Alkisah ada 4 pria yang dulu teman kuliah, bertemu lagi setelah 30 tahun lulus. Salah seorang dari mereka terlebih dahulu minta ijin ke toilet. Sementara temannya pergi ke toilet, ketiganya mulai berbincang tentang anak laki-laki mereka yang sudah sukses.

Pria 1: "Anak laki-lakiku lulusan ekonomi, lalu menjadi seorang bankir dan sekarang kaya-raya. Ia membelikan pacarnya mobil Ferrari!"

Pria 2:
"Anak laki-lakiku seorang pilot, lalu dia membangun perusahaan penerbangan sendiri & menjadi kaya-raya. Ia memberi pacarnya sebuah pesawat jet!"

Pria 3: "Anak laki-lakiku seorang insinyur, kemudian ia menjadi kaya-raya setelah mendirikan perusahaan kontraktor sendiri. Saking kayanya, ia membangunkan rumah yg sangat mewah utk pacarnya!"

Pria 4: (kembali dari toilet) "Apa yg sedang kalian bicarakan kok kelihatannya asyik sekali?"

Pria 1,2,3: "Kami sedang membicarakan anak laki-laki kami yg sudah meraih kesuksesan. Bagaimana dg anak laki-lakimu?"

Pria 4: "Anak laki-lakiku seorang gay. Ia jadi penari striptease di cafe gay yg terselubung."

Pria 1: "Kamu pasti kecewa dengan anak laki-lakimu karena tidak menjadi orang sukses."

Pria 4: "Tidak juga! Ia telah melakukan hal terbaik dalam hidupnya. Minggu lalu, di hari ulangtahunnya, ia mendapat hadiah mobil Ferrari, pesawat jet & sebuah rumah mewah dari tiga pacarnya."

Pria 1,2,3: "??????"

My friend had been pounding the pavement in search of a job with no luck. Frustrated, she asked her dad to look at her resume. He didn’t get much further than the first line of her cover letter before spotting the problem.
“Is it too generic?” she asked.
“I doubt it,” said her father. “Especially since it’s addressed ‘Dear Sir or Madman.’”