pitalokaAvatar border
TS
pitaloka
Kerajaan Sunda dari awal hingga akhir
mohon di emoticon-Rate 5 Stardan ane tidak menolak emoticon-Blue Guy Cendol (S)

belum ada yg membahas kerajaan sunda dari awal sampai akhir nih. yg dimaksud ane adalah kerjaan yg berada di wilayah jawa barat dan banten atau kerajaan yg didirikan oleh orang sunda
ini adalah time line nya




Arti Kata Sunda dan Philosopinya
Spoiler for Arti Sunda:


Sunda merupakan kebudayaan masyarakat yang tinggal di wilayah barat pulau Jawa. Sebagai suatu suku, bangsa Sunda merupakan cikal bakal berdirinya peradaban di Nusantara, di mulai dengan berdirinya kerajaan tertua di Indonesia, yakni Kerajaan Salakanagara dan Tarumanegara sampai ke Galuh, Pakuan Pajajaran, dan Sumedang Larang. Kerajaan Sunda merupakan kerajaan yang cinta damai, selama pemerintahannya tidak melakukan ekspansi untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Keturunan Kerajaan Sunda telah melahirkan kerajaan- kerajaan besar di Nusantara diantaranya Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Mataram, Kerajaan Cirebon, Kerajaan Banten, dll

Salakanagara
dengan ibukota di Teluk Lada Pandeglang (Rajatapura)
Spoiler for Kerajaan Salakanegara:


Tarumanegara
Spoiler for Tarumanegara:


Kerajaan Tarumanegara berakhir dan pecah menjadi dua kerajaan yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh


bersambung...
0
61K
193
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.4KAnggota
Tampilkan semua post
pitalokaAvatar border
TS
pitaloka
#74
Dyah Pitaloka, Gajah Mada dan Perang Bubat yang Fenomenal
ane kopas dari sini http://www.ceritamu.com/Ceritamu/Kir...t-yang-Fe.aspx

Tiba-tiba saja lapangan terbuka di sebuah desa terpencil yang kemungkinan tidak ada di peta itu, ramai oleh hiruk pikuk 200 orang lebih rombongan dari Kerajaan Sunda. Tenda-tenda didirikan, panji-panji kebesaran ditegakkan. Semua sibuk. Sementara orang-orang desa mengerumuni mereka. Terheran-heran ada apakah gerangan?

“Sudah benarkah posisi kita?” tanya Sang Prabu Maharaja Linggabuana, raja Sunda, kepada Larang Agung, ksatria paling berani diantara yang berani. Larang Agung membuka GPS untuk memastikan apakah mereka telah berada di wilayah yang benar.

“Titik koordinat di GPS saya menunjukkan posisi kita sudah benar, Yang Mulia” jawabnya.


Sang Prabu mengerut alis, seraya memandangi putri cantiknya Dyah Pitaloka Citraresmi yang sedang tekun menterjemahkan kitab sastra karangan Mpu Prapanca.


Putrinya itu selain cantik, juga cerdas. Sebetulnya, Dyah Pitaloka, atau Sang Prabu biasa menyebutnya Oneng, belum mau dinikahkan dengan Hayam Wuruk. Alasannya dia ingin menyabet gelar S3 dulu. Namun bagaimanapun, yang meminta kali ini adalah seorang raja mahadiraja. Penguasa Nusantara. Jika Oneng menikah dengan Hayam Wuruk, bukankah dirinya akan menjadi mertua dari raja Nusantara Majapahit? Bukankah posisinya dalam keluarga akan lebih tinggi dari menantunya itu? Kerajaan Sunda, tidak akan pernah terkalahkan bahkan oleh Majapahit sekalipun, ujarnya dalam hati. Setidaknya, Kerajaan Sunda tidak harus kalah takluk menyerah lunglai kepada Majapahit, seperti negara-negara lain.


“Tapi kenapa rombongan Patih Gajah Mada belum menyambut kita? Bukankah begitu janjinya dulu? Kita akan dijemput di desa...” Sang Prabu garuk-garuk kepala, susah baginya mengingat nama desa ini.


“Bubat, Yang Mulia” jawab Larang Agung.


“Ya, desa Bubat. Aduh, kenapa bisa lupa? Padahal Bubat sekarang sudah sama bekennya dengan Dago” kata Prabu.


“Betul, Yang Mulia. Bahkan Kartika Sari, Mc D, KFC dan Car Free Day, ada semua di Bubat sekarang”


“Apakah Trowulan, ibukota Majapahit masih jauh dari sini?”


“Masih cukup jauh Yang Mulia jika dilihat dengan Google Earth ini” jawab Larang Agung. Matanya masih terpaku pada Galaxy Tab.


“Baiklah. Kita tunggu mereka. Tapi kenapa, hatiku tiba-tiba meragu. Feelingku bilang ada yang gak beres dengan Mahapatih Gajah Mada dan Rajanya Hayam Wuruk” ujar Prabu Linggabuana, gusar.


“Tidak usah khawatir, Gusti Prabu” kata Panji Melong ksatria pemberani nomor dua setelah Larang Agung yang dari tadi hanya melong saja, kini bicara.


“..dan status BBM Gajah Mada yang terbaru bilang, bahwa dia akan menjemput Putri Mahkota Kerajaan Sunda hari ini di lapangan Bubat”


“Ah, status BBM saja kau percaya!!” bentak Gusti Prabu. Wajahnya makin gusar.

**

Tiga Hari kemudian..


“Borokokok!! Ini penipuan!!” Sang Prabu yang tidak lagi bisa menahan gusar, meledak. “Gajah Mada sudah menipu kita mentah-mentah!!”


“Ada apa, Yang Mulia?” Larang Agung sebagai ksatria paling berani diantara yang berani selalu maju paling pertama jika Sang Raja marah.


“Baca ini!” Prabu Linggabuana menyerahkan gulungan daun lontar kepada Larang Agung. Larang Agung yang terbiasa memegang Tab lalu memegang daun lontar agak-agak gaptek. Dia membolak balik gulungan itu sambil menggerutu. Teknologi yang merepotkan.


“Sial! Ini betul-betul penghinaan, Yang Mulia” katanya setelah susah payah membuka dan membaca gulungan daun lontar. Setelah itu, semua ksatria lain Panji Melong, Tuan Sohan dan lain-lain ikut membacanya.


“Ada apa, Ayahanda??” Dyah Pitaloka, sang Putri cantik jelita masuk ke dalam tenda ayahnya.


“Pernikahaan ini akan kubatalkan!! Tak sudi aku menyerahkan kamu kepada Hayam Wuruk, Oneng!!” Sang Prabu meradang.


“Apaa?” Dyah Pitaloka menjerit. Hatinya sedikit kecewa karena kemarin dia sempat mengintip FB Hayam Wuruk. Dia senang karena ternyata Hayam Wuruk seorang raja muda yang ganteng dan gaul. Kalau pernikahan ini dibatalkan, tentu saja hatinya remuk redam. Selain itu DP (Dyah Pitaloka) juga ingin menjadi menantu kesayangan Ratu Tribuwana Tunggadewi, ibunda Hayam Wuruk yang kesohor karena bijak bestari.


“Iya, Oneng. Kata Gajah Mada, kau tidak akan dijadikan permaisuri oleh Hayam Wuruk. Tapi akan dijadikan selir, sekaligus upeti sebagai bentuk takluk Kerajaan Sunda terhadap Majapahit. Ini tidak sesuai dengan utusan Majapahit yang datang beberapa waktu lalu, yang bilang jika Hayam Wuruk benar-benar cinta mati sama kamu dan ingin memperistrimu. Sekarang apa kata Gajah Mada? Dyah Pitaloka adalah upeti kepada penyerahan kedaulatan Kerajaan Sunda?? Aku tidak sudi!!” Sang Prabu menggelegar.


“Ini keterlaluan, Paduka. Ini jebakan Batman” Tuan Sohar buka suara “Paduka Prabu Linggabuana sebagai penguasa ranah Pasundan, harus menuntut balik atas penipuan ini. Kita sudah jauh-jauh kesini, Paduka. Memangnya, datang kesini teh gak pake ongkos? Euleeuuuh...”


“Betul, Gusti Prabu. Sebaiknya masyarakat luas mengetahui hal ini. Jika tidak, Kerajaan kita akan dianggap tidak punya harga diri!” Panji Melong mengeluarkan BB-nya.


“Mau apa kau, Panji??”


“Menulis status di twitter dan me-mention Gajah Mada juga Hayam Wuruk. Saya mau mencontoh ibu MH yang ketika harga dirinya disenggol seorang sinden pendatang baru Dee Kartika, dia menulis blog dan berkicau di twitter”


“Maksudmu?? Kita akan twitwar disana?”


“Daripada perang fisik dan terjadi pertumpahan darah, Paduka, lebih baik kita twitwar saja.” Panji membuka aplikasi twitter. Namun keterbatasan sinyal membuat aplikasi itu lambat membuka. Sang Prabu mencegah.


“Aku lebih baik perang Bubat daripada nulis twit gak jelas!!”


“Tapi Paduka, ibu MH meraup jumlah follower fantastis hanya dalam waktu 3 hari karena twitwarnya dengan keluarga Adie MS. Kita perlu banyak dukungan disaat-saat seperti ini”


“Panji, aku tidak mau mencetak sejarah kamseupay seperti itu...” Sang Prabu diam sejenak “Kecuali, jika Gajah Mada punya tampang secakep Kevin Aprilio”


“Ayahanda...” potong Dyah Pitaloka “Jika Gajah Mada secakep Kevin Aprilio, aku mau menikah dengan dia”


“Hush, jangan ngawur kamu. Gajah Mada bukan raja. Sama seperti Kevin Aprilio, bukan raja tapi sok-sokan bikin Aprilio Kingdom!”


“Tapi Princess-nya Kevin unyu-unyu...” kata Larang Agung.


“Larang Agung, dalam kamus besar Mpu Prapanca, tidak ditemukan kata unyu-unyu” jawab Dyah Pitaloka.


“Sudah, sudah! Pokoknya, aku tidak akan menyerahkan putriku Dyah Pitaloka Citraresmi sebagai upeti. Bahkan seandainya Hayam Wuruk berubah pikiran, aku tetap tidak akan menyerahkannya. Kerajaan Sunda, tidak akan takluk begitu saja kepada Majapahit!! Kita punya harga diri. Kerajaan kita sudah makmur sentosa jaya abadi. Tidak perlu bertekuk lutut pada Majapahit!”


“Jadi apa yang harus kita lakukan, Yang Mulia?” tanya Larang Agung. Sebetulnya, jika Sang Prabu menghendaki perang, dia bersedia maju paling depan, sesuai dengan julukannya ksatria paling berani diantara yang berani. Lagipula, dia sudah sering melatih keahlian berperang pada aplikasi game Modern Combat II: Black Pegasus.


“Kita pulang ke Pasundan!!” teriak Sang Prabu “Kita tinggalkan semua tombak, lembing, kujang dan tameng kita, kecuali alat-alat masak karena perlu untuk di kapal nanti. Ini sebagai bukti, kita memilih damai. Sudah lama aku jijik dengan siasat busuk Gajah Mada yang terlalu ambisius dan egois itu. Semoga tindak penolakan kita ini, menjadi pukulan telak buat Hayam Wuruk sebagai raja, agar tidak nurut-nurut saja pada Mahapatihnya”


“Jadi kita tidak akan bertempur melawan mereka, Yang Mulia?”


“Tidak. Aku masih punya istri dan putra Mahkota Prabu Niskala Wastu Kencana, adiknya si Oneng. Dia masih abege. Hobinya saja masih twitteran dan FB-an, nulis-nulis status galau. Aku khawatir, dia belum bisa memegang tampuk pemerintahan seandainya aku mati”


“Satu lagi, aku juga tidak akan sudi memakai nama Majapahit, Hayam Wuruk dan Gajah Mada sebagai nama jalan di kota-kota Kerajaan Sunda, apalagi sebagai nama Mall dan restoran bakmi terkenal!”


Kemudian, rombongan pengantin Kerajaan Sunda, yang sedianya bersiap untuk menikahkan Putri Dyah Pitaloka, kini bersiap untuk kembali ke Kerajaan Sunda. Mereka menanggalkan semua alat tempur mereka. Tombak, kujang, tameng dan pulang dengan tangan kosong. Tenda dan panji-panji kebesaran telah mereka lipat dan mereka masukkan kembali ke kereta kuda.


Namun, tepat ketika rombongan Kerajaan Sunda hendak pulang, datanglah pasukan Majapahit pimpinan Gajah Mada.....
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.