- Beranda
- Stories from the Heart
The Lady Emperor
...
TS
Gurikho
The Lady Emperor
Prolog 1
Apakah dunia ini tidak sehebat bentuknya?
Mengapa dunia ini penuh dengan penghianatan?
Atas dasar apa dia berpaling?
Atas alasan apa dia pergi meninggalkan diriku seorang diri?
Dia bukanlah seorang wanita, tetapi monster tidak berperasaan !!
Dia meninggalkan aku hanya untuk harta dan pergi untuk ketidakpastian.
Busuk mulutmu dan tawamu membuatku muak dan geli.
Tetapi itulah kamu.
Sespesial itu dirimu untuk ku.
Walau seperti itu kamu tetap menjadi pujaan hati ku.
Sepanjang hidupku.
-Aldy
Apakah dunia ini tidak sehebat bentuknya?
Mengapa dunia ini penuh dengan penghianatan?
Atas dasar apa dia berpaling?
Atas alasan apa dia pergi meninggalkan diriku seorang diri?
Dia bukanlah seorang wanita, tetapi monster tidak berperasaan !!
Dia meninggalkan aku hanya untuk harta dan pergi untuk ketidakpastian.
Busuk mulutmu dan tawamu membuatku muak dan geli.
Tetapi itulah kamu.
Sespesial itu dirimu untuk ku.
Walau seperti itu kamu tetap menjadi pujaan hati ku.
Sepanjang hidupku.
-Aldy
Spoiler for INDEX:
anasabila memberi reputasi
1
22.6K
183
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
Gurikho
#22
SIDE STORY 1 - 1
BLUESTAR dan Bidadari Neraka
BLUESTAR dan Bidadari Neraka
Pada malam itu, malam dimana para petualang cinta mesum dari kobaran api pembicaraan hangat tentang sex dan hawa nafsu segera terjawab. Alvin, Reva dan Gerald memasuki sebuah ruangan gelap berisikan lampu-lampu redup dengan cahaya warna-warni mengitari sudut ruangan. Lorong. Lorong pintu masuk itu terlihat sangat gelap dan sisi setiap ruangan terdapat beberapa kanvas yang berisi lukisan-lukisan para wanita sempurna tidak berbusana, yang seakan melirik dan mengawasi langkah-langkah berani 3 begundal konyol tersebut.
Aldy yang memutuskan untuk tidak ikut dalam perburuan wanita lebih memilih menunggu diluar, tepatnya di Circle-K. Aldy memang tidak terlalu suka hal seperti ini. Sohib-sohibnya terus berharap jika Aldy bisa ikut bersama mereka, tapi apa daya, Aldy memang memiliki jiwa dan keras sifatnya.
Mereka berjalan dengan perlahan, nafas mereka bertiga terdikte tertahan, mereka antusias dan penasaran dengan apa yang akan terjadi.
Reva memimpin barisan, dia berjalan paling depan, dengan busungan dada layak pahlawan pulang dari tanah perang hindia biru, ia berjalan penuh keyakinan. Bagi Reva ini sudah seperti taman bermainya. Sudah lama ia mengenal dan mengendus keberadaan tempat maksiat ini. Sepertinya dia tahu dari seorang yg sudah lama bermain didalam hitamnya malam kota Jakarta. Dalam ingatanya, Reva sudah hampir 10-12 kali menghampiri tempat ini, sudah dianggap sekolah baginya, mungkin saja. Ia mencintai tempat ini. Sungguh ia mencintainya. Ia terlihat sangat percaya diri akan itu. Wajahnya memerah seakan telah meminum segalon ukuran besar berisikan Alkohol kuat dari dataran Eropa. Ia akan menikmatinya. Pasti.
Mereka bertiga terus berjalan hingga ujung lorong, disebelah kanan ada sebuah 2 pintu besar yang menjadi satu dengan 2 gagang ditengahnya. Disamping pintu besar tersebut ada 2 orang bertubuh besar, orang pertama berbadan gemuk dan berambut cepak berkulit kuning hampir putih, yang satunya berkulit coklat dengan perawakan yg sangar. Mereka seperti para pemakan daging manusia, sepertinya !?
Kedua penjaga itu terus menatap serius ketiga pemuda konyol tersebut, kedua penjaga itu akhirnya memasang badan tegap dengan mempergalak wajah mereka. Kedua penjaga pintu tersebut harus memperlihatkan ketegasanya atau harus menonjolkan kesangaranya untuk memberikan serangan mental kepada para tamu untuk tidak bertingkah laku sembarangan di klub yg mereka jaga. Mereka akan menjadi baik jika para tamu juga memperlakukan mereka baik, jika tamu mengesalkan dan cenderung berbuat onar, jangan mempersalahkan dunia didalam neraka jika bokong anda ditendang keluar dari area klub tersebut.
Alvin dan Gerald yang baru pertama kali ke tempat itu terlihat sangat lucu dengan memperhatikan setiap sudut lorong. Gerald bergumam sendiri dan karena itu ia terlihat norak. Seorang Alvin yang kaya raya itu pun hampir sama dengan tingkah laku Gerald yang kampung, hanya saja Alvin lebih profesional dengan menyembunyikan rasa penasaran dan deg-deganya dengan sering mengusap bagian leher dengan sapu tangan biru miliknya. Yah, Kedua orang itu memang norak adanya

Akhirnya mereka bertiga sampai dipenghujung lorong lalu bertatap muka dengan 2 lelaki bertubuh besar yang berotot dan menyeramkan. Alvin dan Gerald secara otomatis terdiam membisu, sementara Reva tersenyum dan mulai menyapa.
Reva: Hei bung !! Pa kabar neh? Masih juga lu bedua yg jaga kaya biji ngatung, HAHAHAHAHA !!
Penjaga 1: Hei Va, mulut lu tuh masih aja sama ya, ga pernah bisa dijaga !! Hehehe, pa kabar kawan? Hei, lu bawa kawan nih?
Penjaga 2: Revaaaa, pa kabar dang?? su lama kita nda bakudapa heh? Darimana jo? Udah 2 minggu sto tak bersua?
Reva: Eh, gua ini orang sibuk. Sesibuknya selebritis masih sibukan gua bro. Gua ga ada waktu kemaren-kemaren, sibuk kuliah neh, HAHAHAHAHA
(Reva tertawa seperti orang yang sedang menang poker)
Penjaga 1: Gaya lu kaya mak-mak penjual daging yg tiap hari sibuk. Sibuk apaan? Sibuk masturbasi ato sibuk urusin anak neh? (penjaga itu tersenyum dan menepuk bahu reva)
Reva: Yeee boss, gua ga level klo masturbasi sama onani-an, gua selevel sama kerang berbulu yg biasa nempel dibagian bawah cewek itu tuh, WWKWKWKWKWKWK. Hussss, gua mana mau punya anak skarang !! Ga seru, yg ada gua ga bisa main-main lagi donk (Reva menggaruk blakang kepala dengan jidat yg mengkerut)
Penjaga 2: Va kenalkan tamang-tamang ngana jo kwa!! Biar dorang datang, pas torang lagi jaga, torang so kenal jo !! Jadi so nda repot-repot. Kalo tamang dorang datang bisa torang jaga, jadi aman disini.
Penjaga 1: Iyaa Va, lu mesti kenalin ke kita. Bener tuh, kita harus kenal sama temen lu, jadi klo ada apa-apa bisa kita jaga disini.
Reva pun memperkenalkan sohib nya dengan menunjuk satu-satu wajah mereka dan menyebutkan namanya.
Reva: Ni yang tinggi, doi anak Jendral, barangsiapa yg ngusik dia bakal dikirim ke markas ABRI biar digebukin, HAHAHAHA, namanya Alvin. Klo yang ini-nih (sambil menunjuk-nunjuk muka Gerald) Si gondrong jengkol ini namanya Gerald, si belalang sembah cupu !!
Alvin: Hadooooh, kadang mulut lu tuh lebay kaya banci ya Va? (Iya sambil mengusap wajahnya dengan tangan dari jidat hingga ke dagu)
Gerald: Lu ngenalin apa ngajak ribut Va, HAH??
Reva: WKWKWKWKWKWK, becanda-becanda

Penjaga 1: Yasudah, kalian berdua masuk saja, terlalu lama kalian ngobrol diluar.. (ia membukakan pintu tersebut) Welcome to Party Guys !!
Pintu besar yang letaknya pas diujung lorong itu perlahan terbuka. Musik-musik dari tembang ternama Amerika terdengar hingga ke kuping mereka bertiga. Lagu-lagu itu sering terdengar familiar dan kali ini suara itu semakin keras di pendengaran panca indera mereka. Reva, Gerald dan Alvin berdiri di sebuah anak tangga yang tidak terlalu tinggi dari dasarnya, mungkin hanya 4-5 anak tangga menuju ke dasar. Didalam penglihatan mereka, tempat itu memang berisikan para pemuda-pemuda hidung belang sedang asik bersama beberapa wanita berpakaian sexy yang seakan siap untuk disantap. Di arah pandangan lurus penglihatan mereka bertiga, ada sebuah panggung besar yang penuh dengan alat musik, dan 5 orang berpakaian rapih membawakan lagu "All Summer Long" dari Kid Rock.
Lagu tersebut menghantarkan mereka kelantai dasar dengan keringat banjir ditubuh mereka, itu bukan karena panasnya ruangan tersebut, atau bukan karena AC yang mati ataupun kurang pendingin, tetapi dikarenakan melihat para wanita-wanita sexy yang hanya menutup tubuhnya dengan sehelai, dua atau tiga helai kain yang menempel dibadan mereka. Entah untuk menggoda atau sebagai pertunjukan seni, tapi kali ini mereka mempertotonkan tubuhnya memang untuk menggoda dan mendapatkan uang. Tembang dari Rocker, Kid Rock, membuat suasana tempat itu semakin panas dan semakin panas. Suhunya pun meningkat dengan atraksi para wanita di ujung kiri dari
panggung yang sedang menari sexi menggoda, dan beberapa wanita yang berciuman dengan tamu yang tidak malu dipertotonkan di muka umum.
Secara jujur Alvin dan Gerald tercengang akan hal itu, mereka tidak percaya dengan pemandangan luarbiasa yang tidak pernah mereka dapatkan di dataran kota. Hembusan udara siang hari membuat kadar kehidupan malam kota ini seakan tertutup kabut tebal tanpa celah yang tidak dapat tertembus oleh mata dan telinga. Ini sudah seperti tempat rahasia, dimana hal tabu sudah menjadi hal yang biasa. Reva sepertinya sudah terlalu semangat untuk mencari mangsa, ia segera berjalan menuju bar disebelah kananya dan segera mengambil tempat duduk, Alvin dan Gerald pun menyusul dimana Reva berada lalu duduk disebelahnya.
Bartender: Lama ga kemari boss
(sambil menyeka sebuah gelas kaca dengan kain pembersih)Reva: Eh elu, pas lu yg jaga.. Gua minta biasa ya sob.. Eh, lu bedua mau apaan? Vin, Rald?
Alvin: Mmmm, gua yamazaki deh, gua minta satu botol aja sekalian minta gelasnya.. Rald lu apa??
Reva: WHAAAAT ?? Anjeeer lu, lu kaga tau klo itu mahal cuy?? Sarap lu !!
Alvin: Yaudah, gua minta 1 yamazaki, 1 Dry Gin dan 1 Jose Cuervo.. Masing-masing 1 botol yah

Reva: Wah, gila lu?? Ngelunjak apa gimana nih? Mo bikin kita semua pada mati hah? MAHAL LAGI!! LU TAU KATA MAHAL GA?
Alvin: Relax, relax!! Just enjoy Va, just enjoy. Here, is good and nice place to burning some money. Santai Va. Gua ada kredit card kok.
Gerald: Yeaaaah, itu baru Alvin !!
Reva: Mmmmm, okey boss. Siaaaap..
Bartender: Va, itu temen lu? Dia siapa? Heh? orang kaya yah?? (Tercengang hebat karena dia pikir Alvin begitu muda untuk membeli minuman keras sebanyak itu dan mahal)
...............
Gerald memang mencintai minuman, dia senang menghabiskan waktu untuk minum-minum setelah selese kampus. Memang bukan minuman mahal tapi setidaknya perut buncitnya itu sudah terbiasa dengan minuman keras. Tapi kali ini berbeda, ia akan mencicipi betapa dahsyat minuman ala luar negri yang akan menimbulkan sensasi mendalam di setiap mulut dan lidahnya yang akan menghantarkanya menjadi seorang yg gila.
Malam ini akan menjadi malam indah bagi mereka bertiga. Setelah melakukan toast bersama di atas meja bartender, akhirnya mereka memutuskan untuk mencari wanita malam yang kebetulan ramai disana. Hampir semua wanita itu memakai pakaian sexy dan sepertinya mereka memang bekerja untuk klub tersebut.
Alvin membagi rata minuman keras atau disebut liquor tersebut kepada sohib-sohibnya. Alvin kebagian membawa botol Yamazaki, sementara Reva Jose Cuervo yang panas di tenggorkan, lalu yang terakhir Dry Gin yang kebetulan Gerald menyukainya.
0