Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Militer
  • [Diskusi] Keterlibatan RI/TNI baik secara Resmi atau Clandestine di Luar Negeri

eagleroamingAvatar border
TS
eagleroaming
[Diskusi] Keterlibatan RI/TNI baik secara Resmi atau Clandestine di Luar Negeri
Silahkan Bro All lanjut lg diskusinya klo yg pernah ane dengar disamping sbg pasukan Garuda/PBB secara diam2x kt zaman ORLA/BK dlu pernah bantu Al Jazair bahkan juga Mesir n Pakistan dlm mengusir Penjajah/kolonialisme bhkn klo ketemu Generasi Ortu dlm pertemuan Internasional mrk msh mengagumi BK


emoticon-No Sara Pleaseemoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Repostngakakemoticon-Belokissemoticon-Sorryemoticon-I Love Indonesia (S)


Sampai ada Jalan Ir. Soekarno, bahkan Mangga Soekarno dll (selain kirim TNI or Pilot bhkn sampai KS kelas Whiskey) dikirim ke Pakistan...slhkn dilanjut THX All
Diubah oleh eagleroaming 04-01-2013 05:53
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
113.6K
292
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
MiliterKASKUS Official
20KThread7.1KAnggota
Tampilkan semua post
erwin.parikesitAvatar border
erwin.parikesit
#9
Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin saat mengawal penguasa 32 tahun itu ke Bosnia pada 1995.

Kala itu, di tengah baku tembak antara Bosnia dan Serbia, Pak Harto berkunjung ke Bosnia-Herzegovina menemui Presiden Bosnia Alija Izetbegovic. Pesawat Soeharto terus menerus diawasi senapan anti pesawat udara. Presiden ke-2 RI ini pun dibidik sniper. Namun Soeharto kalem saja.
Saat itu Sjafrie berpangkat kolonel dan menjabat Komandan Grup A Paspampres. Ketika masih berada di Kroasia, terdengar kabar pesawat yang ditumpangi Utusan Khusus PBB Yasushi Akashi ditembaki saat terbang ke Bosnia. Namun insiden penambakan itu tidak menyurutkan langkah Soeharto ke Bosnia.

Karena keterbatasan kursi, hanya Sjafrie dan Mayor CPM Unggul yang mengawal Soeharto dalam pesawat sewaan itu. Sjafrie juga menulis Soeharto enggan mengenakan rompi anti peluru dan helm baja. Padahal semua memakai rompi antipeluru seberat 12 kg yang bisa menahan proyektil M-16.

“Eh, Sjafrie, itu rompi kamu cangking (jinjing) saja,” ujar Soeharto pada Sjafrie.

Pak Harto tetap menggunakan jas dan kopiah. Sjafrie pun ikut-ikutan mengenakan kopiah yang dipinjamnya dari seorang wartawan yang ikut.

“Ini dilakukan untuk menghindari sniper mengenali sasaran utamanya dengan mudah,” terang Sjafrie.

Saat mendarat di Sarajevo, Sjafrie melihat senjata 12,7 mm yang biasa digunakan untuk merontokkan pesawat terbang terus mengikuti pesawat yang ditumpangi rombongannya. Saat konflik, lapangan terbang itu dikuasai dua pihak. Pihak Serbia menguasai landasan dari ujung ke ujung, sementara kiri-kanan landasan dikuasai Bosnia.

“Pak Harto turun dari pesawat dan berjalan dengan tenang. Melihat Pak Harto begitu tenang, moral dan kepercayaan diri kami sebagai pengawalnya pun ikut kuat, tenang dan mantap. Presiden saja berani, mengapa kami harus gelisah,” tulis Sjafrie.

Pak Harto kemudian naik panser VAB yang disediakan PBB. Mereka melewati sniper valley, sebuah lembah yang penuh diisi penembak jitu dari kedua pihak yang bertikai. Untungnya tidak ada apa-apa selama perjalanan. Soeharto pun tiba di istana kepresidenan Bosnia yang saat itu keadaannya memprihatinkan. Tidak ada air sehingga air bersih harus diambil dengan ember. Selama pertemuan, Sjafrie melaporkan ada tembakan meriam tak jauh dari istana.

Setelah meninggalkan istana, Sjafrie pun bertanya pada Soeharto mengapa nekat mengunjungi Bosnia yang berbahaya. Termasuk menyampingkan keselamatan dirinya.

“Ya kita kan tidak punya uang. Kita ini pemimpin Negara Non Blok tetapi tidak punya uang. Ada negara anggota kita susah, kita tidak bisa membantu dengan uang ya kita datang saja. Kita tengok. Yang penting orang yang kita datangi merasa senang, morilnya naik dan mereka menjadi tambah semangat,” jawab pak Harto.


Sjafrie terpesona mendengar jawaban ini.
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.