- Beranda
- The Lounge
Green Lifestyle
...
TS
Roasted
Green Lifestyle
Quote:
Quote:
Sebelumnya Bantu :
Quote:
Quote:
Spoiler for Read:
- Thread ini dibuat dalam rangka berpartisipasi dalam ajang "Earth Hour Thread Competition"
- Budayakan komen yang bermutu untuk memperlancar diskusi
- Dilarang keras untuk JUNK
- Untuk membalas komen Kaskuser lain, gunakan fasilitas "quote" serta "multi-quote"
Quote:
Quote:
Terimakasih seluruh kaskuser yang telah mendukung thread ini menjadi HT dan terimakasih kepada seluruh keluarga besar moderator dan admin semoga thread ini bermanfaat
Spoiler for HT PETROMAX 21 Maret 2012:
Quote:
Ada beberapa cara untuk melindungi bumi dari Global Warming Yaitu dengan cara Green Lifestyle di bawah ini ada beberapa penemuan yang akan saya bahas
Quote:
1. BANGUNAN ORGANIK DENGAN TAMAN VERTIKAL DI OSAKA
Spoiler for Images:
Quote:
Padatnya gedung-gedung di kota-kota besar menyebabkan semakin sedikitnya lahan tersisa. Akibatnya, taman yang ada hanya secuil dan tidak maksimal dalam memberikan fungsinya: keindahan, keteduhan dan kesegaran.
Menyiasati hal tersebut, sebuah bangunan di Osaka, Jepang mengubah penampilannya dengan bantuan desainer Italia, Gaetano Pesce. Bangunan tersebut yang sudah ada sejak tahun 1993, pada eksteriornya didesain dengan mengadopsi pohon bambu dan tunas-tunasnya.
Di sepanjang eksterior tersebut, dibuat semacam pot terbuat dari serat kaca yang memenuhi setiap petak warna merah yang mendominasi dindingnya. Sebanyak 80 jenis tanaman asli Jepang dipilih untuk mengisi pot-pot yang ada. Pemilihan dan penanamannya pun melibatkan ahli-ahli pertanian di Osaka.
Menyiasati hal tersebut, sebuah bangunan di Osaka, Jepang mengubah penampilannya dengan bantuan desainer Italia, Gaetano Pesce. Bangunan tersebut yang sudah ada sejak tahun 1993, pada eksteriornya didesain dengan mengadopsi pohon bambu dan tunas-tunasnya.
Di sepanjang eksterior tersebut, dibuat semacam pot terbuat dari serat kaca yang memenuhi setiap petak warna merah yang mendominasi dindingnya. Sebanyak 80 jenis tanaman asli Jepang dipilih untuk mengisi pot-pot yang ada. Pemilihan dan penanamannya pun melibatkan ahli-ahli pertanian di Osaka.
Quote:
2. Teknologi Solar Thermal Baru Mampu Produksi Listrik Murah (Solar Energy)
Spoiler for Images:
Quote:
Energi matahari sangat berpotensi untuk menghasilkan listrik dalam jumlah besar dan bisa diandalkan karena ketersediaannya yang terus menerus sepanjang siang hari, sementara pada malam harinya, energi lebih yang disimpan selama siang hari bisa dimanfaatkan kembali.
Walhasil, sebuah tim riset yang merupakan gabungan dari Boston College dan MIT membuat sebuah teknologi energi baru yang merupakan kombinasi dari kedua teknologi yang telah disebutkan sebelumnya.
Zhifeng Ren, profesor Fisika di Boston College yang juga menjadi pemimpin tim dan penulis utama hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Nature Materials, menambahkan teknologi yang dikembangkannya akan membuka kemungkinan untuk menghasilkan proses konversi energi surya menjadi listrik dengan lebih murah.
Walhasil, sebuah tim riset yang merupakan gabungan dari Boston College dan MIT membuat sebuah teknologi energi baru yang merupakan kombinasi dari kedua teknologi yang telah disebutkan sebelumnya.
Zhifeng Ren, profesor Fisika di Boston College yang juga menjadi pemimpin tim dan penulis utama hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Nature Materials, menambahkan teknologi yang dikembangkannya akan membuka kemungkinan untuk menghasilkan proses konversi energi surya menjadi listrik dengan lebih murah.
Quote:
3. Pembangkit Listrik Hydro Energy
Spoiler for Images:
Quote:
Indonesia yang dikelilingi oleh lautan bisa mencoba mengembangkan teknologi yang serupa dengan bioWave, sebuah pembangkit listrik gelombang laut yang dikembangkan oleh satu perusahaan di Australia, agar ketersediaan energi listrik di seluruh pulau tercukupi.
BioWave ini hanya memanfaatkan energi gelombang laut dengan menyerapnya menggunakan pelampung dan mengalirkannya menuju generator untuk menghasilkan listrik dengan bantuan pompa hidrolik yang dikenal sebagai O-Drive.
Sebuah pondasi segitiga ditanam di dasar laut untuk mengikat sistem pembangkit listrik tersebut tetap berada di posisinya. Jika terjadi badai atau gelombang besar, maka pembangkit tersebut segera merunduk rata di dasar untuk menghindari kerusakan.
Saat ini prototip berkapasitas 250 kiloWatt siap beroperasi pada kedalaman 30 meter, sedangkan skala komersial berkapasitas 1 MW beroperasi pada laut yang lebih dalam, berkisar 40-45 meter. Untuk membangkitkan daya sebesar itu, masing-masing pembangkit akan menggerakkan 4 buah O-Drive.
Untuk mendapatkan energi listrik yang lebih besar, maka beberapa BioWave bisa ditempatkan di satu area laut tertentu sebagai sebuah ladang pembangkit listrik gelombang laut dengan kedalaman dan gelombang yang ideal.
BioWave ini hanya memanfaatkan energi gelombang laut dengan menyerapnya menggunakan pelampung dan mengalirkannya menuju generator untuk menghasilkan listrik dengan bantuan pompa hidrolik yang dikenal sebagai O-Drive.
Sebuah pondasi segitiga ditanam di dasar laut untuk mengikat sistem pembangkit listrik tersebut tetap berada di posisinya. Jika terjadi badai atau gelombang besar, maka pembangkit tersebut segera merunduk rata di dasar untuk menghindari kerusakan.
Saat ini prototip berkapasitas 250 kiloWatt siap beroperasi pada kedalaman 30 meter, sedangkan skala komersial berkapasitas 1 MW beroperasi pada laut yang lebih dalam, berkisar 40-45 meter. Untuk membangkitkan daya sebesar itu, masing-masing pembangkit akan menggerakkan 4 buah O-Drive.
Untuk mendapatkan energi listrik yang lebih besar, maka beberapa BioWave bisa ditempatkan di satu area laut tertentu sebagai sebuah ladang pembangkit listrik gelombang laut dengan kedalaman dan gelombang yang ideal.
Quote:
4. Wind Harvester (Wind Energy)
Spoiler for Images:
Quote:
Tiga bilah rotor di atas sebuah menara dengan ketinggian tertentu hingga kini adalah tipe turbin yang paling banyak digunakan. Meski demikian, bertahan dari hempasan angin pada ketinggian tersebut adalah salah satu hal yang menjadikan turbin ini membutuhkan perawatan yang rutin dilakukan.
Turbin ini juga merupakan turbin angin yang menghasilkan kebisingan paling tinggi dibanding turbin angin jenis lainnya, seperti EcoWhisper, Windgate, atau Wing 7 Aeronautic. Alhasil turbin jenis itu juga harus ditempatkan di lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk.
windharvester-turbin-angin-desain-baruDari sisi estetika, turbin dengan tiga bilah rotor tersebut juga memiliki kelemahan. Menaranya yang tinggi dan bilah-bilahnya yang panjang menjadikannya tidak bisa menyatu dengan lingkungan sekitarnya.
Menyiasati hal tersebut, sebuah proyek yang didukung oleh Wind Power Innovations dan Nottingham Trent University tengah mengembangkan turbin angin baru yang berbeda dari teknologi lainnya.
Wind Harvester, nama yang diberikan bagi turbin hasil inovasi Heath Evdemon, mempunyai sebuah bilah horisontal. Pada prototipnya, ukuran bilah hanya sepanjang 1 meter. Gerakan turbinnya hanya perulangan dari setiap gerakan.
Prinsip kerjanya menyerupai sayap pesawat terbang. Ketika angin melalui bilah tersebut, maka gaya angkat angin akan mendorong bilah naik. Dan ketika mencapai titik tertentu, sudut bilah akan berubah dan mendorong bilah kembali bergerak turun ke posisi semula. Dan ketika pada titik bawah, maka sudut bilah akan kembali sudut semula.
Hanya saja hingga saat ini, teknologi turbin angin baru tersebut masih belum diketahui besaran daya, energi listrik dan efisiensinya. Heath sendiri sedang merencanakan untuk mengembangkan prototipnya ke skala yang lebih besar dengan panjang bilah sudu mencapai 15 meter.
Turbin ini juga merupakan turbin angin yang menghasilkan kebisingan paling tinggi dibanding turbin angin jenis lainnya, seperti EcoWhisper, Windgate, atau Wing 7 Aeronautic. Alhasil turbin jenis itu juga harus ditempatkan di lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk.
windharvester-turbin-angin-desain-baruDari sisi estetika, turbin dengan tiga bilah rotor tersebut juga memiliki kelemahan. Menaranya yang tinggi dan bilah-bilahnya yang panjang menjadikannya tidak bisa menyatu dengan lingkungan sekitarnya.
Menyiasati hal tersebut, sebuah proyek yang didukung oleh Wind Power Innovations dan Nottingham Trent University tengah mengembangkan turbin angin baru yang berbeda dari teknologi lainnya.
Wind Harvester, nama yang diberikan bagi turbin hasil inovasi Heath Evdemon, mempunyai sebuah bilah horisontal. Pada prototipnya, ukuran bilah hanya sepanjang 1 meter. Gerakan turbinnya hanya perulangan dari setiap gerakan.
Prinsip kerjanya menyerupai sayap pesawat terbang. Ketika angin melalui bilah tersebut, maka gaya angkat angin akan mendorong bilah naik. Dan ketika mencapai titik tertentu, sudut bilah akan berubah dan mendorong bilah kembali bergerak turun ke posisi semula. Dan ketika pada titik bawah, maka sudut bilah akan kembali sudut semula.
Hanya saja hingga saat ini, teknologi turbin angin baru tersebut masih belum diketahui besaran daya, energi listrik dan efisiensinya. Heath sendiri sedang merencanakan untuk mengembangkan prototipnya ke skala yang lebih besar dengan panjang bilah sudu mencapai 15 meter.
Quote:
5. Karang Penghasil Hidrogen
Spoiler for Images:
Quote:
Laut menyimpan banyak energi. Selain gelombang, arus dan perbedaan temperaturnya yang bisa dipanen sebagai penghasil energi, fenomena di laut dalam seperti hidrotermal atau coal bed methane juga diperkirakan mampu menghasilkan energi yang besar.
Tetapi potensi energi di laut dalam tidak hanya hidrotermal dan coal bed methane. Menurut para ilmuwan, ada kerang di dasar laut yang efisien dalam mengubah hidrogen menjadi energi, sebagai sel bahan bakar hidrogen buatan alam. Kerang itu ditemukan oleh Max Planck Institut Mikrobiologi Kelautan dan Cluster of Excellence (Marum)
Ketika pertama kali ventilasi hidrotermal ditemukan, penelitian secara luas dilakukan untuk menyediakan dua sumber energi bagi kehidupan laut - hidrogen sulfida dan metana. Sekarang, Max Planck Institut Mikrobiologi Kelautan telah menemukan sumber energi ketiga. Penemuan ini dibuat di sebuah pegunungan jauh di bawah permukaan laut Atlantik di lapangan lubang hidrotermal Logatchev yang berada 3000 meter di bawah permukaan laut. Ketika para peneliti membawa kerang kembali ke laboratorium mereka menemukan bahwa kerang-kerang tersebut menggunakan bentuk energi baru selain dari apa yang telah mereka temukan sebelumnya di ventilasi laut dalam.
"Perhitungan kami menunjukkan bahwa saat ini lubang hidrotermal, oksidasi hidrogen bisa memberikan energi tujuh kali lebih besar dari oksidasi metana, dan mempunyai energi hingga 18 kali lebih besar dari oksidasi sulfida," kata Jillian Petersen, salah seorang dari tim peneliti. Kerang-kerang tersebut yang dikenal dengan nama latin Bathymodiolus puteoserpentis, adalah yang paling melimpah di ventilasi Logatchev dan populasinya mampu mengkonsumsi sampai 5000 liter hidrogen per jam.
"Ventilasi hidrotermal di sepanjang pegunungan di tengah laut melepaskan sejumlah besar hidrogen sehingga dapat disamakan dengan jalan raya hidrogen dengan stasiun pengisian bahan bakar untuk produksi simbiosis primer," kata Petersen. Mungkin "jalan raya hidrogen" ini bisa mengarah ke pembuatan sel bahan bakar hidrogen bakteri untuk konsumsi energi manusia.
Tetapi potensi energi di laut dalam tidak hanya hidrotermal dan coal bed methane. Menurut para ilmuwan, ada kerang di dasar laut yang efisien dalam mengubah hidrogen menjadi energi, sebagai sel bahan bakar hidrogen buatan alam. Kerang itu ditemukan oleh Max Planck Institut Mikrobiologi Kelautan dan Cluster of Excellence (Marum)
Ketika pertama kali ventilasi hidrotermal ditemukan, penelitian secara luas dilakukan untuk menyediakan dua sumber energi bagi kehidupan laut - hidrogen sulfida dan metana. Sekarang, Max Planck Institut Mikrobiologi Kelautan telah menemukan sumber energi ketiga. Penemuan ini dibuat di sebuah pegunungan jauh di bawah permukaan laut Atlantik di lapangan lubang hidrotermal Logatchev yang berada 3000 meter di bawah permukaan laut. Ketika para peneliti membawa kerang kembali ke laboratorium mereka menemukan bahwa kerang-kerang tersebut menggunakan bentuk energi baru selain dari apa yang telah mereka temukan sebelumnya di ventilasi laut dalam.
"Perhitungan kami menunjukkan bahwa saat ini lubang hidrotermal, oksidasi hidrogen bisa memberikan energi tujuh kali lebih besar dari oksidasi metana, dan mempunyai energi hingga 18 kali lebih besar dari oksidasi sulfida," kata Jillian Petersen, salah seorang dari tim peneliti. Kerang-kerang tersebut yang dikenal dengan nama latin Bathymodiolus puteoserpentis, adalah yang paling melimpah di ventilasi Logatchev dan populasinya mampu mengkonsumsi sampai 5000 liter hidrogen per jam.
"Ventilasi hidrotermal di sepanjang pegunungan di tengah laut melepaskan sejumlah besar hidrogen sehingga dapat disamakan dengan jalan raya hidrogen dengan stasiun pengisian bahan bakar untuk produksi simbiosis primer," kata Petersen. Mungkin "jalan raya hidrogen" ini bisa mengarah ke pembuatan sel bahan bakar hidrogen bakteri untuk konsumsi energi manusia.
Spoiler for Urutan Thread Pembahasan:
Quote:
Quote:
- - Tujuan : Untuk Membahas cara dunia untuk Green Lifestyle
- - Latar Belakang : Mengenal adanya greenlifestyle membuat dunia lebih baik kedepannya
- - Analisis : analisis mengenai semuanya adalah bahwa greenlifestyle dapat memajukan bangsa kedepannya karena akan membuat bumi menjadi sehat
- - Solusi : Mulailah hidup GreenLifestyle
Daftar Isi :
Lanjutan 6 s/d 9
Lanjutan 10 s/d 12
Lanjutan 13 s/d 15
Lanjutan 16 s/d 18
Lanjutan 19 s/d 21
Lanjutan 22 s/d 25
0
43.3K
Kutip
2.3K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923KThread•83KAnggota
Tampilkan semua post
TS
Roasted
#10
Lanjutan 22 s/d 25
Quote:
Quote:
22. Eco Whisper Turbine Diklaim Sebagai Turbin Angin Paling Rendah Bising Di Dunia
Spoiler for Images:
Quote:
Bising masih menjadi karakter bawaan yang melekat di setiap turbin angin dengan tiga bilah sudu yang ada sekarang ini. Karakter ini menyebabkan turbin angin tersebut harus berada di lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk.
Sebuah perusahaan Australia, Renewable Energy Solutions Australia (RESA), belum lama ini berhasil mendemonstrasikan prototip skala penuh turbin angin yang diklaim paling tidak berisik yang pernah ada di dunia. Klaim mereka didasarkan atas desain turbin angin yang mereka buat.
Jika umumnya turbin angin menggunakan tiga bilah rotor, maka Eco Whisper Turbine, turbin angin yang didesain oleh perusahaan itu, menggunakan banyak bilah rotor yang saling dihubungkan dengan dua cincin pada bagian ujung bilah rotor dan di pertengahannya.
eco-whisper-turbinePenambahan jumlah rotor sebanyak 30 buah dengan 2 buah cincin ini, terutama yang berada di paling ujung rotor menurut perusahaan tersebut akan mengurangi bising yang dihasilkan secara signifikan. Desain ini tidak lagi menggunakan ekor untuk mengarahkan turbin berdiameter 6,5 meter tersebut ke arah datangnya angin.
Selain itu, menara setinggi 21,1 meter yang digunakan juga didesain untuk bisa direbahkan mulai dari bagian tengahnya. Tujuannya agar pemeliharaan turbin angin menjadi lebih mudah serta menghindari terpaan angin ekstrem di atas batas kemampuannya, meskipun turbin angin tersebut didesain mampu bertahan terhadap angin dengan kecepatan 220 km/jam.
RESA juga mengklaim turbin anginnya yang berkapasitas 20 kiloWatt bisa menghasilkan energi listrik sebesar 45.000 kWh per tahunnya. Sayangnya RESA tidak secara jelas menunjukkan berapa persen kebisingan yang dihasilkannya dibandingkan dengan turbin angin lainnya.
resau
Sebuah perusahaan Australia, Renewable Energy Solutions Australia (RESA), belum lama ini berhasil mendemonstrasikan prototip skala penuh turbin angin yang diklaim paling tidak berisik yang pernah ada di dunia. Klaim mereka didasarkan atas desain turbin angin yang mereka buat.
Jika umumnya turbin angin menggunakan tiga bilah rotor, maka Eco Whisper Turbine, turbin angin yang didesain oleh perusahaan itu, menggunakan banyak bilah rotor yang saling dihubungkan dengan dua cincin pada bagian ujung bilah rotor dan di pertengahannya.
eco-whisper-turbinePenambahan jumlah rotor sebanyak 30 buah dengan 2 buah cincin ini, terutama yang berada di paling ujung rotor menurut perusahaan tersebut akan mengurangi bising yang dihasilkan secara signifikan. Desain ini tidak lagi menggunakan ekor untuk mengarahkan turbin berdiameter 6,5 meter tersebut ke arah datangnya angin.
Selain itu, menara setinggi 21,1 meter yang digunakan juga didesain untuk bisa direbahkan mulai dari bagian tengahnya. Tujuannya agar pemeliharaan turbin angin menjadi lebih mudah serta menghindari terpaan angin ekstrem di atas batas kemampuannya, meskipun turbin angin tersebut didesain mampu bertahan terhadap angin dengan kecepatan 220 km/jam.
RESA juga mengklaim turbin anginnya yang berkapasitas 20 kiloWatt bisa menghasilkan energi listrik sebesar 45.000 kWh per tahunnya. Sayangnya RESA tidak secara jelas menunjukkan berapa persen kebisingan yang dihasilkannya dibandingkan dengan turbin angin lainnya.
resau
Quote:
23.Wing 7 Aeronautic Power Plant : Turbin Angin Yang Mirip Pesawat Terbang
Spoiler for Images:
Quote:
Sebuah perusahaan dengan visi jauh ke depan mulai mengembangkan teknologi untuk memanen energi angin di ketinggian jauh di atas 300 meter.
Makani Power, perusahaan yang juga digandeng Google untuk mengembangkan teknologi tersebut kini sudah menghasilkan prototip turbin angin yang mampu memanen energi tersebut di atas ketinggian lebih dari 300 meter.
Ketinggian 300 meter lebih memiliki potensi energi angin yang besar. Karena potensialnya energi angin pada ketinggian tersebut, beberapa perusahaan mencoba mengembangkan turbin angin terbang atau airborne wind turbine. Salah satunya adalah Magenn Power dengan balon udaranya.
Wing-7-Aeronautic-Power-Plant-flying-test
Wing 7 Aeronautic Power Plant sedang dalam uji terbang
Dengan pendekatan yang berbeda, Makani Power dengan dukungan dana dari Google, mengembangkan airborne wind turbine yang benar-benar airborned alias terbang.
Berjuluk Wing 7 Aeronautic Power Plant, turbin angin terbang tersebut selintas mirip pesawat. Bentangan sayap selebar 8 meter dengan bobot 65 kilogram, Wing 7 Aeronautic Power Plant bisa menghaslkan 20 kiloWatt di ketinggian kurang lebih 500 meter dengan kecepatan angin 35 kilometer per jam.
Wing 7 Aeronautic Power Plant menggunakan dua cara untuk memanen energi angin. Yang pertama menggunakan baling-balingnya sebagai turbin konvensional dan yang kedua menggunakan sayapnya yang bisa berfungsi sebagai bilah rotor. Dengan dua cara tersebut, Wing 7 Aeronautic Power Plant mampu menangkap energi angin dua kali lebih banyak dibanding teknologi lainnya.
Makani Power, perusahaan yang juga digandeng Google untuk mengembangkan teknologi tersebut kini sudah menghasilkan prototip turbin angin yang mampu memanen energi tersebut di atas ketinggian lebih dari 300 meter.
Ketinggian 300 meter lebih memiliki potensi energi angin yang besar. Karena potensialnya energi angin pada ketinggian tersebut, beberapa perusahaan mencoba mengembangkan turbin angin terbang atau airborne wind turbine. Salah satunya adalah Magenn Power dengan balon udaranya.
Wing-7-Aeronautic-Power-Plant-flying-test
Wing 7 Aeronautic Power Plant sedang dalam uji terbang
Dengan pendekatan yang berbeda, Makani Power dengan dukungan dana dari Google, mengembangkan airborne wind turbine yang benar-benar airborned alias terbang.
Berjuluk Wing 7 Aeronautic Power Plant, turbin angin terbang tersebut selintas mirip pesawat. Bentangan sayap selebar 8 meter dengan bobot 65 kilogram, Wing 7 Aeronautic Power Plant bisa menghaslkan 20 kiloWatt di ketinggian kurang lebih 500 meter dengan kecepatan angin 35 kilometer per jam.
Wing 7 Aeronautic Power Plant menggunakan dua cara untuk memanen energi angin. Yang pertama menggunakan baling-balingnya sebagai turbin konvensional dan yang kedua menggunakan sayapnya yang bisa berfungsi sebagai bilah rotor. Dengan dua cara tersebut, Wing 7 Aeronautic Power Plant mampu menangkap energi angin dua kali lebih banyak dibanding teknologi lainnya.
Quote:
24. SeaTwirl Tawarkan Terobosan Baru Turbin Angin Lepas Pantai
Spoiler for Images:
Quote:
Turbin angin sumbu horisontal masih menjadi pilihan utama untuk menghasilkan energi angin di lepas pantai. Energi yang dihasilkan langsung didistribusikan ke darat atau kelebihan energinya bisa disimpan dalam baterai. Hanya saja masih banyak energi yang terbuang selama proses tersebut.
SeaTwirlSebuah sistem baru yang masih dalam tahap eksperimen di Swedia bernama Sea Twirl, menggunakan pendekatan lain untuk menyimpan energi angin. Prinsip dasarnya tidak jauh berbeda dengan flywheel, hanya saja sistem yang merupakan turbin angin sumbu vertikal tersebut berada jauh di tengah pantai.
Sea Twirl yang dikembangkan oleh perusahaan, perguruan tinggi dan organisasi di Swedia tersebut terdiri dari empat bagian utama, yaitu 1. rotor, 2. torus ring, 3. bodi pengapung yang berputar serta 4. generator. Putaran rotor akan mengangkat air yang berada di bodi pengapung dan kemudian meneruskannya ke torus ring. Dengan adanya air di dalam torus ring, maka rotor akan tetap berputar meskipun angin berhenti bertiup. Keseluruhan sistem tersebut dipancang dengan menggunakan kawat baja ke dasar lautan.
Prototip dengan skala 1/5 dari skala penuhnya telah sukses diuji coba di Swedia dan menunjukkan hasil yang menjanjikan. Skala penuh yang mencapai panjang 450 meter, menurut para perancangnya mampu menghasilkan 4,5 MegaWatt.
SeaTwirlSebuah sistem baru yang masih dalam tahap eksperimen di Swedia bernama Sea Twirl, menggunakan pendekatan lain untuk menyimpan energi angin. Prinsip dasarnya tidak jauh berbeda dengan flywheel, hanya saja sistem yang merupakan turbin angin sumbu vertikal tersebut berada jauh di tengah pantai.
Sea Twirl yang dikembangkan oleh perusahaan, perguruan tinggi dan organisasi di Swedia tersebut terdiri dari empat bagian utama, yaitu 1. rotor, 2. torus ring, 3. bodi pengapung yang berputar serta 4. generator. Putaran rotor akan mengangkat air yang berada di bodi pengapung dan kemudian meneruskannya ke torus ring. Dengan adanya air di dalam torus ring, maka rotor akan tetap berputar meskipun angin berhenti bertiup. Keseluruhan sistem tersebut dipancang dengan menggunakan kawat baja ke dasar lautan.
Prototip dengan skala 1/5 dari skala penuhnya telah sukses diuji coba di Swedia dan menunjukkan hasil yang menjanjikan. Skala penuh yang mencapai panjang 450 meter, menurut para perancangnya mampu menghasilkan 4,5 MegaWatt.
Quote:
25. Krisis Nuklir Fukushima Dorong Pengembangan Energi Angin di Jepang
Spoiler for Images:
Quote:
Krisis nuklir Fukushima tampaknya memberikan efek positif bagi pengembangan energi terbarukan di Jepang. Setelah sebelumnya Jepang selalu mengandalkan pasokan energi listriknya dari pembangkit listrik tenaga nuklir, kini negara tersebut mulai berpikir untuk lebih mengembangkan energi angin yang menurutnya lebih aman.
Wilayah daratan di sekitar Fukushima yang kini mulai berwarna kekuningan tidak akan menjadi lokasi penanaman menara turbin angin. Selain karena pembangkit jenis ini menghasilkan polusi suara yang tentunya akan mendapatkan tentangan dari masyarakat sekitarnya, masalah perijinan dan tata kota yang ada sudah tidak memungkinkan untuk lokasi menara-menara turbin angin tersebut nantinya.
Solusinya Jepang memilih lautan Pasifik sebagai tempat yang layak bagi turbin-turbin angin. Rencananya negara tersebut akan menggandeng Mitsubishi Heavy Industries, Fuji Heavy Industries dan Japan Steel Works yang telah berpengalaman penuh dalam industri energi angin untuk ambil bagian dalam proyek pembangunan enam buah turbin angin dimana masing-masingnya menghasilkan 2 MegaWatt yang akan dibangun sejauh 20 kilometer dari pantai.
Meski Badan Energi dan Sumber Daya Alam Jepang juga mengetahui kemungkinan akan muncul resistansi dari komunitas nelayan di sekitarnya, tetapi badan tersebut menjamin bahwa energi yang lebih ramah lingkungan akan lebih berarti dan bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
Wilayah daratan di sekitar Fukushima yang kini mulai berwarna kekuningan tidak akan menjadi lokasi penanaman menara turbin angin. Selain karena pembangkit jenis ini menghasilkan polusi suara yang tentunya akan mendapatkan tentangan dari masyarakat sekitarnya, masalah perijinan dan tata kota yang ada sudah tidak memungkinkan untuk lokasi menara-menara turbin angin tersebut nantinya.
Solusinya Jepang memilih lautan Pasifik sebagai tempat yang layak bagi turbin-turbin angin. Rencananya negara tersebut akan menggandeng Mitsubishi Heavy Industries, Fuji Heavy Industries dan Japan Steel Works yang telah berpengalaman penuh dalam industri energi angin untuk ambil bagian dalam proyek pembangunan enam buah turbin angin dimana masing-masingnya menghasilkan 2 MegaWatt yang akan dibangun sejauh 20 kilometer dari pantai.
Meski Badan Energi dan Sumber Daya Alam Jepang juga mengetahui kemungkinan akan muncul resistansi dari komunitas nelayan di sekitarnya, tetapi badan tersebut menjamin bahwa energi yang lebih ramah lingkungan akan lebih berarti dan bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
Daftar Isi :
Lanjutan 6 s/d 9
Lanjutan 10 s/d 12
Lanjutan 13 s/d 15
Lanjutan 16 s/d 18
Lanjutan 19 s/d 21
Lanjutan 22 s/d 25
0
Kutip
Balas