- Beranda
- Stories from the Heart
3 KONTRAKAN 1 KOST
...
TS
audrianramanta
3 KONTRAKAN 1 KOST
3 KONTRAKAN 1 KOST
INTRO
Halo agan dan aganwati sekalian...setelah lama jadi silent reader akhirnya aku mutusin juga untuk nyeritain kisah hidupku yang kayak permen nano-nano (itu lho yang manis asem asin rame rasanya
). Sebelum aku nyeritain kisah ini aku mau kenalin diri dulu.Namaku Rian dan ini nama asli ku lho (terus agan harus bilang "wow" gitu?
).Cukup namaku aja yang asli dan nama tokoh-tokoh lain aku samarin ya (Takut kena UU Pencemaran Polusi Udara...eh Pencemaran Nama Baik maksudnya
).
Sekarang umurku 24 tahun dan baru aja masuk kuliah S2 di kota Jogja berhati nyaman
.Sebelumnya aku kuliah S1 Teknik Sipil di Malang.Kota yang dulunya kota bunga dan berubah jadi kota ruko sekarang...hehehehe.
Durasi kisah ini terjadi 6 tahun lalu saat aku masih unyu-unyu bau penyu (halah...
),masih jadi mahasiswa teknik yang penuh suka duka sampai aku jadi seperti ini (Seperti apa ya??
).Semoga aja aku bisa terus Update kisahnya ya...jangan lupa kalo berkenan bisa kasih
udah cukup kok apalagi yang ngasih
Intinya Selamat menikmati Kisah ini...
Index 2
Index 3
INTRO
Spoiler for NEW COVER:
Halo agan dan aganwati sekalian...setelah lama jadi silent reader akhirnya aku mutusin juga untuk nyeritain kisah hidupku yang kayak permen nano-nano (itu lho yang manis asem asin rame rasanya
). Sebelum aku nyeritain kisah ini aku mau kenalin diri dulu.Namaku Rian dan ini nama asli ku lho (terus agan harus bilang "wow" gitu?
).Cukup namaku aja yang asli dan nama tokoh-tokoh lain aku samarin ya (Takut kena UU Pencemaran Polusi Udara...eh Pencemaran Nama Baik maksudnya
).Sekarang umurku 24 tahun dan baru aja masuk kuliah S2 di kota Jogja berhati nyaman
.Sebelumnya aku kuliah S1 Teknik Sipil di Malang.Kota yang dulunya kota bunga dan berubah jadi kota ruko sekarang...hehehehe.Durasi kisah ini terjadi 6 tahun lalu saat aku masih unyu-unyu bau penyu (halah...
),masih jadi mahasiswa teknik yang penuh suka duka sampai aku jadi seperti ini (Seperti apa ya??
).Semoga aja aku bisa terus Update kisahnya ya...jangan lupa kalo berkenan bisa kasih
udah cukup kok apalagi yang ngasih
Intinya Selamat menikmati Kisah ini...

Quote:
Spoiler for PRAKONTRAKAN (Before 2007- 2007):
Spoiler for KONTRAKAN PERTAMA (2007-2008):
Spoiler for KONTRAKAN KEDUA (2008-2009):
Spoiler for KONTRAKAN KETIGA (2009-2011):
Index 2
Index 3
Polling
0 suara
Siapa karakter favorit agan di thread ini?
Diubah oleh audrianramanta 02-10-2013 06:58
bagasdiamara269 dan 29 lainnya memberi reputasi
30
1.3M
3.4K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
audrianramanta
#619
PART 9 Celah Kecil Algoritma
Banyak yang tidak aku ketahui tentang Yusa dan mungkin butuh waktu seabad untuk menyelami pemikiran menakjubkannya tentang manusia.
Tak ada yang tak bisa dilakukan Yusa untuk menghancurkan kehidupan orang yang diinginkannya. Sudah menjadi obsesinya untuk mempelajari pola algoritma manusia,menyelaminya, mengetahui kunciannya dan menghancurkan kehidupannya bagaikan Virus tanpa Anti Virus.Yusa adalah bentuk nyata sebuah Virus mematikan, He is No Money Oriented Person, dia tidak perlu uang di dunia ini, justru uang yang datang padanya.
Yusa, orang yang tertutup, dan dia hanya mau membuka diri dengan orang-orang tertentu yang menurut dia pantas. Aku termasuk orang beruntung yang sempat dekat dengan Yusa
Kadang aku berpikir, mungkin gak nyaman menjadi seorang Yusa, tidak ada satupun manusia normal yang paham dengan pemikirannya.Bahkan keluarganya sudah angkat tangan kepadanya.Yah...terkucilkan itu lah yang aku rasakan dari kehidupan temanku ini.
Kehidupannya juga jauh banget dari hingar bingar kehidupan, dia jarang nerima tamu, dia bahkan jarang repot-repot sekedar keluar kamar terus say Hi dengan tetangga, jalan-jalan kumpul dengan temen-temen, maem bareng dan kegiatan sosial yang lumrah dilakukan manusia seumurannya.Bahkan Yusa kalau ditanya nama Presiden Indonesia saat itu, mungkin dia gak tahu dan gak perlu tahu jawabannya.
Menurutnya dunia di luar sana hanyalah algoritma tak sempurna. Menurutnya satu-satunya kehidupan yang sempurna dan mampu menerima dirinya adalah pemikiran di ruang kepalanya yang penuh imaginer tak terduga, itulah tatanan dunia paling ideal bagi Yusa.
Namun ada kalanya manusia sempurna sekalipun bisa keliru terhadap dirinya, tak terkecuali Yusa. Semuanya Berkat Rena...bagi Yusa Rena adalah celah kecil algoritmanya, karena Yusa gak pernah tahu ada suatu wujud yang gak mampu diterjemahkan oleh algoritma paling mutakhir sekalipun di dunia ini, namanya Cinta......
* * *
Pertemuan pertamaku dengan sosok bernama Rena,terjadi 3 hari setelah Yusa menetapkan Operasi Skak Mat untuk melawan Pak Jamban.
Hari itu,seperti biasa Aku,Yanu,Dedi dan Dota berada di depan rumah Yusa yang terkesan agak angker. Pekarangan Rumah Yusa tampak tak terawat, cuma ada tumbuhan liar disana-sini yang menyembul dari tanah.
Kami berada lebih tepatnya di teras rumah yang sama nasib dengan pekarangan rumah tersebut, beberapa lantai teras banyak yang pecah meninggalkan kesan penghuni nya gak terlalu bisa merawat rumahnya.
5 menit sudah kami menunggu di teras, namun empunya rumah, Si Yusa gak membukakan pintu rumahnya. Sudah ada 3 sms yang aku kirimkan ke Hp Yusa.
"Yus aku sama anak-anak di depan"
"Yus kamu dimana? Bales?"
"Yus!"
Tapi gak ada satupun SMS balasan yang aku terima.
"Tumben nih anak, gak bales ya?"aku melirik hape untuk kesekian kalinya.
"Iya, apa anaknya tidur bro?" ujar Dota sambil nangkring di pojokan, mainan sama pecahan lantai Teras
"Gak ah sejak kapan tuh anak tidur jam segini, gak mngkin" ujarku memastikan
"Ketok aja pintunya Yan" ujar Dedi gak sabaran.
TOK TOK TOK...
"Permisi"aku mengintip dari balik jendela rumah.Tumben ruang tamu rumah Yusa nyala, biasanya gelap.Aku memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah, namun belum ada sedetik, ada sesosok wanita paruh baya membukakan pintu rumahnya untuk kami.
"Iya, siapa ya mas?" ujar wanita itu sambil tersenyum kepada kami.
"Maaf bu...kami temennya Yusa, Yusanya ada Bu" ujarku.
"Oh....temennya Yus, mari-mari masuk, saya Mamanya Yusa" ujar Wanita yang ternyata Mamanya Yusa tersebut.
"Oooh... mamanya Yusa ya, maaf tante hehehehe" ujarku Basa Basi sambil salaman ke Mamanya Yusa. Aku sempat kaget, soalnya Yusa gak pernah cerita kalau dia gak tinggal sendiri di Rumah ini.
"Iya, Tante emang jarang disini, ini rumah kedua soalnya Tante sama Papanya Yusa tinggalnya di Jakarta" Mama Yusa menjelaskan pada kami. Aku menatap sejenak kearah wanita yang telah melahirkan manusia jenius bernama Yusa ke Dunia ini. Wanita itu tampak normal, malah bisa dikatakan Mamanya Yusa ini cantik, berjilbab seperti kebanyakan wanita yang aku temui. Tapi kok...? aku bayangin kelakuan Yusa yang aneh bin ajaib dan seketika itu logika ku gak bisa jalan.
"Yusa tadi keluar kayaknya "
"Lama gak Tante?" tanya Yanu.
"Paling cuma bentar Mas, ayo duduk dulu, tante buatin Teh ya?"
"Eh....gak usah repot-repot tante, kita duduk aja"
"Lho gak apa-apa, masak tamu gak disuguhi minum" Mamanya Yusa bekeras menawarkan kami minuman.
Tapi....gak lama berselang ternyata Yusa udah datang, posisinya ada di depan pintu, tampak disebelahnya seorang cewek cantik.
"Gak usah maksa gitu, norak " ujar Yusa datar tapi kasar kepada Mamanya.
"Yus, temen-temenmu..."
"Udah tau, ayo langsung aja ente semua ke kamar" Yusa memotong pembicaraan Mamanya gak peduli dan main nyelonong ke kamar sambil nutup pintu.Aku ngelihat sejenak ke arah Mama Yusa saat itu, wajahnya nelangsa, tapi ditahan kayak gak terjadi apa-apa.Suasana jadi canggung sejenak, hening...namun dipecahkan oleh suara lembut cewek cantik.
"Tante, dateng dari Jakarta jam berapa?" tanya cewek itu, sambil cupika cupiki sama mamanya Yusa.
"Tadi Pagi, lho Rena juga barusan dateng dari Surabaya ?" tanya Mama Yusa
"Iya tante " ujar Rena.
"Oooh...Ya udah deh Tante tinggal dulu ya ke belakang, Ren....Mas-mas" Mama Yusa pamit undur diri kepada kami berlima.
"I-iya tante...." ujar kami berempat. Kami serempak memandang ke arah Rena. Rena juga memandang kami cuek bebek.
"Kalian temen kampusnya Yus itu kan?" ujar Rena
"Iya, kenalin aku..." belum aja Dota memperkenalkan diri.Rena udah motong pembicaraan.
"Dota, Yanu, ngg...Dedi terus kamu Rian, iya kan?" ujar Rena sambil tersenyum misterius ke arah kami.
"Heh! kok tau?"
"Tau lah...makanya aku bisa dipilih Yusa jadi temennya, yuk masuk ke markas, udah ditungguin Yusa tuh" jawab Rena, gak memperjelas jawabannya malah membuat kami penasaran sama ucapannya.
Aku menghela nafas, siapa lagi nih cewek misterius cantik bernama Rena.......batinku, sambil berjalan masuk ke kamar Yusa
Selama rapat di dalem kamar, perhatianku terpecah antara denger omongannya Yusa dan gak henti-hentinya mandangin Rena, dia cantik, cantik banget malahan, tapi bukan itu aja yang buat aku curi-curi pandang, Rena ini punya "something" yang berbeda dalam dirinya, sesuatu yang buatku berubah jadi besi yang gak henti-hentinya tertarik sama magnet dalam diri Rena ini.
Yusa seperti biasa tampak menggebu-gebu jelasin rencana kami kedepannya untuk menjebak musuh bebuyutan kami Jamban.
"Jadi, bahasa normalnya, langkah pertama yang kita lakukan lebih tepatnya ente berempat lakukan, ngikut si Jamban nemenin orangnya ke Club malam langganannya"
"Terus kita harus ngapain? apa cuma nemenin Si Pispot ini, mabuk-mabukan, sambil meluk-meluk cewek di club malam gitu?"
"Bisa dibilang tepat bisa dibilang nggak sich, kerjaan kalian nemenin Jamban ke Club Malam, seakan-akan dia yang punya acara, tapi sebenernya, kita yang nyetir Jamban buat ngelakuin apa yang kita mau"
"Intinya deh Yus" kata Dota gak sabaran.
"Susah emang ngomong sama ente berempat, gini lho kalian ngikut aja ke Club Malem, udah titik, kalian gak usah ngapa-ngapain. Tugas kalian diambil alih sama Rena dan Aku"
"Eh....Rena...ini juga bagian dari rencana ya Yus?
" tanya Yanu
"Ya iyalah, masak gak nyadar kenapa aku diundang kesini, inikan spesialisasiku"
Kami mencoba mencerna ucapan implisit Rena dan aku langsung tepok jidat, barusan nyadar.
"K-kamu pura-pura jadi cewek nakal di sana, terus ngejebak Jamban gitu?"
"Kenapa? biasa aja, emang kerjaanku kayak gitu, gak pura-pura, aku emang biasa nemenin om-om tajir yang pikirannya mesum" jawab Rena enteng.
"Heh! Ren...kerjaanmu apa sich kalo boleh tahu?"
"Rena ini cewek simpenan pejabat...kalo ente mau tahu" Yusa membuka kartu truf kepada kami.
Seketika itu juga aku mengerti "something" yang dipunyai Rena itu, dia punya bakat alam untuk memikat siapa aja yang dia mau, dan aku percaya banget, karena aku pun hampir terpikat dengannya.
Rapat pun selesai sekitar 2 jam kemudian,kami akhirnya mendapatkan beberapa rencana matang yang harus kami jalankan minggu depan. Di jalan itu, aku masih kepikiran sama yang namanya Rena. Kenapa ya ada sesuatu yang gak pada tempatnya dalam diri Rena. Tapi aku gak tau apa itu, semakin aku mikir, semakin misterius pula sosok Rena ini.
Di tengah perjalanan, kami berempat yang lagi asik ngobrol, tau-tau dikagetkan oleh telpon Retno saat itu.
"Adik ada apa nelpon kakak?
" tanya Yanu sambil menekan mode Loudspeaker di hapenya
"Kak...bisa cepetan ke kontrakan Kakak gak, aku udah didepan pager gak ada orang"
"Iya kita lagi dijalan bentar lagi nyampek ada apa emangnya?"
"Kak, mbak Nadia nangis-nangis nih dia lagi disampingku"
"Hah!ada apa emangnya!" ujarku teriak sampai gak konsen nyetir.
"Nanti aja ceritanya, pokoknya Mas-mas berempat cepetan kesini ya, Bye" telpon ditutup.
(BERSAMBUNG)
Banyak yang tidak aku ketahui tentang Yusa dan mungkin butuh waktu seabad untuk menyelami pemikiran menakjubkannya tentang manusia.
Tak ada yang tak bisa dilakukan Yusa untuk menghancurkan kehidupan orang yang diinginkannya. Sudah menjadi obsesinya untuk mempelajari pola algoritma manusia,menyelaminya, mengetahui kunciannya dan menghancurkan kehidupannya bagaikan Virus tanpa Anti Virus.Yusa adalah bentuk nyata sebuah Virus mematikan, He is No Money Oriented Person, dia tidak perlu uang di dunia ini, justru uang yang datang padanya.
Yusa, orang yang tertutup, dan dia hanya mau membuka diri dengan orang-orang tertentu yang menurut dia pantas. Aku termasuk orang beruntung yang sempat dekat dengan Yusa
Kadang aku berpikir, mungkin gak nyaman menjadi seorang Yusa, tidak ada satupun manusia normal yang paham dengan pemikirannya.Bahkan keluarganya sudah angkat tangan kepadanya.Yah...terkucilkan itu lah yang aku rasakan dari kehidupan temanku ini.
Kehidupannya juga jauh banget dari hingar bingar kehidupan, dia jarang nerima tamu, dia bahkan jarang repot-repot sekedar keluar kamar terus say Hi dengan tetangga, jalan-jalan kumpul dengan temen-temen, maem bareng dan kegiatan sosial yang lumrah dilakukan manusia seumurannya.Bahkan Yusa kalau ditanya nama Presiden Indonesia saat itu, mungkin dia gak tahu dan gak perlu tahu jawabannya.
Menurutnya dunia di luar sana hanyalah algoritma tak sempurna. Menurutnya satu-satunya kehidupan yang sempurna dan mampu menerima dirinya adalah pemikiran di ruang kepalanya yang penuh imaginer tak terduga, itulah tatanan dunia paling ideal bagi Yusa.
Namun ada kalanya manusia sempurna sekalipun bisa keliru terhadap dirinya, tak terkecuali Yusa. Semuanya Berkat Rena...bagi Yusa Rena adalah celah kecil algoritmanya, karena Yusa gak pernah tahu ada suatu wujud yang gak mampu diterjemahkan oleh algoritma paling mutakhir sekalipun di dunia ini, namanya Cinta......
* * *
Pertemuan pertamaku dengan sosok bernama Rena,terjadi 3 hari setelah Yusa menetapkan Operasi Skak Mat untuk melawan Pak Jamban.
Hari itu,seperti biasa Aku,Yanu,Dedi dan Dota berada di depan rumah Yusa yang terkesan agak angker. Pekarangan Rumah Yusa tampak tak terawat, cuma ada tumbuhan liar disana-sini yang menyembul dari tanah.
Kami berada lebih tepatnya di teras rumah yang sama nasib dengan pekarangan rumah tersebut, beberapa lantai teras banyak yang pecah meninggalkan kesan penghuni nya gak terlalu bisa merawat rumahnya.
5 menit sudah kami menunggu di teras, namun empunya rumah, Si Yusa gak membukakan pintu rumahnya. Sudah ada 3 sms yang aku kirimkan ke Hp Yusa.
"Yus aku sama anak-anak di depan"
"Yus kamu dimana? Bales?"
"Yus!"
Tapi gak ada satupun SMS balasan yang aku terima.
"Tumben nih anak, gak bales ya?"aku melirik hape untuk kesekian kalinya.
"Iya, apa anaknya tidur bro?" ujar Dota sambil nangkring di pojokan, mainan sama pecahan lantai Teras
"Gak ah sejak kapan tuh anak tidur jam segini, gak mngkin" ujarku memastikan
"Ketok aja pintunya Yan" ujar Dedi gak sabaran.
TOK TOK TOK...
"Permisi"aku mengintip dari balik jendela rumah.Tumben ruang tamu rumah Yusa nyala, biasanya gelap.Aku memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah, namun belum ada sedetik, ada sesosok wanita paruh baya membukakan pintu rumahnya untuk kami.
"Iya, siapa ya mas?" ujar wanita itu sambil tersenyum kepada kami.
"Maaf bu...kami temennya Yusa, Yusanya ada Bu" ujarku.
"Oh....temennya Yus, mari-mari masuk, saya Mamanya Yusa" ujar Wanita yang ternyata Mamanya Yusa tersebut.
"Oooh... mamanya Yusa ya, maaf tante hehehehe" ujarku Basa Basi sambil salaman ke Mamanya Yusa. Aku sempat kaget, soalnya Yusa gak pernah cerita kalau dia gak tinggal sendiri di Rumah ini.
"Iya, Tante emang jarang disini, ini rumah kedua soalnya Tante sama Papanya Yusa tinggalnya di Jakarta" Mama Yusa menjelaskan pada kami. Aku menatap sejenak kearah wanita yang telah melahirkan manusia jenius bernama Yusa ke Dunia ini. Wanita itu tampak normal, malah bisa dikatakan Mamanya Yusa ini cantik, berjilbab seperti kebanyakan wanita yang aku temui. Tapi kok...? aku bayangin kelakuan Yusa yang aneh bin ajaib dan seketika itu logika ku gak bisa jalan.
"Yusa tadi keluar kayaknya "
"Lama gak Tante?" tanya Yanu.
"Paling cuma bentar Mas, ayo duduk dulu, tante buatin Teh ya?"
"Eh....gak usah repot-repot tante, kita duduk aja"
"Lho gak apa-apa, masak tamu gak disuguhi minum" Mamanya Yusa bekeras menawarkan kami minuman.
Tapi....gak lama berselang ternyata Yusa udah datang, posisinya ada di depan pintu, tampak disebelahnya seorang cewek cantik.
"Gak usah maksa gitu, norak " ujar Yusa datar tapi kasar kepada Mamanya.
"Yus, temen-temenmu..."
"Udah tau, ayo langsung aja ente semua ke kamar" Yusa memotong pembicaraan Mamanya gak peduli dan main nyelonong ke kamar sambil nutup pintu.Aku ngelihat sejenak ke arah Mama Yusa saat itu, wajahnya nelangsa, tapi ditahan kayak gak terjadi apa-apa.Suasana jadi canggung sejenak, hening...namun dipecahkan oleh suara lembut cewek cantik.
"Tante, dateng dari Jakarta jam berapa?" tanya cewek itu, sambil cupika cupiki sama mamanya Yusa.
"Tadi Pagi, lho Rena juga barusan dateng dari Surabaya ?" tanya Mama Yusa
"Iya tante " ujar Rena.
"Oooh...Ya udah deh Tante tinggal dulu ya ke belakang, Ren....Mas-mas" Mama Yusa pamit undur diri kepada kami berlima.
"I-iya tante...." ujar kami berempat. Kami serempak memandang ke arah Rena. Rena juga memandang kami cuek bebek.
"Kalian temen kampusnya Yus itu kan?" ujar Rena
"Iya, kenalin aku..." belum aja Dota memperkenalkan diri.Rena udah motong pembicaraan.
"Dota, Yanu, ngg...Dedi terus kamu Rian, iya kan?" ujar Rena sambil tersenyum misterius ke arah kami.
"Heh! kok tau?"
"Tau lah...makanya aku bisa dipilih Yusa jadi temennya, yuk masuk ke markas, udah ditungguin Yusa tuh" jawab Rena, gak memperjelas jawabannya malah membuat kami penasaran sama ucapannya.
Aku menghela nafas, siapa lagi nih cewek misterius cantik bernama Rena.......batinku, sambil berjalan masuk ke kamar Yusa
* * *
Selama rapat di dalem kamar, perhatianku terpecah antara denger omongannya Yusa dan gak henti-hentinya mandangin Rena, dia cantik, cantik banget malahan, tapi bukan itu aja yang buat aku curi-curi pandang, Rena ini punya "something" yang berbeda dalam dirinya, sesuatu yang buatku berubah jadi besi yang gak henti-hentinya tertarik sama magnet dalam diri Rena ini.
Yusa seperti biasa tampak menggebu-gebu jelasin rencana kami kedepannya untuk menjebak musuh bebuyutan kami Jamban.
"Jadi, bahasa normalnya, langkah pertama yang kita lakukan lebih tepatnya ente berempat lakukan, ngikut si Jamban nemenin orangnya ke Club malam langganannya"
"Terus kita harus ngapain? apa cuma nemenin Si Pispot ini, mabuk-mabukan, sambil meluk-meluk cewek di club malam gitu?"
"Bisa dibilang tepat bisa dibilang nggak sich, kerjaan kalian nemenin Jamban ke Club Malam, seakan-akan dia yang punya acara, tapi sebenernya, kita yang nyetir Jamban buat ngelakuin apa yang kita mau"
"Intinya deh Yus" kata Dota gak sabaran.
"Susah emang ngomong sama ente berempat, gini lho kalian ngikut aja ke Club Malem, udah titik, kalian gak usah ngapa-ngapain. Tugas kalian diambil alih sama Rena dan Aku"
"Eh....Rena...ini juga bagian dari rencana ya Yus?
" tanya Yanu "Ya iyalah, masak gak nyadar kenapa aku diundang kesini, inikan spesialisasiku"
Kami mencoba mencerna ucapan implisit Rena dan aku langsung tepok jidat, barusan nyadar.
"K-kamu pura-pura jadi cewek nakal di sana, terus ngejebak Jamban gitu?"
"Kenapa? biasa aja, emang kerjaanku kayak gitu, gak pura-pura, aku emang biasa nemenin om-om tajir yang pikirannya mesum" jawab Rena enteng.
"Heh! Ren...kerjaanmu apa sich kalo boleh tahu?"
"Rena ini cewek simpenan pejabat...kalo ente mau tahu" Yusa membuka kartu truf kepada kami.
Seketika itu juga aku mengerti "something" yang dipunyai Rena itu, dia punya bakat alam untuk memikat siapa aja yang dia mau, dan aku percaya banget, karena aku pun hampir terpikat dengannya.
* * *
Rapat pun selesai sekitar 2 jam kemudian,kami akhirnya mendapatkan beberapa rencana matang yang harus kami jalankan minggu depan. Di jalan itu, aku masih kepikiran sama yang namanya Rena. Kenapa ya ada sesuatu yang gak pada tempatnya dalam diri Rena. Tapi aku gak tau apa itu, semakin aku mikir, semakin misterius pula sosok Rena ini.
Di tengah perjalanan, kami berempat yang lagi asik ngobrol, tau-tau dikagetkan oleh telpon Retno saat itu.
"Adik ada apa nelpon kakak?
" tanya Yanu sambil menekan mode Loudspeaker di hapenya"Kak...bisa cepetan ke kontrakan Kakak gak, aku udah didepan pager gak ada orang"
"Iya kita lagi dijalan bentar lagi nyampek ada apa emangnya?"
"Kak, mbak Nadia nangis-nangis nih dia lagi disampingku"
"Hah!ada apa emangnya!" ujarku teriak sampai gak konsen nyetir.
"Nanti aja ceritanya, pokoknya Mas-mas berempat cepetan kesini ya, Bye" telpon ditutup.
(BERSAMBUNG)
Diubah oleh audrianramanta 09-03-2013 17:41
jenggalasunyi dan 5 lainnya memberi reputasi
6









