Pertama kali melihat cover Novel ini aku berpikir bahwa pasti Novel ini bercerita tentang kisah Ronggeng di pelosok Jawa bagian tengah atau timur. Ternyata bukan. Novel ini bercerita tentang Politik, Politik di zaman Orde Baru waktu pemerintahan Rezim yang menggangap semua yang mengengkang perintahnya adalah PKI , PKI, dan PKI yang pantas dipenjara dan dihukummati.

Novel ini membeberkan seluruh kisah kelam disaat itu, semuanya diceritakan secara gamblang, semuanya seperti tidak ditutup-tutupi kecuali disamarkan dengan kata-kata Partai Pemerintah dan Bendera Kuning Bergambar Pohon Beringin. ya Zaman dimana semua orang yang tak punya kuasa dan tak punya senjata tunduk pada hukum dan tak ada perlawanan sedikit pun meskipun mereka tidak salah tapi dinyatakan bersalah


Marni adalah gambaran wanita jawa yang kuat dan teguh pada pendiriannya , meski cacian menerpa dan meskipun dia terus diperas oleh orang-orang berkuasa yang semena-mena , dia percaya bahwa apa yang dilakukannya adalah lebih mulia dibanding mereka yang terus mencaci dan memerasnya.

Sesuatu yang dianggap baik saat ini sungguh adalah sebuah Paradoks yang sesungguhnya tak ada yang benar kecuali sebuah pembenaran.

Keberpihakan saya kepada Marni dalam dilema, pola pikir Marni yang disini diceritakan sebagai seorang jawa buta huruf membuatnya tertindas membuat saya kesal pihak yang terus menindasnya secara tidak berperikemanusian tetapi si Marni tetap berpikir ini demi pemerintah dan tidak mau dianggap PKI. Ampun Gusti ! apa memang sekuat ini Rezim waktu itu ?

Terlepas dari cerita, saya mau me-reviewgaya penulisan Okky Mandasari yang santai,yaitu menggunakan bahasa formal sehari-hari yang akan tetapi ada yang mengganjal dari yang telah saya baca, yaitu terlalu banyaknya kata-kata bahasa jawa yang tidak saya mengerti sehingga saya harus berpikir keras untuk mengandai atau menebak apa yang dimaksudkan yang ditulis dengan Bahasa Jawa tersebut. Seperti Pawon , kledek, gendak-gendak dan lain-lainnya, mungkin agar membuat cerita lebih terkesan bersetting dari Bumi Jawa Tengah sana.

Secara keseluruhan Okky Mandasari menyusun plot secara pas, diawalai ketika Marni yang tiba-tiba menjadi gila di cerita pertama dan di cetita berikutnya semua kembali di tahun 1980-an ketika Marni sendiri masi kecil
Penempatan konfliknya berhasil membuat saya terbawa dalam cerita yang ironi dan menggetarkan. Dan oleh sebab itu saya akan memberikan rate kepada Novel ini Bintang 4