TS
Serapium
Serapium Catalogue ~ Silahkan Review, Saran dan Diskusi Buku Favoritmu
-------------------------------------
yg mw ngasih saran buku apa yg wajib dbaca minggu ini silahkan aja post dsini...


klo bisa sekalian ma reviewnya yah,,dan klo bisa udah dbaca...
trs kasih nilai menurut versi kita ama buku itu... (../5)
-------------------------------------
Daftar My Recommend Book
The Lost Army of Cambyses
Bartimaeus Trilogy
RAHASIA MEEDE (Misteri Harta Karun VOC)
TAEKO
The Last Secret of the Temple
yg mw ngasih saran buku apa yg wajib dbaca minggu ini silahkan aja post dsini...



klo bisa sekalian ma reviewnya yah,,dan klo bisa udah dbaca...
trs kasih nilai menurut versi kita ama buku itu... (../5)
-------------------------------------
Daftar My Recommend Book
The Lost Army of Cambyses
Bartimaeus Trilogy
RAHASIA MEEDE (Misteri Harta Karun VOC)
TAEKO
The Last Secret of the Temple
Polling
0 suara
Genre Buku yang paling di sukai?
0
197.2K
2.1K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
7.8KThread•4.6KAnggota
Tampilkan semua post
vitawulandari
#2085
A Walk To Remember: Kekuatan Cinta dan Doa
SRC September
Start on: 18 September 2012
Finished on: 26 September 2012
![kaskus-image]()
Judul: A Walk To Remember (Kan Kukenang Selalu)
Penulis: Nicholas Sparks
Genre: Romantis
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 979-686-756-7
Bahasa: Indonesia (Terjemahan)
Terbit: Januari 2002
Hal: 254 hlm
"Aku terus membalik-balik halaman yang membuat foto siswa kelas 1, sampai aku melihat foto Jamie Sullivan. Aku berhenti sebentar, kemudian membalik halaman itu, sambil mengutuk diriku sendiri karena berani mempertimbangkannya. Jamie Sullivan? Putri Hegbert? Tidak bisa. Tidak mungkin. Teman-temanku akan memanggangku hidup-hidup."
Landon Carter adalah pemuda berusia 17 tahun yang tinggal di Beaufort, North Carolina, yang terletak di pesisir dekat Morehead City. Di kota daerah selatan itu juga tinggal Hegbert Sullivan, seorang pendeta tua yang telah mengabdikan hidupnya pada gereja Babtis. Ayah dan sang pendeta tidak merasa cocok satu sama lain, bahkan dalam suatu kesempatan di khotbah tersirat sindiran untuk keluarga besarnya. Sialnya, sang pendeta mempunyai putri yang ternyata teman sekelasnya di Beaufort High School bernama Jamie Sullivan. Sudah di pastikan Jamie tidak pernah masuk dalam daftar agenda pergaulannya. Namun situasi berkata lain, Landon harus mengajak Jamie ke pesta dansa homecoming karena sudah tak ada lagi teman wanita yang bersedia menemaninya.
Aku mau pergi denganmu, dengan satu syarat. Kau harus berjanji bahwa kau tidak akan jatuh cinta padaku
Landon setuju dan berjanji. Mana mungkin dia bisa jatuh cinta kepada Jamie, seorang gadis bertubuh kurus bermata biru, yang rambut prang madunya di sanggul keatas mirip perawan tua. Apalagi selama di perjalanan Jamie melontarkan kata-kata seperti iman, kebahagiaan bahkan penebusan dosa, tentu saja bukan topik kesukaan anak bandel semacam Landon. Namun, malam itu justru menjadi awal kekaguman Landon atas pribadi Jamie yang selalu tampak begitu ceria, tidak peduli apa pun yang terjadi di sekitarnya. Kedekatan mereka berlanjut ketika Landon memutuskan untuk mengambil peran dalam sebuah drama Natal bertajuk The Christmas Angel.
Sejak saat itu Landon terbiasa melakukan sesuatu yang benar. Mengantarkan Jamie pulang, menemaninya mengunjungi panti asuhan, mengumpulkan botol-botol berisi uang receh untuk di sumbangkan dan menghabiskan malam Natal bersama anak-anak panti asuhan. Jamie sangat terkesan dengan perubahan sikap Landon, sampai akhirnya berani memberikan Al-Kitab kesangannya (peninggalan sang ibunda) sebagai kado Natal.
"Terima kasih atas apa yang telah kaulakukan. Ini merupakan Natal terbaik yang pernah kualami."
Namun, ketika cinta di antara mereka semakin berkembang, satu rahasia terungkap. Landon mulai memahami segala yang terjadi selama ini. Mereka berdua sama-sama takut, yang dapat dilakukan hanyalah mempertanyakan masih berapa banyak waktu yang mereka miliki untuk bersama. Bagaimana akhir kisahnya? Silahkan di baca sendiri ^_^
Dulu saya tidak begitu tertarik untuk membaca buku ini. Namun karena rekomendasi teman sekolah yang sekaligus ]penjaga perpustakaan, akhirnya saya membawa buku ini ke daftar pinjaman. Melihat covernya sekilas nothing special, hanya pepohonan gersang tanpa menyelipkan kutipan.
Well, sebenernya alur cerita novel ini biasa saja, seperti cerita romance pada umumnya. Dua orang bertemu karena terpaksa, dekat karena kebiasaan, saling mengagumi satu sama lain dan akhirnya bersama dalam cinta. Ceritanya mudah ditebak? Ya! Namun kisah cinta itu mengalir lembut. Menggerakkan bibir saya untuk tersenyum dan mencairkan air mata saya untuk menetes. Nicholas Spark menceritakan kisah cinta dan perjuangan Landon begitu indah, membuat saya ingin terus membaca tanpa terlewatkan satu momenpun.
Penokohan dalam novel ini sangat pas. Jamie Sullivan, sebagai anak pendeta yang taat di gambarkan sebagai gadis manis yang selalu membawa Alkitab ke mana pun ia pergi, membaca Alkitab selama istirahat makan siang di sekolah, relawan panti asuhan di Morehead City, ikut kegiatan pengumpulan dana sampai menolong binatang di jalan. Namun dia tetap seorang gadis yang beranjak dewasa, punya naluri jatuh cinta, juga punya perasaan luka di balik keceriaannya. Sebut saja ketika Landon mengungkapkan perasaannya, Jamie langsung menunduk dan menangis seraya berkata:
Kau tidak mungkin bisa jatuh cinta padaku, Landon. Kita masih bisa berteman, kita masih bisa saling bertemu tapi kau tidak bisa mencintaiku
Point of view novel ini juga berbeda dengan novel romance yang pernah saya baca sebelumnya. Novel ini hanya menggunakan satu sudut pandang, yaitu sudut pandang tokoh cowok. Disinilah kepiawaian penulis, meskipun hanya satu sundut pandang namun semua tokoh tergambarkan dengan jelas emosinya. Seperti kebiasaan Jamie menggosok rambut ketika sedang gelisah ataupun kesedihan pendeta lewat tatapan sayunya. Eksplorasi setting cerita juga merupakan salah satu kelebihan dalam novel ini. Saya begitu takjub dengan deskripsi musim semi dan musim gugur di kota kecil Beaufort, suka dengan senja di tepi Dermaga Iron Steamer serta candle light dinner di restoran Flauvins yang terletak di tepi pantai Morehead City.
Satu hal lain yang membuat saya menaikkan rating novel ini adalah kepuasan terhadap endingnya. Endingnya (no spoiler) berhasil memunculkan emosi yang dalam. Semua di ceritakan detail dan gamblang, tak satupun menyisakan pertanyaan dalam benak saya. Akhirnya, saya menutup buku ini seraya tersenyum dan meyakini kekuatan doa.
Quote favorit:
Aku tidak bisa menyerahkan Jamie sama seperti aku tidak bisa menyerahkan hatiku. Tapi yang dapat kulakukan adalah membiarkan seseorang ikut menikmati kebahagiaan yang selalu diberikan Jamie kepadaku" (pendeta Hegbert Sullivan)
Congratulation Nicholas Sparks, I love this book so much ^_^
Rate: 5 out of 5 stars
Start on: 18 September 2012
Finished on: 26 September 2012
Judul: A Walk To Remember (Kan Kukenang Selalu)
Penulis: Nicholas Sparks
Genre: Romantis
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 979-686-756-7
Bahasa: Indonesia (Terjemahan)
Terbit: Januari 2002
Hal: 254 hlm
"Aku terus membalik-balik halaman yang membuat foto siswa kelas 1, sampai aku melihat foto Jamie Sullivan. Aku berhenti sebentar, kemudian membalik halaman itu, sambil mengutuk diriku sendiri karena berani mempertimbangkannya. Jamie Sullivan? Putri Hegbert? Tidak bisa. Tidak mungkin. Teman-temanku akan memanggangku hidup-hidup."
Landon Carter adalah pemuda berusia 17 tahun yang tinggal di Beaufort, North Carolina, yang terletak di pesisir dekat Morehead City. Di kota daerah selatan itu juga tinggal Hegbert Sullivan, seorang pendeta tua yang telah mengabdikan hidupnya pada gereja Babtis. Ayah dan sang pendeta tidak merasa cocok satu sama lain, bahkan dalam suatu kesempatan di khotbah tersirat sindiran untuk keluarga besarnya. Sialnya, sang pendeta mempunyai putri yang ternyata teman sekelasnya di Beaufort High School bernama Jamie Sullivan. Sudah di pastikan Jamie tidak pernah masuk dalam daftar agenda pergaulannya. Namun situasi berkata lain, Landon harus mengajak Jamie ke pesta dansa homecoming karena sudah tak ada lagi teman wanita yang bersedia menemaninya.
Aku mau pergi denganmu, dengan satu syarat. Kau harus berjanji bahwa kau tidak akan jatuh cinta padaku
Landon setuju dan berjanji. Mana mungkin dia bisa jatuh cinta kepada Jamie, seorang gadis bertubuh kurus bermata biru, yang rambut prang madunya di sanggul keatas mirip perawan tua. Apalagi selama di perjalanan Jamie melontarkan kata-kata seperti iman, kebahagiaan bahkan penebusan dosa, tentu saja bukan topik kesukaan anak bandel semacam Landon. Namun, malam itu justru menjadi awal kekaguman Landon atas pribadi Jamie yang selalu tampak begitu ceria, tidak peduli apa pun yang terjadi di sekitarnya. Kedekatan mereka berlanjut ketika Landon memutuskan untuk mengambil peran dalam sebuah drama Natal bertajuk The Christmas Angel.
Sejak saat itu Landon terbiasa melakukan sesuatu yang benar. Mengantarkan Jamie pulang, menemaninya mengunjungi panti asuhan, mengumpulkan botol-botol berisi uang receh untuk di sumbangkan dan menghabiskan malam Natal bersama anak-anak panti asuhan. Jamie sangat terkesan dengan perubahan sikap Landon, sampai akhirnya berani memberikan Al-Kitab kesangannya (peninggalan sang ibunda) sebagai kado Natal.
"Terima kasih atas apa yang telah kaulakukan. Ini merupakan Natal terbaik yang pernah kualami."
Namun, ketika cinta di antara mereka semakin berkembang, satu rahasia terungkap. Landon mulai memahami segala yang terjadi selama ini. Mereka berdua sama-sama takut, yang dapat dilakukan hanyalah mempertanyakan masih berapa banyak waktu yang mereka miliki untuk bersama. Bagaimana akhir kisahnya? Silahkan di baca sendiri ^_^
Dulu saya tidak begitu tertarik untuk membaca buku ini. Namun karena rekomendasi teman sekolah yang sekaligus ]penjaga perpustakaan, akhirnya saya membawa buku ini ke daftar pinjaman. Melihat covernya sekilas nothing special, hanya pepohonan gersang tanpa menyelipkan kutipan.
Well, sebenernya alur cerita novel ini biasa saja, seperti cerita romance pada umumnya. Dua orang bertemu karena terpaksa, dekat karena kebiasaan, saling mengagumi satu sama lain dan akhirnya bersama dalam cinta. Ceritanya mudah ditebak? Ya! Namun kisah cinta itu mengalir lembut. Menggerakkan bibir saya untuk tersenyum dan mencairkan air mata saya untuk menetes. Nicholas Spark menceritakan kisah cinta dan perjuangan Landon begitu indah, membuat saya ingin terus membaca tanpa terlewatkan satu momenpun.
Penokohan dalam novel ini sangat pas. Jamie Sullivan, sebagai anak pendeta yang taat di gambarkan sebagai gadis manis yang selalu membawa Alkitab ke mana pun ia pergi, membaca Alkitab selama istirahat makan siang di sekolah, relawan panti asuhan di Morehead City, ikut kegiatan pengumpulan dana sampai menolong binatang di jalan. Namun dia tetap seorang gadis yang beranjak dewasa, punya naluri jatuh cinta, juga punya perasaan luka di balik keceriaannya. Sebut saja ketika Landon mengungkapkan perasaannya, Jamie langsung menunduk dan menangis seraya berkata:
Kau tidak mungkin bisa jatuh cinta padaku, Landon. Kita masih bisa berteman, kita masih bisa saling bertemu tapi kau tidak bisa mencintaiku
Point of view novel ini juga berbeda dengan novel romance yang pernah saya baca sebelumnya. Novel ini hanya menggunakan satu sudut pandang, yaitu sudut pandang tokoh cowok. Disinilah kepiawaian penulis, meskipun hanya satu sundut pandang namun semua tokoh tergambarkan dengan jelas emosinya. Seperti kebiasaan Jamie menggosok rambut ketika sedang gelisah ataupun kesedihan pendeta lewat tatapan sayunya. Eksplorasi setting cerita juga merupakan salah satu kelebihan dalam novel ini. Saya begitu takjub dengan deskripsi musim semi dan musim gugur di kota kecil Beaufort, suka dengan senja di tepi Dermaga Iron Steamer serta candle light dinner di restoran Flauvins yang terletak di tepi pantai Morehead City.
Satu hal lain yang membuat saya menaikkan rating novel ini adalah kepuasan terhadap endingnya. Endingnya (no spoiler) berhasil memunculkan emosi yang dalam. Semua di ceritakan detail dan gamblang, tak satupun menyisakan pertanyaan dalam benak saya. Akhirnya, saya menutup buku ini seraya tersenyum dan meyakini kekuatan doa.
Quote favorit:
Aku tidak bisa menyerahkan Jamie sama seperti aku tidak bisa menyerahkan hatiku. Tapi yang dapat kulakukan adalah membiarkan seseorang ikut menikmati kebahagiaan yang selalu diberikan Jamie kepadaku" (pendeta Hegbert Sullivan)
Congratulation Nicholas Sparks, I love this book so much ^_^
Rate: 5 out of 5 stars
0