Kisah Nyata delapan tahun hidup bertetangga dengan orang gila
TS
NeighbourFrHell
Kisah Nyata delapan tahun hidup bertetangga dengan orang gila
Sebelumnya saya mohon maaf agan dan sista sekalian karena ini memang ID klonengan, tetapi kisah yang saya tulis berikut ini adalah nyata, tidak repost, dan merupakan pengalaman TS sendiri.
------------------------
I N D E K S SEASON III
------------------------ currahee
------------------------
Spoiler for latar belakang TS:
Keluarga saya merupakan keluarga sederhana dari lima bersaudara, Bapak - Ibu bekerja keras untuk menyekolahkan saya hingga bisa kuliah di ibu kota. Selama di ibu kota saya tinggal di kosan.
Sehabis kuliah saya bekerja, dan berkenalan dengan seorang gadis yang sekarang menjadi ibu dari anak kami satu-satunya. Empat tahun pacaran, dan saya berniat untuk menikahinya dalam waktu tiga tahun. Sebelum menikah, Ibu menasihati saya untuk berusaha memiliki rumah dahulu. Sesuai dengan nasihat dan restu Beliau, saya KPR sebuah rumah sederhana di bilangan Barat Jakarta di lingkungan pinggiran dari perumahan elit di tengahnya.
Saat itu tahun 2003, dan oleh pengembang dijanjikan awal Februari 2004 bisa ditempati. Berhubung di tempat baru sepi banget saya tunda untuk masuk hingga April 2004.
Spoiler for perkenalan:
Kompleks perumahan ini tidaklah besar, walaupun dibayang-bayangi oleh perumahan besar di sebelahnya tetapi yang tinggal disini umumnya adalah kelas pekerja. Rumah saya bernomor 11, dan ada tetangga yang menempati nomor 24, 9, dan 2.
Sesuai dengan kebiasaan saya dari kampung dulu dan saat di kos, saya berkenalan dengan semua tetangga yang ternyata telah lebih dahulu satu bulan menempati sebelum saya. Bagi saya saat itu semuanya adalah para pasangan muda yang belum memilik anak atau sedang hamil anak pertama dan mereka semuanya nice. Tetapi di hari ke-4 ada dua tetangga yang memperingatkan saya kalau tetangga yang satu itu 'menggigit', jadi hati-hati. Saya menepis peringatan ini dan berkata di dalam hati memang gak semua orang dapat hidup rukun dengan yang lainnya. Tetangga ini di kemudian hari di bulan ke-5 pindah untuk meneruskan usaha mertuanya.
Tidak terpikirkan oleh saya bahwa peringatan yang saya skeptis-kan ini kelak menjadi terror bagi keluarga saya selama 8 tahun ini.
Sang tetangga ajaib memperkenalkan diri sebagai putra dari pemilik sebuah showroom mobil di jakarta utara dan dia sendiri memiliki usaha spare part motor.
Spoiler for sebulan pertama:
Sebulan pertama saya tinggal sendirian disini, hanya dengan tiga tetangga. Sebulan ini pula saya menyadari ada yang tidak beres pada tetangga ajaib ini. Orang mana yang mencuci mobilnya setiap subuh jam 04:30 - 05:30, pergi membeli makanan jam 06:00 di pasar sekitar 1 km dari perumahan, kembali jam 06:20 dan mencuci mobilnya lagi? Sehari bisa 5-7x mencuci mobil termasuk menggosok bannya. Saya mengetahui hal ini karena setelah capek pindah sempat sakit dan dahulu sempat bolak balik kota S untuk tugas.
Maaf bagi yang kentang, TS memang ngejar page one biar ga kotor ama junkers gila.
Bersambung ke posting berikutnya
Diubah oleh NeighbourFrHell 27-07-2013 13:18
Hitler dan 3 lainnya memberi reputasi
4
726.2K
Kutip
6K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Maaf untuk keterlambatan update.
Pekerjaan mengharuskan saya untuk tinggal menginap di site selama satu malam, dan sabtu pagi saya kembali ke Jakarta.
Ini adalah episode terakhir untuk season pertama.
Spoiler for the uneasy peace:
Tiada angin ataupun hujan di Jakarta selama sebulan ini.
Satu minggu setelah didatangi pengembang, entah angin apa yang bertiup kepadanya saat pada pagi hari tetangga ajaib meminta datangnya saksi dari pihak satpam bagi dia untuk menanda tangani perjanjian yang dibuatnya sepihak, untuk ditanda tangani seluruh warga.
Tiada persiapan, perjanjian ini hanya ditanda tangani oleh dua tetangga saja.
Di dalam perjanjian tetangga ajaib berjanji untuk tidak mengganggu ketentraman warga dengan tidak membunyikan klakson maupun sirine.
Yang menggelikan adalah paksaan dari tetangga ajaib untuk 'penggantian kerusakan'.
Dari satpam yang menjadi saksi, secara lisan tetangga ajaib menyebutkan hadirnya pasal ini apabila ada warga yang marah dan melampiaskan akibat dari perbuatannya pada mobilnya.
Hingga saat tulisan ini dibuat, tidak diketahui dasar apa yang menyebabkan tetangga ajaib membuat surat ini, dari pembahasan antar tetangga kemungkinan ayahnya tidak mau lagi memindahkannya, mungkin sudah muak oleh kelakuannya, atau oleh paksaan istrinya, atau merasa badai akan segera datang.
Apapun yang mendasarinya, esok paginya tetangga ajaib membuka ke empat banner berbeda dan plang 'dijual hubungi xxxx dengan nomer telepon xxxxx' yang menguatkan hipotesa di atas.
Satu minggu berlalu dengan damai walaupun sering kali terdengar suara tetangga ajaib membentak anak anaknya, dan sampah di rumah kosong di samping saya.
Hingga minggu ketiga di bulan September saat tetangga ajaib kembali berbuat onar, memulai kembali menghina tetangga lainnya dan mulai membuang sampah dengan polanya terdahulu, dalam berbagai plastik kecil, kotak bekas susu, sisa makanan dan koran yang di buang di tengah jalan, di samping rumah saya, di seberang rumah saya, dan di seberang rumah tetangga nomer 10.
Tetangga nomer 10 yang telah habis kesabarannya kini melemparkan sampah sampah ini kembali ke halaman rumahnya.
Saya tidak mengijinkan istri saya untuk melakukan hal yang sama karena tetangga ajaib hanya berani terhadap wanita dan anak anak dan hanya dapat menelpon kantor satpam setiap hari.
Merasa bahwa dia sekarang telah menjadi tetangga yang baik dan malah di bully dengan sampah yang dilemparkan kembali ke rumahnya, di awal Oktober tetangga ajaib memanggil satpam ke rumahnya melalui kantor satpam untuk mengadukan masalah sampah.
Spoiler for tomorrow is another day:
Dengan suara keras seperti biasanya tetangga ajaib berteriak teriak dari dalam rumahnya, dengan berkali kali berkata 'kalau elu lelaki, keluar elu'.
Seperti yang disaksikan oleh istri saya, suami dari tetangga nomer 10 yang dari hari minggu malam telah kembali dari tugasnya di Indonesia tengah merasa sudah saatnya bertindak.
Sebagaimana kasus yang menimpa bekas penghuni rumah nomer 10, tetangga ajaib dan penghuni rumah nomer 10 saling bersahut sahutan dari depan rumah yang kembali diakhiri dengan tetangga ajaib dengan disaksikan satpam mengambil golok dan turun hingga ke tengah jalan.
Berbeda dengan penghuni sebelumnya, kini penghuni rumah nomer 10 berdiri di depan rumahnya siap untuk menghadapi.
Satpam yang tertegun kemudian mencegat tetangga ajaib 'langkahi gua dulu', sementara istri saya meminta bantuan dari kantor satpam.
Istri dari tetangga nomer 10 kemudian pulang lebih cepat sekitar jam 11:30 dan langsung membawa kasusnya ke polisi.
'tidak perduli siapa pun yang menjadi bekingnya, tapi kalau sudah bawa golok akan gua hadapin juga', demikian kata istrinya sementara suaminya pergi untuk menjemput anak mereka yang bungsu dari sekolah.
Sore itu, seluruh tetangga kembali ribut dan dari percakapan saya mengetahui bahwa kasus terakhir ini tidak cuma sekedar sampah.
'Sudah tiga hari ini tetangga ajaib membuntuti saya hingga ke sekolah si bungsu', demikian tetangga rumah nomer 10.
'Di pagi hari ini saat dia mengadukan ke satpam dan berlanjut dengan golok dan kini polisi, saya menghadangnya di jalan karena saya merasa dia telah mengancam keselamatan putra bungsu saya', sambungnya lagi.
Malamnya polisi datang dengan mobil patroli dan mendatangi rumah tetangga ajaib.
Tidak tahu apa yang dibicarakan, tetapi tetangga ajaib tidak diproses lebih lanjut 'perlu bukti', begitu katanya.
Pagi harinya warga lama dan baru kembali berkumpul membicarakan peristiwa kemarin sehingga tersusunlah list kegiatan tetangga ajaib, disadur dari daftar aslinya:
1. Ngebut dari ujung jalan sampai rumahnya
2. Menghina orang lain
3. Bermain alarm
4. Kempesin ban mobil orang
5. Main klakson dari ujung jalan apalagi dari depan rumah
6. Main musik yang bikin kaca jendela bergetar
7. Mengancam anak anak
8. Mengancam tukang makanan
9. Menyobek tulisan 'Dijual, hubungi 930xxxxx di sebelah rumah'
10. Menyuburkan populasi tikus dengan membuang sampah sembarangan
11. Pipis di halaman rumah sebelah rumahnya
Setelah peristiwa ini memang tetangga ajaib tidak lagi melakukan hal hal seperti pada list tetapi melakukan yang lain lagi seperti mematikan keran rumah saya dan keran rumah nomer 10 pada hari sabtu siang saat semua orang bepergian.
Untuk menjebak saya memberikan instruksi kepada istri saya untuk membiarkan keran terbuka separuh, dan seperti dugaan saya, putaran keran saya malah membuka penuh sedangkan keran rumah nomer 10 tertutup penuh.
'kesalahan khas anak kecil'
Saya menduga tetangga ajaib menyuruh anaknya yang paling kecil untuk berbuat onar mewakili bapaknya, seperti kata tetangga lain bahwa di hari istri saya di depan rumah menantikan satpam anak ini tertawa keras.
Untuk keamanan, saya terpaksa memasang sistem cctv seperti saran polisi 'perlu bukti'.
Suasana kompleks saat ini seperti dinamit yang tinggal dinyalakan sumbunya, dengan semua tetangga saling bertegur sapa dan tetangga ajaib yang memilih untuk mengucilkan diri.
Saat tulisan ini dibuat, hari telah beranjak siang dan belum ada peristiwa besar lagi.
Esok atau lusa mungkin akan berbeda.
Saya tidak berharap untuk season kedua.
'tidak ada gading yang tidak retak'
Itulah kata penutupan untuk karya fiksi TS.
Semua tulisan di atas berdasarkan imajinasi saya belaka, tidak ada maksud untuk kemiripan tokoh maupun tempat.
Tidak ada mobil yang lecet dalam pembuatan tulisan ini.
Sayangnya tulisan saya bukanlah fiksi.
Seperti yang telah saya janjikan, tulisan ini menjadi bagian terakhir dari season pertama 'kisah nyata delapan tahun bertetangga dengan orang gila', dengan harapan tidak ada lagi season dua yang sudah dapat dipastikan lebih heboh lagi.