- Beranda
- Stories from the Heart
"KELAS KAKAP ON FACEBOOK!" - The Untold Story.
...
TS
donnjuann
"KELAS KAKAP ON FACEBOOK!" - The Untold Story.
INDEKS UPDATED
Personal Literature: The Not so Sweet Life from Don Juan
Bab 1 - The Intro
Bab 2 - Ujian Awal Kehidupan
Bab 3 - In Cewek Jegeg We Trust
Bab 4 - Kelas Kakap on Facebook
- Introduction
- Chapter 1
- Chapter 2 - Story Continues
- Chapter 3 - "Kambing lo, mbing!"
- Chapter 4 - Memilih
- Chapter 5 - Mengunjunginya
- Chapter 6 - akhirnya aku menemukanmu
- Chapter 7 - shinjuku incident
- Chapter 8 - a little confession
Bab 5 - Tipe-tipe cowok yang membuat hati cewek Bergejolak
Bab 6 - Kost Terkutuk
Bab 7 - Pasangan yang Romantis
Bab 8 - Hati yang atletis
Bab 9 - Beberapa PDKT yang Sebaiknya Jangan Dilanjutkan
Bab 10 - THE HANDSOMOLOGY
- The Introduction Of The Handsomology
- The Handsomology part 2 - The Step and Arts
- The Handsomology part 3 - Logika versus Emosi
Bab 11 - Changing Room
Bab 12 - The Unfinished Bussines
Bab 13 - The last: A Message from God
Spoiler for HARAP DIBUKA:
Cerpen-cerpen Don Juan
Never Try You Will Never Know
True Gamer Never Cheating
Memusuhi kok ngajak-ngajak
Selingkuh Yang Tidak Biasa
How i met your Mother
When a Girl Takes The Bill
Yang Nyakitin Yang Dipertahanin
The Jomblonology
5 Kenyataan Pahit dalam Hidup
The Long Distance Religionship
Ini ada cerita tak seberapa dariku untukmu.
"KELAS KAKAP ON FACEBOOK!"
-Sebuah kisah memilukan Facebooker pencari jodoh-
Enjoy!
Spoiler for Tokoh dan Karakter:
Spoiler for How to enjoy this story:
Diubah oleh donnjuann 20-09-2013 01:05
anasabila memberi reputasi
1
52.1K
355
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
donnjuann
#8
CHAPTER 8 - A little Confession
-----
Gue nampaknya berhasil membuat dinner kami yang kebetulan berlangsung masih agak sore menjadi luar biasa. Gue terus-terusan menjadi playmaker atau pemain tempo suasana. Ketika itu, gue menjadi pemegang conversation. Gue terus membuat Gaby menceritakan tentang dirinya maupun hidupnya.
Dari situ gue bisa mengenalnya lebih jauh, jauh, dan lebih jauh lagi. Kali ini nggak hanya sekedar lewat pesan singkat atau suara yang kadang kresek-kresek terhalang hujan, karena kali ini lebih spesial. Ya, kali ini ada tambahan senyuman eksotisnya yang gue nggak pernah temukan sebelumnya.
Manis banget.
Sebegitu hangatnya pembicaraan kami, dia pun lebih memilih memandang dan berbicara ke gue ketimbang mengunyah makanannya. Ini adalah contoh playmaking yang sempurna. Gue tanpa disengaja berhasil mengalihkan fokusnya untuk dihabiskan dalam tatapan gue. Sama halnya dengan gue, tanpa disadari gue berkali-kali tersesat dalam tatapannya.
“Ketika kita merelakan diri untuk saling tersesat dalam tatapan, diam-diam kita sedang berencana jatuh cinta.”
Makanan Gaby nggak habis. Akhirnya nasi gorengnya dia bawa pulang. Tapi nggak buat gue, pisang coklat gue bener-bener abstrak untuk bisa dibawa pulang. Gue hanya mengaduk-ngaduk pisang itu ketika tersesat dalam tatapannya. Benar-benar pisang yang malang.
Akhirnya malam pun menjemput. Karena ini adalah kencan pertama gue sama dia, nggak enak banget kalau harus pulang malem-malem. Apa kata ketua RT entar..
Sewaktu di jalan kami cuma bisa diem-dieman. Entah karena kehabisan topik, entah karena takut saling menatap. Gue bener-bener curiga sama Gaby, hipotesis awal gue mengatakan jia dia itu berasal dari clan Uchiha. Dia punya genjutsu Tsukuyomi dimana orang yang menatap matanya akan terperangkap, terjebak, dan tersesat dalam cinta. Itulah alasan gue nggak natap matanya sewaktu nganterin dia pulang. Bisa nabrak nanti.
Mungkin karena kerinduan yang begitu mendalam, atau mungkin gue lupa jalan pulang dari rumahnya, setelah nganterin Gaby pulang gue nggak langsung pergi dari situ. Sekali lagi gue memegang tangannya demi mencegah dia masuk lebih jauh kedalam rumahnya. Disaat-saat seperti itu gue justru ingin bersamanya lebih dekat lagi.
Jam menunjukkan pukul 22.49..
Dikomplek rumahnya bener-bener sepi.
Saat itu hanya lampu jalan yang menerangi kami berdua.
Lampu jalan itu tepat menyorot ke arah kami.
Tiupan angin malam datang mencoba menyapa kami ditengah kesunyian..
Sambil terus menggenggam jemarinya tepat di depan gerbang rumahnya, gue diam membisu ditengah hening malam dan ditengah dekapan tatapannya.
Dan sekarang pukul 22.54..
“Gaby, kamu mau nemenin aku untuk waktu yang lebih lama?”angin malam pun mencoba menyamarkan suara.
Pukul 22.55.
“Semua wanita bisa kok kalau hanya untuk nemenin kamu.”
Pukul 22.56.. sayup-sayup terdengar suara Adele yang melantunkan “Love song”.
“Aku jauh-jauh tidak sekedar memintamu untuk menemaniku.. Aku ingin.. aku ingin... ...”
Pukul 22.56..
“Kamu ingin apaa..?” Gaby berbisik pelan.
Pukul 22.57..
Gue pun makin mendekat untuk bisa tepat berbisik di telinganya.
“Aku ingin.. aku ingin.. aku ingin kamu menjadi kekasihku..”
Pukul 22.58..
Gaby tak menjawab sepatah kata pun.
Suasana pun menjadi semakin hening..
Pukul 22.59..
Tiba-tiba tangannya pun memeluk, sambil menyandarkan wajahnya di dada gue, dengan sedikit terisak dia menjawab.
“iya.. iya.. kamu jangan merasa jauh lagi dari aku. Jangan.. aku butuh kamu..”
Lantunan suara Adele pun semakin kencang.
Pukul 23.00
Hujan pun turun.
Kami masih bersedekap dalam pelukan.
Bahkan hujan tak mampu menyudahi pelukan kami.
Tepat pada tanggal 23 dan tepat pada pukul 23.00, juga tepat di bawah sorot lampu jalan dan sapaan hujan, kami memutuskan untuk jadian.
Tamat.
from Don Juan @donnnjuann
Gue nampaknya berhasil membuat dinner kami yang kebetulan berlangsung masih agak sore menjadi luar biasa. Gue terus-terusan menjadi playmaker atau pemain tempo suasana. Ketika itu, gue menjadi pemegang conversation. Gue terus membuat Gaby menceritakan tentang dirinya maupun hidupnya.
Dari situ gue bisa mengenalnya lebih jauh, jauh, dan lebih jauh lagi. Kali ini nggak hanya sekedar lewat pesan singkat atau suara yang kadang kresek-kresek terhalang hujan, karena kali ini lebih spesial. Ya, kali ini ada tambahan senyuman eksotisnya yang gue nggak pernah temukan sebelumnya.
Manis banget.
Sebegitu hangatnya pembicaraan kami, dia pun lebih memilih memandang dan berbicara ke gue ketimbang mengunyah makanannya. Ini adalah contoh playmaking yang sempurna. Gue tanpa disengaja berhasil mengalihkan fokusnya untuk dihabiskan dalam tatapan gue. Sama halnya dengan gue, tanpa disadari gue berkali-kali tersesat dalam tatapannya.
“Ketika kita merelakan diri untuk saling tersesat dalam tatapan, diam-diam kita sedang berencana jatuh cinta.”
Makanan Gaby nggak habis. Akhirnya nasi gorengnya dia bawa pulang. Tapi nggak buat gue, pisang coklat gue bener-bener abstrak untuk bisa dibawa pulang. Gue hanya mengaduk-ngaduk pisang itu ketika tersesat dalam tatapannya. Benar-benar pisang yang malang.
Akhirnya malam pun menjemput. Karena ini adalah kencan pertama gue sama dia, nggak enak banget kalau harus pulang malem-malem. Apa kata ketua RT entar..
Sewaktu di jalan kami cuma bisa diem-dieman. Entah karena kehabisan topik, entah karena takut saling menatap. Gue bener-bener curiga sama Gaby, hipotesis awal gue mengatakan jia dia itu berasal dari clan Uchiha. Dia punya genjutsu Tsukuyomi dimana orang yang menatap matanya akan terperangkap, terjebak, dan tersesat dalam cinta. Itulah alasan gue nggak natap matanya sewaktu nganterin dia pulang. Bisa nabrak nanti.
Mungkin karena kerinduan yang begitu mendalam, atau mungkin gue lupa jalan pulang dari rumahnya, setelah nganterin Gaby pulang gue nggak langsung pergi dari situ. Sekali lagi gue memegang tangannya demi mencegah dia masuk lebih jauh kedalam rumahnya. Disaat-saat seperti itu gue justru ingin bersamanya lebih dekat lagi.
Jam menunjukkan pukul 22.49..
Dikomplek rumahnya bener-bener sepi.
Saat itu hanya lampu jalan yang menerangi kami berdua.
Lampu jalan itu tepat menyorot ke arah kami.
Tiupan angin malam datang mencoba menyapa kami ditengah kesunyian..
Sambil terus menggenggam jemarinya tepat di depan gerbang rumahnya, gue diam membisu ditengah hening malam dan ditengah dekapan tatapannya.
Dan sekarang pukul 22.54..
“Gaby, kamu mau nemenin aku untuk waktu yang lebih lama?”angin malam pun mencoba menyamarkan suara.
Pukul 22.55.
“Semua wanita bisa kok kalau hanya untuk nemenin kamu.”
Pukul 22.56.. sayup-sayup terdengar suara Adele yang melantunkan “Love song”.
“Aku jauh-jauh tidak sekedar memintamu untuk menemaniku.. Aku ingin.. aku ingin... ...”
Pukul 22.56..
“Kamu ingin apaa..?” Gaby berbisik pelan.
Pukul 22.57..
Gue pun makin mendekat untuk bisa tepat berbisik di telinganya.
“Aku ingin.. aku ingin.. aku ingin kamu menjadi kekasihku..”
Pukul 22.58..
Gaby tak menjawab sepatah kata pun.
Suasana pun menjadi semakin hening..
Pukul 22.59..
Tiba-tiba tangannya pun memeluk, sambil menyandarkan wajahnya di dada gue, dengan sedikit terisak dia menjawab.
“iya.. iya.. kamu jangan merasa jauh lagi dari aku. Jangan.. aku butuh kamu..”
Lantunan suara Adele pun semakin kencang.
Pukul 23.00
Hujan pun turun.
Kami masih bersedekap dalam pelukan.
Bahkan hujan tak mampu menyudahi pelukan kami.
Tepat pada tanggal 23 dan tepat pada pukul 23.00, juga tepat di bawah sorot lampu jalan dan sapaan hujan, kami memutuskan untuk jadian.
Tamat.
from Don Juan @donnnjuann
Diubah oleh donnjuann 07-07-2013 23:55
0

