part 6

lanjoet>>>

Saya bangun jam 6 pagi, karena sekolah masuk jam 7.15 dan jalanan lumayan macet. Setelah melakukan rutinitas, saya lalu melihat hp sebetar untuk dimasukkan dalam tas. Ternyata ada sms berisi,



FYI: upacara bendera di sekolah ane harus memakai atribut lengkap

Saya hanya bisa senyum dan tidak mau membalas sms tersebut. Dalam pikiran saya, apabila ternyata Claudia ini tidak sesuai dengan harapan, saya tidak akan membalas sms-sms dia lagi.

Perjalanan saya lanjutkan dengan angkot ke sekolah. Saya sampai sekitar pukul 7.10. Setelah masuk ke kelas, saya menyuruh semua teman untuk turun lapangan. Saat teman saya bernama Sisca lewat dihadapan saya, saya baru sadar kenapa tidak bertanya dulu dengannya. Sisca ini adalah ratu gosip di kelas. Dia tau semua informasi karena memang pergaulannya sangat supel. Koneksinya ada dimana-dimana bahkan lintas sekolah.



Setau saya, Tina adalah cewek paling kece di sekolah. Dia lah primadona seluruh sekolah, tapi sayang sikapnya sangat angkuh. Pacar-pacarnya semua minimal bermobil. Menurut pendapat pribadi saya, seandainya dia tidak ikut balet, pasti bodinya sangat asik. Namun sayang, besar paha dan betisnya saja mengalah saya.

Sedangkan Janed adalah teman baik Tina. Dia pernah menyukai saya, tapi sikapnya sangat tomboy. Rambutnya dipotong pendek sekali, mungkin tidak lewat 7 cm alay gaya-gaya Mita the Virgin. Kalau saja kepalanya ditutup, dia adalah wanita paling sempurna. Dialah jelmaan langsung dari gitar spanyol yang aduhai.

Lupakan dulu mengenai dua teman wanita saya ini. Setelah saya tau informasi tadi Sisca, saya segera menuju ke barisan. Upacara pun dimulai.

Beruntung bagi saya. barisan di lapangan membentuk huruf L. Anak-anak kelas 2 berada di bagian |, sedangkan anak kelas 3 berada di bagian _ (ngertikan? L kalau dipisah kan jadi | dan _).

Upacara berlangsung dengan khidmat, saya pun mulai menghitung mundur dari ujung. Kelas ipa di kelas 2 ada 14 kelas, jadi saya hitung mundur 14, 13, 12, dst sampai 2. Saya lihat disitu memang ada seorang wanita berbehel. Tapi sial, wajahnya tidak terlihat. Cahaya matahari pagi menyinari dia langsung. Jadi ujung topi yang jadi penutup kepala menimbulkan bayang-bayang sampai ke dagu wanita tersebut. Yang terlihat hanya gelap.

Selesai upacara, saya tidak langsung menghampiri Claudia, saya pergi dulu ke kelasnya Tina. Disana saya menemukannya dan segera bertanya dengannya.



aduh, bagaimana ini?? Kenapa Tina sensitif ya? Kalau dia suka gw sih kayaknya ngak, kayaknya dia sodaraan sama Claudia



Ternyata dia adalah anak baik-baik. Jadi benar bahwa dia itu sangat polos. Dari gaya bicara Tina, saya hanya bisa menyimpulkan 2 hal. Pertama, Claudia belum pernah pacaran dan orang tuanya sangat kolot. Kedua, Claudia baru putus.

Saya pun kembali ke kelas. Dalam batin, saya bingung apa harus ke kelasnya saja nanti waktu istirahat. Mungkin memang lebih baik begitu. Saya mengambil hp dan menuliskan:



>>>bersambung