TS
joeraygaul
Buddha Theravada Indonesia
Namo Buddhaya
Namo Dhammaya
Namo Sanghaya
Kalena Dhammasavanam, kalena dhammasakkhacca, ettammangalamuttamam'ti
_/|\_
Salam bagi semua kaskuser warga forspi sekalian, semoga semua dalam kondisi baik dan berbahagia semua.
Melalui trid ini TS berniat untuk menjalin komunikasi dengan semua warga kaskus yang menganut Buddhisme aliran Theravada atau yang sedang belajar mendalami Buddhisme dan siapa saja yang berminat untuk mempelajari Buddhisme Theravada.
Buddhisme Theravada atau sering juga disebut Buddhisme aliran selatan adalah Buddhisme yang sebagian besar sumber ajarannya berasal dari Pali Tipitaka, yaitu Tipitaka berbahasa Pali. Berbagai doktrin dan ajaran mendasar yang menjiwai ajaran Buddhisme Theravada adalah berbagai kitab yang kanonik yang penukisannya menggunakan bahasa Pali, yaitu suatu bahasa rumpun IndoArya yang digunakan sebagai bahasa text/tulisan (bukan bahasa lisan/ucapan) yang berkembang di India Tengah dahulu pada masa Sang Buddha Gotama masih hidup dan berkarya.
Ajaran dasar Buddhisme Theravada tidak berbeda terlalu jauh dengan aliran Buddhisme lainnya (Mahayana, Tantrayana, Vajrayana), yaitu sama2 bercorakkan Tilakkhana (3 corak), Cattariariyasaccana (4 kebenaran ariya), dan praktek pengembangan Buddhisme Theravada pun sama-sama mengembang suatu metode pelatihan diri yang disebut Ariyaattanghikkamagga (jalan mulia beruas delapan) yang sering dibagi menjadi tiga aspek yaitu latihan kebijaksanaan (panna), moralitas (sila), dan pelatihan pikiran dan konsentrasi (sammaddhi). Dan khusus untuk Theravada, yang berarti jalan/tradisi para tua2, pelatihan praktik dan pengembangan lebih difokuskan kepada pencapaian dalam kehidupan saat ini juga, yaitu jalan savakaboddhi.
So demikian penghantar singkat dari TS, saya sangat memohon agar para rekan warga Forspi dan forum kaskus ini mau ikut berbagi, dan membagi pengetahuannya mengenai Buddhisme Theravada di trit ini. Dan juga para senior agar sudi mau membagi pengetahuan dan pengalamannya di trit ini.
Namo Buddhaya,
Sabbhe sattha bhavantu sukkhitattha,
semoga semua mahluk berbahagia
_/|\_




Sejarah
Bagan dan Skema dari Pali Tipitaka
Ulasan Singkat Pali Tipitaka dan Skema Pali Tipitaka
Pencarian Kebenaran :
Empat Kebenaran Mulia/Cattari ariyasaccana :
Tiga corak ( Tilakkhana)
Patthimokkha Sila, Vinaya dan aturan bagi para Bikkhu/Petapa
Panduan bagi perumah tangga/umat awam :
Bahan untuk perenungan
Daftar Alamat Vihara Sangha Theravada Indonesia
Indeks Sutta, Tuntunan Puja Bakti, Tulisan2 bagian dari Tipittaka lainnya, Meditasi dan lain sebagainya
Indeks
Diasuh oleh :
Minibalanar
Info kegiatan dan acara Buddhist :
Info kegiatan dan acara Buddhist
Approved by Moderator :
Approved
Namo Dhammaya
Namo Sanghaya
Kalena Dhammasavanam, kalena dhammasakkhacca, ettammangalamuttamam'ti
_/|\_
Salam bagi semua kaskuser warga forspi sekalian, semoga semua dalam kondisi baik dan berbahagia semua.
Melalui trid ini TS berniat untuk menjalin komunikasi dengan semua warga kaskus yang menganut Buddhisme aliran Theravada atau yang sedang belajar mendalami Buddhisme dan siapa saja yang berminat untuk mempelajari Buddhisme Theravada.
Buddhisme Theravada atau sering juga disebut Buddhisme aliran selatan adalah Buddhisme yang sebagian besar sumber ajarannya berasal dari Pali Tipitaka, yaitu Tipitaka berbahasa Pali. Berbagai doktrin dan ajaran mendasar yang menjiwai ajaran Buddhisme Theravada adalah berbagai kitab yang kanonik yang penukisannya menggunakan bahasa Pali, yaitu suatu bahasa rumpun IndoArya yang digunakan sebagai bahasa text/tulisan (bukan bahasa lisan/ucapan) yang berkembang di India Tengah dahulu pada masa Sang Buddha Gotama masih hidup dan berkarya.
Ajaran dasar Buddhisme Theravada tidak berbeda terlalu jauh dengan aliran Buddhisme lainnya (Mahayana, Tantrayana, Vajrayana), yaitu sama2 bercorakkan Tilakkhana (3 corak), Cattariariyasaccana (4 kebenaran ariya), dan praktek pengembangan Buddhisme Theravada pun sama-sama mengembang suatu metode pelatihan diri yang disebut Ariyaattanghikkamagga (jalan mulia beruas delapan) yang sering dibagi menjadi tiga aspek yaitu latihan kebijaksanaan (panna), moralitas (sila), dan pelatihan pikiran dan konsentrasi (sammaddhi). Dan khusus untuk Theravada, yang berarti jalan/tradisi para tua2, pelatihan praktik dan pengembangan lebih difokuskan kepada pencapaian dalam kehidupan saat ini juga, yaitu jalan savakaboddhi.
So demikian penghantar singkat dari TS, saya sangat memohon agar para rekan warga Forspi dan forum kaskus ini mau ikut berbagi, dan membagi pengetahuannya mengenai Buddhisme Theravada di trit ini. Dan juga para senior agar sudi mau membagi pengetahuan dan pengalamannya di trit ini.
Namo Buddhaya,
Sabbhe sattha bhavantu sukkhitattha,
semoga semua mahluk berbahagia
_/|\_
Bagi para rekan kaskuser sangat dimohon agar tidak ngejunk, flame, atau trolling. Harapan TS agar trit ini dapat menjadi wadah komunikasi dan berbagi pemahaman dan wawasan agar praktik dan latihan kita semua semakin berkembang dan maju.
Annumodanna _/|\_
Annumodanna _/|\_



Sejarah
- Sejarah Singkat Buddhisme Theravada
- Kronologi Singkat Part 1
- Kronologi Singkat Part 2 dan Sejarah Singkat Sangha Theravada Indonesia (STI)
Bagan dan Skema dari Pali Tipitaka
Ulasan Singkat Pali Tipitaka dan Skema Pali Tipitaka
Pencarian Kebenaran :
- Saduran bebas Kalama Sutta, sumbangan artikel dari bro Minibalanar
- Kalama Sutta
- Kalama Sutta
- Kalama Sutta
- Kalama Sutta
- Ehipassiko, posted by Minibalanar
Empat Kebenaran Mulia/Cattari ariyasaccana :
- Pengantar dari TS
- Dari sumber lain yang saya copas
- Tulisan salah seorang member kaskus di forum lain yang saya copas
Tiga corak ( Tilakkhana)
Patthimokkha Sila, Vinaya dan aturan bagi para Bikkhu/Petapa
- Parajika dan Sanghadisesa
- Aniyata dan Nissagiya Pacittiya
- Pacittiya 1
- Pacittiya 2(Acelaka Vagga, Surapana Vagga, Sapana Vagga, Sahadhammika Vagga
- Pacittiya 3(Ratana Vagga) dan Patidesaniya
- Sekhiya
- Adhikarana Samatha
Panduan bagi perumah tangga/umat awam :
- Sigalovada Sutta
- Sigalovada Sutta
- Sigalovada Sutta
- Sigalovada Sutta
- Sigalovada Sutta
- Sigalovada Sutta
- Sigalovada Sutta
- Pancasila Buddhist, by Minibalanar
- [URL="http://www.kaskus.co.id/showpost.php?[*]p=698709246&postcount=66"]Pancasila Buddhist, by Minibalanar[/URL]
- Sila dan Vinaya by Minibalanar
- Sila dan Vinaya by Minibalanar
- Sila dan Vinaya by Minibalanar
- Pharabava Sutta
Bahan untuk perenungan
- Bebas dari kesalahan, tulisan Banthe Saddhaviro Mahathera
- Apakah agama Buddha itu kuno? Tulisan Banthe Uttamo
- Cara berpikir seorang praktisi dan non praktisi, tulisan Bikkhu Buddhadasa
- Perenungan Brahmavihara1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7
Daftar Alamat Vihara Sangha Theravada Indonesia
- Pulau Sumatra dan Banten
- DKI Jakarta dan Jawa Barat
- Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta
- Jawa Timur dan Bali
- Nusa Tenggara dan Pulau Kalimantan
- Pulau Sulawesi
Indeks Sutta, Tuntunan Puja Bakti, Tulisan2 bagian dari Tipittaka lainnya, Meditasi dan lain sebagainya
Indeks
Diasuh oleh :
Minibalanar
Info kegiatan dan acara Buddhist :
Info kegiatan dan acara Buddhist
Approved by Moderator :
Approved
Diubah oleh joeraygaul 22-11-2012 14:10
emineminna dan nona212 memberi reputasi
2
110.1K
747
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Spiritual
6.4KThread•2.7KAnggota
Tampilkan semua post
TS
joeraygaul
#178
Maha Satipatthanasutta
Dan apakah, para bhikkhu, Perhatian Benar (Samma Sati) ?
Dalam hal ini, para bhikkhu, seorang bhikkhu senantiasa dengan tekun
melakukan perenungan jasmani sebagai jasmani, berusaha, sadar,
dan mengendalikan dirinya, telah mengatasi keserakahan dan kesedihan
dalam dirinya; seorang bhikkhu senantiasa dengan tekun
melakukan perenungan perasaan sebagai perasaan, berusaha, sadar,
dan mengendalikan dirinya, telah mengatasi keserakahan dan kesedihan
dalam dirinya; seorang bhikkhu senantiasa dengan tekun melakukan
perenungan pikiran sebagai pikiran, berusaha, sadar, dan
mengendalikan dirinya, telah mengatasi keserakahan dan kesedihan
dalam dirinya; seorang bhikkhu senantiasa dengan tekun melakukan
perenungan obyek pikiran sebagai obyek pikiran, berusaha, sadar,
dan mengendalikan dirinya,telah mengatasi keserakahan dan kesedihan
dalam dirinya. Inilah yang dikatakan Perhatian Benar.
Dan apakah, para bhikkhu, Konsentrasi Benar (Samma Samadhi) ?
Dalam hal ini, para bhikkhu, seorang bhikkhu jauh dari hawa nafsu,
jauh dari hal-hal tidak baik, dengan pikiran mengarah pada obyek
(vitakka) dan pikiran menambat pada obyek (vicara) mencapai dan
berada dalam Jhana Pertama yang penuh dengan kegiuran (piti) dan
kegembiraan (sukha) sebagai hasil dari kesunyian.
Setelah menyingkirkan pikiran terarah (vitakka) dan pikiran tertambat
(vicara), dengan mencapai ketenangan batin, dengan pikiran
terpusat, ia mencapai dan berada dalam Jhana Kedua yang penuh
dengan kegiuran (piti) dan kegembiraan (sukha), terbebas dari
pikiran terarah (vitakka) dan pikiran tertambat (vicara).
Setelah mengatasi kegiuran (piti), ia berada dalam keseimbangan
batin, sadar dan penuh perhatian, tubuhnya merasakan kebahagiaan
seperti yang dikatakan oleh para muliawan (ariya): "Ia berada
dalam keseimbangan batin, sadar dan bahagia", ia mencapai dan
berada dalam Jhana Ketiga.
Dengan menyingkirkan kebahagiaan dan penderitaan, dengan menghilangnya
kesenangan dan kesedihan (mental) yang ia rasakan sebelumnya,
dan dengan kemurnian kesadaran dan keseimbangan batin, ia
mencapai dan berada dalam Jhana Keempat, bebas dari kebahagiaan
dan penderitaan. Inilah yang dikatakan Konsentrasi Benar.
Inilah, para bhikkhu, yang dikatakan Jalan Mulia Yang Menuju
Padamnya Dukkha.
Demikianlah ia senantiasa melakukan perenungan terhadap obyek pikiran
di dalam dirinya, melakukan perenungan terhadap obyek pikiran
di luar dirinya, ia melakukan perenungan obyek pikiran di dalam
dan di luar dirinya, ia melakukan perenungan proses timbulnya
obyek pikiran, ia melakukan perenungan proses padamnya obyek
pikiran, ia melakukan perenungan proses timbulnya dan padamnya
obyek pikiran, atau bila ia sadar "ada obyek pikiran", sebegitu
jauh hanya sekedar untuk pengetahuan dan perhatian murni. Ia
hidup bebas tidak melekat lagi kepada apa pun di dunia.
Demikianlah, para bhikkhu, seorang bhikkhu senantiasa dengan tekun
melakukan perenungan obyek pikiran sebagai obyek pikiran dalam
aspek Empat Kesunyataan Mulia.
22. Para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan Empat Landasan Perhatian
Murni selama tujuh tahun, maka salah satu dari dua hasil
dapat diharapkan dalam penghidupan sekarang, yaitu Pengetahuan
Tertinggi (Arahat) sekarang dan saat ini, atau jika masih terdapat
sedikit kekotoran batin, direalisasi tingkat kesucian Anagami.
Atau, bila bukan tujuh tahun, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama enam tahun,.....
Atau, bila bukan enam tahun, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama lima tahun,.....
Atau, bila bukan lima tahun, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama empat tahun,....
Atau, bila bukan empat tahun, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama tiga tahun,.....
Atau, bila bukan tiga tahun, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama dua tahun,......
Atau, bila bukan dua tahun, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama satu tahun, maka
salah satu dari dua hasil dapat diharapkan dalam penghidupan
sekarang, yaitu Pengetahuan Tertinggi (Arahat) sekarang dan saat
ini, atau jika masih terdapat sedikit kekotoran batin, direalisasi
tingkat kesucian Anagami.
Atau, bila bukan satu tahun, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama tujuh bulan,maka
salah satu dari dua hasil dapat diharapkan dalam penghidupan
sekarang, yaitu Pengetahuan Tertinggi (Arahat) sekarang dan saat
ini, atau jika masih terdapat sedikit kekotoran batin, direalisasi
tingkat kesucian Anagami.
Atau, bila bukan tujuh bulan, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama enam bulan,.....
Atau, bila bukan enam bulan, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama lima bulan,.....
Atau, bila bukan lima bulan, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama empat bulan,....
Atau, bila bukan empat bulan, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama tiga bulan,.....
Atau, bila bukan tiga bulan, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama dua bulan,......
Atau, bila bukan dua bulan, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama satu bulan,.....
Atau, bila bukan satu bulan, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama setengah bulan,
maka salah satu dari dua hasil dapat diharapkan dalam penghidupan
sekarang, yaitu Pengetahuan Tertinggi (Arahat) sekarang dan saat
ini, atau jika masih terdapat sedikit kekotoran batin, direalisasi
tingkat kesucian Anagami.
Atau, bila bukan setengah bulan, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama tujuh hari, maka
salah satu dari dua hasil dapat diharapkan dalam penghidupan
sekarang, yaitu Pengetahuan Tertinggi (Arahat) sekarang dan saat
ini, atau jika masih terdapat sedikit kekotoran batin, direalisasi
tingkat kesucian Anagami.
Atas dasar inilah maka dikatakan (pada waktu permulaan):
"Inilah satu jalan, para bhikkhu, untuk menuju kesucian makhlukmakhluk,
untuk mengatasi kesedihan dan ratap tangis, untuk mengakhiri
derita dan duka cita, untuk mencapai jalan benar (n~aya),
untuk merealisasi Nibbana, yaitu empat landasan perhatian murni."
Demikianlah sabda Sang Bhagava. Para bhikkhu merasa senang dan
bergembira atas kata-kata Sang Bhagava.
Selesailah Khotbah tentang Landasan Perhatian Murni yang Agung
Sumber :
Diterjemahkan oleh: Selamet Rodjali
Diedit oleh: Bhikkhu Sukhemo
Diterbitkan oleh: PATRIA
Dalam hal ini, para bhikkhu, seorang bhikkhu senantiasa dengan tekun
melakukan perenungan jasmani sebagai jasmani, berusaha, sadar,
dan mengendalikan dirinya, telah mengatasi keserakahan dan kesedihan
dalam dirinya; seorang bhikkhu senantiasa dengan tekun
melakukan perenungan perasaan sebagai perasaan, berusaha, sadar,
dan mengendalikan dirinya, telah mengatasi keserakahan dan kesedihan
dalam dirinya; seorang bhikkhu senantiasa dengan tekun melakukan
perenungan pikiran sebagai pikiran, berusaha, sadar, dan
mengendalikan dirinya, telah mengatasi keserakahan dan kesedihan
dalam dirinya; seorang bhikkhu senantiasa dengan tekun melakukan
perenungan obyek pikiran sebagai obyek pikiran, berusaha, sadar,
dan mengendalikan dirinya,telah mengatasi keserakahan dan kesedihan
dalam dirinya. Inilah yang dikatakan Perhatian Benar.
Dan apakah, para bhikkhu, Konsentrasi Benar (Samma Samadhi) ?
Dalam hal ini, para bhikkhu, seorang bhikkhu jauh dari hawa nafsu,
jauh dari hal-hal tidak baik, dengan pikiran mengarah pada obyek
(vitakka) dan pikiran menambat pada obyek (vicara) mencapai dan
berada dalam Jhana Pertama yang penuh dengan kegiuran (piti) dan
kegembiraan (sukha) sebagai hasil dari kesunyian.
Setelah menyingkirkan pikiran terarah (vitakka) dan pikiran tertambat
(vicara), dengan mencapai ketenangan batin, dengan pikiran
terpusat, ia mencapai dan berada dalam Jhana Kedua yang penuh
dengan kegiuran (piti) dan kegembiraan (sukha), terbebas dari
pikiran terarah (vitakka) dan pikiran tertambat (vicara).
Setelah mengatasi kegiuran (piti), ia berada dalam keseimbangan
batin, sadar dan penuh perhatian, tubuhnya merasakan kebahagiaan
seperti yang dikatakan oleh para muliawan (ariya): "Ia berada
dalam keseimbangan batin, sadar dan bahagia", ia mencapai dan
berada dalam Jhana Ketiga.
Dengan menyingkirkan kebahagiaan dan penderitaan, dengan menghilangnya
kesenangan dan kesedihan (mental) yang ia rasakan sebelumnya,
dan dengan kemurnian kesadaran dan keseimbangan batin, ia
mencapai dan berada dalam Jhana Keempat, bebas dari kebahagiaan
dan penderitaan. Inilah yang dikatakan Konsentrasi Benar.
Inilah, para bhikkhu, yang dikatakan Jalan Mulia Yang Menuju
Padamnya Dukkha.
Demikianlah ia senantiasa melakukan perenungan terhadap obyek pikiran
di dalam dirinya, melakukan perenungan terhadap obyek pikiran
di luar dirinya, ia melakukan perenungan obyek pikiran di dalam
dan di luar dirinya, ia melakukan perenungan proses timbulnya
obyek pikiran, ia melakukan perenungan proses padamnya obyek
pikiran, ia melakukan perenungan proses timbulnya dan padamnya
obyek pikiran, atau bila ia sadar "ada obyek pikiran", sebegitu
jauh hanya sekedar untuk pengetahuan dan perhatian murni. Ia
hidup bebas tidak melekat lagi kepada apa pun di dunia.
Demikianlah, para bhikkhu, seorang bhikkhu senantiasa dengan tekun
melakukan perenungan obyek pikiran sebagai obyek pikiran dalam
aspek Empat Kesunyataan Mulia.
22. Para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan Empat Landasan Perhatian
Murni selama tujuh tahun, maka salah satu dari dua hasil
dapat diharapkan dalam penghidupan sekarang, yaitu Pengetahuan
Tertinggi (Arahat) sekarang dan saat ini, atau jika masih terdapat
sedikit kekotoran batin, direalisasi tingkat kesucian Anagami.
Atau, bila bukan tujuh tahun, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama enam tahun,.....
Atau, bila bukan enam tahun, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama lima tahun,.....
Atau, bila bukan lima tahun, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama empat tahun,....
Atau, bila bukan empat tahun, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama tiga tahun,.....
Atau, bila bukan tiga tahun, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama dua tahun,......
Atau, bila bukan dua tahun, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama satu tahun, maka
salah satu dari dua hasil dapat diharapkan dalam penghidupan
sekarang, yaitu Pengetahuan Tertinggi (Arahat) sekarang dan saat
ini, atau jika masih terdapat sedikit kekotoran batin, direalisasi
tingkat kesucian Anagami.
Atau, bila bukan satu tahun, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama tujuh bulan,maka
salah satu dari dua hasil dapat diharapkan dalam penghidupan
sekarang, yaitu Pengetahuan Tertinggi (Arahat) sekarang dan saat
ini, atau jika masih terdapat sedikit kekotoran batin, direalisasi
tingkat kesucian Anagami.
Atau, bila bukan tujuh bulan, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama enam bulan,.....
Atau, bila bukan enam bulan, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama lima bulan,.....
Atau, bila bukan lima bulan, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama empat bulan,....
Atau, bila bukan empat bulan, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama tiga bulan,.....
Atau, bila bukan tiga bulan, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama dua bulan,......
Atau, bila bukan dua bulan, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama satu bulan,.....
Atau, bila bukan satu bulan, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama setengah bulan,
maka salah satu dari dua hasil dapat diharapkan dalam penghidupan
sekarang, yaitu Pengetahuan Tertinggi (Arahat) sekarang dan saat
ini, atau jika masih terdapat sedikit kekotoran batin, direalisasi
tingkat kesucian Anagami.
Atau, bila bukan setengah bulan, para bhikkhu, siapa saja yang mengembangkan
Empat Landasan Perhatian Murni selama tujuh hari, maka
salah satu dari dua hasil dapat diharapkan dalam penghidupan
sekarang, yaitu Pengetahuan Tertinggi (Arahat) sekarang dan saat
ini, atau jika masih terdapat sedikit kekotoran batin, direalisasi
tingkat kesucian Anagami.
Atas dasar inilah maka dikatakan (pada waktu permulaan):
"Inilah satu jalan, para bhikkhu, untuk menuju kesucian makhlukmakhluk,
untuk mengatasi kesedihan dan ratap tangis, untuk mengakhiri
derita dan duka cita, untuk mencapai jalan benar (n~aya),
untuk merealisasi Nibbana, yaitu empat landasan perhatian murni."
Demikianlah sabda Sang Bhagava. Para bhikkhu merasa senang dan
bergembira atas kata-kata Sang Bhagava.
Selesailah Khotbah tentang Landasan Perhatian Murni yang Agung
Sumber :
- Digha Nikaya Pali, jilid dua - Pali Text Society - London
- Dialogues of the Buddha, jilid dua - PTS, London
- Satipatthana Sutta - Buddhist Missionary Society, Malaysia
- The Heart of Buddhist Meditation - Buddhist Publication Society, Srilanka
Diterjemahkan oleh: Selamet Rodjali
Diedit oleh: Bhikkhu Sukhemo
Diterbitkan oleh: PATRIA
0