Kaskus

News

madokafcAvatar border
TS
madokafc
Dragon Roar
sebelumnya mohon maaf, ini cuman salah satu tulisan bersambung yang sedang ane buat. Ane pengen tahu reaksi dari agan-agan disini mengenai cerita yang sedang saya buat ini. Btw, terima kasih atas perhatiannya dan kesediannya untuk membaca cerita yang ane buat ini emoticon-Malu (S):emoticon-Malu (S):

Oh ya untuk kesalahan teknis penulisan dalam penyebutan type maupun varian alutsista yang digunakan dalam cerita ini merupakan sebuah kesengajaan yang dilakukan oleh penulis emoticon-Big Grin

Oh iya ini Indeks sementaranya, thanks to agan nanas

INDEX:

It had been started!
Timeline
Timeline-2
Prologue
At Khenh Pranh
At Khenh Pranh-2
At Khenh Pranh-3
At Khenh Pranh-4
From my side
From my side-2
From my side-3
Fighting from the Inside of our hearts!
Fighting from the Inside of our hearts! II
Fighting from the Inside of our hearts! II-2
Fight till the end!
Fight till the end!-2
Fight till the end!-3
The hidden Clouds-1
The hidden Clouds!-2
A doubt!
doubt!!


It had been started!


“Sudah 1230, sekarang sudah saatnya kita bergerak, siapkan perlengkapan kita dan jangan lupa cek kembali arah dan tujuan kita juga cek-poin yang nanti harus dilewati” kata Major Lintang kepada anak buahnya “Ok, kompi Antara dan Batara! Sekarang saatnya kita maju serbu dan jangan pernah mundur, seraang!” lanjut Major Lintang dengan berteriak lantang kepada pasukannya. Sontak mulai bergeraklah kompi tank Antara dan Batara dari Batalyon Kavaleri Badak Cula 1, Divisi Armor ke 3, TNI AD. Pergerakan lebih dari 20 tank berat jenis Leopard 2A6 itu menggetarkan bumi, seakan tidak cukup gemuruh yang dihasilkan dari MBT-MBT itu, mulai bergeraklah kendaraan-kendaraan lapis baja IFV lainnya yaitu Marder MI, dan Anoa 2 NE yang jumlahnya lebih dari 40 unit.

Dibelakang mereka berderap maju juga artileri swa-gerak Pzh 2000 yang gerakannya dibarengi oleh SPAA Marksman 2. Setelah beberapa saat, para Leopard itu mulai melakukan maneuver penembakan sambil bergerak kearah sasaran, tidak berapa lama kemudian situasi mulai semakin menegangkan setelah 4 buah Su 34 melakukan tembakan dukungan kearah target yang berada di balik bukit Tamiang. Seketika itu juga area perbukitan yang tadinya hijau bagaikan batu giok kaisar China berubah menjadi lautan api, ya! Menjadi lautan api karena para Su 34 itu melepaskan tangki-tangki yang berisi napalm dan dapat dibayangkan betapa dahsyatnya pemandangan itu bagi para prajurit yang melihatnya.

“ Koordinat target sasaran telah ditetapkan, 1545 sektor 2 tembakan munisi HE, sekarang!!” Major Lintang meminta operator radio untuk meminta dukungan tembakan artileri untuk membuka gerakan maju pasukannya. Pzh 2000 itu menghentikan gerakan mereka, dan mereka mulai mengarahkan ujung barel meriam mereka kearah sasaran dan …. Bum-bum suara menyalak dari meriam 155 mm mulai menggemuruh kearah sasaran yang berada di balik perbukitan Tamiang. Setelah artileri barrage yang berlangsung selama 20 menit itu berakhir, Mayor Lintang berkata, kepada anak buahnya “Lanjutkan penyerbuan sekarang! Saya ingin sebelum adzan ashar berkumandang pusat pertahanan musuh sudah kita hancurkan!”.

Dan tank-tank serta kendaraan lapis baja lainnya pun melanjutkan kembali pergerakan mereka yang tadi harus dihentikan sementara untuk menunggu bantuan penembakan dan Close Air Support untuk melemahkan kekuatan musuh yang disinyalir cukup kuat untuk memberikan ancaman bagi Batalyon Badak Cula 1. Singkat kata pada 1428 pertahanan musuh sudah hancur dan seluruh wilayah bukit Tamiang dan sekitarnya telah berhasil dikuasai dan diamankan oleh para prajurit TNI AD.

“Alhamdulilah, latihan ini berjalan lancer dan target berhasil dikuasai tepat pada waktunya dan dapat diasumsikan korban dipihak kita juga sangat sedikit, bagaimanapun juga latihan ini merupakan bukti penting kemajuan doktrin dan kesiapan para prajurit kita dilapangan!” kata Jendral Fairuz Rustam dihadapan sejumlah wartawan yang meminta keterangan sehubungan dengan diadakannya latihan taktis TNI AD tersebut.

“… dan juga ini menunjukan tekad dan kebulatan tekad kita untuk melindungi keutuhan NKRI beserta warga Negara Indonesia dan seluruh kepentingan nasional kita, sehingga tidak akan ada lagi Negara yang berpikir untuk mengusili kita..” sambungnya sambil diiringi oleh gelak tawa dari para wartawan.

“Apakah TNI AD saat ini telah memiliki kemampuan dan kesiapan untuk melakukan semua tugasnya dengan baik?” Tanya seorang wartawan wanita kepada sang jendral

“Saya kira demikian, dengan perbaikan doktrin dan akuisisi alutsista dalam sepuluh tahun terakhir ini saya kira TNI secara keseluruhan telah menjadi jauh lebih baik dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, dan saya berpendapat bahwa TNI saat ini adalah TNI yang terkuat dalam sejarah Indonesia modern sejak hari lahirnya hingga hari ini!” Jawab jendral Fairuz sambil tersenyum

Ternyata semua itu merupakan bagian dari latihan gabungan TNI di kepulauan Natuna, diperkirakan lebih dari 48 ribu prajurit TNI dari tiga matra kekuatan yang ada diturunkan dalam latihan gabungan yang biasanya diselenggarakan setiap dua tahun sekali tersebut. Dalam latihan tersebut AD menurunkan sekitar 350 MBT yang terdiri dari Leopard 2A6 dan T 90, lebih dari 280 IFV dan ratusan artileri berat pendukung lainnya. Sementara itu kostrad menurunkan brigade elang dari divisi dua linud-nya sebagai pasukan pemukul awal untuk mempermudah operasi pendaratan bagi marinir AL.

Sementara itu TNI AL menerjunkan sekitar 72 kapal perang besar permukaan mulai dari Java Class destroyer (berdasarkan King Sejong Class destroyer), Medan Class Destroyer (berdasarkan Slava Class drestroyer), Tri Sutrisno Class LHD (berdasarkan Dokdo Class LHD) serta belasan fregat dari type SIGMA frigate (perbesaran dari SIGMA class corvette) dan puluhan corvette lainnya. TNI AL juga mengerahkan 18 Makassar class LPD, 48 LST dari Class Ambaeni dan puluhan kapal support logistic lainnya. Dalam latihan tersebut sekitar dua brigade pasukan mariner juga ikut diterjunkan sebagai pasukan pembuka yang bertugas untuk mengamankan garis pantai dan sekitarnya dalam rangka menyiapkan landasan pendaratan bagi pasukan angkatan darat.

TNI AU mengerahkan sekitar 96 pesawat yang diambilkan dari berbagai skuadron udara, diantaranya yang menarik adalah kesertaan IF 2000 yang merupakan pesawat tempur terbaru hasil kerja sama dengan Korea Selatan. Sementara itu kekuatan lainnya berasal dari Wing tempur 1 Elang Khatulistiwa yang terdiri dari pesawat-pesawat tempur Su 35 bm dan F-16 , lalu ada lagi skuadron intai dan pengindraan yang menggunakan pesawat C 295, belum lagi skuadron-skuadron pembom dan serangan darat taktis yang terdiri dari Su 34 MI dan Tu 22 MKI dan juga skuadron angkut dan logistic yang didukung oleh pesawat-pesawat Hercules dan C 295.

Latihan gabungan di akhir tahun 2019 ini merupakan latihan gabungan terbesar yang pernah diadakan oleh TNI sepanjang sejarahnya. Saat ini bangsa Indonesia dengan kemajuan ekonomi dan kestabilan politiknya berhasil menjelma menjadi sebuah bangsa terbesar dan terkuat kembali di Asia Tenggara sebuah bangsa besar yang menjadi panutan dan pemimpin bagi negara-negara lainnya di kawasan. Akan tetapi, dalam beberapa tahun kedepan bangsa Indonesia akan mengalami sebuah tragedi dan bencana yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya, begitu juga bagi seluruh bangsa-bangsa di Asia Tenggara dan Pasifik. Pasifik, yang berarti "lautan teduh" tidak akan menjadi sebuah samudra teduh untuk kedua kalinya sepanjang sejarah umat manusia...
seventhson007Avatar border
seventhson007 memberi reputasi
1
81.9K
366
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
Militer
KASKUS Official
20.4KThread10.5KAnggota
Tampilkan semua post
madokafcAvatar border
TS
madokafc
#101
The hidden Clouds!
Aku lalu melihat-lihat foto-foto satelit yang dilampirkan dalam surat perintah tersebut, tampak jelas bahwa pasukan PLA yang mempertahankan garis pertahanan tersebut masih sangat kuat sekali posisi mereka disana. Aku melihat barisan bangunan yang seperti bunker beton yang telah dipertebal dengan lapisan baja pelindung, yang aku herankan dari PLA ini adalah kemampuan konstruksi militer mereka yang luar biasa hebatnya dan cepatnya. Mereka membuat jaringan dan system pertahanan sekuat dan seekstensif Li Guang line hanya dalam waktu kurang dari dua minggu saja, dimana proyek konstruksinya langsung dimulai setelah mereka berhasil memperoleh Air Superiority pasca battle of Chiang Mai tanggal 14 April yang lalu.

Foto dengan high resolution dan perbesaran hingga 40 cm yang menjadi lampiran dalam surat perintah kami tersebut memuat banyak sekali fakta dan data akurat mengenai kekuatan prajurit-prajurit PLA sesungguhnya yang ditugaskan mempertahankan garis pertahanan tersebut. Mereka menempatkan ribuan S-60 copy AA 57mm, ada sekitar 24 batterai rudal SAM, lalu masih ada lagi ribuan canon ZSU 23 mm, PLA juga menempatkan beragam konvensional weapon lainnya dalam jumlah massif untuk mempertahankan line tersebut.

Akan tetapi, aku melihat sebuah amplop dengan tulisan dan kode A1 diatasnya dan tertulis hanya atas namakulah baru boleh membukanya. Akupun membukanya, didalam amplop itu aku hanya menemukan dua buah foto pencitraan satelit juga. Foto-foto itu memperlihatkan rangkaian truk berat pengangkut milik PLA dengan beberapa buah crane besar yang ditempatkan disamping kedua kendaraan pengangkut superberat tersebut. Tampaknya truk-truk itu berada disamping sebuah bangunan yang berfungsi sebagai HQ bagi pasukan PLA yang ditugaskan untuk mejaga line tersebut yang terlihat jelas dari bentuk dan perbedaannya dengan bangunan-bangunan lainnya yang ada didalam foto-foto sebelumnnya.

Yang aku herankan kenapa “mereka” melingkari truk-truk tersebut dengan tanda merah menyala, dan akupun menemukan sebuah surat perintah yang lainnya yang ternyata terselip didalam amplop tersebut, aku membacanya dengan hati-hati. Disana aku menemukan tanda tangan dari Mayor Jendral Aris Sudarmono sebagai kepala pelaksana operasional sekaligus penanggung jawab operasi militer dan Presiden Ahmad Subardja. Setelah membaca surat itu dengan jelas dan mengerti maksudnya aku hanya bisa menghela nafas panjang dan berkata dengan pelannya “Gila, mereka sudah gila ini akan berakhir buruk…”

Sementara itu disisi kanan dan kiri kami mulai terlihat pemandangan menyedihkan tentang apa yang bisa disebut sebagai neraka dunia. Bangunan yang hangus terbakar, ratusan hektar ladang dan sawah yang menghitam karena terbakar, lubang-lubang besar yang menganga ditanah bagaikan bumi ini memiliki bopeng besar, gelombang pengungsian penduduk sipil yang berduyun-duyun bergerak kearah selatan menuju Thailand, Kambodja dan Malaysia. Sebaliknya dijalanan yang menuju kota Vientienne terlihat barisan panjang mesin-mesin perang dan prajurit dari pasukan koalisi yang mencapai lebih dari lima puluhan kilometer panjangnya. Ribuan MBT, ratusan ribu prajurit, ribuan APC dan IFV, ribuan artileri sedang dipersiapkan untuk menggempur Li Guang line.

Beberapa saat kemudian sebuah helicopter Mi-35 PV mendekati helicopter yang kutumpangi, dalam jarak yang cukup dekat aku dapat melihat pilotnya member salam hormat kepadaku, akupun member salam hormat juga kepadanya dan selanjutnya ia memacu helikopternya tersebut meninggalkan helicopter yang kutumpangi ini. Dibelakangnya, terlihat jelas puluhan AH-64 D Longbow dan Hind lainnya membuntuti Mi-35 PV yang pilotnya barusan member hormat padaku tampak jelas mereka sedang menuju kesuatu lokasi pertempuran suatu hal yang terlihat dari betapa dipersenjatainya helicopter-helikopter tempur tersebut.

Dari kejauhan aku melihat Vientienne, dari tengah-tengah kota tersebut terlihat asap hitam yang membumbung tinggi ada dimana-mana. Aku lalu melihat beberapa buah cahaya api yang khas ditimbulkan oleh ledakan AA gun AA artileri diudara, juga lesatan rudal SAM dari kota tersebut. Lalu aku mulai menyiapkan anak buahku dan helicopter-helikopter yang membawa kami satu persatu mulai turun kepermukaan tanah dan menurunkan muatannya. Kami sudah tiba di Bandara Internasional Wattay yang menjadi Forward Operation Base bagi pasukan Koalisi yang tergabung dalam UN Task Force 44 dibawah pimpinan Admiral Sharan Kumar, seorang perwira tinggi keturunan India yang mengabdikan hidupnya untuk SAF. Akupun turun dari helicopter yang kutumpangi barusan dan disambut oleh Let.Kol Inf. Didik Haryanto…

“Lapor!!Kami sudah siap untuk diberangkatkan dan maju kemedan tempur sesegera mungkin pak, sesuai dengan perintah anda!” serunya dengan sangat bersemangat, sementara dibelakang sang Let.Kol telah berbaris rapih sekitar 4800 prajurit yang terdiri dari brigade 2 dan 4 kavaleri udara dari Kostrad. Dan aku pun mulai memandangi wajah-wajah prajurit-prajurit tersebut sambil tersenyum lebar dan bangga.

“Anak-anak, sekarang sudah saatnya, siapkan diri kalian! Kita akan beraksi malam ini!” Kataku dengan kencang dan penuh semangat kepada seluruh pasukanku yang sedang berbaris tersebut yang disambut dengan yel-yel dari korps kami dan teriakan hurrah yang begitu keras dan bersemangat. Kejadian itu membuat seluruh prajurit koalisi dari Negara lainnya yang ada di base ini langsung melihat kearah para prajurit-prajurit muda Indonesia yang membanggakan ini.

"Ini saatnya untuk kita, Divisi satu Kavaleri Udara KOSTRAD untuk membuat sejarah baru! Bagi kita! Bagi Korps! Dan bagi Bangsa dan Negara Indonesia!" teriakku kepada mereka dengan sangat bersemangat

“Hidup Indonesia Raya! Merdeka! Merdeka!” teriak para prajurit itu membalas seruanku dengan suara yang membahana begitu kencang dan saking bersemangatnya mereka

“Merdeka! Indonesia Raya! Indonesia Jaya!” lanjut mereka berteriak sambil mengacung-acungkan rifle mereka keudara

“Jendral Ilham Syarif, mohon maaf mengganggu anda! Admiral Sharan Kumar meminta anda untuk bertemu beliau, ini sehubungan dengan misi pasukan anda nanti malam!” seru seorang perwira berkebangsaan Melayu yang datang dan mendekatiku dari belakang

“Baik! Sampaikan padanya aku akan segera menemuinya!” Jawabku
Aku pun segera menyampaikan salam penutup dan memberikan kata-kata pemacu semangat kepada seluruh prajuritku sebelum aku bergegas meninggalkan lapangan dan mengikuti perwira Malaysia itu menuju Markas Komando untuk menemui Admiral Sharan. Seiring dengan mulai datangnya petang dan mega yang memerah diufuk barat, aku merasa bahwa segalanya tidak akan berjalan terlalu lancar kali ini, aku hanya berharap bahwa itu semua adalah firasatku belaka saja…
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.