- Beranda
- The Lounge
Cuplikan Kisah Nyata Satuan Tugas Rajawali Kompi Pemburu
...
TS
pioneer1980
Cuplikan Kisah Nyata Satuan Tugas Rajawali Kompi Pemburu


DI GALI DI KUMPULKAN BERDASARKAN KISAH NYATA
BASED FROM A TRUE STORY
BASED FROM A TRUE STORY
INDEX KISAH 1
KOMPI PEMBURU RAJAWALI
KOMPI PEMBURU RAJAWALI
✔1. [Credit : Agan Kopralcepak] - Pengenalan
✔2. [Credit : Agan Kopralcepak] - First Blood
✔3. [Credit : Agan Kopralcepak] - Kebiasaan Tentara Kita
✔4. [Credit : Agan Kopralcepak] - Kapal Selam Siapa
✔5. [Credit : Agan Kopralcepak] - Siapa David Alex
✔6. [Credit : Agan Kopralcepak] - Penyelamatan Post Terpencil
✔7. [Credit : Agan Kopralcepak] - Salah Lirik
✔8. [Credit : Agan Kopralcepak] - Penyerangan Gudang Bawah Tanah
✔9. [Credit : Agan Kopralcepak] - Fretilin Kena Tsunami
✔10. [Credit : Agan Kopralcepak] - Lulik
✔11. [Credit : Agan Kopralcepak] - Mengerjai Bos Baru
✔12. [Credit : Agan Kopralcepak] - Misteri Gugurnya Sang Danton
✔13. [Credit : Agan Kopralcepak] - Yang Paling Di Timtim
✔14. [Credit : Agan Kopralcepak] - Sengsaranya Nongkrong di Kotis
✔15. [Credit : Agan Kopralcepak] -Collateral Damage
✔16. [Credit : Agan Kopralcepak] - Mencari Brimob Yang Hilang
✔17. [Credit : Agan Kopralcepak] - Penyergapan Dalam Kota
✔18. [Credit : Agan Kopralcepak] - SS-1 Pindad
✔19. [Credit : Agan Kopralcepak] - HomeBase Tak Kalah Tegangnya
✔20. [Credit : Agan Kopralcepak] - Salah Sasaran
✔21. [Credit : Agan Kopralcepak] - Mengenang Sang Komandan Rajawali
✔22. [Credit : Agan Kopralcepak] - Nyasar Membawa Berkah
✔23. [Credit : Agan Kopralcepak] - Memburu Si Pembakar
✔24. [Credit : Agan Kopralcepak] - Penasaran
✔25. [Credit : Agan Kopralcepak] - Perbandingan Fretilin dan GAM
✔26. [Credit : Agan Kopralcepak] -Panah SGI
✔27. [Credit : Agan Kopralcepak] - Membekuk Gerilyawati
✔28. [TS] - Disekolahkan Biar Pandai!
✔29. [TS] - Cerita Sari Aceh
✔30. [Credit : Formil] -Taktik Decoy
✔31. [Credit : Formil] - Rajawali Sektor Timur 1998
✔31. [Credit : Agan Kopralcepak] - Penghadang Yang Dihadang
✔32. [Credit : Agan Kopralcepak] - Mencoba Peralatan Baru
✔33. [Credit : Agan Kopralcepak] - Lulik
✔32. [TS] - Intermezo1
✔33. [TS] - Intermezo2
✔34. [Credit : Alexanderhagal] -Jiancok Asu Koen!
✔35. [Credit : FORMIL] - Intermezo3
✔36. [Credit : FORMIL] - Lembah Mistis
✔37. [Credit : FORMIL] - Oleh-Oleh
✔38. [Credit : FORMIL] - Lelucon Saat Kontak
✔39. [Credit : FORMIL] - Istirahat Pun Guyon
✔40. [Credit : FORMIL] - Sydrom Mata Kuning
✔41. [Credit : FORMIL] - 501 Duel Jarak Dekat
✔42. [Credit : agan Zenergun] - Bobby Trap
✔43. [Credit : KakRhoma] - Si Ular
✔44. [TS] - Nenek Mengenang Cucu
✔45. [TS] - Arwah Mengunjungi Komandan
✔46. [TS] - Mat engasr
✔47. [TS] - Membom Dedemit
✔48. [TS] - Tumbangnya Orang Sakti- Bag 2.
✔49. [Credit : Agan Erwinparikesit] - Masuk Kolam Bag 2.
✔50. [Credit : Agan Erwinparikesit] - Bukit Tengkorak Bag 2. Bag 3. Bag 4.
✔51. [Credit : Agan Erwinparikesit] - Memenuhi Tantangan GAM
✔52. [TS] - Dor! GAM Malah Ketawa
✔53. [TS] - Insiden Caracas
✔54. [Credit : FORMIL] - Rajawali 330 TOD Papua
INDEX KISAH 2
OPERASI OPERASI DI TIMTIM, PAPUA & ACEH
OPERASI OPERASI DI TIMTIM, PAPUA & ACEH
Timor Timur
✔[Credit : FORMIL] - Operasi Linud TerbesarBag.2 Bag.3 Bag.4
✔[URL=...][Credit : FORMIL] - Grup 1/Kopassandha Membuka Operasi Seroja[/URL]
✔[Credit : FORMIL] - Si Kancil
✔[Credit : FORMIL] - Serangan Heroin Di Gunung Qablaque Bag.2 Bag.3 Bag 4.
✔[Credit : FORMIL] - Operasi Kikis Bag 2.
✔[Credit : Agan Gemahripahlohji] - Kisah Bapak Ane
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Kisah Bapakku Di Timtim
✔[TS] - Sepenggal Kisah Prabowo di Medan Tempur
✔[Credit : Agan Samueltirta] - Behind Enemy Lines Tim Umi Bag.2
Bag.3 Bag.4
✔[Credit : Agan Samuel Tirta] - Rambo Yg Sebenarnya : PRATU SUPARLAN
✔[Credit : Agan Samuel Tirta] - Gugurnya Sukisno
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : TANDA LAHIR
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : TIDUR NGELONIN GRANAT
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : IBUUUU...SAKITNYA BUUUUK..!
Bag 2.✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane :KONYOL-KONYOLAN Bag 2.
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : INDERA KE ENAM Bag 2.
✔[Credit : Shahpanzer] - Tangguhnya Si Krebo Hutan
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : BUAH SETAN
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : LETNAN MUDA KERAS KEPALA
✔[Credit : Agan Jagm] - (Foto) Pemburu Krebo Hutan
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : LOBSTER
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : LOBANGNYA BUAYA
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : KAPTEN MARAHI MAYOR
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : PETA OH PETA Bag 2.
✔[Credit : FORMIL] - EPIC FOTO
✔[Credit : FORMIL] - ( Foto ) Rekapitulasi Yg Gugur di Timtim
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : BAD DAY FOR LOGISTIC Bag 2.
✔[Credit : Agan Pemakanmayat] - Beberapa Penghadangan Truk TNI Yg Banyak Memakan Korban
✔[Credit : TS] - Penghadangan Di Baunoraq
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : HUNTED Bag 2.
✔[Credit : Agan Bakulmendoan] - ( Foto ) Makam Bapak Ane
✔[Credit : Agan Ekolistrik] - ( Foto ) Bapak Ane Gugur di Timtim
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - ( Foto ) TIMTIM BAND OF BROTHER : Koleksi Bapak Ane 1
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - ( Foto ) TIMTIM BAND OF BROTHER : Koleksi Bapak Ane 2
✔[Credit : Pelita] - TIMTIM SEBUAH PERJUANGAN
✔[Credit : Agan Samueltirta] - Ku Lakukan Demi Keluargaku Bag 2. Bag 3. Bag 4. Bag 5.
Bag 6.
Diubah oleh pioneer1980 12-11-2014 08:26
andriyanzaky131 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.7M
2.6K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•103.7KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pioneer1980
#632
samb.Ops.Seroja2
Gunship
![kaskus-image]()
Menjelang berakhirnya tanggal 6 Desember 1975, di Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur, di luar kebiasaan, ratusan pasukan berperalatan lengkap berseliweran. Sebagian menyandang parasut T-10 buatan Amerika, separuh lagi senapan serbu AK-47 buatan Soviet. Di apron, sembilan pesawat angkut berat C-130B Hercules Skadron 31, siap terbang. Beberapa air crew menyempatkan melakukan pemeriksaan akhir sebelum mengudara.
Kesembilan pesawat ini tiba di Iswahyudi siang itu. Letkol Pnb. Suakadirul menuturkan, perintah berangkat ke Iswahyudi diterimanya Jumat, 5 Desember, dari Kol. Pnb. Susetyo, Komandan Satuan Tugas Udara Operasi Seroja. Isi perintah: usai shalat Jumat, seluruh anggota Skadron 31 kembali ke tempat masing-masing. Tidak seorangpun dibenarkan pulang.
“Saya belum tahu kemana arah perintah itu. Tapi saya bisa menduga dengan melihat perkembangan situasi di lapangan,” ingat Marsda (Pur) Suakadirul.
Dalam perintah rahasianya, Komandan Skadron 31 diminta menyiapkan 12 pesawat untuk mengangkut satu batalion paratroops.
“Jadi saya harus menyiapkan 12 set crew. Pilot, co-pilot, navigator, engineer, radio telegrafis, load master dan pembantunya. Jumlahnya sekitar 120 orang,” katanya. Kebetulan dua pesawatnya dalam perawatan, hanya 10 pesawat bisa disiapkan. Dalam jajaran penerbangnya, Suakadirul sengaja menempatkan dua penerbang senior Letkol Pnb. Siboen dan Kol.Pnb. Suhardjo. “Sebagai panutan, lah.”
Maka, esok harinya, sembilan Hercules bertolak dari Halim Perdanakusuma menuju Iswahyudi. Tiga diantaranya mengangkut Kopassandha. Baru di Madiun lah, sorenya, Suakadirul mendapat kejelasan bahwa akan dilakukan operasi pen-drop-an pasukan di Dili. Untuk itu, armadanya akan mengangkut satu batalion pasukan payung.
“Satu pesawat memuat 100 orang,” jelas Hendro, wartawan yang meliput. Pada hari yang sama di Timor, Batalion-403/Raiders Kostrad tiba di lepas pantai Tailaco dengan LST KRI Teluk Bone. Sorenya, disusul BTP-5/Infantri Brigade-1/Pasrat Marinir masuk LST untuk persiapan pendaratan ampibi di Dili jam 05.00 esok harinya.
Tanggal 6 Desember, jam 23.50, flight leader Letkol Pnb. Suakadirul, memulai operasi dengan menerbangkan Hercules T-1308. Berturut-turut, dipekatnya malam, kedelapan pesawat meninggalkan landasan pacu Lanud Iswahyudi. Pesawat bergerak ke arah Ponorogo, terus heading ke timur sambil menyusun formasi. Dalam penerbangan antara Ponorogo dan Denpasar, sembilan pesawat mulai membentuk formasi arrow dengan panduan exhaust dan lampu take off pesawat.
Sifat operasi pendadakan. Formasi sembilan Hercules ini diberi sandi Rajawali Flight. Untuk menjaga kerahasiaan, selama penerbangan diterapkan radio silence. Komunikasi antar penerbang dilakukan menggunakan morse. Pesawat terus naik hingga mencapai ketinggian 22.000 kaki dengan kecepatan 280 knot. Di utara Denpasar, leader mengirim morse ke Air Traffic Control (ATC) Bandara Ngurah Rai: Rajawali abeam Denpasar. Lewat Denpasar, Suakadirul kontak Lanud Penfui, Kupang, untuk menginformasikan posisi Rajawali flight pada beberapa check point ke Markas Komando Operasi Seroja di kapal tender kapal selam KRI Ratulangi.
T-1308 yang paling lambat terbangnya, dipilih sebagai flight leader agar pesawat lain sebagai wingman mudah menyesuaikan dalam terbang formasi. Bertindak sebagai wingman, Letkol Pnb. Sudjiharsono (kiri) dan Kol.Pnb.Suhardjo (kanan). Formasi arrow kedua, dua mil dibelakangnya, diterbangkan Letkol Pnb.Siboen (leader), Letkol Pnb.O H Wello (kiri), dan Letkol Pnb.Sukandar (kanan). Arrow ketiga dipimpin Letkol Pnb.Masulili dan Mayor Pnb.Achlid Muchlas/Mayor Pnb.Sudiyarso (kiri) serta Mayor Pnb.Murdowo (kanan).
Suakadirul menggambarkan, suasana begitu senyap di pesawat. Desah nafas mereka mengeras, maklum, operasi Linud pertama di Dili dan terbesar bagi Hercules sepanjang sejarah ABRI. Menunggu tentu membosankan. Apalagi tujuan medan perang. Perhitungannya, penerbangan ke Dili memakan waktu 4 jam 50 menit. Sementara tiap pesawat membawa 42.000 pound avtur JP-4, yang cukup untuk penerbangan 10 jam 30 menit.
Garis besarnya, operasi penerjunan untuk merebut Kota Dili dari Fretilin dilakukan dalam tiga sortie. Sortie pertama dengan sasaran Dili, akan diterjunkan Grup-1 Kopassandha dipimpin Letkol (Inf) Soegito dan Batalion Infantri Linud 501 di bawah komando Letkol (Inf) Matrodji. Sortie kedua, dari Lanud Penfui, Kupang, menyusul Batalion 502 di bawah Mayor (Inf) Warsito dengan target Komoro. Khusus Baret Merah, dalam operasi ini dipelopori Denpur-1, disebut juga Nanggala-5, di bawah komandan Mayor (Inf) Atang Sutisna. Sortie ketiga, direncanakan juga dari Kupang.
Letkol Soegito membagi Nanggala-5 ke dalam tiga tim. Tim-A dipimpin Mayor Atang Sutisna, melaksanakan perebutan kantor gubernur. Tim-B dipimpin Lettu Atang Sanjaya, merebut pelabuhan Dili. Sedang Tim-C dipimpin Lettu Luhut Panjaitan, merebut lapangan terbang Dili. Ketiga tim disebar ke dalam empat Hercules terdepan, dengan perhitungan jika salah satu pesawat mengalami gangguan atau tertembak, tim bisa berharap pada pesawat berikutnya. Artinya, operasi harus tetap jalan.
Pasukan sortie kedua dan ketiga yang akan diberangkatkan dari Kupang, berasal dari Jakarta dan Jawa Timur. Karena terbatasnya kemampuan TNI AU dalam mendukung angkutan udara, pengiriman pasukan ke Kupang diputuskan menggunakan pesawat Garuda Indonesian Airways. Garuda menjembatani pengiriman pasukan dari Halim Perdanakusuma dan Iswahyudi menggunakan 17 F-28 dan empat F-27 Friendship. Operasi jembatan udara ini dipimpin langsung direktur utamanya Wiweko Supono.
Untuk mempertahankan pendadakan, tentu tidak sekadar mengandalkan pemahaman topografi. Serangan udara juga berperan. Perebutan Irian Barat memperoleh keunggulan di udara, karena didukung pesawat tempur. Pesawat pembom dan angkutnya, juga mendapat close air support. Sebaliknya, untuk Dili, bantuan tembakan udara (BTU) justru masalah. Ini disebabkan seluruh pesawat P-51 Mustang Skadron 3/Tempur Taktis dinyatakan grounded, setelah kecelakaan beruntun menewaskan, diantaranya, Mayor Pnb Sriyono. Sedangkan pesawat latih lanjut T-33 T-Bird (versi militernya Shooting Star) dan F-86 Sabre bantuan Australia, belum dipersenjatai. Dari tujuh bomber B-26 Invader Skadron 2/Pembom Taktis, hanya dua yang serviceable. Penerbang pesawat peninggalan PD II inipun, hanya dua orang yang masih berkualifikasi. Yaitu Letkol Pnb Danendra (Danlanud Penfui) dan Mayor Pnb Soemarsono, yang ditarik kembali dari Pelita Air Service.
Pentingnya BTU sangat disadari Amerika ketika di palagan Vietnam. Tidak heran kemudian, Jenderal USAF John P McConnel mengusulkan modifikasi C-47 menjadi gunship untuk mendukung bantuan tembakan udara. Dakota itu kemudian populer dengan sebutan Gooney Bird. Sebutannya pun diganti menjadi AC-47 mulanya FC-47. Pesawat yang dilengkapi tiga senapan mesin kaliber 7,62 mm di sisi, selama perang Vietnam digunakan USAF sebanyak 20 pesawat di samping AC-130 Spectre Gunship.
Terinspirasi oleh kepopuleran gunship ini, dua pesawat C-47 Dakota Skadron 2/Angkut Ringan TNI AU, dibedah menjadi AC-47 gunship. Mekanik dan teknisi Depopesbang 10 Bandung, menjejali dengan tiga senapan mesin kaliber 0,50 mm. Untuk mengenal medan, ujicoba penembakan dilakukan di sepanjang perbatasan Timor Portugal bulan September 1975. Jadilah dua B-26 dan dua AC-47, direncanakan memberikan BTU dalam mendukung operasi Linud 7 Desember.

Menjelang berakhirnya tanggal 6 Desember 1975, di Lanud Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur, di luar kebiasaan, ratusan pasukan berperalatan lengkap berseliweran. Sebagian menyandang parasut T-10 buatan Amerika, separuh lagi senapan serbu AK-47 buatan Soviet. Di apron, sembilan pesawat angkut berat C-130B Hercules Skadron 31, siap terbang. Beberapa air crew menyempatkan melakukan pemeriksaan akhir sebelum mengudara.
Kesembilan pesawat ini tiba di Iswahyudi siang itu. Letkol Pnb. Suakadirul menuturkan, perintah berangkat ke Iswahyudi diterimanya Jumat, 5 Desember, dari Kol. Pnb. Susetyo, Komandan Satuan Tugas Udara Operasi Seroja. Isi perintah: usai shalat Jumat, seluruh anggota Skadron 31 kembali ke tempat masing-masing. Tidak seorangpun dibenarkan pulang.
“Saya belum tahu kemana arah perintah itu. Tapi saya bisa menduga dengan melihat perkembangan situasi di lapangan,” ingat Marsda (Pur) Suakadirul.
Dalam perintah rahasianya, Komandan Skadron 31 diminta menyiapkan 12 pesawat untuk mengangkut satu batalion paratroops.
“Jadi saya harus menyiapkan 12 set crew. Pilot, co-pilot, navigator, engineer, radio telegrafis, load master dan pembantunya. Jumlahnya sekitar 120 orang,” katanya. Kebetulan dua pesawatnya dalam perawatan, hanya 10 pesawat bisa disiapkan. Dalam jajaran penerbangnya, Suakadirul sengaja menempatkan dua penerbang senior Letkol Pnb. Siboen dan Kol.Pnb. Suhardjo. “Sebagai panutan, lah.”
Maka, esok harinya, sembilan Hercules bertolak dari Halim Perdanakusuma menuju Iswahyudi. Tiga diantaranya mengangkut Kopassandha. Baru di Madiun lah, sorenya, Suakadirul mendapat kejelasan bahwa akan dilakukan operasi pen-drop-an pasukan di Dili. Untuk itu, armadanya akan mengangkut satu batalion pasukan payung.
“Satu pesawat memuat 100 orang,” jelas Hendro, wartawan yang meliput. Pada hari yang sama di Timor, Batalion-403/Raiders Kostrad tiba di lepas pantai Tailaco dengan LST KRI Teluk Bone. Sorenya, disusul BTP-5/Infantri Brigade-1/Pasrat Marinir masuk LST untuk persiapan pendaratan ampibi di Dili jam 05.00 esok harinya.
Tanggal 6 Desember, jam 23.50, flight leader Letkol Pnb. Suakadirul, memulai operasi dengan menerbangkan Hercules T-1308. Berturut-turut, dipekatnya malam, kedelapan pesawat meninggalkan landasan pacu Lanud Iswahyudi. Pesawat bergerak ke arah Ponorogo, terus heading ke timur sambil menyusun formasi. Dalam penerbangan antara Ponorogo dan Denpasar, sembilan pesawat mulai membentuk formasi arrow dengan panduan exhaust dan lampu take off pesawat.
Sifat operasi pendadakan. Formasi sembilan Hercules ini diberi sandi Rajawali Flight. Untuk menjaga kerahasiaan, selama penerbangan diterapkan radio silence. Komunikasi antar penerbang dilakukan menggunakan morse. Pesawat terus naik hingga mencapai ketinggian 22.000 kaki dengan kecepatan 280 knot. Di utara Denpasar, leader mengirim morse ke Air Traffic Control (ATC) Bandara Ngurah Rai: Rajawali abeam Denpasar. Lewat Denpasar, Suakadirul kontak Lanud Penfui, Kupang, untuk menginformasikan posisi Rajawali flight pada beberapa check point ke Markas Komando Operasi Seroja di kapal tender kapal selam KRI Ratulangi.
T-1308 yang paling lambat terbangnya, dipilih sebagai flight leader agar pesawat lain sebagai wingman mudah menyesuaikan dalam terbang formasi. Bertindak sebagai wingman, Letkol Pnb. Sudjiharsono (kiri) dan Kol.Pnb.Suhardjo (kanan). Formasi arrow kedua, dua mil dibelakangnya, diterbangkan Letkol Pnb.Siboen (leader), Letkol Pnb.O H Wello (kiri), dan Letkol Pnb.Sukandar (kanan). Arrow ketiga dipimpin Letkol Pnb.Masulili dan Mayor Pnb.Achlid Muchlas/Mayor Pnb.Sudiyarso (kiri) serta Mayor Pnb.Murdowo (kanan).
Suakadirul menggambarkan, suasana begitu senyap di pesawat. Desah nafas mereka mengeras, maklum, operasi Linud pertama di Dili dan terbesar bagi Hercules sepanjang sejarah ABRI. Menunggu tentu membosankan. Apalagi tujuan medan perang. Perhitungannya, penerbangan ke Dili memakan waktu 4 jam 50 menit. Sementara tiap pesawat membawa 42.000 pound avtur JP-4, yang cukup untuk penerbangan 10 jam 30 menit.
Garis besarnya, operasi penerjunan untuk merebut Kota Dili dari Fretilin dilakukan dalam tiga sortie. Sortie pertama dengan sasaran Dili, akan diterjunkan Grup-1 Kopassandha dipimpin Letkol (Inf) Soegito dan Batalion Infantri Linud 501 di bawah komando Letkol (Inf) Matrodji. Sortie kedua, dari Lanud Penfui, Kupang, menyusul Batalion 502 di bawah Mayor (Inf) Warsito dengan target Komoro. Khusus Baret Merah, dalam operasi ini dipelopori Denpur-1, disebut juga Nanggala-5, di bawah komandan Mayor (Inf) Atang Sutisna. Sortie ketiga, direncanakan juga dari Kupang.
Letkol Soegito membagi Nanggala-5 ke dalam tiga tim. Tim-A dipimpin Mayor Atang Sutisna, melaksanakan perebutan kantor gubernur. Tim-B dipimpin Lettu Atang Sanjaya, merebut pelabuhan Dili. Sedang Tim-C dipimpin Lettu Luhut Panjaitan, merebut lapangan terbang Dili. Ketiga tim disebar ke dalam empat Hercules terdepan, dengan perhitungan jika salah satu pesawat mengalami gangguan atau tertembak, tim bisa berharap pada pesawat berikutnya. Artinya, operasi harus tetap jalan.
Pasukan sortie kedua dan ketiga yang akan diberangkatkan dari Kupang, berasal dari Jakarta dan Jawa Timur. Karena terbatasnya kemampuan TNI AU dalam mendukung angkutan udara, pengiriman pasukan ke Kupang diputuskan menggunakan pesawat Garuda Indonesian Airways. Garuda menjembatani pengiriman pasukan dari Halim Perdanakusuma dan Iswahyudi menggunakan 17 F-28 dan empat F-27 Friendship. Operasi jembatan udara ini dipimpin langsung direktur utamanya Wiweko Supono.
Untuk mempertahankan pendadakan, tentu tidak sekadar mengandalkan pemahaman topografi. Serangan udara juga berperan. Perebutan Irian Barat memperoleh keunggulan di udara, karena didukung pesawat tempur. Pesawat pembom dan angkutnya, juga mendapat close air support. Sebaliknya, untuk Dili, bantuan tembakan udara (BTU) justru masalah. Ini disebabkan seluruh pesawat P-51 Mustang Skadron 3/Tempur Taktis dinyatakan grounded, setelah kecelakaan beruntun menewaskan, diantaranya, Mayor Pnb Sriyono. Sedangkan pesawat latih lanjut T-33 T-Bird (versi militernya Shooting Star) dan F-86 Sabre bantuan Australia, belum dipersenjatai. Dari tujuh bomber B-26 Invader Skadron 2/Pembom Taktis, hanya dua yang serviceable. Penerbang pesawat peninggalan PD II inipun, hanya dua orang yang masih berkualifikasi. Yaitu Letkol Pnb Danendra (Danlanud Penfui) dan Mayor Pnb Soemarsono, yang ditarik kembali dari Pelita Air Service.
Pentingnya BTU sangat disadari Amerika ketika di palagan Vietnam. Tidak heran kemudian, Jenderal USAF John P McConnel mengusulkan modifikasi C-47 menjadi gunship untuk mendukung bantuan tembakan udara. Dakota itu kemudian populer dengan sebutan Gooney Bird. Sebutannya pun diganti menjadi AC-47 mulanya FC-47. Pesawat yang dilengkapi tiga senapan mesin kaliber 7,62 mm di sisi, selama perang Vietnam digunakan USAF sebanyak 20 pesawat di samping AC-130 Spectre Gunship.
Terinspirasi oleh kepopuleran gunship ini, dua pesawat C-47 Dakota Skadron 2/Angkut Ringan TNI AU, dibedah menjadi AC-47 gunship. Mekanik dan teknisi Depopesbang 10 Bandung, menjejali dengan tiga senapan mesin kaliber 0,50 mm. Untuk mengenal medan, ujicoba penembakan dilakukan di sepanjang perbatasan Timor Portugal bulan September 1975. Jadilah dua B-26 dan dua AC-47, direncanakan memberikan BTU dalam mendukung operasi Linud 7 Desember.
Diubah oleh pioneer1980 24-01-2013 00:05
0