Kaskus

Food & Travel

satriacustomAvatar border
TS
satriacustom
Holiday to Yogyakarta – Dieng Plateau [BikePacker]
Diubah oleh satriacustom 25-10-2013 12:04
0
9.4K
72
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Cerita Pejalan Domestik
Cerita Pejalan Domestik
KASKUS Official
2.1KThread3.1KAnggota
Tampilkan semua post
satriacustomAvatar border
TS
satriacustom
#2
Day 1 - 23 Agustus 2012
Touring kali ini saya bersama Bro Agus dari Byson On Kaskus (BOSS) dan Danis, sepupu saya dengan menggunakan Yamaha Mio. O iya Si Danis ini salah satu user dari Batam Mio Club (BMC) tapi pulang kampungnya tanpa di sertai bareng kuda besi 190cc semplakannya, doi terpaksa hanya menggunakan Mio Merah estede milik babe nya. Hari sudah semakin siang, saatnya prepare kemas-kemas barang seperlunya, tidak lupa peralatan treking simple ala kadarnya karena sesuai rencana di pagi buta nanti kami akan mendaki Puncak Sikunir, Dieng. Pukul 15.30 WIB Danis sudah sampai di rumah saya, setelah cek ricek barang dan kondisi motor tepat pukul 16.00 WIB kami berangkat meninggalkan Kota Budaya ini.

Spoiler for Mari berangkat.:


Menuju ke tempat titik kumpul dengan Bro Agus di SPBU Mlati, Jl.Magelang. Saya memilih lajur bypass ringroad daripada melewati kota, memang agak jauh jaraknya tapi relatif kondisi kemacetan masih lancar di jalur lambat dibandingkan dengan kondisi jalan di Kota Jogja, muacett parah dijamin!

Spoiler for SPBU Mlati, di Jalan Magelang.:


Di sini saya mengisi BBM bersubsidi sebanyak 6 liter saja, sedangkan Danis memanfaatkan fasilitas gratis dari SPBU untuk menambah tekanan angin karet bundarnya. Selang beberapa menit datanglah Bro Agus dengan Byson putihnya dan kamipun lanjut tancap gas menuju Temanggung. Kali ini untuk menuju Dieng saya mencoba rute alternatif dari Kota Temanggung yang nantinya tembus di Desa Tieng, yang terkenal dengan Gardu Pandang Tieng nya. Masih di daerah Magelang, mulai memasuki Muntilan sampai Kota Temanggung kondisi jalan benar-benar padat merayap didominasi mobil-mobil luar kota. Seringkali kami mengambil jalur kiri (keluar aspal) untuk mendahului kendaraan roda empat yang terjebak kemacetan, meski di tanjakan sekalipun. Setelah menghirup udara segar khas asap knalpot bermesin diesel sampailah kami di Alun-Alun Temanggung pada pukul 19.00 WIB dan segera menyantap menu nasi goreng di salah satu warung di samping area alun-alun.

Spoiler for Alun-Alun Temanggung.:

Spoiler for Nasi goreng berikut teh hangat siap saji memanjakan isi perut.:


Setelah kenyang kami lanjutkan perjalanan menuju Desa Tieng. Dari Temanggung jika ke kiri arah Wonosobo kami mengambil jalan lurus arah Dieng alternatif yaitu Weleri-Parakan lanjut ke arah Ngadirejo-Garung. Kontur jalan makin menanjak, pun dingin udara makin terasa. Dari sini Danis berpesan jika ada SPBU doi harus mengisi BBM nya karena hampir mendekati garis merah di indikatornya, Eh kenapa ga bilang dari Kota Temanggung tadi. Di sini sudah tidak ada lagi SPBU apalagi jam segini kami sudah clingak-clinguk mencari penjual bensin eceran tetapi rata-rata kiosnya sudah tutup. Namun tiba-tiba dari kejauhan terlihat sesuatu yang kami cari, ternyata benar dan untungnya masih buka.

Spoiler for Mengisi bensin eceran di Dusun Sebajak.:


Baru berjalan ± 50 meter, tiba-tiba rombongan ada yang trouble. Musibah, roda belakang Mio ternyata bocor. Alamak cari bensin ngecer saja susah, apalagi tukang tambal ban jam segini lagi. Kami terpaksa berhenti dahulu mencoba berdiskusi bagaimana jalan keluarnya.

Spoiler for Inilah biang keladinya, ngeri juga pakunya panjang tembus sampai ban dalam.:


Memang jalur alternatif ini beberapa kondisi jalannya rusak parah di titik tertentu, dan lebar jalan yang tak seluas jalur utama seperti di Wonosobo. Saya mencoba balik kanan menuju ke penjual bensin eceran tadi untuk bertanya lokasi bengkel tambal ban terdekat, memang ada sih tapi sudah pada tutup kiosnya. Tapi karena kebaikan dari warga sekitar yang ramah ini saya pun di antar ke bengkel tersebut yang hanya berjarak 100 m turun ke bawah. Meski tutup beliau mencoba mengetuk pintu rumah yang sekaligus tempat workshop tambal ban tersebut, alhamdullilah keluar juga orang di dalamnya dan bersedia menolong kami. Saya kembali ke atas untuk menjemput Mio agar segera di luncurkan ke bawah menuju bengkel yang buka dadakan ini. saat itu udara dingin benar-benar sangat terasa sampai jari-jari tangan kami mati rasa.

Spoiler for Workshop dadakan di rumah warga.:


Masih untung juga bocor nya di daerah pemukiman begini, bagaimana kalau di tengah jalan yang kanan kirinya hanya hutan dan perkebunan, sama sekali tidak ada penerangan jalan yang sempat kami lalui sebelumnya? Mungkin lain ceritanya. Tetapi lagi-lagi ada yang mengganjal, beliau ternyata tidak mempunyai stock ban dalam untuk matic, welhadalah. Jika ban lama yang barusan kena bocor ini di tambal sepertinya tidak memungkinkan untuk dipakai jalan jauh lagi, karena sobeknya agak parah gara-gara paku tak bertuan tadi. Beliau kebetulan hanya mempunyai stock ban dalam bekas, tentunya R14 lengkap dengan tambalannya juga. setelah coba kami cek sampai di masukkan ke dalam air, ban dalam bekas ini masih layak digunakan. Terpaksalah kami menggunakan ban dalam seadanya karena malam-malam begini juga tidak ada yang jualan ban. Selesai terpasang kami pun melanjutkan lagi perjalanan pada pukul 21.30 WIB dan melewati ladang kebun teh di Agrowisata Kebun Teh Tambi, pantas saja baunya begitu menyengat.
Karena dari GPS rute menuju ke Telaga Cebong yang menjadi lokasi bermalam tidak terbaca, kami beberapa kali bertanya ke penduduk sekitar. Ternyata banyak yang tidak tahu atau belum pernah dengar nama Telaga Cebong. Yang mereka ketahui hanya Telaga Warna dan Telaga Menjer. Wah bingung juga, tanya ke orang asli Dieng kok pada ga tahu tempat lokasi wisatanya. Kami lanjutkan memutar gas sampai di simpang tiga Dieng yang mulai ramai oleh sekumpulan ojek dan beberapa penginapan. Dari sini kami bertanya rute lagi untuk yang kesekian kalinya, akhirnya ada juga orang yang tahu. Setelah di beri penjelasan kami segera melanjutkan perjalanan karena hari yang sudah semakin larut. Dari simpang tiga Dieng tadi kami berbelok ke kiri arah Telaga Warna. Naik terus ke atas melewati Desa Sikunang sampai jalan aspal habis, dan berubah menjadi jalan offroad. Meski apparel sudah lengkap dari kepala sampai ujung kaki tetap saja dingin nya masih terasa sampai menusuk tulang apalagi naik motor di malam hari dan menantang udara dingin khas Dieng. Batu-batu besar dan liar dengan debunya yang sangat mengganggu pernafasan, butuh konsentrasi dan keseimbangan untuk melewati medan tersebut jika di malam hari. Tiba-tiba rombongan kami di ikuti dari belakang lalu mendekati saya, “Mau kemana bro?” ternyata doi warga Desa Sembungan, desa tertinggi di Dieng sekaligus lokasi Telaga Cebong itu berada. Akhirnya doi bersedia mengantar kami sampai ke tempat tujuan dengan Yamaha Byson merah nya. Lumayan dapat guide pribumi, hehe..

Spoiler for Lokasi bermalam kami.:


Tibalah kami di sebuah lahan parkir yang tempatnya tidak terlalu luas dan di sampingnya persis terdapat sebuah lapangan sepakbola, di sini kami berhenti dan bertemu dengan beberapa penduduk sekitar yang sedang menghangatkan diri di sebuah api unggun. Setelah turun dari motor kami bergabung di sekitar api unggun dan menjelaskan maksud kedatangan kami. Karena keinginan kami ngecamp persis di pinggir telaga beserta motornya, Bro Afton yang mengantar kami tadi juga mencarikan rute sedikit mblusuk masuk di jalanan ladang kentang. Setelah menemukan tempat yang cocok kami segera turun mempersiapkan tenda dan barang-barang kami. Waktu menunjukan pukul 22.30 WIB kami segera membungkus badan masing-masing di dalam sleepingbag dan menikmati malam dengan suhu hampir 5 derajat ini, brrrr......

Spoiler for Di tepian Telaga Cebong, sungguh malam hari yang indah lengkap dengan sejuta bintang bertebaran di angkasa.:

Spoiler for Lafuma Summertime ¾ tent.:

Spoiler for Biker, selain sadar safety riding yang satu ini juga benar-benar memperhatikan safety sleeping hehe..:



Rincian pengeluaran biaya hari ini :
- Premium 6 L di SPBU Mlati, Jl.Magelang : Rp 30.000,-
- Belanja konsumsi di Indomaret : Rp 15.000,-
- Makan malam, Nasi Goreng & minuman + parkir di Alun-Alun Temanggung : Rp 13.000,-
Diubah oleh satriacustom 24-10-2013 14:17
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.