Siapakah Tiffany ? Siapakah yang sarapan di rumahnya Tiffany ? Apakah Tiffany adalah perempuan yang bertengger di Novel versi Indonesia ini ? itu hal yang pertama terlintas dalam benakku saat melihat Novel ini, yang ternyata dugaanku sangat salah. Tiffany adalah bukan nama Tokoh dan nama wanita dalam cover ini,. Tetapi kenapa bisa berjudul Breakfast at Tiffany’s yang jika ditranslasi ke dalam Bahasa Indonesia secara harafiah adalah Sarapan di rumah Tiffany ? ternyata itu adalah kebiasaan nyeleneh Holy Golightly sang tokoh utama—ya, wanita di cover tersebutlah yang bernama Holy Golightly— yang sering mengunjungi Tiffany & Co, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang ritel perhiasan berkelas; hanya untuk mengobati kegelisahannya.

Cover Novel ini cukup menarik, yang dimana aku mengetahuinya setelah membaca seluruh Novel ini, bahwa cover depan tersebut adalah Holy Golightly dalam Film yang diperankan Audrey Hepburn , Wanita yang berpenampilan seperti nyonya di zaman sang ratu pop Madonna sedang hits-hitsnya dan juga dengan landscape pemandangan Kota Amerika yang mana aku mengetahunya sebab diwakilkan oleh Patung Liberty yang menjadikan Novel ini apik meski agak sedikit membuyarkan imajanisiku terhadap si tokoh.

Sebenarnya konflik yang diceritakan dalam Novel ini sangatlah datar, tidak ada sesuatu hal yang menarik dalam sisi ini. Tetapi Truman Capote mencoba menafsirkan suatu yang sering kita temui dalam keseharian namun tidak kita sadari, yaitu Hedonisme. Simbol Hedonisme itu adalah Holy Golightly sendiri, seorang wanita simpanan banyak lelaki yang mempunyai hubungan khusus dengan seorang Bos Mafia.

Penggambaran Holy tersebut cukuplah menjelaskan bagaimana hidup Hedonisme akan membawa kita menuju suatu hal menyenangkan namun menurut sudut pandangku agak ironis, Holy adalah wanita bermasa kecil suram sehingga ketika besar dia menjadi seorang yang jalang, kecenderungan Holy yang suka berfoya-foya dan sering mengajak teman lelakinya ke dalam kamarnya membuat tetangganya tidak menyukainya kecuali sang tokoh utama. Sudut pandang yang diambil Truman Capote pun cukup menarik, yaitu sudut pandang orang yang menyukai Holy sendiri, tetangganya yang menyukainya yang disini tidak disebutkan namanyanya melainkan hanya “aku” sebagai pengganti. Sang tokoh sendiri sering disambut antusias oleh Holy sendiri, bahkan Holy tak ragu menunjukan sifat exhibitionistnya kepada “aku”. Meski begitu Capote pun menyisipkan sifat Holy yang penyayang yang getir dibalik sifat Hedonismenya.

Saya juga ingin menjelaskan pernyataan saya di paragraf 2 kenapa saya bisa mengetahui bahwa Cover Novel versi Indonesia adalah salah satu adegan dalam Film Breakfast at Tiffany’s karena di lembar-lembar belakang Novel ini juga disertakan Artikel berjudul Breakfast at Tiffany’s dalam Film dan Lagu : Sekedar Catatan, yang berisi informasi menarik tentang Film Breakfast at Tiffany’s yang diperankan Hepburn yang dimana filmnya tak kalah hits dengan Novelnya setelah dua tahun penerbitannya ini di Amerika sana, dan informasi beberapa lagu yang terinspirasi dari Novel dan Film Breakfast at Tiffany’s ini.

Diksi yang digunakkan oleh Capote kebanyakan adalah kata-kata puitis yang menggambarkan sesuatu lewat sebuah majas atau kiasan, yang terkadang aku tak mengerti apa maksudnya sehingga aku harus membacanya berulang kali.

Novel ini lebih diperuntukan untuk Dewasa karena adanya Adegan Nudity. Tapi buku ini tidak ada adegan bercumbunya dan aman dinikmati bagi orang yang jijik akan cerita seks bebas.

Ini adalah kisah romantis karena ada si tokoh "aku" yang mencintai Holy meski tahu Holy adalah seorang wanita jalang.

Well, saya rasa tahu kenapa Novel ini bisa masuk kedalam list 1001 Buku Yang Harus Kamu Baca Sebelum Kamu Wafat, karena ini adalah pemikiran Capote yang diterjemahkan kedalam sebuah Novel yang membahas tentang Hedonisme yang sudah mendarah daging dalam diri manusia, bahkan sebuah tokoh perhiasan dijadikan obat penghilang keresahan yang manjur.

Hmm, Bintang 3 dari 5 cocok untuk mengapresiasi karya Capote ini.