- Beranda
- Stories from the Heart
"KELAS KAKAP ON FACEBOOK!" - The Untold Story.
...
TS
donnjuann
"KELAS KAKAP ON FACEBOOK!" - The Untold Story.
INDEKS UPDATED
Personal Literature: The Not so Sweet Life from Don Juan
Bab 1 - The Intro
Bab 2 - Ujian Awal Kehidupan
Bab 3 - In Cewek Jegeg We Trust
Bab 4 - Kelas Kakap on Facebook
- Introduction
- Chapter 1
- Chapter 2 - Story Continues
- Chapter 3 - "Kambing lo, mbing!"
- Chapter 4 - Memilih
- Chapter 5 - Mengunjunginya
- Chapter 6 - akhirnya aku menemukanmu
- Chapter 7 - shinjuku incident
- Chapter 8 - a little confession
Bab 5 - Tipe-tipe cowok yang membuat hati cewek Bergejolak
Bab 6 - Kost Terkutuk
Bab 7 - Pasangan yang Romantis
Bab 8 - Hati yang atletis
Bab 9 - Beberapa PDKT yang Sebaiknya Jangan Dilanjutkan
Bab 10 - THE HANDSOMOLOGY
- The Introduction Of The Handsomology
- The Handsomology part 2 - The Step and Arts
- The Handsomology part 3 - Logika versus Emosi
Bab 11 - Changing Room
Bab 12 - The Unfinished Bussines
Bab 13 - The last: A Message from God
Spoiler for HARAP DIBUKA:
Cerpen-cerpen Don Juan
Never Try You Will Never Know
True Gamer Never Cheating
Memusuhi kok ngajak-ngajak
Selingkuh Yang Tidak Biasa
How i met your Mother
When a Girl Takes The Bill
Yang Nyakitin Yang Dipertahanin
The Jomblonology
5 Kenyataan Pahit dalam Hidup
The Long Distance Religionship
Ini ada cerita tak seberapa dariku untukmu.
"KELAS KAKAP ON FACEBOOK!"
-Sebuah kisah memilukan Facebooker pencari jodoh-
Enjoy!
Spoiler for Tokoh dan Karakter:
Spoiler for How to enjoy this story:
Diubah oleh donnjuann 20-09-2013 01:05
anasabila memberi reputasi
1
52.1K
355
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
donnjuann
#1
chapter 1
#4
Akhirnya hari demi hari pun gue lalui dengan bersahaja. Gue kuliah dengan sangat lancar, bahkan mengalahkan lancarnya buang air besar orang-orang yang rajin makan serat. Saking lancarnya, IP kuliah gue di semester pertama sangat menghentak. Luar biasa. IP gue mendarat di angka 4.00, sebuah prestasi yang begitu mengharukan.
Jujur, gue mengharumkan nama bangsa. Sampai pada akhirnya gue bocorin bahwa IP 4.00 itu adalah penjumlahan antara IP gue dan IP temen gue. Bersatu kita teguh, berdua IP bisa jadi 4.00.
....
Gue di kampus tergolong salah sedikit dari memang sedikit contoh pria gaul. Maklum, gaul gue mendarah daging. Jadi gue beda banget. Bayangin aja, gue udah satu semester kuliah di sana, masih sering lupa jalan pulang ke kosan. Gue ke mana-mana kesasar. Gue sering salah masuk kampus. Gue sering lupa gak bisa bedain mana muka gue, mana muka Dude Herlino. Gue lupa. Gue ini SIAPA..??!!
Gaul banget.
Untuk menjaga dan mempertahankan tingkat kegaulan tetep diatas rata-rata, gue sepakat untuk mencari lebih banyak temen. Lebih banyak warung makan murah dan tempat nongkrong yang nggak bayar parkir. Playboy-playboy gini, gue mahasiswa, bro.
Kemudian gue nyemplung ke organisasi di Tingkat Universitas. BBM namanya. Eh BEM maksud gue. Jujur, gue sebagai playboy, bangga. Disana gue dapet banyak info tentang dunia anak muda yang menggelinjang penuh warna. PAS! Ini emang dunia gue!
Now listening Bon Jovi “It’s My Life” ...
Dari situlah gue terjebak, terbelenggu, dan terjerembab di dunia anak muda. Dan yang paling kental di kehidupan anak muda saat itu adalah jejaring sosial. Ya, tahu sendiri, cowok segaul gue diajak ngomong jejaring sosial, udah pasti gue nggak ngerti lah.
Tahun itu kira-kira tahun tahun 2009 dan Facebook lagi gempar-gemparnya. Di mana-mana orang ngomongnya
“Ehh, add fb gue yahh..”
“Ehh, nanti fotonya gue tag yaa..”
“Ehh, confirm friend request gue kaleee..”
Lha GUE ??
“Kenapa gue harus punya Facebook!?”
“Kenapa ada orang yang nama FB-nya “DiNDA tHE QueNN IngiN CElaLU DiChaYAnk?!?”
Kenapa. Kenapaa.. Kenapaaa...
Sekali lagi, langit tak mendengar.
Dalam kondisi bimbang, akhirnya gue memutuskan untuk membuat akun Facebook. Jujur, hal yang paling bikin gue dilemma separuh nafas adalah ketika memilih foto mana yang bakal gue jadiin profil picture pertama. Ini menguras tenaga.
Foto gue ganteng-ganteng semua. Ada yang cuma pake sempak doang. Ada yang cuma pake baju. Ada yang malah gak pake apa apa. Gue vulgar banget. Ah, ternyata itu foto-foto gue waktu masih bayi.
Salah satu temen gue dikosan, Bolu, namanya unyu banget, memberikan wejangan ke gue. “Don, lo kalau mau main Facebook, profpic lo harus yang paling keren. INGAT, tampilan pertama itu harus mengesankan,,” dia bernada bijak. Gue pun sempet menelan ludah ketika mendengarnya.
Bolu adalah sepotong kue, sering berwarna putih dan empuk untuk dipegang. Ah, bukan, Bolu itu temen gue. Dia itu kakak senior gue di kostan. Doski anak tehnik. Dia udah gue anggap abang gue. Temen seplayboy dan seperjuangan. Tapi dia gak anggap gue apa-apa. Biasalah, dinamika adek-abang di kost-kostan.
Bolu ini kue yang bijak banget. Gue belajar banyak banget sama dia. Semua tentang kehidupan berbangsa, dan bernegara. Dia ini role model yang tepat banget buat gue. Dia ngajarin gue kehidupan anak kuliahan, dinamika fluktuasi jatuh-bangunnya kisah percintaan, nyuci baju, dan timing yang tepat buat ngangkat jemuran saat hujan datang menyerang.
Bolu, you’re the greatest.
Mungkin benar adanya jika siapa gue dan bagaimanakah cara gue berpikir, ditentukan dari lingkungan dan dengan siapa gue bergaul.
Akhirnya hari demi hari pun gue lalui dengan bersahaja. Gue kuliah dengan sangat lancar, bahkan mengalahkan lancarnya buang air besar orang-orang yang rajin makan serat. Saking lancarnya, IP kuliah gue di semester pertama sangat menghentak. Luar biasa. IP gue mendarat di angka 4.00, sebuah prestasi yang begitu mengharukan.
Jujur, gue mengharumkan nama bangsa. Sampai pada akhirnya gue bocorin bahwa IP 4.00 itu adalah penjumlahan antara IP gue dan IP temen gue. Bersatu kita teguh, berdua IP bisa jadi 4.00.
....
Gue di kampus tergolong salah sedikit dari memang sedikit contoh pria gaul. Maklum, gaul gue mendarah daging. Jadi gue beda banget. Bayangin aja, gue udah satu semester kuliah di sana, masih sering lupa jalan pulang ke kosan. Gue ke mana-mana kesasar. Gue sering salah masuk kampus. Gue sering lupa gak bisa bedain mana muka gue, mana muka Dude Herlino. Gue lupa. Gue ini SIAPA..??!!
Gaul banget.
Untuk menjaga dan mempertahankan tingkat kegaulan tetep diatas rata-rata, gue sepakat untuk mencari lebih banyak temen. Lebih banyak warung makan murah dan tempat nongkrong yang nggak bayar parkir. Playboy-playboy gini, gue mahasiswa, bro.
Kemudian gue nyemplung ke organisasi di Tingkat Universitas. BBM namanya. Eh BEM maksud gue. Jujur, gue sebagai playboy, bangga. Disana gue dapet banyak info tentang dunia anak muda yang menggelinjang penuh warna. PAS! Ini emang dunia gue!
Now listening Bon Jovi “It’s My Life” ...
Dari situlah gue terjebak, terbelenggu, dan terjerembab di dunia anak muda. Dan yang paling kental di kehidupan anak muda saat itu adalah jejaring sosial. Ya, tahu sendiri, cowok segaul gue diajak ngomong jejaring sosial, udah pasti gue nggak ngerti lah.
Tahun itu kira-kira tahun tahun 2009 dan Facebook lagi gempar-gemparnya. Di mana-mana orang ngomongnya
“Ehh, add fb gue yahh..”
“Ehh, nanti fotonya gue tag yaa..”
“Ehh, confirm friend request gue kaleee..”
Lha GUE ??
“Kenapa gue harus punya Facebook!?”
“Kenapa ada orang yang nama FB-nya “DiNDA tHE QueNN IngiN CElaLU DiChaYAnk?!?”
Kenapa. Kenapaa.. Kenapaaa...
Sekali lagi, langit tak mendengar.
Dalam kondisi bimbang, akhirnya gue memutuskan untuk membuat akun Facebook. Jujur, hal yang paling bikin gue dilemma separuh nafas adalah ketika memilih foto mana yang bakal gue jadiin profil picture pertama. Ini menguras tenaga.
Foto gue ganteng-ganteng semua. Ada yang cuma pake sempak doang. Ada yang cuma pake baju. Ada yang malah gak pake apa apa. Gue vulgar banget. Ah, ternyata itu foto-foto gue waktu masih bayi.
Salah satu temen gue dikosan, Bolu, namanya unyu banget, memberikan wejangan ke gue. “Don, lo kalau mau main Facebook, profpic lo harus yang paling keren. INGAT, tampilan pertama itu harus mengesankan,,” dia bernada bijak. Gue pun sempet menelan ludah ketika mendengarnya.
Bolu adalah sepotong kue, sering berwarna putih dan empuk untuk dipegang. Ah, bukan, Bolu itu temen gue. Dia itu kakak senior gue di kostan. Doski anak tehnik. Dia udah gue anggap abang gue. Temen seplayboy dan seperjuangan. Tapi dia gak anggap gue apa-apa. Biasalah, dinamika adek-abang di kost-kostan.
Bolu ini kue yang bijak banget. Gue belajar banyak banget sama dia. Semua tentang kehidupan berbangsa, dan bernegara. Dia ini role model yang tepat banget buat gue. Dia ngajarin gue kehidupan anak kuliahan, dinamika fluktuasi jatuh-bangunnya kisah percintaan, nyuci baju, dan timing yang tepat buat ngangkat jemuran saat hujan datang menyerang.
Bolu, you’re the greatest.
Mungkin benar adanya jika siapa gue dan bagaimanakah cara gue berpikir, ditentukan dari lingkungan dan dengan siapa gue bergaul.
Diubah oleh donnjuann 06-08-2013 20:14
0
Tutup

