Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

tapewormAvatar border
TS
tapeworm
Rekam Jejak Dimensi
Salam hangat dan sejahtera bagi seluruh penghuni, semoga selalu mabuk dalam kasih-Nya
Ane mau ijin berbagi cerita disini...

Sebagian dari cerita-cerita ini adalah fiksi sepenuhnya, sebagian lagi merupakan kisah nyata yang ane fiksikan...

... Semoga dapat dinikmati ...

emoticon-Shakehand2

Langsung aja deh ya emoticon-Blue Guy Smile (S)

Spoiler for Index:


Terinspirasi dari banyak buku, novel, artikel, film, music, dan mimpi etc.

NB: terima kasih fungi, karena kamu telah mengundang banyak inspirasi untuk menemukan ku emoticon-Blue Guy Smile (S)
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
4.5K
20
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.7KThread43.1KAnggota
Tampilkan semua post
tapewormAvatar border
TS
tapeworm
#10
Dimensi 5: Badut Sulap (pt. 2)
Setelah menerima amplop itu, Bos Badut Sinai langsung memberi tanda untuk segera pergi. Aku mengikuti di belakangnya. Tidak lama, kami sampai di halaman rumah mewah itu. Aku masih mengikutinya. Tergopoh-gopoh, aku mencoba mengimbangi langkahnya yang cepat. Wajarlah, aku belum terbiasa dengan sepatu badut. Sepatu besar sialan. Hei.... aku jadi sadar satu hal.

\t“Apakah kita akan terus memakai ini dalam perjalanan pulang?” tanya ku sengit.

\tIa tidak menjawab. Tidak juga menoleh. Langkahnya semakin cepat saja. Hal itu membuat aku kesal bukan main. “Hei Bos Badut, setidaknya kita harus berganti pakaian yang lebih waras?”

\tSinai tetap tidak menoleh. Ia sudah keluar dari gerbang. Jadilah aku semakin tergopoh-gopoh saja. Sepatu badut keparat itu membuat cara berlari ku seperti anjing laut. Sinai sudah di seberang jalan. Ia masih terus berjalan. Makin lama makin cepat. Ia seperti sedang mempermainkan aku. Kesal benar rasanya. Ia masih berjalan cepat ketika aku berusaha mencopot sepatu sialan itu.

\t“Hei Bos Badut.... tunggu aku, sepatu sialan” Umpat ku.
\tKalau aku tidak salah, ketika itu, aku melihat Sinai mendekati sebuah mobil yang sedang terparkir, lalu ia membuka pintu dan masuk. Tergopoh- gopoh, Aku menghampiri mobil yang terparkir itu. Jenis sedan, merk Eropa. Agak ragu, tapi aku yakin benar barusan ia masuk ke dalam. Aku mengetuk kaca depan mobil itu. Kaca terbuka. Wajah si-bos badut terlihat. “masuk” tukasnya singkat.

\tDi bangku kemudi, telah ada satu orang lagi. Aku tidak kenal. Seorang wanita. Sebagian rambutnya dicat merah terang, diikat rapi kebelakang. Berkaca mata hitam. Wanita macam apa yang berkaca mata hitam, malam-malam, dalam sedan? Pasti ia adalah si-badut betina, gumam ku dalam hati. Tapi badut macam apa yang mampu membeli sedan Eropa? Aku semakin bingung. Wanita itu mengenakan kemeja hitam lengan panjang, sayangnya dikancing sampai leher. Aku hanya terdiam. Bingung dikursi belakang. Bos badut terlibat diskusi singkat dengan wanita itu. Aku tidak bisa mendengar pembicaraan mereka dengan jelas. Tepatnya aku tidak peduli. Aku terlalu sibuk membebaskan diri dari sepatu badut sialan itu.

\tSedan itu berjalan lambat. Bos badut Sinai masih berdiskusi dengan si pengemudi wanita. Aku sibuk merapikan diri. Mencari-cari pakaian ku, atau apapun yang terlihat lebih waras. Sedan memutar, dan tiba-tiba saja berhenti.

\t“Ayo, kita masih punya satu pekerjaan lagi” Tukas Sinai, sambil menoleh ke arah ku.

\t“Pekerjaan apa lagi?” Tanya ku bingung. Memangnya siapa yang membutuhkan jasa badut malam-malambegini? Pikir ku.

\tSinai keluar dari mobil, aku hanya melongok kearah jendela mobil, untuk mencari tahu keberadaan kami. Sedan kami berhenti di depan rumah mewah. Rumah mewah yang sama tempat setengah hari tadi, aku dan Sinai membadut. Aku benar-benar tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Pekerjaan apa lagi yang akan kami lakukan di rumah itu.

\tSinai mengambil sesuatu dari dalam bagasi. Sang wanita menoleh ke arah ku “Cepat keluar! kita tidak punya waktu banyak... Dasar amatir” Bentak sang wanita. Aku bingung luar biasa, tapi aku lakukan juga perintah orang-orang gila itu. Aku keluar dari mobil. Tanpa alas kaki, dan masih dalam kostum badut. Badut Sinai melemparkan sebuah tas ke arah ku, sigap aku menangkapnya. Entah apa isinya. Tidak berat ternyata.

\t“Ikuti aku, dan jangan bersuara!” Perintahnya singkat. Aku semakin bingung saja.

\tSinai berusaha membuka gerbang rumah mewah itu. Ia terlihat sedang mengakali gembok besar yang mengunci gerbang di bagian dalam. Tidak lama. Terdengar bunyi “klik” dan gembok besar itu telah terbuka. Sinai membuka gerbang dengan hati-hati. Lalu memberi ku kode untuk mengikutinya. Dengan mengendap-endap aku dan Sinai melintasi halaman luas rumah mewah itu. Sampai di depan pintu garasi, ia kembali melakukan hal yang sama. “klik” dan pintu terbuka. Kali ini bahkan lebih cepat. Entah dari mana ia belajar membuka kunci, tapi harus aku akui ia benar-benar mahir melakukannya. Kami masuk kedalam garasi, masih mengendap-endap. Semuanya sudah mulai jelas bagi ku. Great... aku adalah badut perampok.

\tAku ingin sekali keluar dari kekacauan ini, tapi sepertinya semua sudah terlambat. Aku adalah pria dalam kostum badut yang sedang mengendap-endap di dalam sebuah rumah mewah. Shit... Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku akan mempercayakan hidup ku pada Bos Badut sialan itu. Aku tidak mau masuk penjara, tidak juga ditembak mati. Sialnya, malam itu aku hanya bisa mengandalkan insting ku dan sialnya lagi insting ku percaya pada Sinai. Kami terus mengendap-endap. Naik ke lantai atas, dan berhenti di depan pintu sebuah kamar. Sinai kembali melakukan keahliannya, dan “klik”.

Bersambung...
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.