Dulu ada daerah yang sekarang namanya kaya tepi barat, jalur Gaza dan Yerusalem serta sekitarnya itu ditempati oleh sebuha kerajaan/bangsa Yahudi.
Lalu sejarah menunjukan terjadi diaspora karena kerajaan ini dikalahkan oleh kerajaan lain dan daerahnya direbut oleh mereka.
Lalu daerah ini dikuasai silih berganti hingga akhirnya ditempati oleh orang2x Arab dan kemudian karena Islam adalah agama dominan didaerah ini maka daerah ini termasuk hegemoni dunia musim.
Lalu melalui serentetan konflik yg berujung pada PD 1.
Kekaisaran Utman (Ottoman Empire), menguasai daerah ini sampai pada PD 1 dimana mereka masuk dalam blok central dan melawan blok sekutu.
Perancis dan Inggris menyerang konstantinopel dan menguasai turki.
Mereka membagi2x penguasaan daerah ini dan Inggris mendapat jatah untuk mengurusi wilayah Palestina.
Awalnya gerakan Zionis meminta Inggris untuk menyerahkan daerah itu pada mereka dgn basis bahwa secara tradisional daerah ini adalah tempat asal Yahudi, namun hal ini kemudian jg ditentang oleh Vatikan yang merasa Yerusalem adalah tempat suci dan harus dalam penguasaan Roma dan juga Perancis yang secara historis Raja Kingdom of Jerusalem adalah takta perancis.
Inggris akhirnya tidak mengabulkan permintaan Zionis namun jg tidak menyerahkan daerah ini pada Vatikan ataupun perancis, nantinya masalah inipun didiskusikan antara Inggris dengan pihak arab (Penguasa Mekkah dan Jordania) bagaimana batas2x Palestina dan negara Yahudi harus dibuat, namun rencana ini ditolak oleh pihak Zionis maupuna Palestina yg menginginkan seluruh daerah untuk salah satu dari mereka.
Walaupun tidak dikabulkan tapi baik penduduk lokal, penguasa Arab dan Inggris sendiri tidak melarang praktek pembelian tanah oleh imigran Yahudi yang ingin tinggal ditempat ini dan jumlah ini meningkat Drastis selama dekaded 30'an dengan semakin berkembang paham anti-semit di Eropa terutama di Jerman membuat orang2x Yahudi berimigrasi ke daerah mandat inggris ini.
Singkat cerita setelah masa PD 2, Banyak tawanan kamp konsentrasi Holocaust yg gak tau lagi / tidka jelas lagi kewarganegaraanya namun banyak orang2x Yahudi yg tinggal di Tepi barat/Mandat Inggris mengklaim bahwa mereka itu keluarganya sehingga orang2x itu dikirim kepada mereka didaerah Mandat Inggris.
Tawanan ini tidak meiliki dokumen atau tidak ingin kembali ketempat asalnya terutama yang berada didalam wailayah sovyet.
Masalah ini membuat bingung pasukan sekutu yang jadi pemenang dalam PD 2, banyak negara gak mau menerima orang2x yahudi ini yang selama dari holocaust. Mereka khawatir akan ada Nazi baru lagi yang akan menyerang negara mereka kalau mereka memberikan tempat bagi orang Yahudi.
Singkat cerita di PBB/keputusan dgn US (Saya lupa pastinya nanti saya cek), diputuskan agar orang2x ini dipindahkan semua ke wilayah yang jadi mandat palestina.
Inggris sebenarnya tidka suka rencana ini makanya pada 1948 mereka mengembalikan mandat ini pada PBB untuk lepas tangan karena dari awal mereka sadar rencana ini akan menumbuhkan konflik. Pada masa ini kerajaan Inggris lebih Pro-Arab sementar US dan negara2x lainnya hanya ingin agar orang2x Yahudi ini / masalah Yahudi ini cepat selesai.
Banyak yg menduga Inggris ditekan oleh US dan Inggris sendiri akhrinya dikethaui memiliki perjanjian2x rahasia dengan penguasa arab mengenai pembagian daerah itu, menyebabkan mereka tidak dapat menyeimbangkan kepentingan lagi untuk maslaah itu dan memutuskan untuk menyerahkan mandat yang diberikan LBB (PBB sebelum PD 2) dan angkat kaki dari wilayah tersebut.
Kesempatan ini diambil oleh Pihak Zionis utnuk mendeklarasikan negara baru karena saat itu terjadi kekosongan kekuasaan diwilayah tersebut.
1 hari setelah deklrasi kemerdekaan negara baru yang disebut Israel ini, pasukan Irak, Mesir, Jordan dan Syria langusng menyerang tempat ini.
Inggris yang tidak mau ikut campur cuman nonton aja dan menyediakan PMI doank buat ke 2 belah pihak.
Maaf kalo thread saya copas semua, karena jujur tidak tahu banyak soal konflik rumit yg sudah berlangsung puluhan tahun ini.
Mari kita usahakan mengurai benang kusut ini senetral mungkin tanpa membawa sentimen agama.
Original Posted By what_a_joke►Ada yang bisa dan boleh ngejelasin konsep Intifada?
Intifadah berasal dari bahasa Arab: انتفاضة intifāḍah berarti "melepaskan diri" adalah sebuah istilah Islam yang berarti perlawanan.
Dalam konflik Israel-Palestina, Intifadah mencakup seluruh gerakan perlawanan untuk merebut kembali tanah Palestina pra-Israel, aksi ini didorong oleh rasa tertindas dan kehilangan yang dirasakan oleh para penduduk Palestina sejak peristiwa pengusiran paksa oleh tentara Yahudi setelah perang 6 hari.
ada dua kali periode intifadah di Palestina gan :
Spoiler for intifada 1:
Intifadhah Pertama (1987–1993) adalah perlawanan rakyat Palestina terhadap pendudukan Israel di Palestina pada tanggal 9 Desember 1987. Perlawanan dimulai di kemah pengungsi Jabalia dan dengan cepat menyebar ke seluruh Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
dalam intifadhah 1 diperkirakan 1.100 orang Palestina dibunuh oleh tentara Israel dan 164 orang Israel dibunuh oleh orang Palestina. Selain itu, diperkirakan 1.000 orang Palestina dibunuh oleh orang Palestina karena dituduh sebagai pendukung Israel. Perlawanan ini berakhir pada 1993 dengan ditandatanganinya Persetujuan Oslo dan pembentukan Otoritas Nasional Palestina.
Spoiler for intifadah kedua:
Intifadhah al-Aqsha (bahasa Arab: ,انتفاضة الاقصى, transliterasi: Intifādat El Aqsa atau Intifādat Al Aqsa; bahasa Ibrani: אינתיפאדת אל אקצה (atau אינתיפאדת אל-אקצה dengan tanda hubung), transliterasi: Intifadat El Aqtsa) ialah gelombang kerusuhan yang terjadi pada September 2000 antara orang Arab Palestina dan Israel; juga disebut Intifadhah Kedua. Ini adalah perang pembebasan nasional bangsa Palestina terhadap pendudukan Israel, dimulai pada 29 September 2000 ketika Perdana Menteri Israel Ariel Sharon dan rombongan sekitar 1.000 pihak bersenjata memasuki dan melecehkan lingkungan Masjid Al-Aqsa dan tanah haramnya.
Angkatan Pertahanan Israel memberinya nama kode (sebelum pecah) אירועי גאות ושפל ("peristiwa pasang surut"). Nama ini tetap menjadi kode internal Angkatan Pertahanan Israel, namun lebih sering di Israel Intifadhah dipanggil אינתיפאדת אל-אקצה atau Intifadhah al-Aqsha.
Nama lain (yang kurang terkenal) ialah Perang Oslo, nama yang diberikan oleh mereka yang menganggapnya sebagai konsesi yang dibuat Israel menyusul Persetujuan Oslo, dan Perang Arafat, menurut nama tokoh Palestina yang disalahkan Israel telah memulainya.
Secara resmi Intifadhah belum h berakhir. Namun, KTT Sharm el-Sheikh, gencatan senjata (bahasa Arab: تهدئة Tahdi'ah) yang disetujui oleh Presiden Mahmoud Abbas dan organisasi mujahidin Palestina, dan tingkat kekerasan yang relatif rendah selama 2005, dianggap sebagai akhirnya, secara umum dihubungkan dengan perubahan dalam pemerintahan Palestina menyusul kematian Yasser Arafat dan penarikan mundur sepihak Israel. Pada 25 Januari 2006, Hamas memenangkan pemilu legislatif Palestina, dan tokoh Hamas Ismail Haniyah menjadi Perdana Menteri Palestina. Hal ini memicu kemarahan Israel dan Amerika Serikat, sehingga kekerasan kembali terjadi. Pada Juni 2006 Israel kembali menginvasi Gaza dalam Operasi Hujan Musim Panas. Pada 26 November 2006 Israel dan kelompok militan Palestina menyetujui gencatan senjata. Pada Mei 2007 kekerasan kembali terjadi, menyusul serangan roket Qassam ke Israel, dan serangan udara Israel ke Gaza.
Korban tewas dari militer dan sipil sepanjang konflik 2000-2007 diperkirakan 4.219 Palestina dan 1,024 Israel, meski jumlah dikritik ini karena tak membedakan antara militer dan orang sipil
Spoiler for menuju intifadah 3:
Intifadhah III kali ini tidak ada yang menggiringnya jika meletus spontan. Presiden Abbas menolaknya dalam sejumlah statemen bahkan meski dalam bentuk “aksi protes dan unjuk rasa damai”. Bahkan ada kekhawatiran Intifadhah ini akan dikubur oleh Israel bersama-sama dengan Otoritas Palestina dengan cepat.
Awal Februari lalu, ketika diwawancarai oleh TV Mesir Chanel I bahwa dirinya tidak ingin Intifadhah III di Tepi Barat karena itu akan menghancurkan apa yang tersisa di sana. Sebab di Tepi Barat hanya tersedia sedikit senjata untuk menghadapi Israel berbeda dengan Jalur Gaza yang dipenuhi oleh roket dan senjata lainnya.
Perlu diingat, ada indikasi Intifadhah ini meletus selama kekuasaan Abbas beberapa kali di Tepi Barat. Terutama sejak agresi Israel ke Jalur Gaza. Berkali-kali pasukan keamanan Palestina (yang dikendalikan Jenderal Dayton/Israel) terlibat berusaha mengubur upaya Intifadhah dan melerai pasukan Israel dan massa Palestina di Tepi Barat dan menangkap aktivis yang menggerakkannya.
Indikasi sementara yang menggerakkan Intifadhah III kali ini adalah warga Palestina Dalam atau wilayah Palestina jajahan 1948 yang sekarang merupakan wilayah israel. Yakni mereka yang berada di zona hijau dari gerakan Islam, pimpinan, tokoh di Al-Quds dan ulama-ulama Al-Aqsha. apalagi kali ini terkait dengan rencana menghadapi “negara yahudi yang bersih dari warga Arab Palestina” dan rencana pengusiran paksa warga Palestina Dalam ke Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Indikasi ini sudah muncul sejak tahun 2000 ketika Intifadhah Al-Aqsha meletus setelah Sharon menyerang Al-Aqsha. Pada saat itu warga Palestina Dalam yang jumlahnya lebih dari 1 juta mogok makan pada Oktober 2000 menentang kunjungan Sharon ke masjid Al-Aqsha. pada saat itu jatuh korban 7 jamaah dan 20 luka-luka. Ehud Barack berusaha mengecam tindakan berlebihan polisi Israel dan memberikan anggaran 4 milyar Shekal kepada warga Arab di Israel. Namun Ehud Barack jatuh dan Sharon menang pemilu. Kondisi kembali runyam hingga sekarang.
Berkali-kali bentrokan pecah di kota Ummu Fahm yang dikuasai oleh Gerakan Islam pimpinan Syekh Raid Shalah. Kini kecaman dan unjuk rasa di masjid al-Aqsha atas tindakan Israel menggali terowongan di bawah masjid, yahudisasi dan rencana jahat lainnya di masjid Ibrahimi. Apagali Syekh Raid dicekal Israel sejak 28 Februari. Ini semua menjadi pemicu Intifadhah III.
Intifahdh II juga pecah pertama kali di Palestina Dalam (Wilayah Israel). Dari sana pindah ke Tepi Barat dan Jalur Gaza. Selain itu, Otoritas Palestina Abbas adalah lembaga pemerintah boneka yang tidak berdaya, lebih kepada otoritas keamanan daripada politik. Pada saat publik Palestina harus keluar melawan Israel karena penistaan terhadap tempat suci, maka otoritas ini harus memilih; bergabung dengan Israel melawan Intifadhah dan merugi dalam segala hal atau bergabung dengan Intifadhah untuk menyelamatkan diri.
Target Israel setelah itu adalah menekan Otoritas Palestina di Tepi Barat untuk menghalangi agar tidak bermain dengan ‘karet Intifadhah III’, namun dengan cara yahudisasi terhadap tempat suci di Al-Quds. Mungkin Israel tidak tahu intifadhah akan meletus dari Jerusalem (Al-Quds). Bisa jadi Intifadhah kali akan menentukan masalah Palestina sebab ia meletus dari Palestina Dalam dan Luar di wilayah jajahan tahun 1948 dan 1967 secara bersamaan.