TS
joeraygaul
Buddha Theravada Indonesia
Namo Buddhaya
Namo Dhammaya
Namo Sanghaya
Kalena Dhammasavanam, kalena dhammasakkhacca, ettammangalamuttamam'ti
_/|\_
Salam bagi semua kaskuser warga forspi sekalian, semoga semua dalam kondisi baik dan berbahagia semua.
Melalui trid ini TS berniat untuk menjalin komunikasi dengan semua warga kaskus yang menganut Buddhisme aliran Theravada atau yang sedang belajar mendalami Buddhisme dan siapa saja yang berminat untuk mempelajari Buddhisme Theravada.
Buddhisme Theravada atau sering juga disebut Buddhisme aliran selatan adalah Buddhisme yang sebagian besar sumber ajarannya berasal dari Pali Tipitaka, yaitu Tipitaka berbahasa Pali. Berbagai doktrin dan ajaran mendasar yang menjiwai ajaran Buddhisme Theravada adalah berbagai kitab yang kanonik yang penukisannya menggunakan bahasa Pali, yaitu suatu bahasa rumpun IndoArya yang digunakan sebagai bahasa text/tulisan (bukan bahasa lisan/ucapan) yang berkembang di India Tengah dahulu pada masa Sang Buddha Gotama masih hidup dan berkarya.
Ajaran dasar Buddhisme Theravada tidak berbeda terlalu jauh dengan aliran Buddhisme lainnya (Mahayana, Tantrayana, Vajrayana), yaitu sama2 bercorakkan Tilakkhana (3 corak), Cattariariyasaccana (4 kebenaran ariya), dan praktek pengembangan Buddhisme Theravada pun sama-sama mengembang suatu metode pelatihan diri yang disebut Ariyaattanghikkamagga (jalan mulia beruas delapan) yang sering dibagi menjadi tiga aspek yaitu latihan kebijaksanaan (panna), moralitas (sila), dan pelatihan pikiran dan konsentrasi (sammaddhi). Dan khusus untuk Theravada, yang berarti jalan/tradisi para tua2, pelatihan praktik dan pengembangan lebih difokuskan kepada pencapaian dalam kehidupan saat ini juga, yaitu jalan savakaboddhi.
So demikian penghantar singkat dari TS, saya sangat memohon agar para rekan warga Forspi dan forum kaskus ini mau ikut berbagi, dan membagi pengetahuannya mengenai Buddhisme Theravada di trit ini. Dan juga para senior agar sudi mau membagi pengetahuan dan pengalamannya di trit ini.
Namo Buddhaya,
Sabbhe sattha bhavantu sukkhitattha,
semoga semua mahluk berbahagia
_/|\_




Sejarah
Bagan dan Skema dari Pali Tipitaka
Ulasan Singkat Pali Tipitaka dan Skema Pali Tipitaka
Pencarian Kebenaran :
Empat Kebenaran Mulia/Cattari ariyasaccana :
Tiga corak ( Tilakkhana)
Patthimokkha Sila, Vinaya dan aturan bagi para Bikkhu/Petapa
Panduan bagi perumah tangga/umat awam :
Bahan untuk perenungan
Daftar Alamat Vihara Sangha Theravada Indonesia
Indeks Sutta, Tuntunan Puja Bakti, Tulisan2 bagian dari Tipittaka lainnya, Meditasi dan lain sebagainya
Indeks
Diasuh oleh :
Minibalanar
Info kegiatan dan acara Buddhist :
Info kegiatan dan acara Buddhist
Approved by Moderator :
Approved
Namo Dhammaya
Namo Sanghaya
Kalena Dhammasavanam, kalena dhammasakkhacca, ettammangalamuttamam'ti
_/|\_
Salam bagi semua kaskuser warga forspi sekalian, semoga semua dalam kondisi baik dan berbahagia semua.
Melalui trid ini TS berniat untuk menjalin komunikasi dengan semua warga kaskus yang menganut Buddhisme aliran Theravada atau yang sedang belajar mendalami Buddhisme dan siapa saja yang berminat untuk mempelajari Buddhisme Theravada.
Buddhisme Theravada atau sering juga disebut Buddhisme aliran selatan adalah Buddhisme yang sebagian besar sumber ajarannya berasal dari Pali Tipitaka, yaitu Tipitaka berbahasa Pali. Berbagai doktrin dan ajaran mendasar yang menjiwai ajaran Buddhisme Theravada adalah berbagai kitab yang kanonik yang penukisannya menggunakan bahasa Pali, yaitu suatu bahasa rumpun IndoArya yang digunakan sebagai bahasa text/tulisan (bukan bahasa lisan/ucapan) yang berkembang di India Tengah dahulu pada masa Sang Buddha Gotama masih hidup dan berkarya.
Ajaran dasar Buddhisme Theravada tidak berbeda terlalu jauh dengan aliran Buddhisme lainnya (Mahayana, Tantrayana, Vajrayana), yaitu sama2 bercorakkan Tilakkhana (3 corak), Cattariariyasaccana (4 kebenaran ariya), dan praktek pengembangan Buddhisme Theravada pun sama-sama mengembang suatu metode pelatihan diri yang disebut Ariyaattanghikkamagga (jalan mulia beruas delapan) yang sering dibagi menjadi tiga aspek yaitu latihan kebijaksanaan (panna), moralitas (sila), dan pelatihan pikiran dan konsentrasi (sammaddhi). Dan khusus untuk Theravada, yang berarti jalan/tradisi para tua2, pelatihan praktik dan pengembangan lebih difokuskan kepada pencapaian dalam kehidupan saat ini juga, yaitu jalan savakaboddhi.
So demikian penghantar singkat dari TS, saya sangat memohon agar para rekan warga Forspi dan forum kaskus ini mau ikut berbagi, dan membagi pengetahuannya mengenai Buddhisme Theravada di trit ini. Dan juga para senior agar sudi mau membagi pengetahuan dan pengalamannya di trit ini.
Namo Buddhaya,
Sabbhe sattha bhavantu sukkhitattha,
semoga semua mahluk berbahagia
_/|\_
Bagi para rekan kaskuser sangat dimohon agar tidak ngejunk, flame, atau trolling. Harapan TS agar trit ini dapat menjadi wadah komunikasi dan berbagi pemahaman dan wawasan agar praktik dan latihan kita semua semakin berkembang dan maju.
Annumodanna _/|\_
Annumodanna _/|\_



Sejarah
- Sejarah Singkat Buddhisme Theravada
- Kronologi Singkat Part 1
- Kronologi Singkat Part 2 dan Sejarah Singkat Sangha Theravada Indonesia (STI)
Bagan dan Skema dari Pali Tipitaka
Ulasan Singkat Pali Tipitaka dan Skema Pali Tipitaka
Pencarian Kebenaran :
- Saduran bebas Kalama Sutta, sumbangan artikel dari bro Minibalanar
- Kalama Sutta
- Kalama Sutta
- Kalama Sutta
- Kalama Sutta
- Ehipassiko, posted by Minibalanar
Empat Kebenaran Mulia/Cattari ariyasaccana :
- Pengantar dari TS
- Dari sumber lain yang saya copas
- Tulisan salah seorang member kaskus di forum lain yang saya copas
Tiga corak ( Tilakkhana)
Patthimokkha Sila, Vinaya dan aturan bagi para Bikkhu/Petapa
- Parajika dan Sanghadisesa
- Aniyata dan Nissagiya Pacittiya
- Pacittiya 1
- Pacittiya 2(Acelaka Vagga, Surapana Vagga, Sapana Vagga, Sahadhammika Vagga
- Pacittiya 3(Ratana Vagga) dan Patidesaniya
- Sekhiya
- Adhikarana Samatha
Panduan bagi perumah tangga/umat awam :
- Sigalovada Sutta
- Sigalovada Sutta
- Sigalovada Sutta
- Sigalovada Sutta
- Sigalovada Sutta
- Sigalovada Sutta
- Sigalovada Sutta
- Pancasila Buddhist, by Minibalanar
- [URL="http://www.kaskus.co.id/showpost.php?[*]p=698709246&postcount=66"]Pancasila Buddhist, by Minibalanar[/URL]
- Sila dan Vinaya by Minibalanar
- Sila dan Vinaya by Minibalanar
- Sila dan Vinaya by Minibalanar
- Pharabava Sutta
Bahan untuk perenungan
- Bebas dari kesalahan, tulisan Banthe Saddhaviro Mahathera
- Apakah agama Buddha itu kuno? Tulisan Banthe Uttamo
- Cara berpikir seorang praktisi dan non praktisi, tulisan Bikkhu Buddhadasa
- Perenungan Brahmavihara1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7
Daftar Alamat Vihara Sangha Theravada Indonesia
- Pulau Sumatra dan Banten
- DKI Jakarta dan Jawa Barat
- Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta
- Jawa Timur dan Bali
- Nusa Tenggara dan Pulau Kalimantan
- Pulau Sulawesi
Indeks Sutta, Tuntunan Puja Bakti, Tulisan2 bagian dari Tipittaka lainnya, Meditasi dan lain sebagainya
Indeks
Diasuh oleh :
Minibalanar
Info kegiatan dan acara Buddhist :
Info kegiatan dan acara Buddhist
Approved by Moderator :
Approved
Diubah oleh joeraygaul 22-11-2012 14:10
emineminna dan nona212 memberi reputasi
2
110.1K
747
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Spiritual
6.4KThread•2.7KAnggota
Tampilkan semua post
TS
joeraygaul
#177
Maha Satipatthanasutta
20. Dan apakah, para bhikkhu, Kesunyataan Mulia tentang Padamnya Dukkha
(Dukkha-nirodha Ariya-sacca) ?
Padamnya sama sekali dan tidak adanya nafsu (tanha) itu, melepaskannya,
meninggalkannya, terbebaskan dari dan tak melekat pada
tanha itu. Tetapi sekarang, para bhikkhu, dimanakah ia padam, di
manakah ia lenyap ? Di dalam obyek yang disenangi, yang menyenangkan
di dunia ini; di sanalah tanha itu padam, di sanalah tanha itu
lenyap.
Apakah di dunia ini yang disenangi, yang menyenangkan ?
Indria penglihatan (cakkhu) adalah yang disenangi, yang menyenangkan
di dunia ini; di sanalah tanha itu padam, di sanalah tanha itu
lenyap.
Indria pendengaran (sota) ........................................
Indria pembauan (ghana) ..........................................
Indria kecapan (rasa) ............................................
Indria sentuhan (photthabba)......................................
Indria pikiran (mana) adalah yang disenangi, yang menyenangkan di
dunia ini; di sanalah tanha itu padam, di sanalah tanha itu lenyap
Bentuk-bentuk (rupa) adalah yang disenangi, yang menyenangkan di
dunia ini; dari sanalah tanha itu padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Suara-suara (sadda) ..............................................
Bebauan (gandha) .................................................
Kecapan (rasa) ...................................................
Sentuhan (photthabba) ............................................
Obyek pikiran (dhamma) adalah yang disenangi, yang menyenangkan di
dunia ini; dari sanalah tanha itu padam, di sanalah tanha itu
lenyap.
Kesadaran yang timbul melalui indria penglihatan (cakkhu-vin~n~ana)
adalah yang disenangi, yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah
tanha itu padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Kesadaran yang timbul melalui indria pendengaran(sota-vin~n~ana)....
Kesadaran yang timbul melalui indria pembauan (ghana-vin~n~ana) ....
Kesadaran yang timbul melalui indria pengecapan(jivha-vin~n~ana)....
Kesadaran yang timbul melalui indria sentuhan (kaya-vin~n~ana)......
Kesadaran yang timbul melalui indria pikiran (mano-vin~n~ana) adalah
yang disenangi, yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha
itu padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Kontak yang timbul melalui indria penglihatan (cakkhu-samphassa)
adalah yang disenangi, yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah
tanha itu padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Kontak yang timbul melalui indria pendengaran (sota-samphassa)....
Kontak yang timbul melalui indria pembauan (ghana-samphassa) .....
Kontak yang timbul melalui indria pengecapan (jivha-samphassa) ...
Kontak yang timbul melalui indria sentuhan (kaya-samphassa) ......
Kontak yang timbul melalui indria pikiran (mano-samphassa) adalah
yang disenangi, yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha
itu padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Perasaan yang timbul karena kontak indria penglihatan (cakkhusamphassaja-
vedana) adalah yang disenangi, yang menyenangkan di
dunia ini; dari sanalah tanha itu padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Perasaan yang timbul karena kontak indria pendengaran (sotasamphassaja-
vedana) ..............................................
Perasaan yang timbul karena kontak indria pembauan (ghana-samphassaja-
vedana) .....................................................
Perasaan yang timbul karena kontak indria pengecapan (jivha-samphassaja-
vedana) .................................................
Perasaan yang timbul karena kontak indria sentuhan (kaya-samphas
saja-vedana) .....................................................
Perasaan yang timbul karena kontak indria pikiran (mano-samphassaja-
vedana) adalah yang disenangi, yang menyenangkan di dunia ini;
dari sanalah tanha itu padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Pencerapan bentuk (rupa-san~n~a) adalah yang disenangi, yang menyenangkan
di dunia ini; dari sanalah tanha itu padam, di sanalah
tanha itu lenyap.
Pencerapan suara (sadda-san~n~a) ...................................
Pencerapan bebauan (gandha-san~n~a) ................................
Pencerapan kecapan (rasa-san~n~a) ..................................
Pencerapan sentuhan (photthabba-san~n~a) ...........................
Pencerapan obyek pikiran (dhamma-san~n~a) adalah yang disenangi,yang
menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha itu padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Kehendak yang timbul karena bentuk (rupa-sancetana) adalah yang
disenangi, yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha itu
padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Kehendak yang timbul karena suara (sadda-sancetana) ..............
Kehendak yang timbul karena bebauan (gandha-sancetana) ..........
Kehendak yang timbul karena kecapan (rasa-sancetana) ............
Kehendak yang timbul karena sentuhan (photthabba-sancetana) .....
Kehendak yang timbul karena obyek pikiran (dhamma-sancetana)
adalah yang disenangi, yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah
tanha itu padam, dari sanalah tanha itu lenyap.
Tanha yang timbul karena bentuk (rupa-tanha) adalah yang disenangi
yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha itu padam, di
sanalah tanha itu lenyap.
Tanha yang timbul karena suara (sadda-tanha) .....................
Tanha yang timbul karena bebauan (gandha-tanha) .................
Tanha yang timbul karena kecapan (rasa-tanha) ...................
Tanha yang timbul karena sentuhan (photthabba-tanha) ............
Tanha yang timbul karena obyek pikiran (dhamma-tanha) adalah yang
disenangi, yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha itu
padam, dari sanalah tanha itu lenyap.
Pikiran yang tertuju kepada bentuk (rupa-vitakka) adalah yang disenangi,
yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha itu
padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Pikiran yang tertuju kepada suara (sadda-vitakka) ................
Pikiran yang tertuju kepada bebauan (gandha-vitakka) .............
Pikiran yang tertuju kepada kecapan (rasa-vitakka) ...............
Pikiran yang tertuju kepada sentuhan (photthabba-vitakka) ........
Pikiran yang tertuju kepada obyek pikiran (dhamma-vitakka) adalah
yang disenangi, yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha
itu padam, dari sanalah tanha itu lenyap.
Pikiran yang tertambat kepada bentuk (rupa-vicara) adalah yang disenangi,
yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha itu
padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Pikiran yang tertambat kepada suara (sadda-vicara) ...............
Pikiran yang tertambat kepada bebauan (gandha-vicara) ............
Pikiran yang tertambat kepada kecapan (rasa-vicara) ..............
Pikiran yang tertambat kepada sentuhan (photthabba-vicara) .......
Pikiran yang tertambat kepada obyek pikiran (dhamma-vicara) adalah
yang disenangi, yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha
itu padam, dari sanalah tanha itu lenyap.
Inilah, para bhikkhu, yang dikatakan Kesunyataan Mulia tentang
Padamnya Dukkha.
21. Dan apakah, para bhikhu, Jalan Mulia Yang Menuju Padamnya Dukkha
(Dukkha-nirodha-gamini-patipada Ariya-sacca) ?
Itu adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan, yaitu: Pandangan Benar,
Pikiran Benar, Perkataan Benar, Perbuatan Benar, Penghidupan
Benar, Usaha Benar, Perhatian Benar, dan Konsentrasi Benar.
Dan apakah, para bhikkhu, Pandangan Benar (Samma Ditthi) ?
Para bhikkhu, pengetahuan tentang Dukkha, pengetahuan tentang
Sebab Dukkha, pengetahuan tentang Padamnya Dukkha, pengetahuan
tentang Jalan yang menuju ke Padamnya Dukkha. Inilah yang dikatakan
Pandangan Benar.
Dan apakah, para bhikkhu, Pikiran Benar (Samma Sankappa) ?
Pikiran melepas, tidak beritikad jahat, tidak menyakiti. Inilah
yang dikatakan Pikiran Benar.
Dan apakah, para bhikkhu, Ucapan Benar (Samma Vaca) ?
Tidak berbohong, tidak memfitnah, tidak berbicara kasar, tidak
berkata yang tak berguna. Inilah yang dikatakan Ucapan Benar.
Dan apakah, para bhikkhu, Perbuatan Benar (Samma Kammanta) ?
Tidak melakukan pembunuhan, tidak mengambil apa yang tidak diberikan,
tidak melakukan perbuatan seksual secara salah. Inilah yangdikatakan
Perbuatan Benar.
Dan apakah, para bhikkhu, Penghidupan Benar (Samma Ajiva) ?
Dalam hal ini, para bhikkhu, siswa yang mulia setelah meninggalkan
penghidupan yang salah, mencukupi kebutuhannya dengan Penghidupan
Benar.
Dan apakah, para bhikkhu, Usaha Benar (Samma Vayama) ?
Dalam hal ini, para bhikkhu, seorang bhikkhu berusaha mencegah
timbulnya kejahatan dan keadaan yang tidak baik yang belum ada dalam
dirinya; untuk maksud itu ia mengerahkan tenaganya, ia kuatkan
batinnya. Ia berusaha melenyapkan kejahatan dan keadaan yang
tidak baik yang telah ada dalam dirinya; untuk maksud itu ia mengerahkan
tenaganya, ia kuatkan batinnya. Ia berusaha menimbulkan
kebaikan dan segala sesuatu yang baik yang belum ada pada dirinya;
untuk maksud itu ia mengerahkan tenaganya, ia kuatkan batinnya.
Segala kebaikan yang telah ada pada dirinya dipertahankannya,
tidak menguranginya, melipat-gandakannya, memperbanyaknya, mengembangkannya
sampai sempurna; untuk maksud itu ia mengerahkan tenaganya,
ia kuatkan batinnya. Inilah yang dikatakan Usaha Benar.
(Dukkha-nirodha Ariya-sacca) ?
Padamnya sama sekali dan tidak adanya nafsu (tanha) itu, melepaskannya,
meninggalkannya, terbebaskan dari dan tak melekat pada
tanha itu. Tetapi sekarang, para bhikkhu, dimanakah ia padam, di
manakah ia lenyap ? Di dalam obyek yang disenangi, yang menyenangkan
di dunia ini; di sanalah tanha itu padam, di sanalah tanha itu
lenyap.
Apakah di dunia ini yang disenangi, yang menyenangkan ?
Indria penglihatan (cakkhu) adalah yang disenangi, yang menyenangkan
di dunia ini; di sanalah tanha itu padam, di sanalah tanha itu
lenyap.
Indria pendengaran (sota) ........................................
Indria pembauan (ghana) ..........................................
Indria kecapan (rasa) ............................................
Indria sentuhan (photthabba)......................................
Indria pikiran (mana) adalah yang disenangi, yang menyenangkan di
dunia ini; di sanalah tanha itu padam, di sanalah tanha itu lenyap
Bentuk-bentuk (rupa) adalah yang disenangi, yang menyenangkan di
dunia ini; dari sanalah tanha itu padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Suara-suara (sadda) ..............................................
Bebauan (gandha) .................................................
Kecapan (rasa) ...................................................
Sentuhan (photthabba) ............................................
Obyek pikiran (dhamma) adalah yang disenangi, yang menyenangkan di
dunia ini; dari sanalah tanha itu padam, di sanalah tanha itu
lenyap.
Kesadaran yang timbul melalui indria penglihatan (cakkhu-vin~n~ana)
adalah yang disenangi, yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah
tanha itu padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Kesadaran yang timbul melalui indria pendengaran(sota-vin~n~ana)....
Kesadaran yang timbul melalui indria pembauan (ghana-vin~n~ana) ....
Kesadaran yang timbul melalui indria pengecapan(jivha-vin~n~ana)....
Kesadaran yang timbul melalui indria sentuhan (kaya-vin~n~ana)......
Kesadaran yang timbul melalui indria pikiran (mano-vin~n~ana) adalah
yang disenangi, yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha
itu padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Kontak yang timbul melalui indria penglihatan (cakkhu-samphassa)
adalah yang disenangi, yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah
tanha itu padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Kontak yang timbul melalui indria pendengaran (sota-samphassa)....
Kontak yang timbul melalui indria pembauan (ghana-samphassa) .....
Kontak yang timbul melalui indria pengecapan (jivha-samphassa) ...
Kontak yang timbul melalui indria sentuhan (kaya-samphassa) ......
Kontak yang timbul melalui indria pikiran (mano-samphassa) adalah
yang disenangi, yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha
itu padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Perasaan yang timbul karena kontak indria penglihatan (cakkhusamphassaja-
vedana) adalah yang disenangi, yang menyenangkan di
dunia ini; dari sanalah tanha itu padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Perasaan yang timbul karena kontak indria pendengaran (sotasamphassaja-
vedana) ..............................................
Perasaan yang timbul karena kontak indria pembauan (ghana-samphassaja-
vedana) .....................................................
Perasaan yang timbul karena kontak indria pengecapan (jivha-samphassaja-
vedana) .................................................
Perasaan yang timbul karena kontak indria sentuhan (kaya-samphas
saja-vedana) .....................................................
Perasaan yang timbul karena kontak indria pikiran (mano-samphassaja-
vedana) adalah yang disenangi, yang menyenangkan di dunia ini;
dari sanalah tanha itu padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Pencerapan bentuk (rupa-san~n~a) adalah yang disenangi, yang menyenangkan
di dunia ini; dari sanalah tanha itu padam, di sanalah
tanha itu lenyap.
Pencerapan suara (sadda-san~n~a) ...................................
Pencerapan bebauan (gandha-san~n~a) ................................
Pencerapan kecapan (rasa-san~n~a) ..................................
Pencerapan sentuhan (photthabba-san~n~a) ...........................
Pencerapan obyek pikiran (dhamma-san~n~a) adalah yang disenangi,yang
menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha itu padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Kehendak yang timbul karena bentuk (rupa-sancetana) adalah yang
disenangi, yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha itu
padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Kehendak yang timbul karena suara (sadda-sancetana) ..............
Kehendak yang timbul karena bebauan (gandha-sancetana) ..........
Kehendak yang timbul karena kecapan (rasa-sancetana) ............
Kehendak yang timbul karena sentuhan (photthabba-sancetana) .....
Kehendak yang timbul karena obyek pikiran (dhamma-sancetana)
adalah yang disenangi, yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah
tanha itu padam, dari sanalah tanha itu lenyap.
Tanha yang timbul karena bentuk (rupa-tanha) adalah yang disenangi
yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha itu padam, di
sanalah tanha itu lenyap.
Tanha yang timbul karena suara (sadda-tanha) .....................
Tanha yang timbul karena bebauan (gandha-tanha) .................
Tanha yang timbul karena kecapan (rasa-tanha) ...................
Tanha yang timbul karena sentuhan (photthabba-tanha) ............
Tanha yang timbul karena obyek pikiran (dhamma-tanha) adalah yang
disenangi, yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha itu
padam, dari sanalah tanha itu lenyap.
Pikiran yang tertuju kepada bentuk (rupa-vitakka) adalah yang disenangi,
yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha itu
padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Pikiran yang tertuju kepada suara (sadda-vitakka) ................
Pikiran yang tertuju kepada bebauan (gandha-vitakka) .............
Pikiran yang tertuju kepada kecapan (rasa-vitakka) ...............
Pikiran yang tertuju kepada sentuhan (photthabba-vitakka) ........
Pikiran yang tertuju kepada obyek pikiran (dhamma-vitakka) adalah
yang disenangi, yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha
itu padam, dari sanalah tanha itu lenyap.
Pikiran yang tertambat kepada bentuk (rupa-vicara) adalah yang disenangi,
yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha itu
padam, di sanalah tanha itu lenyap.
Pikiran yang tertambat kepada suara (sadda-vicara) ...............
Pikiran yang tertambat kepada bebauan (gandha-vicara) ............
Pikiran yang tertambat kepada kecapan (rasa-vicara) ..............
Pikiran yang tertambat kepada sentuhan (photthabba-vicara) .......
Pikiran yang tertambat kepada obyek pikiran (dhamma-vicara) adalah
yang disenangi, yang menyenangkan di dunia ini; dari sanalah tanha
itu padam, dari sanalah tanha itu lenyap.
Inilah, para bhikkhu, yang dikatakan Kesunyataan Mulia tentang
Padamnya Dukkha.
21. Dan apakah, para bhikhu, Jalan Mulia Yang Menuju Padamnya Dukkha
(Dukkha-nirodha-gamini-patipada Ariya-sacca) ?
Itu adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan, yaitu: Pandangan Benar,
Pikiran Benar, Perkataan Benar, Perbuatan Benar, Penghidupan
Benar, Usaha Benar, Perhatian Benar, dan Konsentrasi Benar.
Dan apakah, para bhikkhu, Pandangan Benar (Samma Ditthi) ?
Para bhikkhu, pengetahuan tentang Dukkha, pengetahuan tentang
Sebab Dukkha, pengetahuan tentang Padamnya Dukkha, pengetahuan
tentang Jalan yang menuju ke Padamnya Dukkha. Inilah yang dikatakan
Pandangan Benar.
Dan apakah, para bhikkhu, Pikiran Benar (Samma Sankappa) ?
Pikiran melepas, tidak beritikad jahat, tidak menyakiti. Inilah
yang dikatakan Pikiran Benar.
Dan apakah, para bhikkhu, Ucapan Benar (Samma Vaca) ?
Tidak berbohong, tidak memfitnah, tidak berbicara kasar, tidak
berkata yang tak berguna. Inilah yang dikatakan Ucapan Benar.
Dan apakah, para bhikkhu, Perbuatan Benar (Samma Kammanta) ?
Tidak melakukan pembunuhan, tidak mengambil apa yang tidak diberikan,
tidak melakukan perbuatan seksual secara salah. Inilah yangdikatakan
Perbuatan Benar.
Dan apakah, para bhikkhu, Penghidupan Benar (Samma Ajiva) ?
Dalam hal ini, para bhikkhu, siswa yang mulia setelah meninggalkan
penghidupan yang salah, mencukupi kebutuhannya dengan Penghidupan
Benar.
Dan apakah, para bhikkhu, Usaha Benar (Samma Vayama) ?
Dalam hal ini, para bhikkhu, seorang bhikkhu berusaha mencegah
timbulnya kejahatan dan keadaan yang tidak baik yang belum ada dalam
dirinya; untuk maksud itu ia mengerahkan tenaganya, ia kuatkan
batinnya. Ia berusaha melenyapkan kejahatan dan keadaan yang
tidak baik yang telah ada dalam dirinya; untuk maksud itu ia mengerahkan
tenaganya, ia kuatkan batinnya. Ia berusaha menimbulkan
kebaikan dan segala sesuatu yang baik yang belum ada pada dirinya;
untuk maksud itu ia mengerahkan tenaganya, ia kuatkan batinnya.
Segala kebaikan yang telah ada pada dirinya dipertahankannya,
tidak menguranginya, melipat-gandakannya, memperbanyaknya, mengembangkannya
sampai sempurna; untuk maksud itu ia mengerahkan tenaganya,
ia kuatkan batinnya. Inilah yang dikatakan Usaha Benar.
0