TS
Serapium
Serapium Catalogue ~ Silahkan Review, Saran dan Diskusi Buku Favoritmu
Thread ini merupakan lanjutan thread Old Serapium Catalogue yang terhempas badai akibat perpindahan dari old kaskus ke new kaskus.
TIPS YAHUD UNTUK MENCARI REVIEW/JUDUL BUKU DI INDEX SECARA CEPAT DAN AKURAT!
TIPS YAHUD UNTUK MENCARI REVIEW/JUDUL BUKU DI INDEX SECARA CEPAT DAN AKURAT!
- Jika kalian sudah tahu judul buku yang akan kalian cari review-nya, manfaatkanlah secara maksimal fasilitas CTRL+F/COMMAND+F dan ketik kata kunci judul buku tersebut.
- Jika buku yang kalian cari adalah buku terjemahan dan tidak bisa kalian temukan menggunakan cara di atas, coba cari lagi menggunakan nama judul asli buku tersebut (biasanya dalam bahasa Inggris).
- Jika dengan kedua cara di atas kalian tidak menemukan review buku yang kalian cari, berarti memang belum tersedia di katalog kami. Mohon untuk bersabar menunggu update selanjutnya

INDEX REVIEW KASKUSER
JUDUL BUKU
#Kotbah Timeline @pergijauh
1Q84
2
3 Cinta 1 Pria
4.50 from Paddington
5 cm
9 Summers 10 Autumns 1| 2
9 dari Nadira [Part 1][Part 2]
31 Hari
99 Antologi Becakan
A Game of Thrones 1| 2
A Piece of Love in Korea
Abraham Lincoln: Vampire Hunter
Adventures of Huckleberry Finn, The
Adventures of Tom Sawyer, The
Age of Innocent, The
Age of the Five Trilogy
Ai
Alice's Adventures in Wonderland 1 | 2 | 3
Alice's Adventures in Wonderland & Through the Looking-Glass
Always, Laila
Anak-Anak Langit
Anak Semua Bangsa 1 | 2
Analogi Cinta Sendiri
Anansi Boys
Antologi Rasa
Anya's Ghost
Apartemen 666
April Snow
Arok Dedes 1 | 2
Artemis Fowl #2: The Arctic Incident
Artemis Fowl #5 : And The Lost Colony
Art of Reading, The
Atheis
Atlas Tokoh-Tokoh Wayang
At-Twitter
Autumn in Paris
Autumn Once More
B is for Burglar
Balada Si Roy #10: Epilog
Barack Obama : Dreams From My Father
Becoming Che
The Land of Elyon #2: Beyond the Valley of Thorns
BFG, The
Big Four, The
Blackjack
Blade of the Courtesans, The
Bliss
Blue Nowhere, The
Blue Romance
Botchan
Book Thief, The
Breakfast at Tiffany's 1| 2 (Part 1 Part 2) | 3
Bright Angel Time
Bukan Pasarmalam
Bumi Manusia
By the River Piedra I Sat Down and Wept
JUDUL BUKU
#
#Kotbah Timeline @pergijauh
1Q84
2
3 Cinta 1 Pria
4.50 from Paddington
5 cm
9 Summers 10 Autumns 1| 2
9 dari Nadira [Part 1][Part 2]
31 Hari
99 Antologi Becakan
A
A Game of Thrones 1| 2
A Piece of Love in Korea
Abraham Lincoln: Vampire Hunter
Adventures of Huckleberry Finn, The
Adventures of Tom Sawyer, The
Age of Innocent, The
Age of the Five Trilogy
Ai
Alice's Adventures in Wonderland 1 | 2 | 3
Alice's Adventures in Wonderland & Through the Looking-Glass
Always, Laila
Anak-Anak Langit
Anak Semua Bangsa 1 | 2
Analogi Cinta Sendiri
Anansi Boys
Antologi Rasa
Anya's Ghost
Apartemen 666
April Snow
Arok Dedes 1 | 2
Artemis Fowl #2: The Arctic Incident
Artemis Fowl #5 : And The Lost Colony
Art of Reading, The
Atheis
Atlas Tokoh-Tokoh Wayang
At-Twitter
Autumn in Paris
Autumn Once More
B
B is for Burglar
Balada Si Roy #10: Epilog
Barack Obama : Dreams From My Father
Becoming Che
The Land of Elyon #2: Beyond the Valley of Thorns
BFG, The
Big Four, The
Blackjack
Blade of the Courtesans, The
Bliss
Blue Nowhere, The
Blue Romance
Botchan
Book Thief, The
Breakfast at Tiffany's 1| 2 (Part 1 Part 2) | 3
Bright Angel Time
Bukan Pasarmalam
Bumi Manusia
By the River Piedra I Sat Down and Wept
Diubah oleh Serapium 20-12-2013 13:43
0
341K
1.2K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
7.8KThread•4.6KAnggota
Tampilkan semua post
oyxpik
#233
I'm not that innocent...
Judul : The Age of Innocent
Penulis : Edith Warton
Kindle Amazon
Terbit : 1920
Penulis : Edith Warton
Kindle Amazon
Terbit : 1920

Don’t care if it’s Chinatown or on Riverside
I don’t have any reasons
I’ve left them all behind
I’m in a New York state of mind
- New York State of Mind, Billy Joel
I don’t have any reasons
I’ve left them all behind
I’m in a New York state of mind
- New York State of Mind, Billy Joel
Bagi saya yang di hidup dan besar di kota kecil negara ini, jangankan mau mimpi tentang New York, mengalami Jakarta state of mind aja sulit. Namun memang nggak jarang sih, saya membaca dan menonton bagian-bagian kota Nyu-Yok yang sibuk hiruk pikuk, yang katanya kota yang tidak pernah tidur ini. Dan…well, nampaknya mind set saya sudah menetapkan bahwa yang namanya New York itu pasti sibuk, bebas, dan penuh dengan orang-orang ambisi yang berkejaran meraih mimpi.
Dari cover bukunya dan dari judulnya, saya tidak pernah mengira bahwa buku ini akan mengubah persepsi saya tersebut. Cover The Age of Innocence menunjukkan seorang perempuan yang berdiri sendirian di tengah museum membuat saya berpikir bahwa ini adalah salah satu novel romantis yang penuh lika liku. Tidak sepenuhnya salah, namun tidak sepenuhnya benar juga sih… Novel ini sebenarnya lebih dari itu…
Newland Archer adalah tokoh utama sekaligus sasaran utama sudut pandang ketiga di buku ini. Dari namanya saja, saya sudah menyimpulkan bahwa Archer adalah seorang gentleman di New York. Sejak awal buku, Archer sudah memberitahukan pembaca bahwa dirinya lagi jatuh cinta sejuta rasanya dengan gadis cantik lugu yang bernama May Welland. Archer sendiri kadang pusing melihat tingkah May Welland yang benar-benar ladylike dan lemah lembut sekali.
Kedatangan Countess Olenska, sepupu dari May, membuat Archer kelabakan. Bagaimana tidak wanita yang satu ini selalu mengundang kontroversial dan gosip kemana pun dia pergi. Dan Archer mau tidak mau membela wanita ini karena sebentar lagi dia adalah bagian dari keluarga Welland. Archer yang tadinya separuh jengkel dengan kedatangan Olenska dan membuat urusan pertunangan dengan May menjadi merepotkan, akhirnya diam-diam… jatuh cinta kepadanya! Uh-oh…
“Each time you happen to me all over again”
Cerita cinta segitiga merupakan warna utama di dalam novel pemenang Pulitzer tahun 1921 ini. Archer yang lama kelamaan tidak bisa membendung perasaannya ke Countess Olenska, akhirnya harus menghadapi dua pilihan yang sulit antara takut menghadapi skandal dengan takut kehilangan cinta sejatinya. Sempat gregetan sama Archer, karena dia tampak plin-plan sekali dan hilang arah kayak butiran debu membuat saya bingung sebenarnya orang ini mau pilih yang mana. Tapi setelah menelusuri novel ini, saya mulai mengasihani Archer, Olenska, dan May dan mulai menyalahkan warga New York pada saat itu.
“It was the old New York way…the way people who dreaded scandal more than disease, who placed decency above courage, and who considered that nothing was more ill-bred than “scenes”, except those who gave rise to them. ”
Disinilah saya kagum dengan buku ini. Bukan hanya cerita cinta terlarang dan penuh depresi yang mudah ditebak, namun novel ini sebenarnya menyinggung dan menguak kenyataan yang besar. Miskinnya kebebasan di New York pada tahun 1800-an! Percaya deh, saya benar-benar kaget ketika membaca bahwa ternyata New York pada zaman itu bukan sama sekali tempat dimana orang-orang bebas berapresiasi dari yang bagus sampai yang aneh-aneh seperti sekarang. “The Old New York” adalah kota yang bisa dibilang… jaga image banget. Semua tokoh di buku ini saling menjaga martabat sendiri-sendiri dan lebih takut kehilangan derajatnya di depan umum daripada melakukan hal-hal yang menurut saya seharusnya dilakukan. Contohnya aja, ketika salah seorang istri dari gentleman yang bernama Beauffort meminta tolong karena suaminya telah membuat bangkrut perekonomian di sana, tidak ada satupun yang berani menolong wanita tersebut karena semua orang membenci dan mengutuk Beauffort yang membuat mereka bangkrut. Hanya Countess Olenska yang berani mengunjungi wanita itu dan menghiburnya di rumahnya, karena Olenska adalah orang yang tidak peduli dengan peraturan sosial dan gunjingan di New York itu.
“Everything may be labeled –but everybody is not.”
Jadi… saya tidak sepenuhnya menyalahkan Archer dan Olenska bahkan saya tidak menyalahkan May, yang terperangkap di dalam cinta segitiga namun tidak ada yang berani berbuat apapun untuk kesenangan pembaca…haha bukan, maksudnya untuk jujur sama hati sendiri. Mungkin jika Billy Joel hidup di masa itu, dia tidak akan menyanyikan New York State of Mind sepanjang hidupnya.
Unsur seni sangat menonjol di dalam buku ini. Saya yang tidak tahu apa-apa tentang segala macam seni, mulai dikenalkan oleh Edith Warton dengan lukisan-lukisan, pertunjukkan musical, patung, tarian, maupun buku yang terkenal di zaman itu. Bangga aja rasanya tahu tentang pertunjukkan Faust dan teman-temannya. Sayang, jumlah karya seni asing yang saya tidak tahu itu banyak banget dikagumi Warton lewat buku ini. Jadi terkadang membingungkan saya. Untunglah ada penjelasan di halaman belakang buku. Saya sangat kagum dengan detail yang diberikan Warton mengenai seni yang terkenal pada masa itu, nampaknya beliau mengenali sekali “The Old New York” sebenarnya.
Saya kagum dengan buku ini, walaupun kadang saya masih tersesat mengenai penulis menceritakan apa di dalam beberapa paragraf, berhubung bahasa inggris yang jelek dan tidak bisa mengimbangi bahasa penulis yang (menurut saya) agak berat plus pengetahuan saya yang minim sekali mengenai seni. Namun di buku inilah saya mengetahui bahwa sebenarnya bukan hanya The Old New York lah yang begitu, namun terkadang…kita juga munafik dan tidak jujur kepada diri kita sendiri. Dari buku ini, saya juga menemukan salah satu heroine favorite saya yaitu Countess Olenska yang menurut saya tokoh yang berani banget.
Well, pada akhirnya saya rasa saya harus protes terhadap judul di buku ini, yaitu The Age of Innocence… I don’t think this is what we called innocent, New York.
““In reality they all lived in a kind of hieroglyphic world, where the real thing was never said or done or even thought, but only represented by a set of arbitrary signs.” – Edith Warton, The Age of Innocence
3/5 for this pulitzer piece…
Diubah oleh oyxpik 29-01-2013 18:35
0