part 8

lanjoet>>>

Percayakah anda dengan Love at the first sight? Suatu perasaan ketika bola mata menerima bayangan seseorang yang anda yakini adalah mahkluk terindah di dunia. Ketika sukma dan raga mahkluk yang kita pandang telah merasuki pikiran bahkan rasa dalam diri anak manusia. Maka kita sebagai anak manusia percaya bahwa Hawa memang diciptakan untuk Adam.

Saya sendiri sudah terlalu sering, bahkan akrab dengan yang namanya cinta pada pandangan pertama. Saya tidak mengerti cinta. Bagi saya, wanita datang silih berganti. Tidak mengenal siapa dia dan untuk apa dia datang dalam hidup saya.

Peristiwa tadi telah (sedikitnya) mengguncang jiwa saya. Bagaimana bisa saya berbangga dengan titel "playboy", jika hanya bertemu dengan adik kelas saja, sudah membuat jalan sempoyongan. Memalukan

Saya pun menarik kembali konsentrasi saya yang buyar kedalam pelajaran. Saya melihat cewek-cewek yang ada di kelas saya. Hanya ada dua orang yang pernah saya sukai, dan dua-duanya kandas ditengah jalan. Namun keduanya kalah jauh dibandingkan Claudia secara fisik. Ternyata benar bahwa ini hanya nafsu semata.

Tiba-tiba seseorang menepuk bahu saya dari belakang



Aduuuh, kan saya uda janjian sama Claudia buat makan siang. Saya tidak mungkin membatalkan janji itu. Disisi lain, kelas sebelah sudah terlalu kelewatan menghina kelas saya. Mereka bilang kelas saya tidak ada apa-apanya. Saya pun menantang mereka dota, karena saya yakin punya tim sekelas juara dunia (sedikit mimpi).

Saya lumayan jago dalam dota, minimal saya bermain dari jam 1 siang sampai 8 malam setiap hari. Itupun bisa lebih, jika mama tidak menelpon untuk pulang ke rumah. Mama tidak akan pernah bisa melarang saya dalam hobi yang satu ini. Saya tetap dapat mempertahankan prestasi walau kecanduan game online.

Tidak terasa, lonceng istirahat kembali berbunyi. Kali ini, saya pergi ke kelas Tina. Saya penasaran dengan alasannya melarang saya mendekati Claudia.

Sampai di kelasnya, saya mencari dan terus mencari, tapi nihil. Disitu ada Janed. Apa saya coba bicara dengan Janed?



Kami berdua berjalan ke kantin dengan senda gurau sepanjang jalan.

Jenny adalah nama sebenarnya (walaupun disamarkan dalam cerita ini). Janed adalah panggilan sayang saya kepadanya, karena disingkat dari Jenny dan Monyet . Janed sebenarnya adalah wanita yang baik dibalik gayanya yang "freak". Kalian pernah merasakan yang namanya ambang batas persahabatan dan cinta? Perasaan kami berdua ada di ambang batas tersebut. Namun saya memilih menjadi sahabat, dibanding kekasih. Tapi Janed berpikiran sebaliknya.

Sampai di kantin



Janed mulai berpikir dan menceritakannya kepada saya



Waaaaah, tadi saya hanya punya dua kemungkinan, antara Cleo baru patah hari atau orang tuanya kolot. Sekarang, dua kemungkinan tersebut ternyata benar dua-duanya.

Ini tantangan

>>>bersambung