dulunya cuma nganggep cowok angin lalu dan hanya permainannya saja, sekarang tak henti-hentinya bercerita tentang cowok bernama Rian.
Suatu ketika dia nangis di kamar kosku mengatakan bahwa akhirnya Rian harus pisah sama Sari dan dia gak pantes dengan Rian. Belum lagi sekarang dia suka bercerita tentang cowok bernama Tyo i bagaimana dia akhirnya berusaha mencintai Tyo.Aku sering mengingatkan Vania, gak baik berharap lebih, aku cuma takut, Vania bakal kecewa sama keputusannya.
"Van, kamu yakin ngelanjutin hubungan sama Tyo , terus masaah keluargamu"
"Yakin mbak, dia itu beda, mungkinaku yang udah gila ya, aku gak tau juga tapi sekarang mama sama papa balikan, jangan tanya aku deh mbak gimana caranya yang penting maslah udah kelar"
"Alhamdulillah, kalo gitu, pantes kamu beberapa hari ini sumringah terus" ujarku kepada Vania, kadang ada sedikit perasaan iri di hatiku,aku juga pengen seperti Vania.Tapi buru-buru aku tepis pikiran itu, aku sudah cukup bahagia kok ngelihat Vania seneng kayak gini.
" eh mbak, tempat kerjaannya mbak ada yang kosong nggak, aku mau awarin Rian kerjaan jadi penyiar, lumayanlah anaknya kalo masalah ngomong" ujar Vania.
"Oooo, ada sich nanti aku tanyain HRD nya dulu ya....
"Makasih mbak...." ujar Vania sambil mencium pipiku
"kamu itu seneng sama siapa sich tadi ngomongin Tyo sekarang ngomongin Rian, bingung mbak"
"Udah ah jangan dibahas" ujarnya sambil maem keripik kentang dan baca novel tebal kesayangannya.
[Aku hanya sendiri]
Terkadang aku selalu membenci diriku,aku sudah terlarut dalam segala kejadian yang bergulir dari waktu-waktu namun aku hanya terpaku di satu titik tertentu diriku, aku memperhatikan semua orang disekelilingku berubah, Vania akhirnya medapatkan kebahagiaannya dengan suaminya Tyo,
Rian dan teman-temannya juga semua punya kehidupan mereka masing-masing, mereka semua berubah menjadi apa yang mereka inginkan kecuali diriku. Aku cuma seorang penonton yang pasrah sama keadaan, hanya bisa menonton kisah hidup mereka, namun cerita hidupku sendiri tak pernah ada titik temunya. Pencarianku terhadap Mbok, cuma mengantarkanku kesebuah siklus yang berputar ditempat, aku ingin teriak minta tolong kepada mereka, namun sekali lagi aku benci diriku yang gak mampu untuk melakukan ini semua.
Saat wisuda tiba, hari bahagiaku pun seharunya layak aku nikmati. Namun hari itu menjadi titik sedih ketika aku memutuskan untuk pulang kerumah menemui Umi yang bertahun-tahun gak pernah aku temui, mau gak mau hanya dia keluargaku satu-satunya.
Namun wajah Umi takkala aku menemuinya hanyalah membuka luka lama, dia tak mau melihat sekilas saja ijazah yang aku pegang di tanganku. Sebuah kekecewaan maha nyata aku rasakan hari itu, aku meninggalkan Umi dengan tetesan air mata kesedihan, dicampakkan sendiri.
Sekali lagi aku membayangkan Mbok, bagaimana senangnya Mbok ketika aku memperlihatkan ijazah ku padanya, namun sepertinya hanya sebuah bayangan yang menertawakanku, aku dicampakkan ke sebuah realita,ternyata aku hidup sendiri di dunia ini.
[Foto yang hilang]
Moment terpenting dalam hidupku terjadi juga akhirnya, ketika aku sedang sibuk bekerja, ada sebuah telpon dari nomer asing di hapeku.
Aku: Halo? siapa ya?
????: Vani, ini mbak widi....
Aku: Mbak Widi!! piye kabar e Mbak, semarang aman-aman aja to?
Mbak Widi : Baik, Nino udah mau masuk playgroup lho
Aku: wah gak kerasa ya, udah gede Nino, Mas Ardhi gimana kabarnya.
Mbak Widi: Baik aja, sekarang dia naik jabatan kadi kepala cabang percetakan di sini
Aku: Traktiran berarti hehehehe...
Mbak Widi: ngg...Nana aku ada kabar sich, tapi kamu jangan terlalu berharap banyak, ini soal ibumu
Aku: eh apa Mbak, mbok dimana?
Mbak Widi: kayaknya ibumu ada di semarang deh Na', pas itu ada acara bakti sosial di panti jompo, nah aku gak sengaja kngelihat omma disana, terus kebayang sama foto hitam putih ibumu yang dulu kamu liatin.
Aku: Ya udah mbak,Nana cuti kantor aja besok Nana berangkat ke semarang gimana?
Mbak Widi: Jangan langsung gitu Na' ini kan masih kemungkinan....
Aku:Please mbak....jangan nolak ya sekali aja.
Aku tutup telponnya, aku gak peduli lagi saat itu, rasanya ada harapan baru yang terlahir dalam hidupku, maka dengan segenap hati keesokan harinya aku sudah berdiri di depan panti jompo di semarang ditemani Mas Ardhi dan Mbak Widi.
"Yakin kamu na' mau masuk" ujar Mas Ardhi kepadaku.
Aku gak berkata apa-apa, toh langkah kakiku masuk ke dalam panti jompo itu udah menjwab pertanyaan Mas Ardhi.
Kusapukan pandanganku penuh harap di kerumunan Opa dan Oma di sekelilingku, sementara aku ngelihat Mbak Widi sedang berbincang-bincang dengan pengurus panti jompo itu.
"Ayo Na' masuk ke ruangan disana" ujar mbak Widi lembut ke arahku.
Jantungku berdegup kencang berkejar-kejaran dengan langkah kakiku memasuki ruangan itu, tampak di pojokan seorang wanita tua berkursi roda sedang tertidur tenang di sudut kamar.Aku mendekati wanita itu, mencoba mengenalinya sebagai sosok Mbok yang aku cari bertahun-tahun, namun...
"Mbak...aku gak inget mbak"
"Maksudnya Na'?"
"Aku gak inget sama wajah Mbok" ujarku sambil menahan tangisku l melihat wajah tua itu yang masih tertidur nyenyak seakan gak terganggu dengan sekitarnya.
Aku sadar mungkin terlalu lama aku mengharapkan sosok Mbok datang padaku namun satu kekeliuran terbesar dalam hidupku adalah aku bahkan sudah lupa wajahnya seperti apa saat ini.
Aku keluarkan dompetku sambil mencari-cari sebuah harta ku satu-satunya Foto Mbok hitam putih dan buram saat dia masih muda, namun foto itu gak ada padaku.
"Fotonya gak ada mbak?"
"Foto yang dulu itu Na'? mbak juga gak ngerti"
Aku semakin panik saja, aku keluarkan semua isi dompetku, tak terasa aku menangis.
"Na' na' udah kita keluar aja dulu ya, kita pulang aja" ujar Mas Ardhi sambil meluk bahuku, tapi aku gak mengubrisnya, aku masih panik mencari Foto itu, air mata membanjiri pipiku lebih banyak lagi.
" Nana, udah ayo pulang!" ujar Mbak Widi gak tega ngelihat aku.
Aku menepis tangan Mbak Widi dan lari keluar dari ruangan itu, hari itu aku merasa Mbok cuma jadi kenangan tanpa syarat dalam hidupku.
[Vania Kadang Bermisteri]
Perjalanan hidup itu seperti sebuah cerita misteri, hari ini kamu gak bakal tau apa yang terjadi nantinya. Vania mengalami perjalanan misteri itu, dia belajar banyak dari segala kejadian yang dialaminya. Suatu hari aku menelpon Vania, rasanya udah lama banget gak denger suara adikku itu.
Aku: Vani, sombong ya, gak pernah main ke kostnya Mbak
Vania: Mbak....sorry lagi sibuk banget.
Aku: Sekarang gak sibuk kan? aku main ke kontrakanmu ya?
Vania: Jangan Mbak, lagi ngadain operasi khusus disini, panjang lah ceritanya, ada penghuni baru di tempatku, namanya Sari ada hubungannya sich sama cowok yang aku pernah bilang Rian.
Aku:Eh siapa lagi itu?
"Vania: makanya itu ceritanya panjang lah, nanti aja kalo sempet aku cerita, bye...mbak
Telpon ditutup, Siapa lagi Sari..siapa lagi Rian.. aku cuma mengangkat bahu dan melanjutkan perjalananku ke kampus.
________________________________________________________________
Hari-hari normal yang aku jalani, sempat digegerkan oleh satu kejadian penting, saat itu Vania udah nangkring di kamarku sambil nangis-nangis.
"Apa lagi sich Van, mbok dateng ke Kostku salam kek" ujarku sambil membelai rambut Vania.
"Mbak..aku kayaknya kacau banget akhir-akhir ini, aku malah udah ngehancurin hubungan orang lain"
"Siapa? Rian sama Sari itu?"
"Iya Mbak"
Maka Vania pun bercerita panjang lebar bagaimana dia bertemu dengan Rian,bagaimana mereka kerja sama untuk memisahkan hubungan mamanya sama seorang cowok bernama Tyo, bagaimana Vania sempat ricuh di sebuah bar dan bagaimana juga permasalahan ini berakhir di sebuah kasur ketika Rian dan Vania kepergok Sari sedang tidur berdua.
"Kamu itu aneh-aneh aja, apa mbak harus turun tangan"
"Gak usah, mbak kan gak ada hubungannya sama masalah ini, biar aku aja yang nyelesaiin"
"Ya udah saran mbak jangan hari ini, besok pagi aja kamu ke tempatny si Rian itu"
"Rian gak mau ketemu sama aku kayaknya"
"Kan belum dicoba, atau kamu ke tempatnya Sari aja minta maaf sama anaknya, emang sich pasti bakal gak enak jadinya, tapi kalo mau nyelesaikan masalah harus berani tanggung jawab, lagian juga Si Rian ini tetep aja salah, intinya kalian bertiga harus nyelesaikan masalah lah"
Keesokan paginya Vania sudah pamitan ke aku, dia berkata bakalan nyelesaikan masalah dan kalau ada apa-apa pasti Vania bakal cerita ke aku.
Sudah seminggu Vania gak ada kabar dan aku tidak tahan untuk tidak menelponnya.
Aku: Van, gimana masalahnya udah kelar belu, kok gak ada kabar
Vania: Rian masuk rumah sakit harus di opname mbak, kalo aku sama Sari udah kelar kok masalahnya, tapi aku gak bisa cerita banyak gimana caranya aku nyelesaikan masslsh ini, aku udah janji ke Sari. Intinya masalahnya aman terkendali mbak.
Aku: Terus masalahmu sama Mamamu gimana? terus yang Tyo itu
Vania:Aku gak berharap banyak sich mbak, tapi aku udah bisa kok nyelesaikannya sendiri
Aku: Ya udah hati-hati, kalo ada apa-apa telpon Mbak.
Kadang aku gak ngerti jalan pikiran Vania yang misterius.
[Kadang aku iri]
Aku penasaran sama 2 orang pria yang sering disebut.-sebut Vania Kenapa bisa Vania yang dulunya cuma nganggep cowok angin lalu dan hanya permainannya saja, sekarang tak henti-hentinya bercerita tentang cowok bernama Rian.
Suatu ketika dia nangis di kamar kosku mengatakan bahwa akhirnya Rian harus pisah sama Sari dan dia gak pantes dengan Rian. Belum lagi sekarang dia suka bercerita tentang cowok bernama Tyo i bagaimana dia akhirnya berusaha mencintai Tyo.Aku sering mengingatkan Vania, gak baik berharap lebih, aku cuma takut, Vania bakal kecewa sama keputusannya.
"Van, kamu yakin ngelanjutin hubungan sama Tyo , terus masaah keluargamu"
"Yakin mbak, dia itu beda, mungkinaku yang udah gila ya, aku gak tau juga tapi sekarang mama sama papa balikan, jangan tanya aku deh mbak gimana caranya yang penting maslah udah kelar"
"Alhamdulillah, kalo gitu, pantes kamu beberapa hari ini sumringah terus" ujarku kepada Vania, kadang ada sedikit perasaan iri di hatiku,aku juga pengen seperti Vania.Tapi buru-buru aku tepis pikiran itu, aku sudah cukup bahagia kok ngelihat Vania seneng kayak gini.
" eh mbak, tempat kerjaannya mbak ada yang kosong nggak, aku mau awarin Rian kerjaan jadi penyiar, lumayanlah anaknya kalo masalah ngomong" ujar Vania.
"Oooo, ada sich nanti aku tanyain HRD nya dulu ya....
"Makasih mbak...." ujar Vania sambil mencium pipiku
"kamu itu seneng sama siapa sich tadi ngomongin Tyo sekarang ngomongin Rian, bingung mbak"
"Udah ah jangan dibahas" ujarnya sambil maem keripik kentang dan baca novel tebal kesayangannya.
[Aku hanya sendiri]
Terkadang aku selalu membenci diriku,aku sudah terlarut dalam segala kejadian yang bergulir dari waktu-waktu namun aku hanya terpaku di satu titik tertentu diriku, aku memperhatikan semua orang disekelilingku berubah, Vania akhirnya medapatkan kebahagiaannya dengan suaminya Tyo,
Rian dan teman-temannya juga semua punya kehidupan mereka masing-masing, mereka semua berubah menjadi apa yang mereka inginkan kecuali diriku. Aku cuma seorang penonton yang pasrah sama keadaan, hanya bisa menonton kisah hidup mereka, namun cerita hidupku sendiri tak pernah ada titik temunya. Pencarianku terhadap Mbok, cuma mengantarkanku kesebuah siklus yang berputar ditempat, aku ingin teriak minta tolong kepada mereka, namun sekali lagi aku benci diriku yang gak mampu untuk melakukan ini semua.
Saat wisuda tiba, hari bahagiaku pun seharunya layak aku nikmati. Namun hari itu menjadi titik sedih ketika aku memutuskan untuk pulang kerumah menemui Umi yang bertahun-tahun gak pernah aku temui, mau gak mau hanya dia keluargaku satu-satunya.
Namun wajah Umi takkala aku menemuinya hanyalah membuka luka lama, dia tak mau melihat sekilas saja ijazah yang aku pegang di tanganku. Sebuah kekecewaan maha nyata aku rasakan hari itu, aku meninggalkan Umi dengan tetesan air mata kesedihan, dicampakkan sendiri.
Sekali lagi aku membayangkan Mbok, bagaimana senangnya Mbok ketika aku memperlihatkan ijazah ku padanya, namun sepertinya hanya sebuah bayangan yang menertawakanku, aku dicampakkan ke sebuah realita,ternyata aku hidup sendiri di dunia ini.
[Foto yang hilang]
Moment terpenting dalam hidupku terjadi juga akhirnya, ketika aku sedang sibuk bekerja, ada sebuah telpon dari nomer asing di hapeku.
Aku: Halo? siapa ya?
????: Vani, ini mbak widi....
Aku: Mbak Widi!! piye kabar e Mbak, semarang aman-aman aja to?
Mbak Widi : Baik, Nino udah mau masuk playgroup lho
Aku: wah gak kerasa ya, udah gede Nino, Mas Ardhi gimana kabarnya.
Mbak Widi: Baik aja, sekarang dia naik jabatan kadi kepala cabang percetakan di sini
Aku: Traktiran berarti hehehehe...
Mbak Widi: ngg...Nana aku ada kabar sich, tapi kamu jangan terlalu berharap banyak, ini soal ibumu
Aku: eh apa Mbak, mbok dimana?
Mbak Widi: kayaknya ibumu ada di semarang deh Na', pas itu ada acara bakti sosial di panti jompo, nah aku gak sengaja kngelihat omma disana, terus kebayang sama foto hitam putih ibumu yang dulu kamu liatin.
Aku: Ya udah mbak,Nana cuti kantor aja besok Nana berangkat ke semarang gimana?
Mbak Widi: Jangan langsung gitu Na' ini kan masih kemungkinan....
Aku:Please mbak....jangan nolak ya sekali aja.
Aku tutup telponnya, aku gak peduli lagi saat itu, rasanya ada harapan baru yang terlahir dalam hidupku, maka dengan segenap hati keesokan harinya aku sudah berdiri di depan panti jompo di semarang ditemani Mas Ardhi dan Mbak Widi.
"Yakin kamu na' mau masuk" ujar Mas Ardhi kepadaku.
Aku gak berkata apa-apa, toh langkah kakiku masuk ke dalam panti jompo itu udah menjwab pertanyaan Mas Ardhi.
Kusapukan pandanganku penuh harap di kerumunan Opa dan Oma di sekelilingku, sementara aku ngelihat Mbak Widi sedang berbincang-bincang dengan pengurus panti jompo itu.
"Ayo Na' masuk ke ruangan disana" ujar mbak Widi lembut ke arahku.
Jantungku berdegup kencang berkejar-kejaran dengan langkah kakiku memasuki ruangan itu, tampak di pojokan seorang wanita tua berkursi roda sedang tertidur tenang di sudut kamar.Aku mendekati wanita itu, mencoba mengenalinya sebagai sosok Mbok yang aku cari bertahun-tahun, namun...
"Mbak...aku gak inget mbak"
"Maksudnya Na'?"
"Aku gak inget sama wajah Mbok" ujarku sambil menahan tangisku l melihat wajah tua itu yang masih tertidur nyenyak seakan gak terganggu dengan sekitarnya.
Aku sadar mungkin terlalu lama aku mengharapkan sosok Mbok datang padaku namun satu kekeliuran terbesar dalam hidupku adalah aku bahkan sudah lupa wajahnya seperti apa saat ini.
Aku keluarkan dompetku sambil mencari-cari sebuah harta ku satu-satunya Foto Mbok hitam putih dan buram saat dia masih muda, namun foto itu gak ada padaku.
"Fotonya gak ada mbak?"
"Foto yang dulu itu Na'? mbak juga gak ngerti"
Aku semakin panik saja, aku keluarkan semua isi dompetku, tak terasa aku menangis.
"Na' na' udah kita keluar aja dulu ya, kita pulang aja" ujar Mas Ardhi sambil meluk bahuku, tapi aku gak mengubrisnya, aku masih panik mencari Foto itu, air mata membanjiri pipiku lebih banyak lagi.
" Nana, udah ayo pulang!" ujar Mbak Widi gak tega ngelihat aku.
Aku menepis tangan Mbak Widi dan lari keluar dari ruangan itu, hari itu aku merasa Mbok cuma jadi kenangan tanpa syarat dalam hidupku.
Diubah oleh audrianramanta 05-03-2013 02:01
jenggalasunyi dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Kutip
Balas