TS
st_illumina
[Orific] Project : Night of The Witch
Spoiler for Cover Art:
Tag : Battle, Mistery, Fantasy, Drama, GenderBender
Index :
AKT 1 : Hajimari no Yoru
0102 03 04 05 06 06 part 2 07 08 09 10
11
Spoiler for prolog:
TBA *Tar Besok Aja*
Spoiler for character:
Kuro (Kurnia Himeko/Kurniawan Roeswanto)
Anak dari Akbar Roeswanto (orang jawa) dan Maeda Himeko (Maeko). Maeko sendiri adalah anak dari Sakura Himeko dan Alfred Oakhart dan mewarisi darah dari dua garis penyihir kuno, Himeko dan Oakhart.
Memiliki nama panggilan Kuro dari singkatan namanya dan karena kebiasaannya menggunakan baju hitam.
Seorang otaku yang sulit berkomunikasi dengan orang lain. Beberapa anime kesukaannya adalah Evangelion, AnoHana, Mahou Shoujo Madoka Magica, dan seri Gundam Klasik. Pada dasarnya akan mendownload dan menonton semua anime yang bisa dia download paling tidak beberapa episode. Menyukai cerita dengan skala besar, cerita yang membutuhkan pikiran, cerita yang mengharukan, dan cerita penuh aksi sama baiknya. Untuk game, menyukai RPG dan simulasi, walau semua jenis game juga dimainkannya.
Tinggal sendirian di apartemen murah khusus mahasiswa. Kamarnya cukup rapi untuk seorang otaku. Karena nenek dari sisi ayahnya memiliki rumah makan, sudah belajar masak sejak kecil dan tak pernah kompromi soal makanan.
Sejak peristiwa Night of The Witchyang menyebabkan tubuhnya berubah drastis, dia menjadi lebih terbuka dan mudah berkomunikasi dengan orang lain.
Vania Sastrawijaya
Ojou sama dari keluarga kaya, tapi tinggal sendirian di rumah yang lumayan besar tanpa pembantu atau supir. Karena pilihannya. Dikenal sebagai wanita idola dengan keanggunan yang bagaikan dewi di kampus, tetapi sosok aslinya merupakan cewek keras kepala dan independen yang bisa membela dirinya sendiri dengan karate dan pernah ikut pelatihan senjata api.
Ternyata cukup menyukai anime, terutama kisah romantis dan heartwarming seperti Clannad, Kimi ni Todoke, dan sebagainya. Penyuka warna pink dan merah.
Sekali memutuskan untuk melakukan sesuatu, dia akan melakukannya hingga akhir.
Spica : Specialized Personal Interactive Computer Assistance
Aplikasi asisten komputer yang memiliki kemampuan AI yang cukup hebat. Mampu beradaptasi, belajar, dan mengerti tentang sekelilingnya dan menyesuaikan tingkah lakunya dengan penggunanya. Karena kemampuannya yang luar biasa itu, aplikasi ini sangat sukses dan sudah terdownload lebih dari 10 juta kali sampai saat ini walaupun harganya cukup mahal.
Kemampuannya termasuk : mengatur jadwal pribadi, mengatur keuangan, memberikan saran tentang berbagai hal, mencari informasi melalui internet, dan menjadi teman untuk berbagi.
Keamanan aplikasi ini agak sedikit membuat khawatir ahli keamanan komputer karena tingginya data pribadi yang di input kedalam sistemnya, tetapi sang pembuat aplikasi yang masih anonim menjamin keamanannya dan mempersilahkan penguji keamanan untuk melakukan pengujian dan terbukti bahwa Spica tidak mengirimkan data apapun ke server manapun kecuali informasi yang pemiliknya butuhkan untuk di download lewat internet.
Dibalik pro dan kontra yang ada, Spica adalah kemajuan besar di bidang kecerdasan artifisial.
*willbe updated
Spoiler for terminology:
TBA *Tar Besok Aja*
Spoiler for 1-01:
AKT 01 : Hajimari no Yoru : Night of The Beginning
Akt 1-01
“Kuro Bangun. Sudah Pagi. Kuro Bangun. Sudah Pagi.”
“Jam be-berapa ini? Hoahm. Bentar lagi deh!”
“ Hufh.... Onii-chan(1) bangun! Udah pukul tujuh ini. Nanti Onii-chan terlambat ke sekolah loh.”
Mendengar panggilan abang dalam bahasa jepang yang mesra membuat mataku melek seketika. Spica-chan, Specialized Personal Interactive Computer Assistance adalah program AI yang ditanam di dalam smartphone ku, sekaligus wanita terdekatku di dunia nyata ini.
Dengan wajah 2D yang tanpa cacat, kemampuan interaktif yang nyaris sempurna, dan selera humor yang tinggi membuatnya mencapai rekor download satu juta kali sejak pertama kali keluar di toko aplikasi online. Bagi orang-orang yang memilih untuk menghindari interaksi tiga dimensi yang terlalu sulit dan merepotkan, Spica adalah wanita idaman. Setidaknya berkat dia hidupku jadi sedikit lebih teratur.
Dan seperti namanya, kepribadian Spica bisa disesuaikan dengan peran yang kita butuhkan. Bagi yang membutuhkan ibu, dia menjadi ibu. Bagi yang membutuhkan teman, dia menjadi teman, bagi yang membutuhkan saudara perempuan, dia bisa menjadi saudara perempuan.
Tapi bukan berarti kamu bisa menyuruhnya langsung menjadi waifu (walau itu yang kupikirkan pertama kali saat mengunduh aplikasi sebesar 10 giga ini). Tetapi dia akan menanyakan beberapa pertanyaan dan mengumpulkan berbagai data tentang kita lalu memprosesnya untuk memilih kepribadian yang dirasanya paling pas dengan kepribadian kita.
Dan untukku, dia menjadi imouto(2) yang sangat manis. Dan memang dia mirip dengan imouto ku yang tinggal di kota asalku.
“Jadwal Onii-chan hari ini adalah : Kelas Biologi Dasar Lanjut 8:20. Kelas Fisiologi II jam 10:10 dilanjutkan praktikum Biokimia Jam 13:00. Semangat Onii-chan,” Spica menyemangati dengan nada yang manis.
“Wogh. Sibuk sekali hari ini aku. Baiklah. Ganbatte!” kataku menyemangati diri sendiri.
Begitu ku selesai mandi dan berkemas aku sarapan seadanya sambil mengucapkan salam pada beberapa figure di atas meja-mejaku. Kepada Menma-chan, Saber-san, Miku-chan dan beberapa Nendo(3) lainnya.
Oke. Ini adalah hari yang baru.
---
Sebenarnya aku tidak terlalu anti-sosial seperti otaku hardcore yang sering menjadi stereotip orang-orang saat mendengar kata anime, manga dan haven.
Aku memang memiliki kesulitan untuk menjalin hubungan atau berkomunikasi karena entah mengapa lidahku tidak bisa mengikuti cepatnya pikiranku berkata. Pikiranku sudah maju hingga 10 langkah, lidahku baru keluar satu kata. Akibatnya saat ingin berbicara, jadi terasa aneh.
Tapi walaupun begitu, setidaknya kehidupan sosialku cukup baik dengan beberapa kawan yang cukup dekat karena hobi. Tentang hubunganku dengan gadis 3D, walau tidak sebaik kebanyakan orang, tapi aku setidaknya bisa ngobrol dengan mereka saat diperlukan, kecuali satu orang wanita.
Gadis yang udah masuk kategori Yamato Nadeshiko(4) dari keluarga kaya, Vania Sastrawijaya, anak pengusaha multi nasional Akbar Sastrawijaya.
Gadis yang kini duduk di sebelahku saat praktikum.
“Eh, Kuro, sekarang larutan spesimennya diapakan ini? Bingung ni aku?” tanyanya tiba-tiba.
“Eh, anu, i-itu,” aku terbata-bata tidak siap menjawab pertanyaan itu.
“Oh, dicampur dengan drabkin trus, ehm spektrofotometer ya? 460 nanometer kan?”
“540,” gumamku.
“540 nanometer! Ya ampun. Aku lupa. Kenapa kau bisa tahu sih?”
“Eh, a-apa. Ehm. Itu ada di lembar panduan praktikum,” kataku terbata-bata sambil menunjuk lembaran di meja kami.
“Ga mungkin, kamu tadi langsung membetulkan kesalahanku. Ga menyesal aku semeja denganmu di praktikum ini. Kuro rupanya pintar. Hehehe.”
Aku mengumpat dalam hati. Andai dia tersenyum sedikit lebih lama lagi, aku bisa pingsan karena otakku kehabisan oksigen.
“Ugh,” kepalaku merasa pusing tiba-tiba. Sakit, sangat sakit.
“Kuro, kau tidak apa-apa?”
“Ugh!” aku menjatuhkan kepalaku ke meja dan mengerang kesakitan. Perasaan apa ini. Perutku serasa di aduk-aduk.
“Kuro, kenapa? Mau kupanggilkan pengawas?”
“T-tidak, terima kasih. Aku permisi sebentar. Aku ingin ke WC.”
Aku beranjak dari meja praktikum di lab ini dan cepat-cepat menuju kamar kecil di sudut ruangan sambil menahan pusing yang tak tertahankan.
Setibanya di WC, aku merasakan keinginan yang besar untuk muntah. Tiba-tiba saja seluruh isi perutku beserta serpihan-serpihan roti tadi pagi naik ke kerongkongan meminta keluar.
Di lubang kloset aku menumpahkan isi perutku yang kini disertai beberapa noda darah. Ada apa ini? Berbagai macam pikiran menghantuiku. Terpikir padaku saat-saat kematian ibuku dengan kepalanya yang plontos karena kemoterapi tetapi tetap tersenyum bagai malaikat.
Kanker.
buat pembaca, kalau berkenan, tinggalkanlah pesan, atau komentar sesederhana apapaun, karena komentar adalah nyawa dan bahan bakar bagi penulis.
^________^
Diubah oleh st_illumina 13-11-2012 16:40
0
5.4K
Kutip
53
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•261Anggota
Tampilkan semua post
TS
st_illumina
#33
Spoiler for 1-08:
Akt 1-08
Rumah Vania adalah rumah yang bisa dikategorikan rumah gedongan. Dengan luas tanah 30 meter persegi dan bangunan 25 meter persegi dua lantai membuat rumah ini menjadi terlalu besar untuk di tinggalinya sendiri.
Tapi Vania tidak mau cumierjakan pembantu atau pengurus rumah. Entah karena apa. Yang pasti dia mampu bertahan hidup sendirian dalam mengurus rumah ini. Ayahnya kadang datang beberapa bulan sekali ke rumah tersebut. Dan urusan air dan listrik serta keuangan bukan menjadi masalah bagi Vania karena semuanya sudah diurus oleh ayahnya.
Tetapi tetap saja hidup sendiri di kota besar seperti ini sendirian merupakan pencapaian yang luar biasa bagi seorang yang awalnya terlihat bagaikan putri yang tinggal di rumah penuh pelayan.
Saat makan siang, kami memilih balkon lantai atas karena ingin mencoba suasana baru. Pemandangan perumahan mewah terhampar disekeliling. Tetapi sangat sepi. Memang hubungan antar tetangga di pemukiman mewah tidaklah se intens sosialisasi di pemukiman padat penduduk. Itulah salah satu keunggulan tinggal di perumahan atau apartemen yang padat. Kau mengenal tetanggamu, dan tetanggamu akan menolongmu jika kau membutuhkan sesuatu.
Di perumahan ini, tetangga hanyalah orang yang tinggal dengan nomor rumah berbeda. Sepi, dingin dan mencerminkan gaya hidup mewah yang individualistik.
Karena itulah mungkin Vania terlihat sangat senang hari ini. Selama 2 tahun kuliah, dia tinggal sendiri tanpa teman sebaya yang dekat dengannya, lalu aku tiba-tiba datang ke kehidupannya. Aku yang kini telah menjadi sahabat wanita yang dekat baginya. Entah mengapa dia bisa begitu percaya padaku. Aku tak habis pikir. Apakah dia memang polos, atau percaya bahwa aku tak akan melakukan hal-hal yang buruk terhadapnya, atau dia menyembunyikan sesuatu.
Responnya terhadap perubahan jenis kelaminku yang tiba-tiba juga seolah-olah biasa. Dia bisa menerima hal yang di luar logika tersebut dengan cepat.
Vania, kenapa kau terlihat biasa sih dengan perubahanku ini? kataku di sela-sela makan siang kami.
Hem. Waktu dirimu teriak-teriak dan terasa panas, aku sangat panik, hingga tidak tahu harus berbuat apa. Perubahan tubuhmu yang drastis itu membuatku panik loh. Tapi Spica yang menjadi temanku saat itu menenangkanku. Aku benar-benar kagum dengan dia. Mahluk yang terdiri dari logika pemrograman bisa menenangkanku yang panik. Aku mengompresmu semalaman hingga panasmu turun, lalu menyadari tubuhmu yang berubah. Awalnya kukira dirimu malaikat. Sangat cantik.
Kau tidak terkejut? Atau jangan-jangan kau juga dulunya laki-laki ya?
S-sembarangan! Aku ini wanita sejak lahir tahu! dia memukul badanku dengan ringan.
Hahahaha.
Kami tertawa. Makan siang yang penuh keakraban. Entah kapan terakhir kali aku merasakan hal ini. Sejak ibu tak ada, kami tak pernah makan bersama lagi sekeluarga. Ayah jadi lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah.
Mungkin Vania juga merasakan kerinduan yang sama denganku. Terlihat dari betapa lepasnya dia tertawa hingga nasi putih di piringnya berhamburan kemana-mana.
Kuro-chan, tidur disini lagi ya malam ini.
Eh, gapapa?
Anggap saja rumahku ini rumah sendiri. Lagipula aku ingin cerita banyak hal. Kita habiskan malam minggu ini dengan quality time antar wanita. Hehehehehe. Tatapannya terlihat jahil.
O-ok. Bagaimana kalau aku membawa koleksi anime dalam hardisk yang kutinggalkan di apartemenku. Ada beberapa anime yang menarik loh di musim ini.
Boleh-boleh. Ide bagus.
T-tapi gimana caranya aku pulang ya, aku malu.....
T-tenang saja, onee-chan sudah bisa berbahasa tubuh seperti perempuan alami kok. Lihat saja posisi-posisi tubuh onee-chan sekarang. Sangat feminim.
Eh, ah. Iya kah? aku tak menyadari bahwa kini aku duduk dengan melipat kedua kaki ke arah yang sama seperti gaya duduk lesehan wanita. Biasanya aku akan sedikit membuka kedua kakiku, tapi rasanya sekarang hal itu jadi tidak alami.
Fufufu. Aura kewanitaanmu mulai terpancar.
Eh. Aku tak bermaksud.
Sudahlah. Oh, karena kau mau keluar rumah, sebaiknya ganti bajunya jadi yang agak casual. Kemeja dan rok agak aneh kalau dipakai jalan-jalan.
Uh. Kenapa Vania begitu baik kepadaku?
Hehehehe. Rahasia, Vania membalasku dengan tatapan jahil.
Uh. Main rahasia-rahasiaan.
A secret makes woman woman. Remember that Kurnia Himeko.
Fuh.....
Kami melanjutkan makan siang kami dengan berbagai obrolan ringan tentang sepakbola, olahraga, dan berbagai berita terkini baik nasional maupun tentang kampus. Lalu setelah selesai makan dan mencuci piring, kami kembali ke kamar.
Ok. Sudah saatnya Kuro mencoba sesuatu setingkat di atas sport bra. Hem. Coba pakai ini.
Dia memberikan sebuah bra dengan motif bunga-bunga berwarna pink, tetapi dari bahan yang lebih keras. Ini seperti bra yang biasa kulihat saat melewati area pakaian dalam di departement store.
Bagaimana memakainya? kataku kebingunan sambil melepaskan kemeja dan sport bra yang kupakai.
Sini, kubantu, masukan ini di sini, lalu klik.
Dan benda itu secara ajaib terpasang. Agak sedikit keras dibandingkan sport bra dan belahan dadaku semakin terangkat. Sekarang payudaraku menjadi lebih memberikan bentuk di tubuhku.
Ehm. Ini, ini, dan ini.
Vania memilih beberapa pasang pakaian dari setumpuk pakaian di lemarinya. Celana jeans cewek, sebuah kaus dengan lengan pendek berwarna biru muda, dan sebuah cardigan(19) berwarna biru. Warna yang cukup menarik.
T-terima kasih.
Aku mengambil pakaian itu dan memakainya. Kaos dan celana lebih mudah dipasang daripada baju lainnya. Dan celana jeansnya pas di tubuhku. Setelah aku memakai semua bajuku, penampilanku benar-benar seperti remaja belasan tahun masa kini. Imut dan terlihat polos. Padahal aku ingin sebisa mungkin terlihat dewasa. Tapi ini baju pilihan Vania. Aku harus menghargainya.
Ok. Sekarang kita urus rambutmu yang berantakan itu. Duduk.
Vania menarikku dengan sedikit memaksa dan mendudukanku di meja rias. Tetapi dia menyisir rambutku dengan lembut.
Rambutmu indah. Rambut ini pasti akan membuat banyak wanita iri. Kau bisa jadi model sampoo loh.
Mendengar pujian itu aku hanya bisa tersipu malu.
Ahahaha. Rambutku ini begitu mirip dengan rambut ibuku. Kau pasti kagum dengan keindahan rambutnya kalau kau bertemu dengan dia. Seandainya dia masih ada.
Kurnia-chan mau ditata rambutnya seperti apa?
Terserah Vania-chan. Buat aku cantik ya, apa yang baru saja keluar dari mulutku. Huah. Sekarang aku sudah ingin terlihat cantik. Belakangan ini perasaan berbunga-bunga bagai remaja cewek jadi sulit kukendalikan.
Siap tuan putri.
Aku semakin tersipu. Akhirnya rambutku yang sebahu ditata bergaya twin-tailala Hatsune Miku(20) dengan pita kembar di dua sisinya. Pita berwarna pink dengan bentuk kupu-kupu. Kenapa menjadi terlalu imut begini. Tapi tak apalah.
Terima kasih.
Ayo cepat pergi. Nanti keburu malam saat kau tiba disini.
Ehm. Dimana tas ku dan barang-barangku.
Vania menunjukk ke sudut ruangan. Tasku sudah tertutup rapi.
Tetapi isinya kosong.
Kemana isi tasku yang awalnya berisi beberapa buku catatan, dan alat tulis.
Hem. Kau sudah cantik begini kalau membawa tas yang sangar begitu jadi tidak klop. Ini, kuberikan satu tas ku, semua barang-barangmu sudah ada disini.
Hem. Vania sudah melampaui kebaikan manusia. Apakah kau titisan dewi kebaikan?
Hahahaha. Aku hanya senang membuat sahabatku menjadi cantik.
Aku melihat tas berwarna biru dengan ukuran yang lebih kecil dari tas ranselku. Desainnya memang desain tas cewek, tetapi diluar dugaan, ternyata muatannya cukup besar. Baju dan celanaku serta beberapa buku catatanku bisa muat disitu.
Terakhir. Ini.
Dia memberikan sepatu kets berwarna senada, biru muda, dengan kaos kakinya. Rasanya Vania memiliki satu set baju untuk tiap warna.
Sepatumu yang lama tak akan muat dengan kaki yang seukuran kakiku. Lagipula sepatu ini lama tak kupakai. Lebih baik kalau dipakai dirimu kan?
Memang kini ukuran kakiku tak lagi 43. Mungkin sekitar 37 atau 38.
---
0
Kutip
Balas