AI : Because February is A Month of Love [February Romance Fic Compilation Thread]
TS
st_illumina
AI : Because February is A Month of Love [February Romance Fic Compilation Thread]
"When the power of Love Conquer the Love of Power,
World Will Know True Peace"
Spoiler for Doki-Doki Suru:
Spoiler for Ai no Chikara:
Thread Kompilasi Cerita Romance.
Bagi yang mau ikutan, cukup posting ceritanya di sini,
yang mau komen ceritanya juga cukup posting di sini juga,
yang mau diskusi juga posting di sini aja dulu.
Ini hanyalah Thread buat para penghuni FS mengekspresikan cinta nya.
Cerita cinta yang kayak apa? Terserah.
yang penting one-shot, langsung tamat, karena capek juga baca cerita cinta fitri yang sampe 8 season.....
Screw The Rule, You are here to show your love, not to be bound with some rule :3
If you have courage to break the rule, you better prepare an awesome Story
Tema : The Power of Love
Semua kisah cinta di perbolehkan, tapi karena ini forum umum, kisah cinta yang menyinggung SARA secara eksplisit (menjurus ke perendahan agama, baik agama sendiri maupun orang lain), NSFW secara eksplisit (hingga intercourse di jelaskan dengan gamblang) incest eksplisit, yuri/yaoi eksplisit (sampai intercourse) tidak di perkenankan,kecuali diberikan peringatan, spoiler berlapis, dan udah dapat persetujuan dari saya.(Untuk implisit dan borderline, just post it selama masih aman)
Panjang kisah maksimal 3 postingan di Kaskus (30 ribu karakter) (welp, selama masih one shot gapapa lah, asal menarik)
Dateline 25 Februari 2012 BATAS POSTING FICTION (karena kalo ga dikasih dateline kalian pada tarsok)
25 Februari-28 Februari Voting Period
1 Maret Pengumuman Pemenang (kalau ada)
Spoiler for Puresento:
Juara 1 : Id Donatur 2 Bulan
Juara 2 : Id DOnatur 1 Bulan
Juara 3 : GRP + 50
“Jadi lu gak bisa dateng ke acara ultah gue besok?” Tanya Mia.
"Sorry" balas sang lawan bicara, Adit, pelan.Keheningan muncul diantara mereka berdua. Adit bisa melihat kekecewaan di wajah Mia namun perasaanya juga amat sangat kecewa untuk menolak ajakan temannya itu.
“Kenapa? Besokkan minggu kok gak bisa dateng? biasanya tiap hari minggu lu ga ada acara apa-apa, kan?” Tanya Mia. Suaranya terdengar agak berat.
“Biasanya iya sih, tapi…”
Adit menghentikan jawabannya. Ia memandang temannya itu sebentar lalu menjawab sambil memalingkan muka. “G- gue ada acara, Mi dan acaranya gak bisa diundur.”
“Please deh, Dit! Gue udah kenal ama lu dari orok, dan lu pikir lu masih bisa ngebohongin gue?” balas Mia sedikit kesal.
Adit menelan ludah. Adit tahu bahwa Mia alergi dengan perpustakaan oleh sebab itu selama seminggu ini, ia bersembunyi di dalam perpustakaan agar tidak diundang oleh temannya ini. Akan tetapi, Adit tidak pernah menyangka bahwa Mia akan memaksakan diri untuk masuk ke dalam perpustakaan demi mengundang dirinya ke pesta ulang tahun. sebuah pesta ulang tahun yang tidak mungkin bisa dia datangi.
Adit mendengar Mia menghela nafas.
“Paling enggak, kalau ga bisa dateng, jujur deh ama gue, Dit. Emang kenapa lu nggak bisa dateng?” kata Mia.
Terjadi keheningan diantara mereka. Mia menunggu jawaban dari Adit, sedangkan Adit agak enggan menjawab pertanyaan Mia dengan jujur.
“Hari minggu gue ilang, Mi” Jawab Adit.
Kembali terjadi keheningan diantara mereka berdua. Adit tidak berani melihat ekspresi yang diberikan Mia. Ia membayangkan Mia sedang memandangi dirinya dengan tatapan tidak percaya.
“Maksudnya?” Tanya Mia.
“Senin, selasa, rabu, kamis, jum’at, sabtu, lalu ke senin lagi,” Jawab Adit pelan, “hari minggunya ke-skip.”
“Hmm…" Adit bisa mendengar Mia berpikir.
"Intinya lu gak bisa dateng kan? Bukan Ga mau dateng” kata Mia sambil memegang dagunya. “Jadi kalau lu punya hari minggu, Lu bakalan dateng kan?”
Adit langsung memandang Mia. Kebanyakan orang akan menganggap Adit bercanda atau sedang mengucapkan metafora, namun Mia terlihat mempercayai semua perkataan Adit secara harfiah, karena memang seperti itulah yang sebenarnya terjadi. Adit kehilangan hari minggunya secara harfiah.
“Ya udah, pulang sekolah nanti gue kerumah lu buat ngebantuin nyari!” Kata Mia lagi.
Adit masih terdiam, tidak percaya bahwa Mia benar-benar mempercayai ucapannya tadi.
“Mi…”
“Hm?”
“lu percaya apa yang gue katakan?”
Mia mengangguk mantap.
“Serius? Lu ga nganggep hal itu aneh?” kata Adit kepada Mia yang sedang berjalan keluar perpus ketika bel tanda waktu istirahat selesai berbunyi.
Mia lalu membalikan badannya dan menjawab, “Apa sih yang bisa lebih aneh dari orang kaya gue bisa masuk ke SMA favorit kaya gini?”