ishmahmumtazahAvatar border
TS
ishmahmumtazah
yang suka bahasa arab... tafaddholu... udkhuluu?
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalaamu'alaikum warohmatullohi wa barokaatuh...


Agan-agan semua, pecinta bahasa arab fushah, para lulusan pesantren, madrasah, ma'had, ayo kita ngumpul untuk sharing, menambah wawasan dan tsaqofah kita untuk melestarikan bahasa arab sebagai bahasa al-qur'an dan pengantar di dunia pendidikan islam.

sepertinya belum ada yang buka/bikin thread bahasa arab, insyaAllah ana
mencoba memulai

silahkan Antum sharing mengenai pengalaman belajar bahasa arab, metode yang dipakai, silabus/qoror, mufrodat atau kosa kata yang sulit, dan boleh juga tukar informasi tentang ma'had yang recomended di kota Antum, beasiswa atau iklan lembaga bahasa arab.

Tapi jangan jidal yang gak manfaat yah... haraamemoticon-Cape d... (S)

ma'af bila ada kesalahan, semua karena keterbatasan ilmu saya dan kekurang telitian saya.


بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

أيها الاخوة الذين يحبون العربية من مدرسة أو معهد من المعاهد هيا نسيترك هنا لزيادة الثقافة والعلوم بستعمال اللغة العربية في الحياه اليومية
إن اللغة العربية لغة القران والعلوم الإسلامية

أظن هنا في كسكوس لم يوجد بحث عن العربية فأجرب لبتدئها

عفوا إذا تجدون خطء هنا ، لانني إنسان مكان الخطء والنسيان

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته



indeks materi:

Buku-buku (kutub) rujukan Bahasa Arab

Definisi Nahwu Shorof (Sederhana)

Al-Harfu (Huruf)

Al-Kalimah (Kata)

Perbedaan Isim dan Fi'il

Ciri-ciri Fi'il

Al-Mubtada' 1

Isim Mashdar

Mubtada' dan Khobar (Muqoddam dan Muakh-khor)

contoh fi'il madhi 1

contoh fi'il madhi 2

Istilah-istilah Ilmu Shorof
nurmuhammad17
nurmuhammad17 memberi reputasi
3
151.3K
1.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Education
EducationKASKUS Official
22.5KThread13.5KAnggota
Tampilkan semua post
ishmahmumtazahAvatar border
TS
ishmahmumtazah
#609
Istilah-istilah ilmu shorof
a. Shorof : ilmu usul (kaidah-kaidah) untuk mengetahui bentuk-bentuk kalimat bahasa arab (Sighat, Bina, Waqi’, dll) tanpa memandang kalimat tersebut mabni atau mu’rob. Seperti bentuk Tatsniyah, Jama’, Tasghir, Nasab dan I’lal. Bisa masuk dalam kalimat Isim Mutamakkin dan kalimat Fi’il tidak dalam kalimat huruf.([1])

b. Tasrif : perpindahan satu bentuk kebentuk yang lain untuk menghasilkan makna yang diinginkan. Seperti perpindahan bentuk Masdar kebentuk Fi’il Madhi, Fi’il Mudhori’, Fi’il Amr, Isim Fa’il, Isim Maf’ul, dan lain-lain.

c. Wazan : sesuatu (lafadz) yang di jadikan perbandingan, yang berharakat dengan huruf yang berharakat, yang sukun dengan yang sukun serta memandang huruf asal dari fa’, ‘ain dan lam fi’il. Kemudian ulam ahli shorof membuat suatu tolok ukur dalam fi’il Tsulatsi dengan lafadz ??? dan dalam Fi’il Ruba’i dengan lafadz ???? . sehingga setiap lafadz yang tempatnya sejajar dengan huruf fa’disebut fa’ fi’il, yang tempatnya sejajar dengan huruf ‘ain disebut ‘ain fi’il dan yang sejajar dengan huruf lam disebut lam fi’il. Dan dalam fi’ilruba’I huruf yang sejajar dengan huruf lam yang kedua disebut lam fi’il yang kedua.

d. Muthobaqoh : lafadz yang disebutkan dalam kitab Amtsilah Tasrifiyah yang disesuaikan terhadap lafadz yang ditanyakan wazan, bina’, bab dan sighatnya.contoh seperti lafadz ??? namanya wazan, lafadz ??? namanya mauzun (muthobaqoh) dan lafadz ??? yang disesuaikan dengan lafadz ??? yang disebutkan dalam kitab Amtislah Tasrifiyah.

e. Bina’ : bentuk kalimat yang ditinjau dari segi huruf, harakat dan sukunnya. Adapun bagian-bagiannya silahkan dirujuk dalam kitab Qowa’idul I’lal.

f. Sighat : bentuk kalimat ditinjau dari segi maknanya, dan jumlahnya ada sepuluh macam:

1. Fi’il Madhi : lafadz yang menunjukan arti (dalam asal cetaknya) hasilnya(selesainya) suatu pekerjaan sebelum di kabarkan, seperti contoh kalimat : ??? ??? ?????? artinya pekerjaan membaca kitab telah selesai sebelum kalimat tersebut diucapkan. Adapun yang dimaksud dalam asal cetaknya yaitu; membuat lafadz tersebut sebagai suatu yang kongkrit dari suatu makna (abstrak).

2. Fi’il Mudhori’ : lafadz yang menunjukan arti (dalam asal cetaknya) hasilnya (selesainya) suatu pekerjaan ketika di kabarkan atau setelahnya, seperti contoh kalimat : ?????? ??? ???? artinya pekerjaan belajar sedang dilakukan, dan kalimat : ????? ??? ??? artinya pekerjaan mengjar akan dilakukan besok.

3. Masdar : lafadz yang menunjukan arti hadats tanpa disertai dengan zaman, dan ada dua macam; masdar mim yaitu masdar yang diawali dengan huruf mim ziyadah (tambahan) selain wazan ?????? ,seperti lafadz ????? dan berbentuk qiyasi. Dan masdar ghoiru mim yaitu masdar yang tidak diawali dengan huruf min ziyadah, seperti lafadz ???? dan berbentuk sima’I tidak ada kaidahnya kalau dari fi’il tsulatsi. Adapun yang dimaksud dengan arti hadats yaitu arti yang menetap pada yang lain.

4. Isim Fa’il : lafadz yang menunjukan arti subjek suatu pekerjaan, seperti lafadz ???? artinya yang melakukan pekerjaan.

5. Isim Maf’ul : lafadz yang menunjukan arti objek suatu pekerjaan, seperti lafadz ????? artinya yang tertulis.

6. Fi’il Amr : lafadz yang menunjukan arti tuntutan melakukan pekerjaan, sepertilafadz ???? ??? ??? artinya tututan membaca dengan menyebut nama tuhanmu.

7. Fi’il Nahi : lafadz yang menunjukan arti tuntutan meninggalkan pekerjaan, seperti lafadz ?? ??? artinya tuntutan untuk tidak tidur.

8. Isim Zaman : lafad yang menunjukan arti waktu hasilnya pekerjaan, seperti lafadz ???? artinya waktu melakukan pelemparan.

9. Isim Makan : lafad yang menunjukan arti tempat hasilnya pekerjaan, seperti lafadz ???? artinya tempat melakukan pelemparan.

10. Isim Alat : lafadz yang menunjukan arti perangkat (alat) suatu pekerjaan, seperti lafadz ????? artinya perangkat (alat) pembuka.

g. Asal-usul kalimat : dalam masalah ini terjadi perbedaan pendapat antara ulama Bashrah dan Kufa.

Menurut ulama Bashrah : asal-usul kalimat dari masdar, karena masdar adalah kalimat isim, dan kalimat isim tidak membutuhkan kalimat fi’il untuk memberikan faidah arti, serta kefahaman dari kalimat isim cuma satu berbeda dengan kalimat fi’il yang kefahamannya berbilang (lebih dari satu) karena memiliki arti hadats dan disertai zaman. Oleh karena itu yang satu lebih dulu daripada yang berbilang.

Menurut ulama Kufa : asal-usul kalimat dari fi’il, karena ada atau tidak adanya I’lalnya fi’il menentukan ter-i’lalnya masdar.contoh adanya I’lal dalam fi’il yang menentukan teri’lalnya masdar seperti lafadz ??? ??? ??? lafadz ??? dalam fi’il mudhori’nya di I’lal dengan membuang huruf illat sehingga dalam masdarnyapun juga dii’lal. Conto tidak adanya I’lal dalamfi’il yang menentukan masdar tidak di I’lal, seperti lafadz ??? ???? ???? lafadz ??? dalam fi’il mudhori’nya tidak di I’lal sehingga dalam masdarnyapun juga tidak di I’lal. Peredaran tersebut menunjukan atas ke-asalannya kalimat fi’il.
Sumber:Belajar_online

Quote:


selamat bergabung Akhi, penjelasannya ada di cetak tebal.
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.