- Beranda
- Stories from the Heart
"KELAS KAKAP ON FACEBOOK!" - The Untold Story.
...
TS
donnjuann
"KELAS KAKAP ON FACEBOOK!" - The Untold Story.
INDEKS UPDATED
Personal Literature: The Not so Sweet Life from Don Juan
Bab 1 - The Intro
Bab 2 - Ujian Awal Kehidupan
Bab 3 - In Cewek Jegeg We Trust
Bab 4 - Kelas Kakap on Facebook
- Introduction
- Chapter 1
- Chapter 2 - Story Continues
- Chapter 3 - "Kambing lo, mbing!"
- Chapter 4 - Memilih
- Chapter 5 - Mengunjunginya
- Chapter 6 - akhirnya aku menemukanmu
- Chapter 7 - shinjuku incident
- Chapter 8 - a little confession
Bab 5 - Tipe-tipe cowok yang membuat hati cewek Bergejolak
Bab 6 - Kost Terkutuk
Bab 7 - Pasangan yang Romantis
Bab 8 - Hati yang atletis
Bab 9 - Beberapa PDKT yang Sebaiknya Jangan Dilanjutkan
Bab 10 - THE HANDSOMOLOGY
- The Introduction Of The Handsomology
- The Handsomology part 2 - The Step and Arts
- The Handsomology part 3 - Logika versus Emosi
Bab 11 - Changing Room
Bab 12 - The Unfinished Bussines
Bab 13 - The last: A Message from God
Spoiler for HARAP DIBUKA:
Cerpen-cerpen Don Juan
Never Try You Will Never Know
True Gamer Never Cheating
Memusuhi kok ngajak-ngajak
Selingkuh Yang Tidak Biasa
How i met your Mother
When a Girl Takes The Bill
Yang Nyakitin Yang Dipertahanin
The Jomblonology
5 Kenyataan Pahit dalam Hidup
The Long Distance Religionship
Ini ada cerita tak seberapa dariku untukmu.
"KELAS KAKAP ON FACEBOOK!"
-Sebuah kisah memilukan Facebooker pencari jodoh-
Enjoy!
Spoiler for Tokoh dan Karakter:
Spoiler for How to enjoy this story:
Diubah oleh donnjuann 20-09-2013 01:05
anasabila memberi reputasi
1
52.1K
355
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
donnjuann
#4
CHAPTER 4 - Memilih
Akhirnya dari sembilan cewek itu, tujuh diantaranya udah gue ajak ketemuan. Naasnya, gak ada yang bener-bener nyantol di hati. Gue gampang banget kena tipu sama foto di akun mereka. Sekelebat pernah terlintas di pikiran gue untuk ikut les photoshop. Sekiranya mungkin ilmu dari photoshop bisa memperbaiki kualitas muka gue.
Tapi di ujung penantian, sang nasib berkata lain. Gue ketemu sama dua cewek yang roman-romannya memperlihatkan niat serius untuk mencintai gue apa adanya.
Kasian juga mereka.
Tiap hari gue chattingan di FB sama mereka. Wall-wall-an. Inbox-inbox-an. Sms-sms-an. Tilpun-tilpunan.
Ini masih tersisa dua cewek, dan gue gak yakin bisa menyingkirkan salah satu dari mereka.
Jujur, gue gak mau nyebut nama asli. Yasyudah, gue sebut saja dia Hilaria dan Gaby. Mereka ini agak kasian. Cantik, ramah, tapi jomblo. Dan yang lebih kasiannya lagi, mereka itu jatuh cinta sama gue.
Kasian banget.
Mereka ini di Jakarta, posisi gue dengan mereka menurut google map berjarak 12 jam kalau naik kereta ekonomi, 8 jam apabila naik kereta bisnis, dan cuma berjarak 50 menit jika diterbangkan Garuda. Jarak memisahkan cinta segitiga ini.
Mungkin bertanya-tanya, kenapa mereka bisa terpaksa menjatuhkan cintanya ke gue. Sama, gue juga nggak tau. Yang gue tau, mencintai itu bisa tanpa sebab. Makanya jangan kaget kalo nantinya dia juga pergi tanpa alasan.
Tiap hari hubungan gue sama Hilaria dan Gaby semakin intens. Kadang gue sering salah bales SMS mereka. Kadang gue pun salah telepon mereka. Selain itu, gue juga sering salah sebut nama mereka, mereka siapa, dan gue juga siapa.
Pedekate yang melibatkan tiga hati ini terus berjalan, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan dan sampai pada akhirnya Hilaria jenuh sama hubungan yang nggak berujung kepastian ini. Hilaria tau kalau gue juga deket sama Gaby. Selain itu, Gaby pun juga tau kalo gue ada kontak dengan Hilaria. Dan gue juga tau kalo gue deket sama Hilaria dan Gaby.
Ya, iyalah.
Yang gue bingung, mereka gak saling cerca di FB. Alhasil, postingan di Wall gue isinya mereka semua. Mereka berlomba-lomba untuk menjadi Top chart di wall gue.
Ini membuat gue semakin dilemma. Gue jadi suka mengantuk saat malam tiba. Gue juga suka kebangun gitu kalau udah pagi. Terus gue jadi sering laper kalau belum ketemu nasi seharian. Pokoknya hal-hal absurd yang nggak pernah gue alamin mulai bermunculan satu per satu.
Apakah ini yang namanya sudah jatuh tertimpa cinta?
Dalam hati gue sering mikir jika baik adanya untuk memacari mereka secara bersamaan. Toh, sepertinya mereka juga nggak keberatan. Tapi sifat playboy gue menghentak keras, gue harus milih salah satu dari mereka.
Pernah sesekali gue membayangkan sedang menelepon Hila, terus menyatakan kalau gue udah punya yang lain. Tapi sekali lagi, kalau nanti dia menangis gimana? Kalau nanti dia merenung di sudut kamar gimana? Kalau nanti dia putus asa sama hidupnya gimana?
Gue nggak tega.
Ah, demi kelangsungan hidup gue, gue memberanikan diri untuk
meneleponnya.
Kan.. gue gak tega banget jadinya.
*CETARRRRR!!*
Lagi-lagi petir datang menyambar seketika.
Kemudian ada hening yang cukup panjang.
......
......
......
Gue mau nangis kejer.
Gue mau merenung di sudut kamar.
Gue mau putus asa sebentar sama hidup gue.
Cewek kayak Hila harusnya gak usah ketemu gue. Biar dia gak usah ngomong kayak tadi. Gue berasa jahat banget.
Jahat.
Dari suaranya dia agak sedih. Tapi gue yang paling sedih.
to be continue
Tapi di ujung penantian, sang nasib berkata lain. Gue ketemu sama dua cewek yang roman-romannya memperlihatkan niat serius untuk mencintai gue apa adanya.
Kasian juga mereka.
Tiap hari gue chattingan di FB sama mereka. Wall-wall-an. Inbox-inbox-an. Sms-sms-an. Tilpun-tilpunan.
Ini masih tersisa dua cewek, dan gue gak yakin bisa menyingkirkan salah satu dari mereka.
Jujur, gue gak mau nyebut nama asli. Yasyudah, gue sebut saja dia Hilaria dan Gaby. Mereka ini agak kasian. Cantik, ramah, tapi jomblo. Dan yang lebih kasiannya lagi, mereka itu jatuh cinta sama gue.
Kasian banget.
Mereka ini di Jakarta, posisi gue dengan mereka menurut google map berjarak 12 jam kalau naik kereta ekonomi, 8 jam apabila naik kereta bisnis, dan cuma berjarak 50 menit jika diterbangkan Garuda. Jarak memisahkan cinta segitiga ini.
Mungkin bertanya-tanya, kenapa mereka bisa terpaksa menjatuhkan cintanya ke gue. Sama, gue juga nggak tau. Yang gue tau, mencintai itu bisa tanpa sebab. Makanya jangan kaget kalo nantinya dia juga pergi tanpa alasan.
Tiap hari hubungan gue sama Hilaria dan Gaby semakin intens. Kadang gue sering salah bales SMS mereka. Kadang gue pun salah telepon mereka. Selain itu, gue juga sering salah sebut nama mereka, mereka siapa, dan gue juga siapa.
Pedekate yang melibatkan tiga hati ini terus berjalan, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan dan sampai pada akhirnya Hilaria jenuh sama hubungan yang nggak berujung kepastian ini. Hilaria tau kalau gue juga deket sama Gaby. Selain itu, Gaby pun juga tau kalo gue ada kontak dengan Hilaria. Dan gue juga tau kalo gue deket sama Hilaria dan Gaby.
Ya, iyalah.
Yang gue bingung, mereka gak saling cerca di FB. Alhasil, postingan di Wall gue isinya mereka semua. Mereka berlomba-lomba untuk menjadi Top chart di wall gue.
Ini membuat gue semakin dilemma. Gue jadi suka mengantuk saat malam tiba. Gue juga suka kebangun gitu kalau udah pagi. Terus gue jadi sering laper kalau belum ketemu nasi seharian. Pokoknya hal-hal absurd yang nggak pernah gue alamin mulai bermunculan satu per satu.
Apakah ini yang namanya sudah jatuh tertimpa cinta?
Dalam hati gue sering mikir jika baik adanya untuk memacari mereka secara bersamaan. Toh, sepertinya mereka juga nggak keberatan. Tapi sifat playboy gue menghentak keras, gue harus milih salah satu dari mereka.
Pernah sesekali gue membayangkan sedang menelepon Hila, terus menyatakan kalau gue udah punya yang lain. Tapi sekali lagi, kalau nanti dia menangis gimana? Kalau nanti dia merenung di sudut kamar gimana? Kalau nanti dia putus asa sama hidupnya gimana?
Gue nggak tega.
Ah, demi kelangsungan hidup gue, gue memberanikan diri untuk
meneleponnya.
Quote:
Kan.. gue gak tega banget jadinya.
Quote:
*CETARRRRR!!*
Lagi-lagi petir datang menyambar seketika.
Kemudian ada hening yang cukup panjang.
......
......
......
Quote:
Gue mau nangis kejer.
Gue mau merenung di sudut kamar.
Gue mau putus asa sebentar sama hidup gue.
Cewek kayak Hila harusnya gak usah ketemu gue. Biar dia gak usah ngomong kayak tadi. Gue berasa jahat banget.
Jahat.
Quote:
Dari suaranya dia agak sedih. Tapi gue yang paling sedih.
Memilih itu sulit, namun akan jauh lebih sulit jika terlambat untuk memilih.
to be continue
0

