Numpang bagi ilmu, mohon dimaafkan jika kurang berkenan yaa..

Dalam dunia "perlampuan", ada 2 jenis perbedaan dalam cara menghasilkan cahaya, satu disebut incandescent, satu lagi disebut fluorescent.

Jika suatu material dipanaskan sampai suhu tertentu, material ini akan memancarkan cahaya. Api contohnya, adalah cahaya hasil reaksi antara benda yang dibakar dan oksigen(reaksi suatu benda dengan oksigen menghasilkan panas, dan api hanyalah wujud hasil reaksinya). Contoh lain, apabila kita memanaskan kawat misalnya diatas kompor, kawat tersebut akan berpijar. Hal yang sama dengan lampu incandescent, atau yang biasa kita sebut dengan lampu pijar. Alih2 dipanaskan dengan kompor, kawat tungsten dialiri arus listrik sehingga kawat tersebut akan menjadi sangat panas, dan, tadaa berpijarlah dia.

Trus bedanya apa ama lampu halogen? Bedanya adalah, pada lampu pijar biasa, kawat tungsten ini sedikit demi sedikit akan menguap karena panasnya, uap tungsten ini akan mengembun(apa ya istilahnya?) Di permukaan kaca. Pernah liat lampu yang putus trus hitam kacanya? Nah itu adalah uap tungsten. Sehingga pada suatu saat kawatnya sudah terlalu banyak yang menguap dan jadi tipis, putuslah lampu tersebut.

Pada lampu halogen, didalam lampu ditambahkan sedikit halogen, biasanya idodine dan bromine. Pada saat kawat tungsten menguap, dan ketika uap ini agak menjauh dari permukaan kawat dan menjadi agak dingin, uap ini akan bereaksi dengan halogen tadi, membentuk senyawa baru.
Yang ajaibnya, ketika uap halogen-tungsten ini berputar2 dalam gelas lampu dan suatu ketika menyentuh kawat tungsten yang super duper panas, senyawa ini terpisah, tungsten akan melekat lagi ke kawatnya, dan halogennya akan kembali "cari mangsa" uap tungsten berikutnya. Intinya kawat tungsten yang menguap akan kembali menyatu ke kawatnya, ini disebut halogen cycle. beda dengan lampu pijar biasa tadi yang uapnya mengembun di gelasnya.

Akibatnya, kawat jadi tahan lama, gelas lampu tetap jernih dan life time lampu tersebut jadi bertambah lama. Tapi ada tapinya, uap tungsten tadi jika dibiarkan dingin, tetap akan mengembun, maka dari itu lampu halogen dibuat kecil, dalam artian jarak antara kawat dan penampang kacanya pendek, supaya gelas kacanya mempunyai suhu yang sedikit, hanya sedikit lebih rendah daripada pijaran kawatnya. Nah maka dari itu jangan sekali2 pegang lampu halogen di kacanya, apalagi kalo lagi nyala. Dijamin tangan langsung jadi ceplok tangan. Hehe

Lampu incandescent, baik biasa maupun halogen mempunyai kekurangan yang sangat mendasar, karena 95% energi listrik yang diberikan itu diubah menjadi panas, sisanya 5% yang diubah menjadi cahaya.

Kekurangan inilah yang membuat orang untuk menciptakan lampu hemat energi, dimana kalau bisa janganlah 5% yang jadi cahaya, gimana kalau 10%, 20%?
Maka lahirlah lampu fluorescent, dimana lampu neon, HID, mercury vapour, metal halide, dsb termasuk didalamnya..


Btw, mohon maaf, saya ngetik di handheld, dan ngantuk . Besok ane terusin mengenai fluorescent di kantor yang lebih enak ngetiknya jika temen2 berminat..