- Beranda
- Stories from the Heart
Alor : pengalaman Unik nan Mistik (Kisah nyata)
...
TS
gemahripahlohji
Alor : pengalaman Unik nan Mistik (Kisah nyata)
Quote:
Quote:
Halo agan agan sekalian, terispirasi dari kisah nyata pengalaman 4 tahun tinggal di rumah hantu agan pijar, mencari hantu nya agan sisyarevolution ane mau sedikit nyumbang catatan perjalanan kisah nyata yang unik nan mistis yang menurut ane layak untuk di share , cerita kisah nyata ane gak melulu cuma mistis dan horor ya gan, ada pengalaman unik lainnya, sebagian besar ane alamin sendiri sebagian lagi ane denger pengalaman dari temen temen yang tinggal disana , maksud dan tujuan ane share pengalaman unik ane bukan untuk menjelek jelekan apapun , terlepas dari pengalaman gak enak ane pasti ada sisi baik dari suatu tempat. sekedar berbagi pengalaman yg insya 4JJI banyak pelajaran yg di dapat dari kisah ane. mohon maaf bagi agan yg kurang berkenan , ane gak nyari cendol apalagi bata , tapi kalo ada yang ngasih cendol ya ane gak nolak
Quote:
INDEKS
CHAPTER 1 : tiba di kupang disambut cerita sumbang
CHAPTER 2 : Alor nusa kenari : sungguh menguji kesabaran here
INTERMEZO : Survival of the fittest here
CHAPTER 3 : first Encountered with "the Others" here
INTERMEZO : ilmu kanuragan Om salmon here
CHAPTER 4 : Perjalanan Hidup Bersahaja nelayan luar biasa here
INTERMEZO : Misteri Sang Nelayan Senja here
CHAPTER 5 : Hiu Mistis bercorak anehhere
CHAPTER 6 : second encounter with "the Others" new 18/03/2013 here
INTERMEZO : hantu bunker new 21/03/2013 here
CHAPTER 7 : jadi guru ngaji dadakan dan dosen dadakan = on progress
CHAPTER 8 : korban voodo/black magic/ = on progress
CHAPTER 9 : konflik dengan preman kampung = on progress
CHAPTER 10 : epilog (penutup) on progress
catatan : insya 4JJI ane akan update berkala
CHAPTER 1 : tiba di kupang disambut cerita sumbang
CHAPTER 2 : Alor nusa kenari : sungguh menguji kesabaran here
INTERMEZO : Survival of the fittest here
CHAPTER 3 : first Encountered with "the Others" here
INTERMEZO : ilmu kanuragan Om salmon here
CHAPTER 4 : Perjalanan Hidup Bersahaja nelayan luar biasa here
INTERMEZO : Misteri Sang Nelayan Senja here
CHAPTER 5 : Hiu Mistis bercorak anehhere
CHAPTER 6 : second encounter with "the Others" new 18/03/2013 here
INTERMEZO : hantu bunker new 21/03/2013 here
CHAPTER 7 : jadi guru ngaji dadakan dan dosen dadakan = on progress
CHAPTER 8 : korban voodo/black magic/ = on progress
CHAPTER 9 : konflik dengan preman kampung = on progress
CHAPTER 10 : epilog (penutup) on progress
catatan : insya 4JJI ane akan update berkala
Prolog : latar belakang Te-es
Quote:
Ane anak terakhir dari 5 bersaudara yg lahir di jakarta dan besar di depok jawa barat , terlahir dari keluarga sederhana bernuansa disiplin ketat dikarenakan bokap ane punya latar belakang militer yg kuat , beliau purnawirawan TNI-AL dan udah malang melintang berperang lawan gerakan geriliya pemisahan diri dari NKRI yang marak di tahun 70-80 an (falintil/fretilin, gpk/gam, opm) , jadi dari kecil ane dah di latih mental sama bokap biar gak mudah cengeng dan menyerah sebelum berperang (menyerah sebelum berusaha) , tahun 2004 ane lulus sma melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi kedinasan di jakarta, alhmdlh ane diterima masuk di akademi meteorologi dan geofisika, sebuah institusi pendidikan pemerintah yg lulusanya akan bekerja sebagai pns di badan meteorologi dan geofisika, saat itu ane ambil jurusan geofisika (ilmu kebumian) yg pada saat pengambilan jurusan ane gak tau kalau jurusan ini bakal memfokuskan lulusanya ditempatkan kerja di tempat terpencil yg jauh dari keramaian , (walaupun gak semuanya sih..) 3 tahun berlalu banyak cerita cerita unik di kampus namun lain kali aja di share karena kali ini mau bahas cerita unik nan mistis yg ane alamin setelah penemptan kerja, setelah 3 tahun menuntut ilmu tibalah saat penempatan kerja diumumkan antara anugrah atu bencana ane ditempatkan di pulau alor, pulau kecil diujung timur propinsi nusa tenggara timur, disinilah dimulai cerita dan pengalaman unik ane....
Lets the story begin.....
Lets the story begin.....
Chapter 1 : tiba di kupang disambut cerita sumbang
Quote:
pertengahan desember 2007 ane take off dari bandara soeta menuju kupang NTT dari kupang harus menginap Semalam dikarenakan penerbangan berikutnya ke pulau Alor baru ada esok pagi pukul 7 , diiringi kedua orang tua tercinta ane plus kakak nomor 3, ane berangkat dengan tangis haru gan , nyokap gak bisa nahan tangis ngelepas anak bontotnya mengemban tugas negara, ane jdi ikutan sedih, namun ane gak cengeng gan bismillah aja, mumpung masih muda cari pengalaman hidup pikir ane kala itu, 3 jam penerbangan dengan maskapai penerbangan batavia (sekarang dah raib ini gan kasian ) tibalah ane di bandar udara eltari kupang, bandara kelas 2 yang khas dengan ornamen dan nuansa NTT. Terdapat ukiran adat dan beberapa pajangan alat alat tradisional sepanjang jalur kedatangan, beberapa ane kenal seperti alat musik sasando Dari tanah rote, ane dijemput senior 3 tingkat diatas ane waktu di akademi dulu kak ima (inisial) selepas memperkenalkan diri satu sama lain kak ima menawarkan ane untuk nginep di stasiun pengamatan meteorologi yg tdk jauh dari bandara, dengan alasan efisiensi waktu jarak dan kantong ane mengiyakan keputusan doi, sampe di stasiun ane ngobrol lebih jauh dengan kak ima, rupanya kak ima ini salah satu pegawai yg penempatan kerjanya di pulau alor, namun doi ditempatkan di stasiun meteorologi bukan di geofisika seperti ane, doi ada di kupang karena mengambil cuti tahunan menengok sanak keluarganya yg memang tinggal di kupang, dari obrolan kami kak ima menceritakan banyak cerita miring tentang pulau alor diantara yang paling miring adalah praktek perdukunan yg marak diantara orang orang pribumi yg tinggal di daerah pegunungan deg.. Hati ane mulau galau gelisah gan , tujuan doi cerita sih baik biar ane tetap waspada dan menjaga sikap diantara orang pribumi. Quote yg doi bilang kala itu yg gak pernah ane lupain sampe sekarang adalah :
ane langsung bilang wow tapi gak sambil koprol .
Quote:
"alor is the second best dark magic island after hawaii"
ane langsung bilang wow tapi gak sambil koprol .
foto foto dokumen pribadi dan mbah google
nyambung ke post 3 gan dibawah
Diubah oleh gemahripahlohji 21-03-2013 01:16
0
140.8K
Kutip
739
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•42.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gemahripahlohji
#13
CHAPTER 4 : Perjalanan Hidup Bersahaja nelayan luar biasa
lanjutan di pos 113 di sini
Quote:
bulan keempat ane berdomisili di nusa kenari, sudah mulai hapal sudut kota kalabahi, satu satunya kota yang ada di pulau ini, tak banyak fasilitas hiburan pelepas penat di kalabahi, rutinitas ane kalo ke kota hanya belanja kebutuhan pokok, makan di restoran padang (belive it or not restoran padang emang ada di mana mana gan salut buat sodara sodara kita di padang) dan mampir di warung internet, jangan tanya koneksinya gan pokoknya dewaaaaa banget gan, dewa lemootnya, pernah suatu kali ane browsing buka friendster baca baca manga scanlation terus disamping ane ada bule (disini banyak bule karena diving spot alor udah mendunia), tuh bule misuh misuh gan "DAMN FUCK';1*& ASS*^OLE" karena koneksi internetnya yang super cepaat, cepaaat error 404 hahahahah
selain itu ane ke kota juga kadang menunaikan ibadah sholat jum'at, karena ibadah shalat jumat harus berjama'ah, gak bisa sendiri sendiri, suatu hari, ane diajak sholat jumat di daerah moi mol oleh mas jambrud, moi mol adalah nama sebuah perkampungan nelayan muslim tidak jauh dari desa mali, kata mas jambrud jangan sholat jum'at di kota melulu sekali sekali di kampung sekalian meramaikan masjid yang ada di kampung, make sense and why not? dengan kuda besi mas jambrud, minggu ke 3 bulan ke empat ane shalat jumat di masjid kampung nelayan moi mol, bangunannya sederhana sekali gan, jika di jakarta ini masuk kategori mushala bukan mesjid, bangunan persegi sederhana berukuran 60x60 meter dengan sound system dan karpet mesjid yang sangat apa adanya, tempat wudhu pun tidak didesain khusus, hanya ada sumur kecil dibelakang masjid yang menjadi satu satunya sumber air untuk wudhu, jika ingin wudhu mau tidak mau kita harus nimba air gan.
sebelum azan hanya ada 4 orang di dalam masjid, ane, mas jambrud marbot masjid (marbotnya tatoan gan ) dan seorang bapak paruh baya berumur 40 tahunan, setelah dikumandangkan azan ternyata hanya bertambah 5 orang dan tidak ada lagi yang datang setelah khatib naik mimbar sampai shalat jum'at selesai, hanya 1 shaf gan, , bisa dimaklumi karena muslim di pulau ini hanya sekitar 9 persen sisanya khatolik dan protestan. selepas shalat mas jambrud memperkenalkan ane dengan kenalan dekatnya yang kebetulan shalat bersama kami, bapak Ramijan Nenu, seorang bapak berumur sekitar 50 tahun yang penampilannya sederhana dan bersahaja, ada aura ketenangan dan ke tawadhuan yang memancar unik dari bapak ini, pakaiannya memang sudah lusuh hampir mirip pakaian lusuh om salmon namun pakaian lusuh itu bersih dan tidak kotor, terawat dengan baik, pak ramijan menyapa ane ramah, dengan logat timurnya yang kental kami cepat akrab,
selepas berkenalan santai, mas jambrud meminta ane untuk nunggu sebentar di masjid, sementara dia mengantar pak ramijan ke rumahnya, agaknya mereka berdua sudah sangat akrab, ane mengiyakan tetapi pak ramijan menolak dengan alasan tidak enak dengan ane WOW such a manner biasanya nih gan ya biasanya loh tapi gak semua, orang alor kalo ditawari sesuatu jasa apalagi yg menguntungkan dirinya pasti gak akan nolak walaupun kadang suatu jasa tersebut berbenturan dengan kepentingan orang lain, lah ini tumben gak mau, beliau ini terlalu sopan untuk ukuran orang alor, tata bicaranya juga lembut tidak seperti cara bicara orang alor kebanyakan, karena beliau bersikeras menolak, mas jambrud tidak bisa memaksakan niat baiknya, akhirnya ane menawarkan solusi supaya kami berdua silaturahim ke tempat bapak ramijan, mas jambrud biar antar pak ramijan terlebih dahulu, baru kembali ke masjid menjemput ane sowan ke tempatnya, beliau menyambut baik niat ane dan bersedia diantar mas jambrud.
sampailah ane di desa moi mol sebelah barat , rumah pak ramijan terletak tidak jauh dari jalan daerah, agak sedikit naik ke tebing, keadaan rumah rumah penduduk desa ini sangat memprihatinkan gan, ane miris ngeliatnya, rumah gubuk beralaskan tanah berdindingkan kayu dan beratap rajutan pohon kelapa kering serta dengan luas yang super duper sempit, jauh lebih sempit dari rumah sangat sangat sederhana yang ada di jakarta, lebih tepat disebut bilik ,penduduknya sebahagian besar berprofesi sebagai nelayan, hampir di setiap gubuk/rumah ada makam disebelahnya, itu adalah makam sanak keluarga si empunya rumah, setelah beberapa saat kami naik tebing sampailah kami di pelataran rumah bapak ramijan, dua anak kecil berlari menyambut dan menghampiri mas jambrud dengan riang gembira, unik, seperti fans bertemu idola atw seperti anak bertemu ibunya setelah lama terpisah, mereka memeluk erat mas jambrud dan mas jambrud memperkenalkan ane dengan kedua anak itu, yang paling kecil bernama budi bocah lugu berumur 3 tahunan yang ingusnya turun naik berkalung ketapel kayu, yang sedikit lebih besar bernama agus (hah agus kayak nama orang jawa pikir ane ), agus adalah kakak budi, penampilanya tidak jauh dari budi, bertelanjang dada dengan celana pendek lusuh, dia berumur 7 tahun, kedua anak ini adalah putra bapak Ramijan Nenu,
tercengang sekaligus sedih ketika ane masuk ke dalam rumahnya, sangat sederhana sekali gan hanya satu ruangan kecil ber ukuran 5 x 10 meter, didalamya terdapat jala ikan, perlengkapan mancing tradisonal, kompor, kasur kayu lapuk yang sudah sangat lusuh serta beberapa tumpukan baju kusam di pojok kanan, istrinya menyambut kami dengan senyuman ramah, disusul dengan bapak ramijan menyambut kami dengan secangkir teh hangat, duduk beralaskan tanah bapak ramijan mulai bercerita banyak tentang keadaanya, pak ramijan adalah seorang muslim yang taat yang super sabar gan, selama hampir 10 tahun lebih istri bapak ramijan ini lumpuh total. kelumpuhan ini dimulai sebelum istrinya melahirkan anak anaknya, tetapi alhamdulillah sekarng sudah sembuh walaupun belum sempurna, pak ramijan tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasan penghasilan sebagai nelayan, selama 10 tahun pak ramijan merawat dengan sabar istrinya, setiap malam selalu ia dengarkan ayat ayat suci berharap kesembuhan istrinya. bayangkan gan di rumah sekecil itu dengan tekanan ekonomi yg berat masih harus dicoba dengan sakit istri tercintanya, konon sakit lumpuh istrinya ini gak wajar disebabkan oleh ilmu hitam, namun menurut ane itu dilebih lebihkan aje gan, menurut ane setiap orang beriman pasti diuji dan inilah ujian bapak ramijan dan alhmdulillah bapak ramijan lulus dari ujian tuhan, kini istrinya sembuh memberikan 2 anak lucu yg kelak mungkin akan mengangkat ekonomi keluarga ini, sepulang dari sowan kami, ane banyak merenung gan, bahwa ada langit diatas langit, ada derita diatas derita, satu pelajaran yang selama ini hanya ane dapatkan lewat membaca buku Agama tentang rasa syukur akan nikmat Tuhan kini ane dapatkan langsung prakteknya, merasakan langsung keadaan bapak ramijan dirumahnya itu pengalaman yang amat berharga, kebersahajaanya, kesederhanaanya, kesabaranya dan tingkah lugu 2 anaknya yang belom kenal acara acara tv perusak moral, adalah great experience yang menambah EXP ane pada atribut CONT sehingga leveling ane naik dari level 10 melesat ke level 15 , hahahaha mirip RPG game aje, semenjak berkenalan dengan bapak Ramijan ane jadi semakinakrab dengan mas jambrud, dibalik tampang garangnya, diabalik penampilan eksentriknya mas jambrud punya sisi lain yg lembut, ia sayang dengan budi dan agus, lebaran pertama ane di alor kami mengundang Bapak Ramijan sekeluarga ke rumah dinas kami, sepele memang tapi bagi mereka adalah hal luar biasa, seperti punya keluarga kedua, kami manyantap hidangan ketupat dan opor yang kami masak sendiri, (ampe begadang nih gan masaknya mas jambrud yang ngerajut daun kelapa jadi keutpat, ane yg masuk masukin berasnya wkwkwkw memorial banget) pak ramijan sekeluarga senang bukan main, walaupun opor ayam dan ketupat adalah hal baru bagi mereka, mereka terlihat sangat menikmati, ane sangat bahagia melewati kebersamaan itu gan, kenikmatan bisa berbagi dan memberi sungguh luar biasa, damn i miss that
day.....
NB : tanya : nama anak bapak ramijan kok gak unik kayak nama orang alor?
: entah gan mungkin ada hubunganya dengan istrinya yang berdarah jawa
selain itu ane ke kota juga kadang menunaikan ibadah sholat jum'at, karena ibadah shalat jumat harus berjama'ah, gak bisa sendiri sendiri, suatu hari, ane diajak sholat jumat di daerah moi mol oleh mas jambrud, moi mol adalah nama sebuah perkampungan nelayan muslim tidak jauh dari desa mali, kata mas jambrud jangan sholat jum'at di kota melulu sekali sekali di kampung sekalian meramaikan masjid yang ada di kampung, make sense and why not? dengan kuda besi mas jambrud, minggu ke 3 bulan ke empat ane shalat jumat di masjid kampung nelayan moi mol, bangunannya sederhana sekali gan, jika di jakarta ini masuk kategori mushala bukan mesjid, bangunan persegi sederhana berukuran 60x60 meter dengan sound system dan karpet mesjid yang sangat apa adanya, tempat wudhu pun tidak didesain khusus, hanya ada sumur kecil dibelakang masjid yang menjadi satu satunya sumber air untuk wudhu, jika ingin wudhu mau tidak mau kita harus nimba air gan.
sebelum azan hanya ada 4 orang di dalam masjid, ane, mas jambrud marbot masjid (marbotnya tatoan gan ) dan seorang bapak paruh baya berumur 40 tahunan, setelah dikumandangkan azan ternyata hanya bertambah 5 orang dan tidak ada lagi yang datang setelah khatib naik mimbar sampai shalat jum'at selesai, hanya 1 shaf gan, , bisa dimaklumi karena muslim di pulau ini hanya sekitar 9 persen sisanya khatolik dan protestan. selepas shalat mas jambrud memperkenalkan ane dengan kenalan dekatnya yang kebetulan shalat bersama kami, bapak Ramijan Nenu, seorang bapak berumur sekitar 50 tahun yang penampilannya sederhana dan bersahaja, ada aura ketenangan dan ke tawadhuan yang memancar unik dari bapak ini, pakaiannya memang sudah lusuh hampir mirip pakaian lusuh om salmon namun pakaian lusuh itu bersih dan tidak kotor, terawat dengan baik, pak ramijan menyapa ane ramah, dengan logat timurnya yang kental kami cepat akrab,
selepas berkenalan santai, mas jambrud meminta ane untuk nunggu sebentar di masjid, sementara dia mengantar pak ramijan ke rumahnya, agaknya mereka berdua sudah sangat akrab, ane mengiyakan tetapi pak ramijan menolak dengan alasan tidak enak dengan ane WOW such a manner biasanya nih gan ya biasanya loh tapi gak semua, orang alor kalo ditawari sesuatu jasa apalagi yg menguntungkan dirinya pasti gak akan nolak walaupun kadang suatu jasa tersebut berbenturan dengan kepentingan orang lain, lah ini tumben gak mau, beliau ini terlalu sopan untuk ukuran orang alor, tata bicaranya juga lembut tidak seperti cara bicara orang alor kebanyakan, karena beliau bersikeras menolak, mas jambrud tidak bisa memaksakan niat baiknya, akhirnya ane menawarkan solusi supaya kami berdua silaturahim ke tempat bapak ramijan, mas jambrud biar antar pak ramijan terlebih dahulu, baru kembali ke masjid menjemput ane sowan ke tempatnya, beliau menyambut baik niat ane dan bersedia diantar mas jambrud.
sampailah ane di desa moi mol sebelah barat , rumah pak ramijan terletak tidak jauh dari jalan daerah, agak sedikit naik ke tebing, keadaan rumah rumah penduduk desa ini sangat memprihatinkan gan, ane miris ngeliatnya, rumah gubuk beralaskan tanah berdindingkan kayu dan beratap rajutan pohon kelapa kering serta dengan luas yang super duper sempit, jauh lebih sempit dari rumah sangat sangat sederhana yang ada di jakarta, lebih tepat disebut bilik ,penduduknya sebahagian besar berprofesi sebagai nelayan, hampir di setiap gubuk/rumah ada makam disebelahnya, itu adalah makam sanak keluarga si empunya rumah, setelah beberapa saat kami naik tebing sampailah kami di pelataran rumah bapak ramijan, dua anak kecil berlari menyambut dan menghampiri mas jambrud dengan riang gembira, unik, seperti fans bertemu idola atw seperti anak bertemu ibunya setelah lama terpisah, mereka memeluk erat mas jambrud dan mas jambrud memperkenalkan ane dengan kedua anak itu, yang paling kecil bernama budi bocah lugu berumur 3 tahunan yang ingusnya turun naik berkalung ketapel kayu, yang sedikit lebih besar bernama agus (hah agus kayak nama orang jawa pikir ane ), agus adalah kakak budi, penampilanya tidak jauh dari budi, bertelanjang dada dengan celana pendek lusuh, dia berumur 7 tahun, kedua anak ini adalah putra bapak Ramijan Nenu,
tercengang sekaligus sedih ketika ane masuk ke dalam rumahnya, sangat sederhana sekali gan hanya satu ruangan kecil ber ukuran 5 x 10 meter, didalamya terdapat jala ikan, perlengkapan mancing tradisonal, kompor, kasur kayu lapuk yang sudah sangat lusuh serta beberapa tumpukan baju kusam di pojok kanan, istrinya menyambut kami dengan senyuman ramah, disusul dengan bapak ramijan menyambut kami dengan secangkir teh hangat, duduk beralaskan tanah bapak ramijan mulai bercerita banyak tentang keadaanya, pak ramijan adalah seorang muslim yang taat yang super sabar gan, selama hampir 10 tahun lebih istri bapak ramijan ini lumpuh total. kelumpuhan ini dimulai sebelum istrinya melahirkan anak anaknya, tetapi alhamdulillah sekarng sudah sembuh walaupun belum sempurna, pak ramijan tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasan penghasilan sebagai nelayan, selama 10 tahun pak ramijan merawat dengan sabar istrinya, setiap malam selalu ia dengarkan ayat ayat suci berharap kesembuhan istrinya. bayangkan gan di rumah sekecil itu dengan tekanan ekonomi yg berat masih harus dicoba dengan sakit istri tercintanya, konon sakit lumpuh istrinya ini gak wajar disebabkan oleh ilmu hitam, namun menurut ane itu dilebih lebihkan aje gan, menurut ane setiap orang beriman pasti diuji dan inilah ujian bapak ramijan dan alhmdulillah bapak ramijan lulus dari ujian tuhan, kini istrinya sembuh memberikan 2 anak lucu yg kelak mungkin akan mengangkat ekonomi keluarga ini, sepulang dari sowan kami, ane banyak merenung gan, bahwa ada langit diatas langit, ada derita diatas derita, satu pelajaran yang selama ini hanya ane dapatkan lewat membaca buku Agama tentang rasa syukur akan nikmat Tuhan kini ane dapatkan langsung prakteknya, merasakan langsung keadaan bapak ramijan dirumahnya itu pengalaman yang amat berharga, kebersahajaanya, kesederhanaanya, kesabaranya dan tingkah lugu 2 anaknya yang belom kenal acara acara tv perusak moral, adalah great experience yang menambah EXP ane pada atribut CONT sehingga leveling ane naik dari level 10 melesat ke level 15 , hahahaha mirip RPG game aje, semenjak berkenalan dengan bapak Ramijan ane jadi semakinakrab dengan mas jambrud, dibalik tampang garangnya, diabalik penampilan eksentriknya mas jambrud punya sisi lain yg lembut, ia sayang dengan budi dan agus, lebaran pertama ane di alor kami mengundang Bapak Ramijan sekeluarga ke rumah dinas kami, sepele memang tapi bagi mereka adalah hal luar biasa, seperti punya keluarga kedua, kami manyantap hidangan ketupat dan opor yang kami masak sendiri, (ampe begadang nih gan masaknya mas jambrud yang ngerajut daun kelapa jadi keutpat, ane yg masuk masukin berasnya wkwkwkw memorial banget) pak ramijan sekeluarga senang bukan main, walaupun opor ayam dan ketupat adalah hal baru bagi mereka, mereka terlihat sangat menikmati, ane sangat bahagia melewati kebersamaan itu gan, kenikmatan bisa berbagi dan memberi sungguh luar biasa, damn i miss that
day.....
NB : tanya : nama anak bapak ramijan kok gak unik kayak nama orang alor?
: entah gan mungkin ada hubunganya dengan istrinya yang berdarah jawa
lanjutan di pos 113 di sini
Diubah oleh gemahripahlohji 10-02-2013 10:29
0
Kutip
Balas