Jakarta, GATRAnews - "The Mentalist", pertunjukan tunggal Deddy Corbuzier yang menurut rencana bakal digelar pada 5-6 Januari 2013 di Gedung Kesenian Jakarta, akan menjadi kesempatan terakhir bagi publik Tanah Air untuk menyaksikan si kepala plontos menyuguhkan kemahirannya dalam seni sulap.

"Seluruh hidup saya adalah magic. Dan setelah 15 tahun, saya berada di level di mana saya sadar, tidak perlu menjadi magician untuk experience magic, karena seluruh hidup saya adalah magical," kata Deddy, Kamis (13/12) petang, di Jakarta.




"Saya mungkin ke luar (negeri). Saya mendapatkan beberapa pilihan di sana. Saya akan tidak berada di indonesia dalam beberapa tahun. Tapi itu mungkin. Kalau di sini ternyata saya lebih baik, penawaran di luar tidak lebih baik, saya akan di sini," jelas Deddy.

Nah, profesi Deddy --presenter talkshow, game show, atau juri talent show magician-- di luar urusan sulap ini, justru menimbulkan satu pertanyaan. Apakah karakter Deddy terlalu kuat, sehingga memakan profesinya sebagai pesulap? "Saya percaya, segala sesuatu memerlukan karakter. Dan seiring berjalannya waktu, seperti buah simalakama, karakter bisa saja memakan brand-nya sendiri," jelasnya.

"Contohnya begini, saya rasa saya cukup terkenal. Tapi kenapa tidak banyak brand yang memakai saya? Karena mereka `takut`! Mereka `takut` yang diingat justru saya, dan bukan brand mereka."

"Kalau pertanyaannya apakah magic saya kemakan dengan karakter saya, jawabannya adalah iya! Tapi itu adalah hal yang bagus, karena pada akhirnya mereka datang untuk melihat saya. Mereka tidak peduli lagi saya mau ngapain. Hanya saja, saya nggak boleh lupa bahwa saya tetap harus melakukan sesuatu yang dapat dipertanggung jawabkan," demikian Deddy.

EMBER